NovelToon NovelToon
Cinta Naira

Cinta Naira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nelis Rawati Siregar

Sudah di zaman kapan ini masih ada kata "dijodohkan"....
Wah.... ternyata orangtua ku masih sejadul itu, dan juga kenapa coba harus aku???
Abang dan juga kakak ku bahkan adik ku memilih pasangan hidupnya masing-masing...
"Ya Bu nanti aku pulang untuk makan malamnya''..." gitu dong anak ibu" jawab ibu diseberang telpon...
Bagaimana kisah cinta Naira apakah jadi berjodoh dan bahagia????
Yuk baca ceritanya.....
Maaf y masih karya pertama...
Mohon kritik yang membangun dan yang baik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelis Rawati Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Bandung 6 bulan yang lalu

Setelah mengudara lebih dari 3 jam dan menempuh perjalanan darat dari Tol Cisumdawu 1 jam 35 menit akhirnya Bima sampai di rumah kedua orangtuanya. Rumah orang tua Bima berada di kecamatan Arcamanik, kelurahan Sukamiskin. Setelah mengucap salam Bima masuk disambut oleh Bunda. Menyalami dan mencium punggung tangan Bunda, Bima langsung rebahan di sofa.

" Kamu kenapa?", Bunda bertanya. "Pusing Bun, pengharum mobil taxi yang tadi Bima naikin bikin eneg Bun", Bima beralasan. "Kamu istirahat sana di kamar biar seger, nanti sore jadi kamu perusahaan?", Bunda bertanya. "Jadi Bun, kisaran setengah 3 aku berangkat, klau gitu mana tahu Bima ketiduran Bunda bangunin ya", Bima bangkit dan masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan dapur. Bima pun tertidur setelah mengganti bajunya agar lebih nyaman beristirahat. Bima kembali perlahan membuka mata ketika mendengar bunyi suara handphone yang terletak diatas nakas. Bimo melihat si pemanggil ternyata adalah Ririn. "Hai, udh di Bandung?", tanya Ririn. " Udah, ni lagi mau siap-siap ke perusahaan mau cek perkembangan dulu. Jam berapa kamu udah kosong say?", Bima bertanya kepada Ririn. Bima memang sudah memberi kabar kepada Ririn bahwa ia akan ke Bandung. "Kayaknya Jam 5 aku udah kosong, Bim, ketemu dekat kafe kampus aja ya nanti aku kabarin lagi kali udah mau keluar dari kampus", Ririn memberikan gambaran keadaannya. "Baiklah", Bima menjawab "aku tutup telpon nya ya say". "Ok", jawab Ririn. Panggilan pun terputus. Setelah panggilan terputus Bunda langsung masuk dan menghampiri Bima. "Jadi dia perempuan yang kamu ngasih jawaban ambigu ke Bunda waktu di Medan Bim?", Ibu menatap kearah Bima. Bima menunduk, Bunda berkata lagi" Bunda butuh jawaban Bim". Akhirnya Bima buka suara, "iya Bun". "Sudah berapa lama Bim?", pertanyaan kedua. "Sudah 5 tahun Bun", Bima berusaha jujur. Karena sudah bisa dipastikan bunda tentu mendengar percakapan yang terjadi antara aku dan Ririn. "Kenapa nggak pernah dikenalin ke Bunda Bim?"

"Modelan orangnya gak mau dikenalkan sebelum resmi akan dilamar, Bun. Bima ada niatan melamar dia dari tahun lalu, namun ketika Bima berbicara kearah yang serius dia bilang belum siap Bun, karena masih menyelesaikan pendidikan magister Bu sebagai salah satu persyaratan untuk jadi dosen. Cita-cita dia itu jadi dosen Bun. Sekarang dia lagi ngerjakan tesis Bun. Kalau tidak ada hambatan yang berarti maka akhir tahun ini dia akan wisuda Bun. Dia minta waktu sampai siap sidang aja Bun. Setelahnya dia betul-betul siap untuk menikah ", Bima menyudahi penjelasannya.

"Besok ajak dia ketemu makan malam dengan Bunda dan Ayah di restoran kita biasa ngumpul", putus Bunda nggak terbantahkan.

" Baik Bun", Bima pun berharap semoga aja Ririn besok bisa memenuhi undangan Bunda. "Bima siap-siap dulu ya Bunda mau ke perusahaan dulu", Bima pun bangkit dari duduknya diikuti oleh Bunda juga beranjak keluar dari kamar Bima. Sesampainya di perusahaan Bima langsung menuju ruangannya. Dia berjalan dan diikuti oleh Rico orang kepercayaan Bima. Rico ini adalah adik kelas Bima sewaktu SMA. Mereka sama-sama menyukai bidang desain. Mulai dari sekolah mereka sering mengikuti perlombaan desain. Rico pun memberikan laporan bulanan selama dua bulan ini mulai dari progres, pendapatan, hutang bahkan daftar gaji karyawan. Jumlah karyawan sekarang disini total ada 20 orang.

Bima pun mulai serius mulai memeriksa semua berkas bekas yang diberikan oleh Rico. Tanpa Bima sadari waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore namun belum ada tanda-tanda Ririn mengirim lokasi tempat mereka bertemu. Ketika Bima lagi ngetik menanyakan keberadaan Ririn, tiba-tiba Ririn ngechat, Yang sepertinya aku telat 15 menit ini tiba-tiba ada Konsul dari Dosen pembimbing karena Senin beliau berhalangan. Lokasinya dekat kampus aja ya Yang. Terimakasih. Love you.

Bima menghela nafas membaca chatan Ririn. Salah satu resiko LDR ya begini susah jumpa padahal kalau dipikir-pikir mereka lagi ada di satu kota tapi menyamakan timing untuk ketemuan itu sungguh tidak mudah. Akhirnya Bima membalas baiklah. Love you too, Bima mengirim balasan dah hanya di centang satu. Bima pun bersiap untuk menuju Caffe Bene Dag**o**. Supaya Ririn gak terlalu jauh menuju ke kafe Bima pilih yang dekat dengan kampus aja. Sesampainya di Caffe Bima menuju pojokan sebelah kiri agar tidak terlalu menunggu pengunjung karena Bima masih belum pasti menunggu berapa lama. Tapi Ririn gak terlalu telat sampai di cafe. Bima menunggu ada sekitar 10 menit. Bima melihat Ririn buru-buru jalan menuju ke tempatnya. Bima menyambutnya dengan sebuah senyuman, Ririn langsung memeluk Bima, "kangen banget sama kamu", Bima mengelus puncak kepala Ririn sambil melepaskan pelukan mereka. "Cepat juga kamu keluar", Bima berujar. Ririn menjawab "aku mencoba fokus biar cepat". "Udah makan belum?", Bima bertanya, "aku pesen dessert aja", Bima pun memanggil pelayan untuk memesan makanan buat Ririn.

"Bagaimana perkembangan Tesis kamu", sejauh ini masih aman Yang gak ada masalah". "Besok Bunda ngajak kamu makan malam, kamu ada waktu luang kan sayang?", Bima langsung mengatakan keinginan Bundanya. "Lho kok Bunda ngajak makan malam Yang?", Ririn bertanya heran. "Apa kamu udah cerita sama Bunda tentang kita?", tanya Ririn. Bima menjawab, " secara garis besar sudah, juga Yang besok jangan pakai pakaian yang terbuka ya Bunda kurang suka.

"Baiklah besok kamu jemput aku", Ririn akhirnya menyetujui. Bima tersenyum senang mendengar jawaban Ririn. " Ok kalau gitu pulang yuk, kamu bawak mobil, Bima bertanya. "Ya aku Bawak mobil kok, ya udah kita pulang yuk", Ririn pun bangkit dan berjalan meninggalkan kafe..

1
Isra
ini lagi proses
aLink sword
kok udah gak ada lanjutan nya
filzah
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Isra: saya juga
total 1 replies
Vivi imut i love you
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Isra: terimakasih atas atensinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!