NovelToon NovelToon
Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Kaya Raya / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Di Persingkat Saja DPS

Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bentrokan antara Devina dan Karina

Di sini aku bingung harus bagaimana.

Mau marah juga bagaimana? Yang ada nanti aku yang di marah-marahi olehnya.

"Haahhh... Kalian aturlah sendiri. Aku mau makan!" Aku tidak mau terlibat lebih lama dengan mereka jadi aku pergi meninggalkan mereka.

"Eh?...  Kamu serius tidak mau membelaku!?" Ia berteriak dengan dramatisnya.

Aku tidak sedikit berhenti atau menoleh dan lanjut melangkah tanpa henti menjauhi kelas itu.

Beberapa detik setelah aku pergi dan di kelas itu hanya ada dua orang itu saja suasana di antara mereka sempat jadi sunyi.

Sebelum akhirnya Devina berkata dengan ekspresi wajah yang berubah drastis.

"Hey... Aku tidak akan menganggap kejadian kali ini dengan syarat kau menjauh dari Raihan karena dia adalah incaranku!" Tatapannya hampir saja seperti si Karina.

Tatapan tajam yang penuh dengan ancaman.

"Atas dasar apa kau bisa mengatakan hal semacam itu? Dan kenapa juga aku harus menuruti perkataanmu?!..." Ketika Karina bicara ia seketika terdiam.

Karena Devina menodongkan sebuah senjata tajam kecil tepat ke tenggorokannya.

Entah datang darimana senjata itu tapi suasana yang tadinya hanya pertengkaran remaja kini berubah menjadi sangat mencekam.

"... Apa maksudnya ini?..." Masih dengan penuh ketenangan Karina bertanya pada Devina.

"Hanya sebuah peringatan. Kalau kau tidak menjauh dari Raihan maka pisau ini akan mengoyak lehermu!" Dari raut wajah dan tatapan dinginnya Devina sepertinya serius.

Dan hal itu di sadari oleh Karina.

"Begitu... Artinya kau berencana bermusuhan denganku!" Karina tiba-tiba bergerak mencengkram tangan Devina.

Tangan Devina di hentakkan ke meja hingga senjatanya terlepas kemudian Karina menyerang dengan sikutnya.

Duggg!!

".... Lumayan!" Serangan itu di tahan dengan satu tangan oleh Devina.

Karena cukup terkejut hingga alis matanya terangkat sejenak sebelum akhirnya Karina makin serius.

Pada saat keduanya hendak saling menyerang dengan serangan serius, tiba-tiba...

"Apa yang kalian lakukan!?" Aku muncul tiba-tiba hingga dia perempuan itu langsung diam membeku.

"Aku cuma pergi sebentar dan kembali untuk mengambil air yang ketinggalan tapi selama aku pergi kalian malah berkelahi!" Aku menghampiri mereka bersamaan mereka yang saling mendorong.

"Kanapa kalian berkelahi?!" Aku bertanya dengan tega dengan alis berkerut.

"Dia yang mulai duluan menyerang, aku cuma membela diri!" Ucap Devina secara langsung sambil menunjuk ke arah Karina.

"Jangan memutar balikan fakta. Tadi yang menyerang duluan adalah anda tapi pada orang lain anda berlagak jadi korban!" Karina berkata dengan alis yang berkerut juga.

Keduanya cek-cok lagi.

Aku yang muak dengan mereka refleks berteriak membentak. "Diamm!!" Keduanya langsung kicep dan menatapku.

"Kalian berdua ini perempuan. Bisa-bisanya kalian berkelahi seperti masalahnya tidak bisa di selesaikan dengan berbicara saja!"

"Perbuatan yang kalian lakukan itu sangat tidak pantas tahu tidak!?" Keduanya hanya bisa diam ketika aku memarahi mereka.

Selama beberapa saat aku menasehati mereka berdua dimana pada saat itu mereka hanya diam mendengar.

Saling geramnya aku pada mereka aku sampai lupa untuk makan hingga waktu istirahat tiba-tiba sudah berakhir saja.

Jadinya aku tidak jadi makan.

Sepulang sekolah jalan bersama si Karina karena rumah kami searah yang mana dalam perjalanan pada awalnya kami berdua hanya terdiam.

Tapi ketika sudah sampai rumah si Karina dan kami hendak berpisah ia tiba-tiba berkata padaku dengan serius.

"Hati-hati dengan cewek tadi, dia bukan orang biasa!" Ucapnya dengan nada yang misterius hingga aku menaikkan alis mataku sebelah.

"Apa yang kamu maksud dia itu anak orang kaya atau pejabat?... Kalau itu aku sudah bisa tahu karena banyak yang membicarakannya juga!"

"... Bukan itu, ada hal lain... Tapi mungkin sebaiknya kamu tidak tahu saja untuk sekarang!" Setelah itu ia tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya.

"... Apa coba!?..." Aku hanya bisa pulang sambil geleng-geleng kepala.

Ada kalanya aku berpikir kalau si Karina itu suka ngehalu membayangkan yang aneh-aneh.

Sementara itu di dalam rumahnya si Karina langsung duduk di sofa di tengah-tengah ruangan kemudian memasang wajah yang serius.

Dan tiba-tiba saja ia berkata seakan bicara pada seseorang. "Kalian sudah lihat orang itu bukan? Cari latar belakang dia sebenarnya!"

Tiba-tiba seseorang muncul dari belakang dan mengangguk pelan. "Baik nona!" Setelah itu orang misterius itu hilang.

Di sisi lain hal yang sama di lakukan oleh si Devina ketika dia tiba di rumahnya ia memanggil beberapa orang misterius.

"Cari tahu latar belakang orang yang berkonflik denganku di sekolah tadi secara menyeluruh!" Dengan dingin ia berkata pada anak buahnya.

"Baik nona!" Mereka langsung pergi menjalankan tugas dari majikan mereka.

Dua perempuan misterius ini kemudian duduk dengan wajah yang serius dan bergumam secara bersamaan.

"Mari kita lihat latar belakang apa yang kau punya sebenarnya!" Dengan serius mereka berkata secara bersamaan.

Kita berpindah ke tempat lain yaitu bandara.

Di sana terlihat ada sekelompok orang berjas hitam berjalan di belakang seorang perempuan yang sangat cantik.

Orang ini adalah tangan kanan dari orang yang mengincar cincin hitam itu.

Sambil berjalan ia kemudian menghubungi seseorang dan berkata secara singkat. "Aku sudah tiba di sini jadi pastikan sambil aku di kantormu!"

Panggilan langsung di tutup setelah beberapa kata itu.

Siang berganti menjadi sore.

Pada waktu itu aku tengah bermain bola dengan para santri seperti biasa.

Tidak ada hitung-hitungam gol di sini karena menang dan kalah tidak penting.

Yang penting itu cuma main.

Setelah lelah berlarian mengejar dan mengoper-oper bola kami istirahat karena sudah sore juga.

Semuanya duduk sejenak sambil minum air putih yang tersedia.

"Ngomong-ngomong apa kamu sudah tahu kalau besok kita akan pergi Raihan!" Aku yang tengah minum di tanya oleh kakakku.

"Pergi kemana?..." Aku bertanya balik setelah minum.

"Kamu lupa ya? Kakak kamu akan pulang setelah belajar agama di luar negeri jadi kita akan menjemputnya besok!" Baru aku teringat.

"Oh. Benar juga!"

"Tapi memangnya harus ya kita jemput!?" Entah kenapa pertanyaanku tadi membuat kakakku terlihat marah.

"Kamu ini gak punya hati sekali. Kakakmu baru pulang dan kami suruh dia kembali ke sini sendirian?"

"Pokoknya kamu harus siap-siap pagi-pagi besok karena kita akan menjemput dua saudara kita di bandara!" Aku mengangguk dan menuruti perkataannya.

Tak lama dari kejauhan aku melihat ada seseorang yang cukup mencurigakan terlihat memantau ke arah pondok pesantren kami.

"... Itu orang kayak sedang mengamati sesuatu deh Mas!?" Kakakku langsung melihat ke arah yang sama yang aku lihat.

Setelah di amati kakakku yakin kalau orang itu memang sedang mengamati sesuatu.

"Iya. Dia kayaknya sedang mengamati sekitarnya sini!" Kami berdua saling menatap untuk sesaat sebelum kami bangun dan menghampiri orang yang mencurigakan itu.

"Maaf pak. Apa ada yang bisa saya bantu?!" Kakakku bertanya dengan ramah pada orang yang baru datang itu.

Orang yang ada di hadapan kami terlihat seperti seorang pengusaha dimana dia memakai pakaian rapih dan kacamata hitam.

"Tempat ini cukup strategis untuk di bangun usaha. Apa pemilik tempat ini punya niatan untuk menjual tanah ini!?" Baik aku dan kakakku terkejut.

Kami berdua saling menatap untuk sesaat sebelum akhirnya menjawab. "Tidak pak. Tempat ini tidak di jual!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!