robi lihat jodohku calon masa depan gw. menunjuk ke arah cowo berseragam SMA
yang mana ege di sana banyak orang. Lo masih bocil aja udah jodoh jodoh segala. robi menoyor kepala puri.
puri tertawa di atas sepedah miliknya.
ayo balik bentar lagi mau ujan udah gelap. ajak Robi.
jangan tinggalin gw rob rob. ucap puri namun sebelum dia mengayuh sepedanya dia menoleh kembali ke arah anak cowo yang berseragam SMA itu.
kan katanya ucapan adalah doa maka dari itu gw mau ucapin itu biar nanti jodoh gw kaya dia kalau bisa dia aja tuhan.ucapnya dalam hati puri.
pagi hari yang cerah menyilaukan setiap mata yang melihatnya begitu pun dengan mata puri yang begitu terpesona dengan ke wajah rupawan sang anak laki laki yang dia sebut jodohku.
tutup mulut Lo laler masuk.robi menutup mulut puri dengan tangannya
sialan Lo mana ada laler di sini. lagian bibir gw nga terbuka juga. puri memukul lengan Robi
lagian Lo dari tadi liatin Mulu tuh cowo kenapa. tanya Robi
cowo itu yang gw maksud. ucap puri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tyzi4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
6 bulan berlalu...
kini semua murid tengah melaksanakan ulangan semester.
Setiap kelas nampak sunyi senyap. Semua murid tengah pokus pada ulangannya. Karena hari ini, hari terakhir bagi mereka semua mengerjakan ulangan semester.
Robi yang tidak belajar karena males pun tengah menoleh kiri dan kanan mencari sumber sumber kehidupan pada kertas ulangan miliknya
berbeda dengan puri yang asik dengan pena miliknya, dia mengerjakan ulangan nya dengan santai mengisi semua, setiap lembar soal.
Robi yang melihat puri nampak santai, mencoba memanggil namun puri tidak menoleh sedikit pun.
" si bangke... otak gw udah mentok." saat tengah bergerutu Robi menoleh ke kanan dia melupakan ada anak pintar di sebelahnya.
" cantik... Sut.. Sut.. Sut..." goda Robi.
" mela cantik, swiittt switt..." goda Robi.
Mela pun menoleh dan tersenyum. Robi pun membalas senyumnya. " cantik gw lihat jawaban Lo dong."
" nomor berapa..." balasnya pelan sama seperti Robi
Robi menulis di telapak tangannya nomor mana saja yang belum dia isi. Setelah itu dia tunjukan pada Mela.
Mela pun memberikan jawaban miliknya pada Robi dengan senang hati.
Dengan semangat juang 45 Robi menyalin semua jawaban yang di berikan oleh Mela. Setelah selesai Robi mengirim tanda love pada Mela.
Membuat Mela tersipu malu, bahkan dia terlihat salting di tatap oleh Robi.
Karena sudah mengisi semua, Robi kini terus saja menggoda mela membuat sang cewe malu malu tapi mau.
Karena terlalu berisik membuat guru menegur. " kalau sudah selesai silahkan kumpulkan, kalian boleh pulang."
" ayo beb kita kumpulkan terus kita pulang." ucap Robi mengajak Mela
Mela bergeleng kepala. " kamu duluan aja, aku masih harus di koreksi lagi takut ada yang terlewat."
" emang beda kalau anak pintar, calon ibu masa depan." ucap Robi pergi untuk mengumpulkan.
" gw duluan.... Kalo Lo belum selesai dalam waktu 3 menit gw tingal." ucap Robi saat melewati puri.
Puri membalas ucapan Robi dengan meledeknya, puri menjulurkan lidahnya dan menggoyangkan kepalanya.
Robi yang sudah di depan pintu pun melepaskan pensilnya tepat ke atas kepala puri.
" aiiisssshhhh.... Sialan Lo, awas aja. Hmmm." puri memberikan jari telunjuknya.
Mereka saling tatap dari kejauhan, puri yang masih kesal mengambil pensil itu mematahkannya menjadi dua dan dia lempar ke arah Robi.
" puriii..... Kumpulkan, jangan berisik." perintah sang guru.
" iya pak." jawab puri berdiri dan membawa kertas miliknya.
puri pun berjalan santai, saat di depan Robi pensil yang di pegang di tusukan ke arah lengan Robi.
" awww.... Sialan Lo." ucap Robi
" mampus...."
puri berlari dari sana dan Robi pun mengejar.
Suara bel kini menggema semua murid mulai berhamburan. Sedangkan puri dan Robi kini tengah memegang es cekek di kantin.
" anjir baju gw kotor gara gara Lo." ucap Robi
" kenapa nyalahin gw, Lo yang kepeleset Napa jadi gw yang di salahin." balas puri.
" kalo Lo nga lari ke situ gw pasti nga bakalan jatoh Oneng." Robi menoyor kepala puri.
" heh Bolot, gw aja nga jatoh. Berarti Lo kebanyakan dosa makanya nginjek tuh bekas jajanan." ucap puri mengibas ngibas sebelah tangannya karena panas.
" sialan Lo, yuk balik." ucap Robi menarik lengan puri.
" dari mana Lo...." tanya Neni
" dari kantin." Ucap keduanya.
Tiba tiba saja Neni tertawa. " Lo abis kecebur got dimana, udah mah kotor basah lagi."
" nih gara gara si curut nih, baju gw kotor." ucap Robi
" diiihhhh.... Napa masih salahin gw, Lo yang salah, makanya punya mata tuh di pake." ucap puri.
Sampai di parkiran Robi membuka bajunya dan menyuruh puri untuk memegang baju miliknya.
" ih ogah banget gw suruh pegangin." puri melemparkan kembali pada sang pemilik
Robi pun menggulung bajunya dan memasukan dalam saku celananya. Karena dia tidak membawa tas. Hanya pensil itu pun dia lempar ke puri dan di patahkan oleh puri.
Mereka yang baru selesai ulangan merencakan untuk berkumpul di rumah puri.
sampai di rumah puri membawa teman temanya ke halaman belakang karena di sana terdapat saung untuk menikmati sore hari di tepi sungai.
" gw ambil minum dulu, mau es apa air biasa." tanya puri.
" ohhhh sudah jelas es lah..." ucap mereka semua.
" ooo siaaappp....." puri berjalan masuk melalui pintu belakang.
Dia membuatkan es dengan teko besar dan membawanya ke teman temanya. " nih... kalau kurang beli di warung ma nun."
" wah nga perlu repot repot, keluarin aja yang ada di rumah Lo. Kita siap kok menghabiskannya. Iya nga kawan." ucap Robi.
" sialan Lo, mau rampok rumah gw Lo semua." balas puri.
Mereka pun tertawa saling melempar candaan.
Setelah selesai berganti pakaian puri kembali mengeluarkan beberapa cemilan dan gorengan yang di bikinkan oleh sang ibu.
mereka yang melihat pohon jambu dan pohon mangga pun berniat untuk membuat rujak.
Bahkan pohon kedondong yang tinggi pun mereka berniat memanjatnya.
Sedangkan anak anak cewe kini sedang sibuk mengupas hasil jarahan para anak laki laki.
mereka begitu menikmati semua yang di berikan oleh puri hingga mereka kenyang setelah makan.
setelah kenyang semua memilih main air di pinggiran sungai karena airnya begitu jernih.
Waktu terberputar tidak terasa hari mulai sore satu persatu dari mereka pulang ke rumahnya masing masing
kini puri sedang berkumpul dengan keluarganya. Mereka bercanda dan tertawa bersama di depan televisi.
Sedangkan di lain tempat mama anggun tengah memarahi anaknya yang selalu saja menolak ajakannya.
" Al ayo temani mama..."
" Al nga bisa mama...." jawabnya.
" cuma sebentar, mama heran sama kamu kok sekarang jarang bareng Leni kenapa.?"
" emang nya kenapa, lagian Al bukan ojek yang harus anter jemput."
" tapi dia pacar kamu loh Al."
" Al perjelas ya mam, Leni bukan pacar Al."
" tapi mama suka kalau kamu pacaran sama Leni, dia anak yang baik loh Al. Kamu rugi banget nanti kalau nga sama dia."
" kalau mama mau kasih ke Abang aja bentar lagi Abang lulus kuliah kan. Nah mama jodohin tuh bang zey sama si Leni."
" Abang kamu sudah punya calon." jawabnya dengan sedikit sendu
" kalau Abang sudah punya calon kenapa mama yang sedih."
" mama maunya kalian menikah dengan orang indo saja, jangan dengan orang luar." ucapnya
" kalau sama orang luar emang kenapa, sama sama perempuan juga." ucap Al
" sudah lah kamu tidak mengerti apa yang mama mau." ucapnya
" tenang ma, kalau dia belum menikah saat Al selesai kuliah. Akan Al nikahin." gumam dalam hatinya.
Sampai akhirnya libur sekolah telah usai. semua murid kembali ke rutinitasnya.
" pagi anak anak, bagaimana liburannya, seru happy. Apa di rumah saja." ucap sang guru
" di rumah...." ucap semuanya.
" masa di rumah..."
" rumah orang pak..." jawab Robi
" hush.... kamu ngapain, di rumah orang liburannya."
" mudik pak mudik...."
" bapak kira kamu Ngampel di rumah si puri."
" huu......." semua menyoraki Robi.
" itu juga kayanya pak...." jawab anak anak yang lain.
" itu mah jangan di tanya lagi...." jawab Robi