Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.
Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.
Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.
Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?
Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7 Liburan Musim Panas
Hari berlalu, Sesuai dengan yang dikatakan oleh Sierra dan juga Alsean sebelumnya, selama beberapa hari di Akademi ini Luna selalu berada di dekat mereka, kapanpun dan dimanapun.
Dan hari ini adalah hari dimana para Pelajar mulai kembali ke rumah mereka masing-masing untuk menghabiskan masa liburan Musim Panas mereka yang cukup panjang.
Luna, menunggu bersama dengan Sierra di Halaman depan Akademi.
Luna memandang sekelilingnya, banyak yang telah mulai pergi meninggalkan Akademi dengan Kereta Kuda mereka masing-masing.
“Luna.” Panggil seseorang, itu adalah Elena. Ia datang mendekat ke tempat dimana Luna berada.
Elena merogoh tasnya dan kemudian mengeluarkan sebuah buku kepada Luna. “Ambillah.”
Luna melihat buku itu. “Untukku?”
“Ya, bukankah beberapa hari yang lalu kau tertarik dengan buku ini?”
“Kau tahu?” Tanya Luna terkejut.
Elena tersenyum. “Ya, simpanlah, kau tidak perlu mengembalikan buku ini. Anggap saja sebagai hadiah pertemanan dariku.”
“Lady.” Panggil seorang pria berpakaian formal.
Elena kembali menoleh ke arah Luna. “Luna, aku pergi dulu. Aku akan menunggu kehadiranmu di Pesta Ulang Tahunku nanti.” Katanya. Lalu ia juga melihat ke arah Sierra. “Dan kau juga, Sierra.”
Sierra hanya mengangguk untuk itu.
Setelah Elena berpamitan, ia kemudian melangkah pergi menyusul seorang pria yang mungkin adalah Utusan dari Keluarganya yang datang untuk menjemputnya.
“Aku tidak menyangka jika dia akan mengingatnya.”
Luna menoleh ke arah Sierra. “Sierra, kamu juga kenal Elena?”
Sierra mengangguk. “Pelajar Putri Tahun Pertama yang telah mendapatkan Lencana Khusus secara langsung dari Kepala Akademi, satu-satunya yang termuda diantara kami.”
“Oh, benar. Bagaimana aku bisa lupa? Sierra juga bergabung dalam Kompetisi itu. Dan tentu saja mereka akan saling mengenal, para Karakter penting dalam Novel..”
Alsean dan Edwin akhirnya datang setelah ditunggu beberapa saat.
“Terima kasih sudah menjaga Luna, Sierra. Apa ada sesuatu yang kau inginkan?” Tanya Alsean, menawarkan imbalan.
“Tidak perlu, adikmu sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Tidak masalah kan, Luna?” Tanyanya mempertimbangkan perasaan Luna.
“Em!” Luna mengangguk.
Satu-persatu dari mereka akhirnya mulai pergi ketika Kereta Kuda penjemputan mereka tiba, hingga akhirnya Kereta Kuda Utusan Laesian Empire {Kerajaan Laesian}.
“Ayo.” Kata Alsean. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Luna agar lebih mudah ketika masuk.
Ia melangkah masuk dan kemudian duduk di kursi Kereta, tempat itu terasa nyaman. Ruang dalamnya terasa luas dan tidak sempit, dan yang terpenting adalah tempat duduk dan sandarannya terasa lembut, layak disebut Kereta Kuda khusus Anggota Kerajaan.
Kereta Kuda itu mulai bergerak, tak ada goncangan berat apapun yang bisa membuat mabuk. Luna bersandar, memandang ke arah luar jendela dan melihat bangunan Akademi yang sudah semakin menjauh darinya.
Ia memejamkan matanya, memutuskan untuk mengisi tenaga sejenak. Semalam ia tak bisa tertidur dengan nyenyak akibat memikirkan bahwa hari ini mereka akan pulang, ke Istana.
Alsean memandangnya, tatapannya dalam seolah ia sedang memikirkan sesuatu.
Tuk
Sebuah buku terjatuh dari samping Luna, Alsean membungkuk untuk mengambilnya namun ia merasa penasaran sejak kapan adiknya menyukai buku?
“...”
.
.
.
{Laesian Empire}
Ruang Kerja Utama Kaisar
“Saya mendengar ada Kerusuhan di Kota bagian Utara. Apa yang sedang kita lakukan untuk menanganinya?”
“Kami telah mengirimkan Pasukan untuk mengendalikan situasi dan mereka akan mengirimkan Laporan lengkap setelah mendapatkan situasi terkini.” Jelas seorang pria, Zane. Sekretaris serta merupakan Tangan Kanan kepercayaan Kaisar Darius.
“Bagus, dan pastikan agar tidak ada rakyat yang terluka selama itu.”
“Adakan Rapat pada sore ini untuk membahas mengenai hal ini.”
“Baginda, Pangeran dan Putri diperkirakan akan tiba sore ini, dan memiliki janji makan bersama malam ini.”
“Undur waktunya, makan malam bersama dapat dilakukan pada hari lain.” Ujar Kaisar Darius.
“Baik.”
~
Kereta Kuda yang Alsean dan Luna naiki akhirnya mulai memasuki Ibukota Kekaisaran.
Awalnya perjalanan mereka masih berjalan dengan lancar, sampai akhirnya Kereta Kuda itu tiba-tiba terhenti. Luna terbangun dalam sandaran Alsean.
“Kau tak apa-apa?” Tanya Alsean khawatir.
Luna masih setengah sadar, ia mengusap matanya. “Apa yang terjadi? Diluar terdengar berisik.”
“Tetap disini, aku akan memeriksanya.” Pinta Alsean dan Luna mengangguk.
Namun meski begitu, Luna tetap merasa penasaran dan ia memutuskan untuk melihat hanya dari celah jendela pada Kereta Kuda itu.
Begitu Alsean turun dari Kereta Kuda, Kusir yang mengemudi mendatanginya. “Maaf, Pangeran. Jalan di depan terblokir oleh orang-orang yang sedang membuat Kerusuhan disini. Sepertinya kita harus melalui jalur lain.” Ucapnya.
Alsean memandang ke dimana orang-orang itu sedang Merusuh yang pada saat bersamaan itu juga sedang dilakukan pembubaran oleh Pasukan Utusan dari Kerajaan.
“Berapa lama perkiraan untuk tiba di Istana jika kita mengambil jalur lain?”
“Jika semuanya lancar, perkiraan tiba adalah 4 jam.” Jawab Kusir itu, mempertimbangkan perjalanan mereka nantinya.
“Itu cukup lama..” Alsean memandang ke arah Kereta Kuda mereka.
“Luna sudah terlalu kelelahan, dan 4 jam akan terlalu lama baginya.” Batinnya.
“Karena Istana sudah menerjunkan para Kesatria, seharusnya Kerusuhan ini akan segera reda, untuk hari ini kita istirahat saja di Penginapan sekitar, hari juga sudah mulai gelap.” Ucap Alsean.
“Baik, saya akan segera mencarikan Penginapan.”
Akhirnya mereka segera menepi dan menyewa sebuah Penginapan setelah mereka berhasil menemukan salah satu Penginapan yang berada tak jauh dari tempat mereka berada sekarang.
Meskipun Penginapannya tampak sederhana, namun itu tidak masalah karena mereka hanya akan menginap pada malam ini saja dan akan segera pergi di keesokan harinya.
Pemilik Penginapan itu tampak senang dan ia merasa Terhormat karena tempatnya akan disewa oleh Anggota Keluarga Kerajaan, yang tentunya hal ini hampir tidak pernah terjadi dalam hidupnya.
Karena seorang Bangsawan tidak akan mungkin tinggal di sebuah Penginapan sederhana, terlebih mereka adalah para Anggota Keluarga Kerajaan beserta rombongannya yang Terhormat.