NovelToon NovelToon
Cinta Yang Sederhana

Cinta Yang Sederhana

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Istri ideal / Slice of Life
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.

Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.

Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Serumah

Kini perempuan itu dia bawa tinggal serumah karena Nadia yang belum menemukan tempat tinggal di sore menjelang malam itu, sedangan hujan turun semakin deras.

Ada rasa bahagia tersendiri bagi Aditya. Bisa-bisanya gadis itu mendekat dengan sendirinya di saat ia sedang bingung bagaimana cara mendekatinya.

Ia tersenyum di sepanjang jalan pulang itu.

“Hujan membawa berkah,” kata Aditya meringis di dalam hatinya.

“Assalamualaikum,” ujar Nadia lirih saat melintasi pintu masuk rumah itu.

“Mah, ada Nadia!” Berbeda dengan Nadia yang mengucap salam, laki-laki itu langsung berteriak seperti biasanya.

Hannah muncul, lalu ia terkejut melihat kedatangan Aditya yang membawa Nadia turut serta.

"Apa sih, A, teriak-teriak! Mama, kan lagi... hah?" ucap Hannah yang datang dari pintu belakang.

“NADIA?”

Nadia mengangguk menjawab pertanyaan Hannah yang merentangkan tangan padanya.

“Nadia kerja di sini, Ma.”

“Wah, benarkah? Kerja di mana, Neng?” kata Hanna yang terlampau bahagia kedatangan Nadia, Hannah mencium kanan kiri pipi Nadia.

“Di kantor berita cabang CBB, Bu.”

“Wah, dekat itu! Ya sudah di sini saja. Basah kuyup gini. Sudah makan? Ayo makan, yuk? Kok bisa ketemu Adit?”

“Tadi Nadia di halte, terus ketemu A’ Adit,” jelas Nadia singkat.

Hannah mendengarkan seraya merangkul Nadia dan membawanya berjalan ke ruang makan karena memang saatnya makan malam.

“Besok berangkat jam berapa, Neng?” tanya Hannah sembari mendudukan diri Nadia di kursi ruang makan. Hannah juga membuka tudung lauk-lauk.

“Jam 8. Maaf, Bu. Nadia merepotkan, Nadia belum dapat penginapan jadi boleh tidak kalau malam ini Nadia menginap di sini?”

“Wah, boleh. Tentu saja, yang lama juga gapapa, jadi menantunya saya juga papa. Hihihi.”

Bukan cuma Hannah yang senang ada Nadia di rumahnya, tetapi Aditya juga. Sepertinya Tuhan memang tahu apa yang diinginkannya.

“Terima kasih, Ya Allah.” Ujar Aditya tiba-tiba ingat kepada Tuhannya.

Tidak bisa melamar, tapi sekarang orangnya ada di rumah, meski hanya semantara. Namun, dia harap Nadia tinggal bukan hanya sementara.

“Besok diantar Adit, ya, ke kantonrya. Dekat banget itu, di sono, noh.”

Nadia mengangguk sembari menikmati makan yang Hannah sajikan. Nadia mengingat, dulu saat kecil dia pernah dibawa oleh Bi Ijah ke sini, bermain di dalam ruamah ini.

Ia ingat, secara umum bangunan ini tidak banyak yang  berubah, hanya dinding dan penataan ruang dengan barang-barang baru yang lebih moderen daripada beberapa tahun yang lalu.

“Akhirnya setelah sekian lama tidak ke sini, Neng bisa datang lagi ke sini, ya, Neng?”

“Hem, iya, Bu.”

“Gimana rasanya setelah lama gak mampir?”

“Hem, masih sama. Rumah yang indah dan penuh kenangan buat Nadia sewaktu kecil.”

“Iya, kamar Nadia juga masih ada di sana, Neng. Coba nanti dillihat.”

Nadia menempati kamar yang sama seperti saat dulu dia tinggal di rumah itu. Kamar yang masih terawat dan bersih.

Itu bukan kamar pembantu tetapi kamar tamu. Barang-barang dan mainan boneka yang sejak dulu pun, masih tersimpan di dalam lemari itu.

“Masih ada,” ujar Nadia mendapati boneka masa kecilnya yang disimpan di dalalm kardus. Bakan bingkai foto masa kanak-kanaknya yang sedang bermain di waterboom saat itu, masih ada.

“Makanya jangan sok-sok-an ke tengah! Udah tahu gak bisa renang! Mau mati, ya, kamu?”

Nadia teringat dengan kenangan masa kecil itu saat dia hampir tenggelam karena terkena ombak buatan saat bermain di salah satu wahana. Untunglah, ada anak majikannya yang menarik tangannya dan membawanya ke tepian meski dengan marah-marah.

Nadia tertawa mengingat hal jadul itu. Sekarang dia sudah dewasa, itu berarti kenangan hampir 17 tahun yang lalu.

Tok tok tok.

Pintu kamar yang tidak ditutup itu diketuk. Nadia langsung menyimpan barang-barang itu ke tempatnya dan menutup pintu lemarinya.

Namun, karena terlalu cepat menutup hingga daun pintunya menabrak kepalanya sendiri.

Dug.

“Aduh!” kata Nadia mengelus pelipisnya yang pening.

“Lagi ngapain?” tanya Aditya yang mendapati Nadia tengah berlutut dan menutup lemari dengan cepat-cepat.

“Maaf, A. Nadia nggak bermaksud buat--”

Aditya mengerutkan dahinya. Jarinya menunjuk ke pelipis Nadia. “Berdarah?”

“Enggak, cuma kerasa benjol aja, A.” jawab Nadia.

“Ada apa, A?”

“Nih, handuk sama pakaian ganti dari mama. Ganti dulu, tadi kan kena hujan.”

Nadia hendak menolak, tetapi sudah terlanjur tangannya menerima barang pemberian itu.

“Terima kasih, ya, A.”

Aditya tidak lantas pergi, dia hendak berdiam diri di depan pintu kamar itu hanya untuk mnatap gadis yang diam dan menunduk di depannya.

Barulah ia pergi setelah dirasa cukup menatapnya. Nadia pun tidak memprotes meskipun dia membawa tas ransel berisi pakaian ganti dan peralatan mandinya.

Tok tok.

Pintu kembali diketuk.

"Iya, A?"

“Besok berangkat jam berapa?” tanya Aditya yang melongok dari sisi pintu.

“Jam setengah 8, A.”

Aditya mengangguk-angguk, lalu pergi.

Tok tok.

Hampir saja Nadia menutup pintu itu.

“Bentar, maaf. Mama suruh aku antar kamu. Mau, kan?”

Nadia mengangguk.

Tok tok tok. Bahkan kini pintunya sudah tertutup.

Baru saja dia iakan mendaratkan diri di atas ranjang yang rapi itu. Namun, Aditya terus mengetuk pintunya.

“Iya, ada apa, A?”

“Selamat malam dan selamat istirahat, Nadia.”

Nadia tersenyum, ternyata cuma mau mengatakan itu.

Nadia kembali menutup pintu, tetapi tidak langsung pergi karena ia pasti akan dikerjai lagi dengan ketukan pintu itu.

Tok.

“Iya, A?”

“Selamat tidur, Nadia. Semoga mimpi indah.”

“Iya, A  Adit juga, ya. Nadia boleh tidur sekarang?”

Adit tersenyum.

Lama, Nadia berdiam di balik pintu. Ia pikir orang itu sudah pergi dari depan kamarnya karena tidak ada lagi suara ketukan yang sama. Ia masih menunggu mungkin akan ada suara yang akan muncul dan mengganggunya lagi?

Nadia yang penasaran lantas membuka pintunya, dan betapa terkejutnya dia saat orang itu masih berdiri tegak di depan pintu kamarnya.

“Astaghfirullah!” Hampir saja Nadia terpentok orang di depannya saat akan melongokkan kepala.

“A Adit gak akan tidur?”

Aditya menggeleng. “Nadia, jangan lupa pintunya dikunci, takut ada yang masuk nanti. Selamat malam, Nad.”

Nadia diam.

“Selamat malam, Nad.”

“Selamat malam, A,” jawab Nadia dengan menunduk.

Barulah Aditya mau benar-benar pergi dari depan kamarnya.

1
Niar Zahniar
novel selalu rumit thor
darsih
Nadia ayok suami nya nyusul ke kampung
Ayu
di tunggu up nya lagi yaa

semangat /Determined/
hello shandi: Makasih, Kak Ayu🥰
total 1 replies
darsih
aditilya ada2 aja takut SM kecoa
hello shandi: Hehehe....
total 1 replies
darsih
kasihan Aditya nada
darsih
Aditya kasihan bngt
hello shandi: Hehehe. Kata Nadia : rasain deh
total 1 replies
Ayu
kalau berhenti setidaknya bikin ending yang melegakan hati yah Thor /Ok/
ayuk Up lagiih hehee
Ayu
bagus kok , terusin up nya saya tunggu
hello shandi: makasih kak😊
total 1 replies
darsih
Claudia pinter bngt kmaren aja ninggalin Adit
darsih
pasti Claudia yg dteng tuh
darsih
s Bisma eror suami istri pelukan malah ngajaknribuk SM Aditia
darsih
aduh JD penasaran siapa ya
darsih
GC juga Aditia d sofa pun jadi
hello shandi: wkwkwk 😅😅
total 1 replies
Niar Zahniar
ampun deh si aditia, , dlu elham irit bicara imi aditia ngoceh aja kerja nya
hello shandi: iya kebalikannya nih
total 1 replies
darsih
wkwkwkwwkwk
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran
Indah Lestari
jgn2 kamu bkn is3 k2 Nad...bs jadi is3 k10 atw 20....
darsih
Aditya ternyata playboy Nadia baru tau kelakuan Aditya
darsih
Nadia. masih perawan Adit JD kudu sabar
darsih
modus s Aditia 😀😀
Agnes Gulo
semangat kk utk UP, nih cerita gak kalah seru dr kisah elham dan dita 😍
hello shandi: Hehehe, okey👍🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!