Gala, pemuda sebatang kara yang hidup sendiri di sebuah kostan tiba-tiba mendapatkan Sistem Check-in legendaris.
Pada hari pertamanya dia langsung mendapatkan seluruh kemampuan milik Antares, Monarch of Destruction.
Akan tetapi, sebuah sistem yang lain datang untuk membuatnya lebih kuat.
Dengan sistem kedua, yaitu Sistem Grup Obrolan, Gala mampu bepergian ke berbagai dunia dan berkenalan dengan karakter fiksi kesukaannya.
Playboy Kaya (Tony Stark): Bukankah dia anomali mengerikan?! Bagaimana bisa dia memiliki 10 juta naga?!
Domba Besar Hokage (Tsunade): Ehem, awalnya aku tidak mengakuinya, kamu memang tampan dan kuat.
Baby Girl (Ellie): Kakak Gala memang yang terbaik!
Tanpa disadari, Gala telah menjadi primadona di berbagai dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Berteman dengan Ibu Kostan
Selama makan bersama, mereka mengobrol banyak topik yang terkait dengan kehidupan mereka berdua.
Namun, jawaban Gala terdengar datar, seperti tidak tertarik dengan pembahasan yang mereka obrolkan.
Sehabis mereka makan, Gala membayar semua makanan yang mereka berdua beli tanpa bicara. Mela tidak bisa mencegahnya karena Gala tiba-tiba memberikan kartu ATM kepada kasir untuk membayar semua makanannya.
Hanya beberapa ratus ribu rupiah, bagi Gala bukan jumlah uang yang besar.
Di rekeningnya masih ada 4,9 miliar rupiah, uang ratusan ribu bukanlah apa-apa.
"Kamu mau ke mana setelah makan?" tanya Mela kepada Gala ketika keluar dari restoran.
Gala menoleh ke Mela dan menjawab dengan ringan, "Aku ingin membeli apartemen di sekitar sini untuk tempat tinggal baru."
"Apartemen? Kamu yakin mau membeli apartemen? Kenapa tidak beli rumah saja."
"Ide bagus. Baiklah, aku akan membeli rumah, aku batalkan ide untuk membeli apartemen." Gala mengangguk setuju dengan usulan Mela.
Melihat pikiran Gala yang berubah, Mela menggelengkan kepalanya tanpa daya. Ternyata Gala masih sama dengan Gala yang dia kenal.
Sifatnya yang labil tidak berubah meski tampilannya jauh berbeda. Dia makin yakin dengan pria di depannya adalah Gala.
"Boleh aku ikut?" Mela memiringkan kepalanya memandang Gala.
Gala tidak langsung setuju, dia bertanya untuk memastikan, "Kamu tidak ada urusan setelah ke Mall?"
"Tidak, aku sedang bebas, tak ada urusan satu pun. Bagaimana, aku boleh ikut?"
"Kalau memang seperti itu, aku tidak masalah." Gala mengangkat bahunya.
Senyum manis muncul di wajah wanita berusia 30 tahun ini, sikapnya berubah menjadi gadis manja, seperti bukan di usianya.
Sama sekali tidak ada masalah dengan sikap Mela yang manja, Gala membiarkannya asalkan tidak menggangunya.
"Kamu naik apa ke sini?" tanya Gala yang penasaran.
Mela menjawab cepat, "Aku naik ojek online, aku lagi malas membawa sepeda motor atau mobil. Kalau kamu masih naik sepeda motor biasa?"
"Tidak, aku ada sepeda motor yang lain, bukan yang biasa aku gunakan untuk bekerja." Gala menggelengkan kepalanya.
"Lalu apa sepeda motormu? Kamu baru beli? Omong-omong, kamu masih bekerja sebagai ojek online?" Pertanyaan-pertanyaan terlontar dari mulut Mela.
Dia sangat penasaran dengan kondisi Gala sekarang, apakah memang berubah sangat besar menjadi orang yang benar-benar berbeda.
Gala tidak menjawab hingga mereka berdua tiba di tempat parkir di mana sepeda motornya ditinggalkan.
Begitu Mela melihat sepeda motor R1M yang keren, wajahnya tampak berubah tidak enak dan memandang Gala. "Sepeda motor itu milikmu?"
"Benar, ada yang salah?" Gala memperhatikan perubahan ekspresi pada Mela.
Kepala Mela bergerak menoleh ke kiri dan ke kanan dengan cepat. "Tidak apa-apa, tak ada masalah sama sekali."
"Tenang saja, ada kursi bonceng di belakangnya, cukup untukmu." Gala menunjuk ke bagian belakang sepeda motor yang terdapat jok tambahan.
"Hum, baiklah, nanti tolong bantu aku naik ke atas." Mela pipinya memerah sedikit malu.
Memang agak merepotkan jika berboncengan dengan sepeda motor besar, karena memang tidak didesain untuk dua orang.
Kurang nyaman rasanya naik sepeda motor besar di jok tambahan yang terbatas ruangnya. Mela mengetahui tentang kelemahan sepeda motor ini, tapi dia tidak bisa membatalkan niatnya untuk ikut pergi dengan Gala.
Sebelum mereka pergi, Gala memesan ojek online untuk membawakan barang belanjaannya ke rumah Mela.
Mereka tidak langsung mencari rumah, mereka harus pulang ke rumah untuk bersiap-siap menemukan calon penjual rumah.
Vroom!!
Dengan suara raungan sepeda motor yang keras, sosok Gala dan Mela di atas sepeda motor melesat menuruni tempat parkir mall menuju ke jalan raya.
Di jalanan, sosok Gala dan Mela yang cantik membuat pengguna jalan salah fokus.
Tampilan belakang Mela yang luar biasa indah yang terlihat lekukannya, membuat semua orang yang melihat tanpa sadar menelan ludah.
Bagian bumper belakang Mela terlalu besar dan padat. Setiap pria yang melihatnya pasti merasakan aneh di tubuhnya.
"Pegang pinggangku, aku akan mempercepat jalannya," celetuk Gala dengan nada yang datar.
Dia sudah menyadari akan hal ini, dia berencana untuk menaikkan kecepatan sepeda motornya agar tidak berlama-lama di jalanan.
Mela mengangguk malu, perlahan dia menempelkan tubuhnya ke belakang punggung Gala dan memeluknya erat.
Merasakan kehangatan sekaligus kekenyalan dua benda asing, sekejap Gala menarik pedal gas dan sepeda motornya berakselerasi cepat menuju ke arah rumah.
Jarak antara rumah Mela dan kostan Gala dengan Mall tak begitu jauh jaraknya, hanya memakan waktu belasan menit kalau situasi jalan lancar.
Ketika mereka tiba di rumah Mela, bapak ojek yang Gala pesan tak lama datang dengan membawa barang belanjaan Gala, dan beberapa barang belanjaan Mela.
"Kamu cocok memakai baju semi-formal seperti ini," kata Mela setelah melihat Gala kembali dari kostnya sambil membawa beberapa kotak kardus.
Gala tersenyum dan melirik penampilan Mela yang berbeda, mengenakan long dress hitam yang tidak begitu ketat, tapi tidak kehilangan citra anggunnya.
"Terima kasih, kamu juga cocok dengan dress ini, lebih anggun dan lembut." Gala meletakkan empat kotak kardus di dekat mobil milik Mela.
Seluruh wajah Mela memerah mendengar pujian Gala, hampir asap mengepul dari kedua pipinya yang memanas.
"Mulutmu sangat manis sekarang!" kata Mela dengan pipi merona jelas.
Gala masih tersenyum, kemudian dia mengunci sepeda motornya agar tidak dicuri orang lain. Kotak kardus yang berisi barang-barang lama Gala dimasukkan ke dalam mobil, mereka siap untuk pergi.
Di dalam mobil, mereka berdua berbincang-bincang dengan santai, membuat hubungan mereka yang awalnya canggung menjadi akrab.
Pada akhirnya, dengan bantuan Mela, mereka tiba di salah satu calon penjual rumah. Lokasinya berada di Jakarta Pusat dekat dengan daerah Jakarta Barat.
Di sana Gala langsung dikenali dengan rumah yang dijual, harganya berkisar 2,5 miliar rupiah. Rumah itu cukup luas untuk ditempati 2 sampai 5 orang, terdapat 3 kamar yang cukup besar, dua kamar mandi, halaman depan dan belakang cukup luas.
Kekurangannya hanya fasilitas rumah tersebut minim, kolam renang tidak ada, tapi ada tempat untuk bakar-bakar dan memanggang.
"Baiklah, tiga miliar aku bayar seluruhnya sekarang, sesuai dengan janjimu, semua properti buatku, aku tinggal menempati saja." Gala menatap pria tua di depannya sambil mengulurkan tangannya.
Pria itu tak berpikir lama dan setuju dengan tawaran Gala. "Oke, sepakat! Rumah ini dan isinya diberikan kepadamu! Aku akan mengurus semuanya juga."
"Senang berbisnis denganmu." Gala tersenyum lebar memandang penjual.
Mereka berdua saling tersenyum di atas kesepakatan bagus keduanya.
Sementara itu, Mela dan rekan penjual tertegun, mereka tidak menyangka negosiasi terjadi begitu cepat.
Pandangan mereka semua terhadap Gala menjadi sangat tinggi. Pemuda yang mereka lihat sekarang bukan orang biasa, auranya berbeda dengan pemuda lain yang seumuran dengan Gala.
Di malam hari, sehabis mereka menata barang-barang Gala di rumah baru, keduanya menonton televisi yang sudah satu paket dengan rumah.
Pada layar televisi diputar sebuah film bioskop yang sedang naik daun, judulnya Pasangan Suami Istri Tidak Jelas. Film yang menceritakan keseharian pasangan sah yang lucu dan banyak kejadian yang membuat orang tertawa.
Sedari awal menonton, Mela tertawa kecil sambil menepuk sofa, sesekali menyuruh Gala untuk melihat filmnya.
Padahal saat ini dia sedang melihat Grup Obrolan yang tiba-tiba ramai, Tsunade dan yang lain sibuk membahas sesuatu.
Mereka sedang membahas Tony yang memiliki rencana untuk membuat Mark IV atau Mark 4. Banyak sekali usulan yang diajukan oleh teman-teman di grup.
[Dragon Emperor: Apakah Obadiah sudah menunjukkan wajah sebenarnya kepadamu, Tony?]
[Playboy Kaya: Sebelum kamu datang di grup, aku sudah mengalahkannya. Sampai detik ini aku merasa kecewa dengannya.]
[Domba Besar: Tak perlu diingat lagi, itu hanya membuatmu sakit.]
[Baby Girl: Benar, biarkan yang berlalu terjadi, jangan ditarik lagi hanya untuk dikenang.]
[Playboy Kaya: Terima kasih kepeduliannya, teman-teman. Sebentar, bagaimana kamu bisa tahu tentang itu, @DragonEmperor?]
"Kamu sedang melihat apa?" Mela bertanya dengan aneh ketika menyaksikan Gala tersenyum sendiri sambil menatap ke arah meja.
Ketika Gala mendengar suara Mela, dia langsung menutup layar virtual dan menjawab sambil tersenyum kecil, "Tidak, aku tiba-tiba mengingat sesuatu yang lucu di kepalaku."
"Oh, aku kira kamu kerasukan roh jahat." Mela menghela napas tipis dan menatap Gala dengan sedikit candaan.
Grup Obrolan Sepuluh Ribu Dunia terus berlanjut, dengan sengaja Gala membiarkan Tony bertanya-tanya tentang caranya bisa tahu mengenai kehidupannya.
Gala membalas Mela dengan senyuman, kemudian dia sadar akan sesuatu. "Bagaimana kalau kita keluar habis ini? Sekaligus mengantarmu pulang, mumpung sekarang masih jam tujuh malam."
"Boleh, aku juga tak bisa berlama-lama, ada urusan yang harus aku selesaikan." Mela mengangguk setuju dengan ajakan Gala.
Mengenai Mela, sampai sekarang Gala masih tidak tahu apa pekerjaan Mela selain seorang pemilik kostan.
Tidak pernah sedikit pun Mela mengungkapkan pekerjaan aslinya hingga dia bisa membeli harta yang dimilikinya sekarang.
Sebenarnya, Gala penasaran dengan rahasia Mela, tapi dia tak bisa bertanya terlalu frontal.
Usai film yang mereka tonton berakhir, mereka berdua keluar dari rumah dengan barang bawaan yang sederhana. Mela menitip beberapa pakaian di rumah Gala, katanya dia ingin kembali suatu hari nanti.
Mereka melakukan makan malam bersama di tempat makan pinggir jalan yang sangat sederhana, kemudian mereka kembali ke rumah masing-masing.
Omong-omong, mobil Mela sudah dikembalikan, transportasi yang mereka gunakan ketika pergi mencari makan malam adalah sepeda motor Gala.
Tanpa sadar hubungan mereka berdua makin dekat dan akrab.
Di esok paginya, Gala dibangunkan oleh pengingat Sistem yang menyuruhnya untuk Check-in pada hari ini.
Kesempatan untuk masuk telah disegarkan, sekarang Gala memiliki satu kali kesempatan untuk masuk.
"Masuk di sini!" kata Gala penuh semangat. Dia penasaran dengan apa yang akan dia dapatkan di hari kedua.
[Ding! Terdeteksi Host Masuk di Hari Ini!]
[Selamat kepada Host karena mendapatkan Mobil Hennessey Venom GT senilai 20 miliar rupiah!]
Gala: Oh... iya juga nya kenapa aku Gak kepikiran tentang hal itu okelah terimakasih Bro
me: Sama-sama
ni author ad buat novel lain kah