Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bimbang
"Nih bagian loe!" ujar ketua Genk sembari melempar uang pada pria ke-lima yang tidak ikut kerumah Hendro menagih sisa pembayaran kejahatan mereka.
Namun pria ke-lima hanya diam mematung dengan tatapan kosong tanpa melirik sedikitpun uang yang diberikan kepadanya.
"Kenapa sih loe, sejak semalam gue perhatiin bawaannya bikin kesel mulu, disuruh nyelesein kerjaan lama banget, diajak kerumah Bos gak mau, sekarang dikasih duit malah diem kaya patung begitu, kenapa, kurang, mau lagi?"
"Bagaimana jika gadis itu mati?"
Pertanyaan pria ke-lima membuat ketua Genk terhenyak. Ia mulai melihat perubahan pria ke-lima yang seperti orang ketakutan.
"Baron... bagaimana jika gadis itu mati?" tanya pria ke-lima sekali lagi. Tapi kali ini pria ke-lima bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati ketua Genk yang bernama Baron itu.
"Jika gadis itu mati, maka polisi akan mencari pembunuhnya, kita semua akan ditangkap, kita akan dipenjara dan mungkin kita dapat hukuman matiii...!" teriak pria ke-lima sambil mengguncang kedua bahu Baron.
"Dafi hentikan!" teriak Baron kepada pria ke-lima yang bernama Dafi.
"Hentikan! kenapa loe jadi lemah seperti ini? cemen banget, loe santai aja kenapa sih, yang nyuruh kita itu salah satu orang paling berkuasa dikota ini, jadi dia tidak akan membiarkan polisi menangkap kita, karena kalau kita ketangkap otomatis dia juga kena."
Mendengar perkataan Baron, Dafi mulai merasa tentang, lalu melangkah lebih dekat lagi pada Baron.
"Apa loe yakin?" tanya Dafi yang hatinya masih belum juga tenang.
"Yakin, seratus persen, jadi loe tenang aja jangan mikir macem-macem, sekarang ambil duit itu lalu bersenang-senang lah, lupakan apa yang sudah kita lakukan pada gadis itu."
Merasa sudah yakin dengan perkataan Baron, Dafi menganggukkan kepala dan mulai mengambil lembar demi lembar uang pecahan seratus ribu yang bercecer di lantai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu, Bayu yang masih duduk dikantin rumah sakit terus mengingat kata demi kata yang Ningsih ceritakan. Tangannya sambil terus mengaduk-aduk kopi yang kini sudah dingin karena tidak diminum. Hatinya begitu kacau memikirkan apa yang sudah menimpa Kamila. Ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan karena tubuh wanita yang ia cintai telah disentuh oleh pria lain, terlebih pria itu lebih dari satu. Tapi ia juga tidak bisa pergi begitu saja karena hatinya masih sangat mencintai Kamila.
"Arghh... apa yang harus ku lakukan," lirih Bayu, sembari menghela nafa panjang dan menyandarkan tubuhnya di kursi.
Dalam kebimbangan, Bayu dikagetkan oleh notifikasi pesan masuk di ponselnya.
Bayu mengambil ponselnya dari saku celananya dan membuka pesan yang ternyata dari Kalila. Dengan hati berdebar, Bayu meng-klik gambar yang berisi foto Kamila sudah sadarkan diri.
"Kamila..." lirihnya dalam hati.
Sementara itu, Ningsih tengah membujuk Kamila untuk memakan sesuatu karena harus meminum obat. Namun Kamila hanya termenung dengan air mata yang terus mengalir dari ujung matanya.
"Sayang... makanlah sedikit." bujuk Ningsih.
"Kamila kamu belum makan apapun, makanlah sesuatu, kamu harus minum obat." imbuh Kalila.
Namun bujukan Ningsih dan Kalila diabaikan oleh Kamila sehingga mereka berdua tidak tahu harus bagaimana lagi.
Ningsih menghela nafas kasar dan melangkah ke arah jendela, lalu diikuti oleh Kalila yang juga merasakan keresah yang sama.
"Kalila, bagaimana, apa Bayu membalas pesanmu?" tanya Ningsih sedikit berbisik.
Melihat Kalila hanya menggelengkan kepalanya dengan sedih, Ningsih menghela nafas beratnya.
"Ya, mana mungkin Bayu mau menerima kondisi Kamila yang sekarang. Jika dulu mungkin masih ada yang berharga dari Kamila meskipun mereka berbeda kasta, tapi sekarang apa yang bisa dipertahankan?" Ningsih berucap dengan cucuran air matanya.
"Ibu benar, Bayu masih muda, dia tampan, dia juga anak seorang walikota, dia bisa mendapat gadis manapun yang dia inginkan, jadi mustahil setelah apa yang terjadi pada Kamila dia masih..."
Ckleeekk...
Ucapan Kalila terhenti saat suara pintu dibuka dari luar.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊