Semua bermula ketika si kecil Aiden lepas dari penjagaan pengasuhnya dan pengawalnya.
Atas dasar tidak sengaja, ternyata bisa membuat Aletta si gadis biasa mendapatkan antara keberuntungan atau terjebak dalam hal yang tidak semestinya.
Penasaran dengan alur ceritanya? yuk cari tahu lebih dalam agar tidak tertinggal kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#6
Makan malam selesai dilanjutkan dengan mencari taman untuk mengajak Ayden bermain sebentar sebelum pergi mall.
Aletta hanya diminta untuk menemani biasa saja, seperti sekarang ini.
Tidak banyak pula yang mereka bicarakan dan hanya menemani Ayden bermain sampai puas, walaupun Aletta tidak melihat seorang wanita yang sebagai ibunya.
Tapi Aletta berpikir apakah pria disampingnya ini kemungkinan adalah seorang duda? Itulah yang ingin ditanyakan pada Zayn yang duduk disebelahnya dan hanya berani melihat tanpa bertanya.
"Kenapa"? Zayn sadar kalau Aletta terus memandanginya dan itu membuatnya heran sekaligus bertanya tanya apa yang dipikirkannya.
Sadar dari lamunannya, Aletta mengelak saja "Tidak ada" jawabnya singkat dan kembali melihat Ayden sibuk bermain robot robotan dan mobil mobilannya.
"Jika ada yang ditanyakan, tanyakan saja, selagi itu tidak hal pribadiku" Zayn seperti bisa membaca pikiran seseorang atau hanya kebetulan saja.
Ditengah tengah mereka berbicara Ayden meminta Aletta menemaninya makan ice cream.
Aletta mengikuti saja apa maunya tapi dia ingin Ayden minta izin dulu pada Zayn. Takut kalau sakit dia juga yang kena karena membelikan makanan tak sehat.
Zayn memberi izin dan segera mencari penjual ice cream disekitar sini, mereka juga memutuskan untuk pergi ke mall setelah mencari ice cream.
"tatak tatak nanti temani atu tidul ya? bica tan?" minta Ayden yang sulit untuk dikabulkan.
Tidak mungkin untuk menerimanya begitu saja. Yang ada Zayn pasti akan menganggapnya yang tidak tidak.
Zayn melihat Aletta bingung menjawab apa, jadi dia menjawab pertanyaan Ayden yang tidak masuk akal.
"Sayang kakaknya punya rumah sendiri, kalau orang tua kakak khawatir bagaimana? Kakaknya kasihan karena sudah menemani Ayden hari ini. Kakaknya pasti lelah" Zayn mengusap kepala putranya berharap mengerti dan tidak meminta hal itu lagi.
Tapi sepertinya ia sia sia dan Ayden kecil memaksa untuk ikut saja dengan Aletta.
"Maaf kalau terkesan lancang tapi bagaimana kalau saya menidurkannya dulu setelah itu saya pulang?" sedikit ada rasa takut karena permintaan Ayden.
"Baiklah kita langsung pulang saja, tidak perlu ke mall dulu" ucapnya sambil melaju melewati keramaian yang ada menuju rumah Ayden.
Ketika mereka sudah berada didalam mansion, Ayden mengajak Aletta ke kamarnya bersama.
"Daddy ayo itut tita te tamal" Ayden juga menarik tangan Zayn menuju kamarnya.
"Ayo sekarang kamu ganti baju, cuci tangan cuci kaki sebelum tidur. Mau?" ajak Aletta, bukan bermaksud mengatur tapi agar tidurnya lebih nyaman jika badan bersih.
Ayden mengikuti apa yang diucapkan Aletta dan pergi ke kamar mandi sebelum tidur, Zayn hanya menunggu sambil duduk bersandar pada dinding tempat tidur untuk menunggu mereka.
Zayn tidak suka jika ada orang asing dirumahnya tapi Ayden terus merengek meminta Aletta diajak kerumah.
Mereka berdua akhirnya keluar dari kamar mandi dan segera beranjak tidur. Tapi Aletta tampak tak nyaman jika tiba tiba harus tidur bertiga seperti ini, apalagi ini pertama kalinya jadi agak canggung baginya.
"Tatak ayo cini" ucap Ayden membuyarkan lamunannya.
Aletta segera menyusul dan tidur disebelah kiri, Ayden ditengah dan Zayn disebelah kanan.
Aletta terus mendongengkan dan menyanyikan lagu untuk Ayden, dengan beberapa menit Ayden mulai tertidur dan pulas.
Aletta sedikit lelah tapi dia bangun dan ingin pulang. Mereka berdua terlihat nyenyak tapi Aletta berpikir bisa pesan aplikasi hijau saja daripada harus membangunkan Zayn.
Tapi bagaimanapun juga Zayn yang mengajaknya dan seharusnya dia yang mengantarnya pulang.
Aletta hendak turun dari ranjang tapi seperti dugaannya salah kalau Zayn ikut tidur juga, pasalnya Zayn juga memejamkan mata tapi tidak tidur sepenuhnya.
"Ayo aku antar pulang, nanti orang tuamu bisa memarahimu karena pulang malam"
Mendengar itu Aletta mengiyakan saja, jadi tidak perlu repot untuk memesan aplikasi hijau.
Selama diperjalanan tidak ada yang dibicarakan dan hening, karena terlalu banyak yang dilakukan hari ini membuat Aletta tertidur pulas didalam mobil.
Sampai dirumah pun Aletta masih tertidur pulas dan Zayn membangunkannya mengatakan kalau sudah sampai.
Aletta menfokuskan pandangannya baru ia berterima kasih pada Zayn sudah mengantarnya.
"Maaf sudah merepotkan, kau pasti lelah" ucap Zayn dan Aletta menyetujui itu.
Pagi hari Aletta ditanyai orang tua kenapa semalam terlambat pulang dan alasannya dia mengatakan bahwa mobil Luna sempat mogok.
Dan orang tua mereka percaya saja, tanpa menaruh curiga.
"Ma nanti Aletta ke butik mama ya?" mungkin hanya sekedar main sebentar atau membantu disana.
Sudah biasa Aletta pergi ke butik Mamanya atau perusahaan Ayahnya.
"Boleh, langsung aja kesana seperti biasa" Mama Lena sudah paham kalau Aletta pasti bosan dirumah sendirian.
"Pulang sekolah aja buat ganti baju abis itu lanjut ke butik mama" balas Aletta.
Setelah makan pagi selesai Aletta berangkat dengan Ayah Dirga dan Mama berangkat sendiri ke butiknya.
Sesampainya disekolah Aletta bercerita soal semalam dan Luna tidak percaya sekaligus terkejut.
"Kok bisa sih? Lo pake cara apa biar anaknya bisa nempel gitu?" herannya masih tidak percaya.
"Ga ada ya, emang gue cantik dan suka anak kecil jadi ga salah dong kalau anak kecil itu manggil gue kakak cantik" dengan percaya dirinya dia mengibaskan rambutnya.
"Iya iya si paling cantik, sapa tau tiba tiba diajak nikah sama bapaknya" ejeknya tapi juga menggoda Aletta sampai bisa membuat anak orang kaya pun tertarik padanya.
"Kita kalo ga cantik ga bakal jadi primadona sekolah haha" balas Aletta dan diangguki oleh Luna.
Pelajaran kembali berlangsung sampai pergantian pelajaran selanjutnya.
"Istirahat nanti pesan makanan apa ya enaknya?" pikir Luna, meskipun jam istirahat masih kurang 20 menit lagi.
"Yang penting ga makan orang aja" balas Aletta asal. Luna mendengus kecil mendengar jawaban Aletta.
"Ga usah cemberut cepat selesaiin tugasnya" imbuh Aletta.
Jam istirahat tiba dan mereka berdua menunggu yang lain baru kekantin bersama. Menempati meja yang kosong dan memesan makanan.
Sembari menunggu makanan tiba, mereka berbicara santai agar tidak bosan karena menunggu.
beberapa menit Aletta dan Luna kembali ke meja dengan beberapa makanannya denhan yang lain.
"Nih makanan kalian" Aletta memberikan makanan sesuai pesanan mereka.
Disela sela mereka makan, Aletta bercerita pada teman temannya soal Hanadan Hilda yang menemui nya di mall hari itu.
"Berharap apa Hanasama Ethan, jelas jelas udah ditolak tapi ga mau nyerah aja mak lampir itu" balas Luna setelah cerita Aletta.
"Ga mau ngaca siapa yang caper, siapa yang nuduh caper. Unik ya manusia kayak mereka?" imbuh Ethan.
Terlihat mereka semua muak dengan Hanayang caper sana sini dan cari muka dengan para guru.
Entah apa tujuannya apa berbuat seperti itu jelasnya mereka tidak tau.