NovelToon NovelToon
Azur Lane The New World

Azur Lane The New World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anime
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tirpitz von Eugene

Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi ilmiah berdasarkan serial anime dan game Azur Lane dengan sedikit taburan sejarah sesuai yang kita semua ketahui.

Semua yang terkandung didalam cerita ini sepenuhnya hasil karya imajinasi saya pribadi. Jadi, selamat menikmati dunia imajinasi saya😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirpitz von Eugene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Proses evakuasi di pangkalan berlangsung selama beberapa jam, dan selama itu pula Tirpitz menghabiskan waktunya untuk membantu kru darat. Setiap bunker pertahanan pantai ditelusuri nya bersama beberapa orang lainnya, sedangkan para gadis diperintahkan untuk beristirahat di asrama mereka.

Entah keberuntungan apa yang kali ini bersama mereka, yang jelas asrama para gadis adalah salah satu dari beberapa bangunan yang masih tersisa, karna posisinya yang sangat strategis di tengah pulau.

"Oke saudara-saudara, kalian boleh beristirahat sebentar sambil menunggu tim medis menyelesaikan tugas identitas jenazah."

Tirpitz terlihat sangat kelelahan, ia duduk bersandar pada roda sebuah truk pengangkut amunisi yang saat ini menjadi truk ambulans dadakan. Takumi menghampirinya lalu memberikan kendi berisi air minum, yang tanpa sepatah katapun langsung diteguk oleh Tirpitz sampai menyisakan setengahnya.

"Well, total hanya sebelas orang yang gugur." ujarnya sambil mencoba mengatur nafas.

"Setidaknya mereka gugur sebagai pahlawan." balas Takumi lalu ikut duduk disampingnya, ia masih mengenakan rok dinas berwarna khaki terang yang sama seperti tadi siang.

Sisa air didalam kendi dituangkan ke wajah Tirpitz untuk membasuh debu yang menempel, sedang kendi tanah liat itu sendiri dilempar nya ke arah Farel yang masih berdiri mengontrol pekerjaan anak buahnya.

"Oy, sudah kehilangan rasa lelah?"

Farel menoleh dan hanya menjawab singkat, "aye."

Marina muncul dari arah jalan menuju asrama para gadis, ia berjalan sambil memandangi kekacauan disekitarnya.

"Jangan salahkan aku, kekacauan ini bukan aku yang menciptakannya." ucap gadis itu saat mendapati Tirpitz sedang menatapnya.

"Ya ya, bukan salah mu sayang," Tirpitz mengeluarkan kotak rokoknya lalu menyelipkan sebatang di bibirnya, "tapi anak buah mu yang menciptakannya."

Gadis itu bergumam sendiri mendengar celotehan Tirpitz, tapi akhirnya ia membuang muka.

"Aku sudah memeriksa keadaan rumah. Hanya halamannya saja yang porak-poranda, selebihnya masih dalam keadaan baik."

"Bagus lah," sahur Tirpitz lalu menyalakan pemantik api, "setidaknya beberapa warga memiliki tempat yang layak untuk tinggal sementara."

Sesaat kemudian seorang pemuda menghampiri Farel, ia menyerahkan selembar kertas yang dibaca sebentar oleh Farel sebelum diserahkan kepada Tirpitz.

"Berita dari pusat." ungkap Farel singkat.

Tirpitz meraih kertas yang disodorkan kepadanya dengan tangan agak lembab karna air kendi. Ia membaca sebentar kertas itu lalu menyerahkan kembali kepada Farel.

"Katakan saja kepada mereka agar segera mengirim balasan! Kabarkan bahwa semua barang mewah masih mulus, hanya sedikit tertutup debu peperangan."

Marina melirik sinis ke arah Tirpitz, lalu menyindir omongannya barusan.

"Sepertinya barang berharga itu lebih utama dari semua kekacauan ini."

"Tentu, bahkan ditengah gempuran pun barang berharga ini harus dijaga ketat!"

"Mungkin barang yang kau maksud adalah kubus itu?"

Ia menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak setuju dengan ungkapan Marina barusan, lalu menjelaskan maksud dari isyarat tadi.

"Kami berbeda denganmu, sayangku. Manusia memiliki tiga unsur penting dalam peperangan, yaitu Manpower, Logistic, dan Armament. Jika Salah satu dari ketiga unsur ini menghilang, maka pertempuran tidak akan berjalan mulus."

"Dan apalagi maksudmu? Aku tak mengerti."

"Logistic dan Armament bisa diproduksi, tapi tidak dengan Manpower! Untuk itu, tugas menjaga warga sipil atau Manpower lebih utama dari keduanya, karna tidak bisa dicetak di pabrik-pabrik terdekat."

Kali ini Marina merasa dirinyalah yang disindir, karna ia tahu bahwa Seiren bereproduksi bukan dengan jalur yang sama seperti manusia.

"Kenapa tidak kawin masal saja? Bukankah itu bisa mengatasi kekurangan Manpower?

Farel tertawa terbahak-bahak meskipun pandangannya mengarah ke para bawahannya yang sedang sibuk bekerja.

"Kau ini ada-ada saja. Kami bukan binatang, dan kawin merupakan ritual suci untuk melanjutkan generasi kami!"

"Dan itulah sebabnya kawin tidak bisa dilakukan tanpa adanya semacam ritual menurut kepercayaan dan adat masing-masing dari kami." sambung Tirpitz sambil membuang puntung rokoknya yang baru setengah terbakar.

Gadis Seiren itu masih menatapnya dengan sinis, tapi Tirpitz tidak mempedulikannya dan memilih untuk beranjak kembali membantu orang-orang yang masih tenggelam dalam kesibukan mereka.

...****************...

Malam itu Tirpitz tertidur setelah hampir empat jam lamanya ia memaksakan tubuhnya untuk gotong royong menguburkan mayat-mayat personel yang gugur, ia baru bisa beristirahat saat jam menunjukkan pukul dua dini hari.

Di dalam tidurnya, mimpi buruk kembali menghantuinya, tapi kali ini bukan mimpi buruk akibat trauma masa lalunya.

Ia dihadapkan dengan sorot mata mengintimidasi, dengan wajah seorang gadis yang menyeringai menunjukkan deretan gigi tajam seperti hiu. Nada bicara yang dingin dan penuh ancaman terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya hampir gila karenanya.

"Berikan kubus itu!" ucap gadis itu mengancam. Zirah tempur nya yang berbentuk seperti seekor Manta di penuhi laras-laras meriam, dan semua mengarah kepadanya!

"Tidak! Baik kalian ataupun Code G, aku takkan menyerahkannya! Meskipun nyawa ku menjadi taruhannya!!!"

Secepat kilat gadis itu meraih lehernya dan mencengkeram nya kuat-kuat, seolah gadis itu ingin melihat lehernya hancur bagaikan telur ayam yang diremas.

"Berani-beraninya kau menolak permintaanku!" bentak gadis itu. Cengkeramannya semakin kuat, membuat Tirpitz menjerit kesakitan.

"Bahkan jika kau membunuh ku, kubus itu akan menghilang bersama ku!!!"

Tiba-tiba suara yang familiar terdengar bagaikan guntur yang menggelegar, suara dingin dan tanpa gerak perasaan itu meminta gadis di depan Tirpitz untuk berhenti.

"Mengapa kau selalu ikut campur dalam urusan ku?!"

"Apa yang kau lakukan itu tidak akan membuahkan hasil! Dia harus tetap hidup sampai semua data dari kedua kubus terkumpul."

Gadis berwajah menyeramkan itu tertawa, suaranya bahkan lebih menyeramkan dari tawa penyihir di tengah malam.

"Apa kau mulai tertarik dengan mahluk lemah ini? Sampai-sampai kau melindunginya seperti sebuah data penting yang direbut oleh Code G."

Guntur menggelegar di kejauhan, seolah-olah badai besar akan datang.

"Baiklah, baiklah! Kau kali ini menang, Zero."

Gadis itu melepaskan cengkeramannya sehingga Tirpitz jatuh terduduk di atas ombak, ia baru sadar bahwa pijakan nya selama ini adalah permukaan air laut.

"Lain kali, aku akan lebih dulu meremukkan tengkoraknya sebelum kau menghalangi ku!!!"

Tiba-tiba Tirpitz tersadar, tubuhnya sudah bermandikan keringat, bahkan kasurnya saja seperti di guyur hujan setahun penuh. Ia merasakan nyeri dilehernya, seolah cekikan gadis itu benar-benar nyata dan terjadi sebelumnya.

"Persetan dengan ucapanmu!" gumam Tirpitz sambil mengepalkan tangannya, "bahkan Code G sekalipun tidak akan ku biarkan mendapatkannya!!"

Ia segera bangkit lalu berdiri di depan jendela kamarnya, kotak rokok diraihnya dan diselipkan sebatang ke bibirnya, hanya gulungan tembakau itu yang bisa menjaga akal sehatnya yang sedang terancam.

"Ku harap Marina tak mengetahui mimpi barusan," bisiknya lirih di dalam hati, "aku tak sanggup melihatnya sengsara karna kemalasan seorang pria yang ia jumpai di tengah lautan."

1
azkia putri
Menarik
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kakak
Mohon dukungannya ya😉👍🏻
total 1 replies
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Cerita ini bikin ketagihan, thor. Cepetan update lagi ya! 🤤
Heinz Blitzkrieg: Otw brader wkwkwk
Kebetulan lgi rancang next episode sambil nyari referensi kapal nih😉
total 1 replies
Alexander
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kak, semoga cerita karya saya dapat menghibur😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!