Being The Wife Of Triple Twins Husbands

"bagaimana?" tanya Alister

"Dia berhasil kabur dari sel" jawab Jayden.

Saat ini ketiga saudara itu sedang duduk dimeja makan untuk makan malam,mereka masih menunggu Delisha yang belum turun dari kamar nya.

"Perketat keamanan mansion" ujar Darion dingin.

"Tenang saja, aku sudah lebih dulu melakukan nya" ujar Jayden.

Wikk wikk wikk

Ahhh ahhh ahhh

Wekk wekk wekk

Aww aww aww

Semua mata tertuju kearah tangga dimana Delisha yang sedang turun sambil bernyanyi ah lebih tepatnya seperti mendesah, Jayden menatap tajam semua bodyguard yang ikut menatap Delisha. Ketiga kembar itu juga melihat bahwa telinga dan wajah bodyguard memerah dan itu sontak membuat ketiga nya naik pitam.

Delisha tersenyum lebar menghampiri ketiga suami nya dan langsung duduk dipangkuan Darion,tak lupa pula ia mencium seluruh wajah Darion dan beberapa kecupan dibibir Darion.

"Suami sayang hehehehe" cengir Delisha.

Seketika amarah Darion lenyap saat sang istri mencium nya, apalagi dengan panggilan sayang yang keluar dari mulut Delisha.

"Gimana tidur nya? nyenyak hm?" tanya Darion lembut sembari mengusap pipi chubby Delisha.

Jayden dan Alister mengepal tangan mereka erat, melihat sikap manja Delisha untuk pertama kali nya dan panggilan sayang pada Darion membuat mereka cemburu, mereka juga mau sang istri manja pada mereka apalagi kecupan itu.

Mereka makan dengan tenang,lebih tepatnya hanya Darion sedangkan Delisha sibuk menciumi leher sang suami. Jayden dan Alister makan dengan amarah dihatinya melihat kemesraan di depan mereka.

Delisha turun dari pangkuan Darion berpindah duduk dipangkuan Jayden dan kaki nya yang ia letakan dipangkuan Alister, Delisha mengambil tangan Alister dan memasukan nya ke dalam baju nya.

"Elusin ya suami sayang hehehe" pinta Delisha pada Alister.

Delisha memasukan tangan nya kedalam baju Jayden lalu mengelusi roti sobek Jayden, sedangkan Alister mengelus perut Delisha yang sedikit membuncit.

Darion tersenyum tipis melihat itu,meski tak dipungkiri dia terasa kosong.

_____

Delisha menatap kosong kearah balkon kamar, ia kembali bermimpi buruk tentang kehidupan dahulu nya, ingin sekali Delisha melukai dirinya namun ia sadar saat ini ada nyawa didalam perutnya. Delisha menatap kesamping dimana Jayden yang tertidur pulas mungkin karna kelelahan.

Nafas nya semakin memburu,dada nya sangat sesak,ia butuh pelampiasan saat ini, Delisha sangat butuh pelampiasan tanpa sadar ia menggigit tangan nya hingga berdarah, ia harus tahan tidak boleh melukai dirinya meskipun ia sudah tanpa sadar melukai nya.

Delisha tersentak saat mendapat tepukan di bahu nya,ia melihat kesamping. Jayden menatap nya dengan khawatir, Jayden mengusap rambut Delisha lembut.

"Ada apa sayang?kamu sakit?" tanya Jayden khawatir.

Delisha langsung memeluk Jayden dengan erat,ia berusaha untuk mengatur nafasnya agar kembali teratur.

"Bad dream right?" tanya Jayden sembari mengusap lembut rambut Delisha dan mencium nya.

Delisha tak menjawab, ia menggigit pundak Jayden dengan kuat hingga membuat Jayden kesakitan. Jayden menjauhkan kepala Delisha dari bahu nya, Jayden ingin marah namun tidak jadi saat melihat wajah polos sang istri.

"Kamu yang gigit ?"tanya Jayden panik saat melihat darah yang keluar dari tangan Delisha.

Delisha kembali menggigit bahu Jayden kuat sebagai pelampiasan nya, nafas nya juga mulai teratur, mata Delisha mulai memberat dan berakhir tertidur setelah puas menggigit bahu Jayden.

Jayden tertawa kecil melihat Delisha yang tertidur, ia membenarkan posisi Delisha lalu mengobati luka ditangan sang istri.

"Bagaimana ini Delisha, kenapa kau berubah dan membuatku mencintai mu" ujar Jayden lirih.

Tangan nya terus mengelus kepala Delisha dengan sayang,hati nya bimbang saat ini apakah dia harus tetap dengan rencana nya atau membiarkan semua nya berlalu.

Begitu juga dengan Alister saat ini, hati nya bimbang,marah,kecewa,dendam dan cinta menjadi satu. Jika saja malam buruk itu tidak terjadi mungkin saat ini dia tidak seperti ini.

"Aku tidak boleh lemah, aku tidak akan jatuh cinta. Dia yang memulai semua nya" ujar Alister dingin.

Pisau ditangan nya ia lemparkan dan mendarat dengan tepat di foto yang berisikan keluarga kecil yang tersenyum bahagia.

"Kalian begitu bahagia diatas penderitaan kami, tunggu tanggal main nya"ujar nya dingin senyum miring terbit dibibir nya.

Disisi Darion pria itu hanya diam dan tidak ada yang tau pikiran nya,ia mengusap lembut foto keluarga kecil yang sedang tersenyum bahagia,usapan itu berubah jadi remasan yang kuat hingga foto itu hancur.

______

Pagi.

Suasana pagi ini begitu suram ketiga pria kembar itu menatap aneh kearah Delisha yang duduk dengan diam dan acuh kepada mereka, mereka merasa sang istri kembali ke sikap awal nya yaitu acuh  dan menghindar dan mereka tidak suka dengan sikap itu.

Delisha menyelesaikan lebih dulu sarapan nya, tanpa bicara lagi ia berdiri dan berjalan keluar mansion, ada tempat yang ingin dia tuju saat ini.

Kembali kemeja makan, ketiga pria kembar itu mengepal tangan mereka dengan erat,lalu pergi kekantor masing-masing tanpa bicara lagi.

"Aku benci dia yang acuh seperti ini" batin ketiga pria itu.

Delisha melajukan motor nya dengan cepatan diatas rata-rata, setelah 2 jam perjalanan dia berhenti di jalanan yang sepi dimana kiri kanan nya terdapat hutan yang lebat.

Delisha turun dari motornya dan berjalan memasuki hutan itu, ia berhenti tepat disebuah batu besar dan terdapat air terjun yang sangat indah. Delisha duduk dibatu besar itu lalu menatap sendu air terjun didepan nya.

"Gue bahkan ga tau apa-apa tentang balas dendam ini,lalu kenapa gue terlibat disini gue juga korban" ujar nya lirih.

Ternyata kehidupannya yang dulu dan sekarang tidak jauh berbeda disini dirinya lah antagonis dimata semua orang termasuk ketiga suami nya.

Delisha menatap air terjun didepan nya dengan lamat, diatas sana ada jurang dan jurang itulah yang akan menjadi saksi bisu dimana dirinya dibunuh oleh ketiga suami nya dengan mendorong nya.

Delisha berdiri dan berbalik namun ia terpaku saat sebuah pistol tertodong padanya, bukan pistol yang membuat nya terpaku melainkan wajah tampan bak dewa yunani didepan nya ini yang membuatnya terpaku.

"GANTENG NYA CALO SUAMI!" teriak Delisha antusias.

Pria yang menodongkan pistol itu terkejut mendengar teriakan Delisha,bukan nya takut orang didepannya ini malah mengagumi ketampanan nya.

"Lo gak takut?" tanya Pria itu dingin.

Delisha menggeleng cepat sembari menatap binar wajah tampan didepan nya ini, kan sudah dibilang dia itu pencinta cogan.

"Lo beneran gak takut sama gue?" tanya nya lagi.

"Ga lah masa gue takut sama calon suami"ujar Delisha tersenyum manis.

Pria didepan nya itu tertegun menatap Delisha dalam, hey dia menodongkan pistol dihadapan nya,dan dia tidak melihat rasa takut sedikitpun dimata itu.

"Gue bisa aja bunuh lo disini"ujar Pria itu.

"Ga mungkinlah, emang lo tega bunuh calon bini lo?kagak kan"ujar Delisha pede.

Pria didepan nya ini tertawa kecil mendengar ucapan pede Delisha, seumur hidup baru ini dia menemui orang yang terlalu pede seperti wanita didepan nya ini.

Pria itu menurunkan pistolnya dan menyimpan nya, ia menaiki sebelah alis nya saat melihat tangan Delisha terulur pada nya.

"Kenalan sama calon suami,masa kagak tau nama calo bini lo"ujar Delisha.

"Akail" ujar nya menjabat tangan Delisha.

Delisha terdiam saat tau nama pria didepan nya ini, sang second male, protagonis pria kedua seorang buronan kelas kakap orang yang membantai habis seluruh keluarga besar nya seorang diri.

"Akail Cedric Gervais" gumam Delisha pelan,namun masih bisa didengar oleh Kail.

Kail tersenyum miring saat wanita didepan nya ini menyebutkan nama lengkap nya,ia meremas sedikit kuat tangan Delisha hingga sang empuh sadar dari lamunannya.

"Kenapa lo takut sekarang?" tanya nya remeh.

Delisha mengerjabkan matanya beberapa kali lalu menggeleng pelan,menatap mata hitam pekat milik Kail.

"Gue? Takut sama lo? Hahahah ngelawak lo" tawa Delisha kencang.

Kail sendiri tertegun mendengar tawa Delisha untuk pertama kalinya ada orang yang tidak takut pada nya,selama ini orang-orang akan menjauh dari nya dan ketakutan saat mendengar nama nya, tapi wanita didepan nya ini malah ketawa .

"Gue Delisha,panggil sayang juga boleh"ujar Delisha setelah meredakan tawanya.

Delisha menepuk pelan bahu Kail dan tersenyum lembut.

"Dunia memang tidak adil untuk kita, pada akhirnya kita lah penjahat nya didalam cerita mereka_"

"Lo hebat Kail, meski kita sama tapi gue ga seberani lo" lanjut Delisha lalu pergi dari sana meninggalkan Kail yang terdiam kaku.

_______

Sampai di sini dulu guys ceritanya jangan lupa

Vote

Komen nya ya

See you next chapter and bye bye.