NovelToon NovelToon
Selir Jenderal Perang

Selir Jenderal Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Dark Romance
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bella Bungloon

Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.

***

Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.

Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.

Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.

Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?

Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella

TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 007

Matahari belum terbit, tapi pria itu telah lebih dahulu terbangun dari tidurnya. Pria itu— kemudian beranjak dari ranjang nya, wajahnya terlihat lebih segar daripada hari-hari sebelum nya.

Sorot mata nya tajam, menatap wanita yang masih tertidur pulas setelah semalam bertempur dengan nya. Wajahnya terlihat cantik, dan lebih menenangkan saat ia tertidur, tapi terkadang membuatnya berpikir... wajah secantik itu— bagaimana mendeskripsikan nya? Bunga? Bulan? Kecantikan wanita itu benar-benar tidak bisa di deskripsikan dengan apapun. Jie Xieye, melebihi cantiknya bunga, rembulan bahkan bintang.

Tunggu—!?

"Jie Xieye —?!" Hang Tianyu mengucek matanya. Memastikan baik-baik siapa wanita yang sedang tertidur di kasur.

"Dasar badjingan, kau— Hang Tianyu, sudah jelas itu istrimu Le Chieli. Mengapa terus memikirkannya."

Pria itu memijat pangkal hidung nya. Langkah nya, kemudian menuju jubah yang tergeletak di kursi kayu memanjang. Di raihnya dan di pakai nya jubah kebanggaannya itu. Setelah itu, ia pergi meninggalkan kediaman Phoenix.

...

Luozhe, nama Kediaman miliknya, terukir indah di atas pintu besar di papan kayu. Tempat yang sudah beberapa hari tidak ia datangi, dirinya lebih memilih tidur di ruang kerjanya, daripada tempat yang menjadi saksi bisu bagaimana dia merebut kehormatan seorang tabib lugu.

Dengan helaan nafas panjang penuh beban, Hang Tianyu menelusuri kediaman nya, langkahnya membawa nya menuju kamar pribadinya. Di tempat inilah, kehormatan dirinya dan gadis itu ternoda.

Namun, sialnya, bayangan-bayangan malam itu terus berputar di kepalanya. Bukankah dia sudah seperti badjingan sekarang? Jika dia mengingat bagaimana wajah Jie Xieye malam itu, jika telinga dan pikirannya masih mengingat suara rintihan Jie Xieye, bukankah artinya dirinya—

"Jenderal Agung...."

Panggilan itu membuat Hang Tianyu menoleh ke belakang. Wuxi berdiri di belakang nya dengan tubuh sedikit membungkuk.

"Terjadi sesuatu di kediaman Peony?" Tebak Hang Tianyu yang langsung tepat sasaran.

Wuxi mengangguk membenarkan tebakan pria itu. "Benar, Jenderal... Beberapa pelayan membuat keributan, mereka menghina dan mencemooh Selir Jie."

Satu alis Hang Tianyu. Meski dia sudah menduga ini akan terjadi, dia berharap itu terjadi. Tapi —

"Lagi-lagi aku membuatmu menderita Tabib Jie. Keegoisan ku benar-benar menghancurkan kehidupan mu."

"Lalu," Hang Tianyu menghela nafas pelan. "Bagaimana keadaan nya?"

"Selir Jie sangat marah, dia bahkan memukul pelayan itu. Anda tenang saja, Jenderal. Saya sudah menghukum mereka dengan seratus cambukan."

"Memukul pelayan itu?" Hang Tianyu mengerutkan keningnya. Jie Xieye terkenal sebagai tabib lemah lembut dengan kesopanan nya. Tidak pernah menunjukkan amarah. Jika dia sampai memukul pelayan itu...

"Sepertinya aku yang telah mengubah nya menjadi seperti itu," kekehan terdengar di akhir kalimat Hang Tianyu. "Tabib yang selalu tenang, tiba-tiba menjadi tak terkendali. Apakah luka ini benar-benar menghancurkan mu, tabib Jie??"

"Anda tenang saja, Jenderal... Saya akan selalu mengawasi dan menjaga Selir Jie."

"Terima kasih, Wuxi. Aku percayakan dia padamu, karena aku hanya akan membuatnya semakin menderita."

...***...

Cahaya pagi menyelinap masuk melalui jendela kamar Jie Xieye. Kamar mewah dengan ukiran bunga peony di ranjang nya.

Sementara, sang pemilik kamar sedang berada di depan cermin besar. Di belakangnya, Rongyi sedang menata rambut nya.

"Anda sangat cantik, Nyonya ku." Puji pelayan muda nya.

Jie Xieye tersenyum tipis. Dia jarang memperhatikan penampilan dan wajahnya, tapi setelah memperhatikan wajahnya, itu tidak cukup buruk. Hidung nya mancung, bibirnya ranum, bulu mata nya lentik dan sorot matanya sayu.

"Pagi ini Anda akan memberi salam pada Nyonya Hang Suyue. Meski nyonya Hang Suyue terlihat tegas dan sulit di tebak, Beliau adalah sosok yang bijaksana dan penuh kehati-hatian,"

"... Jika Anda memenangkan hati nya. Beliau bisa menjadi rekan, bisa juga menjadi lawan."

Jie Xieye mengangguk, dia sudah hafal tentang hal seperti ini. Bahkan jika itu di keluarga seorang Jenderal, jika kau tidak memiliki pendukung, maka bersiaplah mati di medan licik dunia politik.

"Karena Jenderal Hang adalah Jenderal Agung kekaisaran kita, Anda juga akan memberi salam pada Kaisar, sekaligus meminta restu."

Jie Xieye kembali mengangguk. Tapi ekor matanya kemudian mencari keberadaan seseorang. Keningnya berkerut tidak melihat orang yang ia cari.

"Di mana Wuxi?"

Rongyi yang sudah selesai menata rambut Nyonya nya, ikut mengerutkan kening nya.

"Saya tidak melihat Tuan Wuxi, Nyonya. Dia telah pergi pagi-pagi sekali, saat Anda sedang membersihkan diri."

Terdengar helaan nafas berat dari Jie Xieye. Raut wajahnya berubah dingin. Dia kemudian menarik secantik kertas dan menuliskan sesuatu.

"Rongyi, tolong siapkan ini semua."

Rongyi menerima kertas itu dan menunduk. "Baik, Nyonya."

"Aku akan pergi sendiri ke kediaman Persik."

...***...

Angin pagi membawa hawa dingin yang menusuk. Langkah kaki Jie Xieye menyusuri lorong panjang. Ia berjalan seorang diri, tanpa payung, tanpa pengawal. Langkahnya ringan, tapi sorot matanya tajam seperti mata pedang.

Namun, ketika melewati taman batu menuju arah timur—langkahnya terhenti.

Di depan sana, berdiri dua sosok. Jenderal Agung Hang Tianyu.

Dan di sampingnya, Wuxi.

Jie Xieye mengerjap sejenak, lalu matanya menyipit. Dia tidak butuh banyak waktu untuk menebak arah datangnya sang Jenderal. Sudah jelas pria berjubah itu dari kediaman Phoenix, milik Le Chieli.

“Hang Tianyu —!!"

Hatinya merapat dingin, seperti air es mengaliri dadanya. Jemarinya terkepal rapat di balik lengan bajunya, bahkan hingga buku jarinya memutih.

Pria itu sengaja tidak datang ke kediamannya. Membiarkan para pelayan menghina dirinya sesuka hati. Lalu sekarang… muncul di hadapannya, dengan wajah tanpa dosa?

“Dasar bajingan!” umpatnya dalam hati, tanpa menyembunyikan amarah di wajah.

Wuxi yang berdiri di belakang Hang Tianyu, maju selangkah dan segera memberi hormat.

“Selir Jie,” katanya sopan. “Mengapa Anda sendiri?”

Jie Xieye tersenyum. Tapi itu bukan senyum ramah yang biasanya ia tunjukkan saat meracik obat. Senyum itu dingin, dan beracun.

“Bukankah baru semalam, seseorang berjanji akan menjadi orangku seutuhnya?” suaranya tenang, tapi sinis. “Tapi begitu aku membuka mata... Dia sudah menghilang. Seolah tak pernah membuat sumpah pada siapa pun.”

Wuxi tercengang. Tubuhnya gemetar kecil. Ia langsung berlutut. Tahu jelas yang di maksud Jie Xieye adalah dirinya.

“Hamba... mohon ampun, Selir Jie! Saya tak bermaksud mengabaikan—”

“Aku tidak butuh permohonanmu,” potong Jie Xieye tajam, pandangannya lurus ke arah Hang Tianyu. “Aku hanya tidak suka kebohongan.”

'Tidak suka kebohongan' jelas Hang Tianyu sadar untuk siapa kalimat itu terucap.

Mata yang sejak tadi tak beranjak dari wajah wanita itu. Memandang seperti ingin membaca isi hatinya yang tersembunyi di balik lapisan sinis dan tenang.

Jie Xieye maju selangkah.

Mereka kini berdiri tepat di depan jembatan kayu yang menghubungkan dua sisi kediaman—seolah semesta mempertemukan dua hati yang saling melukai,

Angin meniup tirai merah di kejauhan. Daun-daun peony gugur satu per satu, jatuh ke atas air kolam yang bening.

Jie Xieye membuka mulut.

“Aku bisa diam. Bahkan rela menutup mata dan mulutku agar tidak melukai perasaan Le Chieli... Memendam semua perasaan ku sendiri,"

Nada suaranya dingin, hampir tanpa intonasi. Tapi matanya berkilat seperti bara.

“Aku juga tak akan memaksamu untuk datang semalam... Aku paham siapa aku. Tapi...”

Ia maju selangkah, suara rendahnya berubah tajam.

“Jangan biarkan aku dipermalukan di kediaman Hang. Aku mungkin tabib rendahan di mata mu. Tapi aku bukan boneka hina yang bisa diinjak kapan pun kau mau.”

Hang Tianyu masih tak bergerak. Sorot matanya berubah suram.

Tapi Jie Xieye sudah membuang pandang. Ia melangkah, menyusuri jembatan kayu dengan gaun panjang yang melambai anggun, melewati mereka tanpa sedikit pun menoleh ke belakang.

Hanya gema langkahnya yang tertinggal, dingin dan menyakitkan.

Dan Hang Tianyu… hanya berdiri di tempat, tak mampu mengejarnya.

"Jenderal," panggilan Wuxi menyadarkan pria itu.

Hang Tianyu masih memandang punggung Jie Xieye yang perlahan menghilang dari pandangan nya.

"Apa yang harus aku lakukan, Wuxi...."

...***...

Ruang utama Kediaman Persik disinari cahaya pagi yang lembut. Tirai sutra warna emas bergoyang pelan dihembus angin, aroma teh wangi menyebar dari teko giok yang baru saja dituangkan.

Di tengah ruangan, duduklah Nyonya Hang Suyue—wanita paruh baya yang tetap memesona meski usia telah menyentuh pelipisnya. Wajahnya bersih, tegas, dan penuh wibawa. Jubah biru langit yang ia kenakan menjadikan sosoknya seperti lukisan klasik hidup.

Langkah halus terdengar dari arah pintu.

“Selir Jie Xieye, memberi salam hormat pada Nyonya Agung,” ucap Jie Xieye sambil menunduk dalam-dalam, hormat namun anggun.

Hang Suyue menatapnya lama, sebelum akhirnya tersenyum tipis. Senyum yang tak bisa ditebak maknanya.

“Nak, kau begitu cantik, dan tahu caranya bersikap.” Suaranya tenang. “Bagaimana kabar calon cucuku?”

Jie Xieye mengangguk sopan. “Terima kasih, Nyonya," ia kembali meraba perutnya. "Kami baik-baik saja."

“Baguslah, Jie Xieye, jagalah dirimu dan anak itu. Kesehatanmu penting. Keturunan keluarga Hang, apalagi dari darah Jenderal Agung, adalah anugerah besar.” Ia memandang lebih tajam. “Tapi kau juga harus menjawab dengan jujur...”

Hang Suyue menyandarkan punggung. “Apakah Tianyu bersikap tidak adil padamu?”

Hening sejenak menyelimuti ruangan. Hanya bunyi angin dan daun kering yang berjatuhan di luar paviliun.

Jie Xieye menunduk, menahan napas, lalu tersenyum tipis—senyum pahit yang berusaha ia sembunyikan dengan sempurna.

“Beliau adalah suami yang sibuk, Nyonya,” jawabnya tenang. “Aku... sadar diri, bukan siapa-siapa sebelum membawa anak ini dalam tubuhku. Beliau memberi tempat, memberi status, dan melindungiku. Aku tak bisa meminta lebih.”

Kalimat itu seperti angin yang berembus pelan, namun menghantam Hang Tianyu yang berdiri di samping ibunya. Rahangnya mengeras. Sorot matanya gelap.

Dia tahu, Jie Xieye sedang berbohong. Tapi bukan untuk dirinya—melainkan demi menjaga kehormatan keluarga Hang. Demi tidak mempermalukannya.

Belum sempat suasana mencair, langkah tergesa terdengar di lorong luar.

“Le Chieli datang menghaturkan salam untuk Nyonya Agung,” seru Le Chieli

Le Chieli masuk dengan gaun merah dan tusuk konde Phoenix.

“Maafkan keterlambatan hamba...”

Hang Suyue menurunkan cangkir tehnya dengan suara halus, tapi tatapannya tajam.

“Sebagai istri sah, kau seharusnya menjadi teladan. Tapi kau datang terlambat memberi salam? Adakah itu bentuk hormatmu?”

Le Chieli kaget. Belum sempat menjawab, pelayannya maju selangkah dan menyela.

“Mohon maaf, Nyonya Agung. Nyonya kami terlambat karena semalam harus... melayani Tuan Jenderal hingga larut malam.”

Ruang itu langsung diselimuti hawa dingin yang menyesakkan setelah mendengar penjelasan dayang pribadi Le Chieli.

Tatapan Hang Suyue berubah dingin seketika. Ia menoleh pada putranya.

“Tianyu,” katanya pelan, namun mengandung tekanan. “Bukankah semestinya kau berada di Kediaman Peony semalam?"”

Hang Tianyu menghela napas pelan, ingin menjawab, tapi justru—

Jie Xieye yang bicara lebih dulu.

“Mohon jangan salahkan beliau, Nyonya.” Suaranya tenang, tapi penuh luka yang ditahan. “Aku sadar diri, aku bukan siapa-siapa. Aku tahu, keberadaan ku di sini semata-mata karena anak ini,” ia menyentuh perutnya perlahan, “dan bukan karena hati.”

Sejenak, hening kembali menyelimuti ruangan.

Tapi Hang Tianyu menatap Chieli dengan sorot dingin.

...

"Tabib Jie...."

Jie Xieye menghentikan langkahnya. Berbalik perlahan dan menatap malas pria yang memanggil nya.

Hang Tianyu melangkah lebar, urat lehernya menonjol dan keningnya berkerut serta sorot mata berkilat.

 Dengan gerakan kasar, pria itu mencekram lengan Jie Xieye.

"Apa kau sengaja mempermalukan aku di hadapan ibu ku?" Suara nya terdengar dingin dan tajam.

Namun, tak membuat Jie Xieye takut. Perempuan itu mengangkat wajahnya angkuh, membalas tatapan Hang Tianyu tak kalah tajam.

"Itu memang fakta nya bukan?" Senyum miring di wajah perempuan itu, membuat Hang Tianyu semakin kuat mencekram lengan Jie Xieye.

Jie Xieye meringis pelan, lalu mendorong tubuh Hang Tianyu kasar. Jari telunjuk terangkat menunjuk pria itu kasar.

"Dengar, Jenderal Hang Tianyu! Aku bukan orang bod0h yang harus tunduk padamu," dadanya naik turun seiring nafasnya yang tak beraturan. "Kamu memang tidak mencintai ku, bukan berarti aku harus diam saat kalian menghina ku!"

1
MommyRea
hadir Thor.. baru Nemu karyamu..😊
MommyRea: ok .. semangat update nya ☺️
IG@bella_bungloon: hallo, kak ^^ selamat datang dan selamat membaca. semoga terhibur yaa, terus ikuti perjalanan para tokoh di novelku 💅😌 jangan lupa mampir di karyaku yang lain
total 2 replies
Marvell Indra
apa chieli lupa dengan apa yang dia dilakukan sahabatnya?
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
Kusii Yaati
kak ceritanya jangan tegang tegang terus dong... ganti suasana gitu yang romantis,aq membacanya ikut tegang... para pemain wanitanya juga nekat nekat dan penuh ambisi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya 😩
IG@bella_bungloon: itulah realita kehidupan di kehidupan zaman itu kak:) romantis scene ya? masalahnya kehidupan aku gak pernah ke dapetan episode romantis, masa mereka pada romantis?😌💅
total 1 replies
Marvell Indra
hati chieli mulai ada api ni... bahaya...
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
Marvell Indra
siapa TUAN yang berkhianat itu??!!
hanya author yg tau..🤔
Kusii Yaati
setampan apa sih hang tianyu sampai di perebutkan sepupu sepupunya sendiri...
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
Marvell Indra
penyakit datang,,, jeng,jeng,jengggg..
Marvell Indra
semangat thor💪
Kusii Yaati
aq gemes banget sama Tianyu sumpahhh pengen nonjok wajah Tianyu 😤
Kusii Yaati
yang kuat tabib jie, jangan lemah atau kau akan di remehkan terus sama tianyu🥺....Hang Tianyu lambemu tak leleti sambel lho, bukannya menenangkan istrinya malah menuduh yg bukan bukan 😤 masih untung tabib jie dan kandungannya tidak apa apa
Kusii Yaati
kayaknya ada aroma aroma cemburu nih... nggak suka istrinya dekat dengan rivalnya 😏
Marvell Indra
jendral Han dirimu, mempertahankan harga diri atau cemburu??!
Marvell Indra
faster up thor...💪
Marvell Indra
ada peran antagonis lagi,,, jeng,,,jeng,,,jeng..
Kusii Yaati
rasanya pengen tak cubit ginjalnya jendral hang...😩
Kusii Yaati
siapa lagi yang berniat jahat pada tabib jie Thor... padahal xieye tidak pernah menyakiti atau menyinggung orang lain 🥺
Kusii Yaati
akhirnya diri mu up juga Thor...ku kira lupa 😁
Marvell Indra
walaupun hanya selir, dia juga ibu dari anakmu hang tianyu.🤬
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔
Marvell Indra: gemes pengen tak gethok kepalanya, biar otaknya waras sedikit gitu
IG@bella_bungloon: kak?? apa yang gemesin dari Hang Tianyu?🥺 dia itu nyebelin loh. tapi makasih yaa udah mampir dan support karya aku, ikuti terus perjalanan Jie Xieye🌹
total 2 replies
Dewi Habibah
bagus ceritanya
Marvell Indra
up terus thos💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!