Nayla,wanita cantik penuh pesona,menikahi seorang ketua Mafia dingin dan kejam....
Nayla sangat mencintai suaminya,sehingga ia memaksa sang ayah untuk menikahkan dia dengan ketua Mafia itu....
ia tak peduli jika suaminya itu tidak mencintainya,ia dengan penuh harap bawah suatu hari dia akan meluluhkan suami dingin dan kejam nya itu....
namun suatu hari dia di habisi oleh suami nya sendiri dan di beri kesempatan hidup kembali....
penasaran dengan kisah selanjutnya?
yuk mampir dan baca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 07²
...🌼🌼🌼...
...Setelah mobil Tuan Berto pergi meninggalkan mansion, Hana dan Alex pun ikut berjalan keluar dari pintu mansion, lalu masuk ke dalam mobil. Alex menatap Hana dengan tatapan penuh penyesalan yang mendalam, namun juga seulas kelegaan yang tersamarkan....
"Maaf, aku tidak bisa menikah sah denganmu secara hukum dan agama," ucap Alex, suaranya terdengar berat dan penuh keraguan, lalu mengusap pipi Hana dengan lembut. Gerakannya adalah upaya untuk menenangkan, lebih dari sekadar sentuhan kasih.
...Hana tersenyum hangat, senyum kemenangan yang memuakkan bagi siapa pun yang tahu kebenarannya, dan menatapnya. ...
"Tidak apa-apa, sayang, asalkan aku selalu ada di dekatmu, itu sudah cukup." Ujar Hana, matanya berbinar licik, penuh kepuasan terselubung.
...Kalimatnya terdengar tulus, namun jauh di lubuk hatinya, ia tahu apa yang benar-benar ia inginkan....
"Sungguh... aku sangat beruntung memiliki kekasih sepertimu," puji Alex, tatapannya lekat, seolah berusaha meyakinkan dirinya sendiri, menatap lekat wajah Hana penuh cinta.
...Ada bayangan keraguan yang berkelebat di matanya, sekilas, sebelum hilang....
"Aku juga sama, sayang," sahut Hana, suaranya melenakan, seperti racun manis.
...Mobil yang mereka tumpangi melaju pergi, membelah jalan menuju tempat di mana mereka akan melangsungkan pernikahan siri....
...Tanpa kehadiran kedua orang tua Alex, yang Hana inginkan hanyalah menikahi Alex, lalu menjadi Nyonya Salvatore satu-satunya. Ambisi itu membakar hatinya, tak peduli cara, tak peduli harga....
*
*
*
...(Di Perusahaan Keluarga Madeira)...
...Begitu Tuan Berto dan Nayla tiba di perusahaan, Tuan Berto bergegas memperkenalkan Nayla sebagai asisten barunya kepada semua karyawan, dengan bangga terpancar dari senyumnya. Lalu, mereka kembali masuk ke dalam ruangan Tuan Berto....
"Astaga... Papa, ini sangat melelahkan!" keluh Nayla, menjatuhkan dirinya di sofa, tubuhnya terasa remuk, namun matanya memancarkan semangat yang baru ditempa.
...Ia menatap sang ayah yang kini tersenyum hangat ke arahnya, senyuman yang selalu menjadi pelabuhan hatinya....
"Tentu, sayang. Tapi melihat kamu bahagia, kelelahan Papa seketika sirna," ucap Tuan Berto, duduk di kursi kebesarannya, lalu meraih beberapa berkas dan mengeceknya.
...Ada kehangatan dalam suaranya yang menyejukkan jiwa Nayla....
"Cih! Tukang gombal!" Nayla memajukan bibir, memasang wajah cemberut dan melipat kedua tangannya di dada. Ada nada manja, namun juga sedikit melankolis dalam gurauannya. "Sekarang aku jadi tahu, kenapa Mama bisa secinta ini kepada Papa."
"Apa itu, sayang?" tanya Tuan Berto, senyum kecil tersungging di bibirnya, tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang sedang ia pegang.
"Karena Papa selalu menggoda Mama dengan gombalan Papa itu!" jawab Nayla, bibirnya maju ke depan dengan kesal, namun ada sedikit kecemburuan yang tak diucapkan.
...Melihat tingkah Nayla, Tuan Berto pun tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. Ada kebahagiaan sederhana dalam interaksi ayah-anak ini....
"Tentu Papa akan selalu menggoda ibumu, dia adalah istri Papa. Kamu juga pasti selalu digoda suamimu," kekeh Tuan Berto menyahut perkataan Nayla. Kata-kata itu, yang seharusnya menghibur, justru menusuk Nayla tepat di ulu hati.
...Tanpa ia sadari, kini wajah Nayla berubah menjadi sendu, pupil matanya meredup, dan ia menunduk dalam-dalam, berusaha menyembunyikan badai yang berkecamuk di dadanya....
"Beruntungnya menjadi Mama, bisa bercanda dan merasakan cinta dari seorang suami," batin Nayla, suaranya tercekat di tenggorokan, menahan air mata yang mendesak keluar. Hatinya terasa remuk, bayangan Alex dan Hana kembali berkelebat, mengoyak jiwanya.
...Seketika, ruangan Tuan Berto menjadi hening. Hening yang penuh beban, penuh kesedihan yang tak terucapkan. Sontak membuat Tuan Berto menoleh ke arah Nayla....
"Lala, kamu baik-baik saja, sayang?" tanya Tuan Berto, mengerutkan kening, merasakan aura kesedihan yang tiba-tiba menyelimuti putrinya.
"Ah! I-iya, Pa... aku baik-baik saja, aku mau bekerja dulu." Nayla tersadar, tergagap, berusaha sekuat tenaga menyembunyikan lukanya.
...Ia bangkit dari sofa dan berjalan pergi meninggalkan ruangan Tuan Berto, langkahnya tergesa, seolah ingin melarikan diri dari kesedihan yang mencengkeram....
...Membuat Tuan Berto menatap punggung Nayla dengan tatapan bingung. Kekhawatiran merayapi hatinya. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa, sungguh dia sangat ingin bertanya, tapi melihat mood Nayla yang sedang tidak baik, Tuan Berto pun mengurungkan niatnya. Sebuah desahan berat lolos dari bibirnya, rasa tak berdaya melingkupi....
...Di luar ruangan, Nayla duduk di meja kerjanya, berusaha sekuat tenaga menahan air mata yang mendesak, mengepalkan jemarinya di bawah meja. Ia mencoba merelakan Alex kepada sang kakak tiri, walaupun dia harus menghadapi perasaan dan hati yang hancur berkeping-keping. Setiap embusan napas adalah perjuangan, setiap detik adalah siksaan....
"Haaahhh... aku pasti bisa, semangat, Lala," gumam Nayla, menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan.
...Ia mencoba membangkitkan kembali sisa-sisa kekuatannya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri....
Ting!
...Suara notifikasi pesan ponsel Nayla membuat Nayla melirik sejenak ke arah ponsel. Ada sedikit harapan, namun lebih banyak ketakutan. ...
...Nayla pun meraih ponselnya lalu membuka notifikasi Instagram, dan kedua mata Nayla kembali berkaca-kaca. Jantungnya berdebar kencang, firasat buruk menghampiri....
"Alex..." lirih Nayla, suaranya tercekat, nyaris tak terdengar, melihat foto yang diposting oleh Hana: sepasang tangan memakai cincin pernikahan dengan caption
#OTW bulan madu#.
Tes.
...Air mata Nayla pun lolos dari kedua mata cantiknya tanpa permisi, mengalir deras, membawa serta segala kepedihan dan kekecewaan yang tak tertahankan. Dengan cepat Nayla memasukkan ponselnya ke dalam laci meja kerja, dan menghapus air mata di kedua matanya dengan cepat, lalu duduk tersenyum sambil mengecek berkas-berkas seolah tidak terjadi apa-apa. Sebuah topeng sempurna ia kenakan, menyembunyikan gejolak badai di dalam dirinya. Padahal, hatinya sangat hancur saat ini, terkoyak, porak-poranda oleh kenyataan pahit....
*
*
*
...(Sore Harinya)...
Seharian penuh Nayla memasang senyuman palsu untuk mengelabui semua orang, termasuk ayahnya. Senyum itu terasa berat, menguras seluruh tenaganya. Namun, setelah pulang ke mansion dan mendapati mansion kosong tanpa keberadaan Alex dan Hana, pikiran Nayla melayang ke mana-mana, dipenuhi bayangan-bayangan menyakitkan.
"Cih! Apa urusannya denganku? Kenapa jika mereka melakukan hal itu? Itu 'kan urusan mereka, lagian Hana adalah wanita yang dia inginkan," gerutu Nayla, suaranya terdengar frustrasi, mencoba meyakinkan dirinya sendiri, namun gagal.
...Ia menaiki anak tangga menuju kamar miliknya, setiap langkah terasa berat, seperti membawa beban seribu ton....
...Di dalam kamar, Nayla berusaha mandi dan melupakan adegan panas di antara Alex dan Hana yang terus memenuhi pikirannya. ...
...Air dingin yang seharusnya menenangkan, justru terasa panas membakar luka di hatinya. Namun, sepertinya sedikit susah bagi Nayla yang sudah terlanjur mencintai Alex. Cinta itu kini terasa seperti kutukan, membelenggunya....
"Aaarrrrggg...! Pria brengsek! Kenapa kau dan wanita sialan itu selalu memenuhi pikiranku!" jerit Nayla, suaranya parau, penuh keputusasaan dan amarah yang meluap-luap. Ia menarik rambutnya dengan kedua tangan dengan frustrasi, seolah ingin menarik keluar semua pikiran yang menyiksanya.
...Semakin lama, adegan panas yang menghantui Nayla semakin brutal, menggerogoti kewarasannya. Membuat Nayla tidak tahan lagi. Ia bergegas berganti baju seksi berwarna hitam pekat, menunjukan lekuk tubuh Nayla yang bak gitar Spanyol. Ada niat terselubung di balik pilihan bajunya, sebuah upaya untuk melarikan diri, untuk mencari pelampiasan. Apalagi berpadu dengan sepatu high heels berwarna putih membuat Nayla terlihat sangat menggoda malam ini....
...Lalu, Nayla berjalan keluar dari dalam kamar, menuruni anak tangga, dan berjalan menuju pintu mansion. Dari jauh, kepala pelayan yang melihat kepergian Nayla hanya bisa diam, menatap dengan prihatin, namun tak berdaya....
"Cih! Kalau aku berlama di dalam mansion pengap itu, besok aku akan dibawa dan dirawat di rumah sakit jiwa," gumam Nayla, suaranya terdengar getir, penuh kekesalan dan keputusasaan.
...Ia menyalakan mobil dan menancap gas pergi meninggalkan mansion dengan kecepatan tinggi, seolah ingin melarikan diri dari bayang-bayang yang mengejarnya....
...Tanpa Nayla sadari, mobilnya diikuti oleh mobil orang-orang suruhan Alex atas perintah Alex. Mereka pun mengambil foto Nayla saat Nayla berjalan keluar dari dalam mansion, lalu mengirimnya kepada Alex. ...
...Foto itu menjadi bukti yang membakar amarah Alex. Membuat Alex yang tengah berlayar memakai yacht mewah mengertakkan gigi dan meremas ponselnya dengan kuat. Wajahnya mengeras, ada campuran kemarahan dan kecemburuan yang mendalam....
"Sayang... kamu kenapa?" tanya Hana, tiba-tiba muncul dan melingkarkan kedua lengannya di perut Alex yang hanya memakai kimono. Nada suaranya manja, namun matanya mengamati Alex dengan cermat.
"Ah, ini aku sedang sibuk memikirkan proyek baru," elak Alex berbohong, suaranya sedikit tegang.
"Oh." Hana ber-o ria lalu mulai menyentuh dan mengelus dada bidang Alex dari belakang.
Sentuhannya penuh provokasi, menguji batas Alex.
...Membuat Alex mendongak dan memutar tubuhnya berhadapan dengan Hana. Lalu, Alex pun meraih tengkuk Hana dan melumat bibir Hana tanpa ampun. Ciuman itu terasa brutal, sebuah upaya untuk melarikan diri dari pikiran yang menghantuinya. Namun, tiba-tiba bayangan Nayla mabuk dan bercinta dengan pria lain tiba-tiba menghantui Alex, menusuk otaknya seperti pisau. Membuat Alex melepaskan lumatan bibir dan menjauh, nafasnya terengah-engah, matanya dipenuhi gejolak....
"Sayang, ada apa lagi?" tanya Hana menatap wajah Alex dengan tatapan bingung, sedikit tersinggung, namun penasaran.
"Ayo kita minum, karena aku ingin malam ini menjadi hari istimewa untuk kita," ajak Alex mengalihkan Hana. Ada keputusasaan dalam ajakannya, upaya untuk menenggelamkan pikiran yang mengganggu.
...Hana hanya mengangguk setuju dan mengikuti apa yang dikatakan oleh Alex, senyum kemenangan kembali terlukis samar di bibirnya....
(Bersambung)
kalau sudah ada kesempatan ke 2 hrsnya penulis jadikan sang pemeran utama tangguh!!
lah ini kok cengeng!