TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 6
" Apa yang terjadi? apakah dia merasa bersalah pada seorang wanita? tidak seperti biasanya.... " Batin Kevin tidak percaya.
" Hallo.... "
" Hallo... "
" HEI KEVIN LIM......apa kau mendengarku atau kau mau telingamu itu sebelah aku jadikan makanan bunglon milikku "
Nathan berteriak sembari mengancam Kevin dengan sadis.
" Saya mendengarnya Tuan....akan segera saya laksanakan "
" Kalau begitu kita bertemu dikediaman Phoenix tiga puluh menit lagi "
" Phoenix? apa sebenarnya yang kulewatkan saat aku tidak ada disini? " Batin Kevin bingung
" Baik tuan "
" Hmm.... "
Nathan mengakhiri panggilan.
Dia adalah asisten pribadi yang sangat setia pada Nathan selama sembilan tahun dari saat nathan masih duduk di bangku SMA.
Namanya Kevin Lim 29 tahun, pria berketurunan korean asli tampan,tinggi,mapan,dan notabene dirinya tidak jauh persis seperti tuannya yaitu Nathan.
Bahkan dia lebih parah cueknya dingin nya kejamnya kejinya semua sifat buruk sepertinya ada pada dirinya selain bermain perempuan.
Pantas saja dia terlihat santai menanggapi ancaman dan makian dari Nathan, ternyata mereka sama.
Kevin juga sudah menganggap Nathan sudah seperti adiknya sendiri, Karna dia hanya anak yatim piatu yang dibesarkan dan disekolahkan setinggi mungkin oleh Barbara sampai menjadi seperti sekarang. Jadi sudah semestinya Kevin mengabdikan hidupnya pada keluarga Efron yang sudah membesarkannya.
Walaupun Nathan suka memperlakukan dan berbicara kasar padanya dia tetap setia mendengarkan perintah dari Nathan, dia juga tak pernah gentar atau takut sedikit pun oleh ancaman dari Nathan.
Karna dia tahu kalau Nathan memang seperti itu orangnya. Selalu berkata kasar,dan memperlakukan setiap orang dengan kejam bahkan keji.
***
Nathan menutup laptopnya dan melihat arloji ditangan kirinya ,jam sudah menunjukkan pukul enam sore.
Nathan mengganti pakaiannya dengan yang casual lalu bergegas ke lobby menghampiri Alex yang menunggu di mobil.
" Turunlah...aku akan menyetir sendiri! "
" Tapi tuan.... "
" Aku akan pergi kesuatu tempat... "
Nathan melototi Alex yang menyela perintahnya.
" Ba.....baiklah tuan "
Dengan gugup Alex keluar dari mobil dan membiarkan Nathan pergi.
Nathan pun pergi menancap gas mobilnya meninggalkan Alex. Di sepanjang jalan Nathan tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana nanti dia bertemu dengan Rens, apa yang akan dikatakannya.
Hadiah apa yang dibeli oleh Kevin untuk Rens. Pokoknya dia benar-benar dibuat gugup dan tidak tenang.
Nathan melihat arloji jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam.
" Astaga....sudah jam berapa ini "
Nathan semakin mempercepat laju mobilnya. sampai akhirnya dia tiba di rumah Rens sekitar pukul tujuh malam.
Nampak sosok yang familiar buat Nathan sedang berdiri sedari tadi menunggunya tidak lain adalah Kevin asisten nya. Entah dari kapan.
Nathan pun keluar dari mobil.
" Sudah lama menunggu? "
" Tidak tuan.... "
" Baguslah kalau begitu.. "
Nathan menepuk pelan bahu kevin.
" Apa apaan....aku sudah menunggu lebih 2 jam disini " Batin kevin kesal.
" kenapa kau melihatku seperti itu? mana hadiahnya? "
" Tidak tuan.....ini hadiahnya!! "
Kevin mengeluarkan sebuket mawar biru dari dalam mobil.
" Mawar...? "
Nathan mengerinyitkan dahinya.
" Iya tuan...saya baca di internet jika wanita yang sedang marah hadiahkan saja mereka sebuked mawar pasti hatinya akan luluh "
Kevin menjawab dengan semangat. What?
" Huh...kau ini kenapa mencari di internet sih! apa kau tidak pernah melakukannya? "
" Tidak pernah tuan...pacar saja saya tidak punya hahaha "
Kevin tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Sudahlah berikan padaku! kau cepat pergi pulang sana!! "
Nathan merampas buket mawar itu.
" Kalau begitu saya pamit pulang tuan "
Kevin merunduk lalu pergi.
Tinggal lah hanya Nathan yang berada disana, Nathan menatap pintu depan rumah Rens dia ragu untuk mengetuk dan bertemu wanita itu.
Dia takut Rens tidak mau menerima permintaan maafnya. Pasti akan sangat memalukan pemikirannya. Seorang Nathan Efron meminta maaf pada wanita.
Tok...Tok...Tok.
Nathan mengetuk pintu rumah Rens dengan gugup, salah satu Pelayan pun membukakan pintu dirinya.
" Dimana Rens? "
Mata Nathan melihat kesana kemari menyapu seluruh ruangan mencari keberadaan Rens.
" Nona rens sedang ada dikamarnya tuan... "
Jawab pelayan itu gugup, ditatap tajam oleh Nathan.
" Benarkah? hmm... "
Dia diam sejenak.
" Sebentar tuan akan saya panggilkan... "
" Tidak perlu...saya akan ke kamarnya sendiri "
Nathan pun menaiki tangga dan datang ke kamar Rens. Nathan melihat pintu kamar Rens yang terbuka sedikit, langsung saja dia masuk tanpa mengetuk lagi. Dasar seenaknya saja.
" Ada apa ini, kenapa gelap....kemana dia?? "
Kamarnya gelap Rens tidak menyalakan lampu ternyata. Nathan memanggil-manggil nama Rens tapi tidak ada jawaban darinya, hanya terdengar suara tangisan wanita.
Nathan mendekati sumber suara itu ternyata Rens sedang menangis dibalkon kamarnya dengan menggenggam sebotol bir. Nathan mendekat dan menyentuh Rens dibahunya membuat Rens terkejut lalu menoleh kearah Nathan.
" Nathan.....apa yang kamu... "
Mereka berdua pun saling memandang satu sama lain.
Beberapa jam sebelum nya. 🌹🌹
BRAKK.
Rens membanting pintu mobil dan melangkah masuk kedalam rumahnya dengan kesal. " Dasar pria yang aneh "
" Rens....Renesmee berhenti !! Sial ada apa denganku bodoh sekali "
Nathan menyibakkan rambut depannya kebelakang dengan kasar.
Rens merebahkan tubuhnya dan menangis sesegukkan, dia benar benar tak habis pikir kenapa dia harus menikah dengan Nathan yang jangan kan mencintainya bahkan tersentuh olehnya saja Nathan menghindar. Sungguh Nathan yang tidak punya hati.
" Kenapa...kenapa ya tuhan! kau beri aku calon suami seperti dia "
Rens melempar semua barang-barang dari Nathan kelantai.
Lama dia menangis sekitar setengah jam, matanya sembab dan memerah. Dia juga merasakan pusing yang membuat dirinya mengantuk hingga akhirnya tertidur.
Rens terbangun dia melihat kearah jam dinding, pukul sudah menunjukkan setengah tujuh sore atau senja. Dia berjalan perlahan keluar dari kamar menuju ruang penyimpanan bir milik almarhum papahnya.
Dia membuka lemari yang tepat ada didepannya dan mengambil sebotol bir lalu kembali ke kamarnya.
" Kurasa aku harus menenangkan pikiranku dengan minum ini....sekali-sekali tidak masalah " fikirnya polos.
Dia berjalan kearah balkon tanpa menutup pintu kamarnya. kemudian dia membuka tutup botol bir itu dan langsung meneguknya.
" Agghh.....pahit sekali "
" Mah...Pah....kalau memang ini sudah takdir Rens!! Rens akan menerimanya asalkan mamah dan papah bisa tenang disana "
Dia teringat pada orang tuanya.
Rens menatap langit senja yang indah tanpa di sadari air matanya menetes dengan sendirinya membasahi pipinya.
Dia pun kembali menangis mengingat pahitnya hidupnya yang sekarang ia adalah seorang yatim piatu, bahkan mengharuskan dia menikah dengan berlatar belakang karna sejumlah hutang keluarganya.
Sambil menangis sesekali dia meneguk bir itu perlahan dan menyisakan seperempat dari botolnya.
Rens sudah mulai tidak sadarkan diri pipinya memerah dan nafasnya memberat,dia juga meranyau tidak jelas. Sepertinya dia mabuk.
Tiba-tiba Rens terkejut dan langsung menoleh kebelakang, dia merasakan tangan seseorang sedang menepuk bahunya. Dan ternyata itu adalah Nathan.
Maaf **jika banyak nya Typo....🙏🙏🙏**
Nathan (abduction)