Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.
Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Happy Reading🤗
...🌹🌹🌹...
Erika berhasil membujuk Ismalia untuk hadir di acara pesta ulang tahun perusahaan Bramantio Group dengan pakaian gamis yang sempat dibelikan oleh sang sahabat.
Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai oleh Erika dan sang ayah telah tiba di pesta. Tampak sangat ramai tamu undangan yang hadir dari berbagai kalangan bahkan dari luar kota maupun luar negeri.
Sang sopir keluar membukakan pintu penumpang keluarlah Erika dan sang ayah. Penampilan yang anggun dan tampan. Lalu disusul mobil satunya yang ditumpangi oleh sang nenek dan sang kakek.
Tak lupa juga sang supir membukakan pintu keluar lah sang nenek dan kakek dengan penampilannya yang sangat cantik dan tampan walaupun usia mereka yang tidak lagi muda. Sedangkan Erika dan Mandala tengah menunggu sang nenek dan kakek yang berjalan menuju pintu masuk.
Mereka masuk ke dalam melihat suasana dekorasi pesta yang sangat cantik. Mata binar sang nenek mengintai sisi ruangan yang terlihat beda dengan pesta sebelumnya sesuai dengan yang direncanakan oleh sang anak Mandala.
Begitu juga sang anak Erika terkagum-kagum dengan dekorasi ruangan yang dirancang oleh sang ayah. Sambil mata mendelik sisi ruangan dan para tamu undangan.
"Wahh... yah. Cantik banget dekornya. Ayah memang top markotop kalau masalah ini mah. Asli ini bagus banget."
"Terima kasih, sayang. Sebenarnya bukan ayah sih yang dekor. Ayah cuma merancang aja sekretaris ayah yang melakukannya." ikut mendelik ruangan.
"Tetap aja cantik banget yah."
Sang nenek datang mendekati "Erika, teman kamu mana katanya mau dikenalin sama nenek?" Tanya sang nenek melirik mencari sahabat sang cucu.
Mata Erika ikut mencari "Iya ya nek, aku pun juga gak tau Ismalia mana ya. Katanya sih hadir." ujar Erika.
...🌹🌹🌹...
Masih di kediaman Ismalia yang sudah selesai dandan lalu berpamitan dengan sang ibu dan ayah kemudian memesan ojek online. Tidak lama menunggu sang ojek pun tiba di depan rumah.
Cukup Lama dalam perjalanan menuju tempat acara. Akhirnya tiba di depan, Ismalia terlihat tercengang melihat para tamu undangan yang begitu anggun cantik dan tampan. Bisa dikatakan bahkan para undangan dari kalangan pengusaha sukses.
Sedikit ragu Ismalia memasuki ruangan dengan sedikit terkagum dan merasa kurang percaya diri. Mata mencari keberadaan sang sahabat karena ia tidak tahu mau menuju arah kemana.
Akhirnya mengambil benda pipih lalu memencet aplikasi hijau mencari nama kontak Erika dan menghubunginya.
Tut tut tut
"Kok gak diangkat sih." batinnya sambil menggerutu.
Tidak mendapat sahutan lalu memencet kembali.
Tut tut tut
"Ihh... kemana sih Erika. Mana rame banget lagi. Gimana mau nyarinya." Ujar kesal mata sambil mencari keberadaan Erika.
Panggilan kedua pun tidak ada sahutan. Merasa menyerah ia lalu memutuskan menuju ke meja hidangan makanan tersaji. Terdapat banyak pilihan makan yang begitu enak dari makanan berat, dessert, buah, jus, dan lainnya.
Ismalia mengambil piring pilihannya jatuh ke dessert. Selesai memilih ketika berbalik tanpa sengaja ia menyenggol seseorang pria dibelakangnya. Seorang pria berjas hitam kemeja navy siapa lagi kalau bukan Mandala yang baru saja lewat keluar dari toilet.
Brukk
Dessert beserta jus tersebut akhirnya menumpahi baju jas pria tersebut tanpa ia ketahui bahwa yang di senggolnya adalah ayah sang sahabat Erika.
"Ma...maaf... maaf, om. Sa...saya gak sengaja. Maaf om." ujarnya gugup.
Mandala menatap jas nya yang kotor kemudian melirik didepannya wajah yang begitu takut dan gugup menundukkan wajah sedangkan Mandala tanpa ekspresi terlihat menakutkan dengan wajah datarnya dan dingin bak kulkas 3 pintu.
Tanpa berbicara langsung meninggalkan Ismalia yang terlihat takut menunduk lalu menghilang dari hadapan Ismalia. Merasa Mandala tidak berada di hadapannya, Ismalia kemudian menegakkan wajahnya lirik kanak dan kiri Mandala sudah tidak ada.
Ismalia menghela nafas merasa lega. Rasanya begitu tegang dan menakutkan Ismalia berharap ia tidak bertemu kembali dengan si om beruang kutub. Ya Ismalia dalam hatinya sempat menjuluki Mandala yaitu Om Beruang Kutub. Ingat BERUANG KUTUB😁
"Alhamdulillah. Syukur deh om itu sudah menghilang." batinnya menghela nafas.
"Serem banget wajahnya. Mudahan aja gak ketemu lagi tu ama si Om Beruang Kutub." ucapnya.
Di pandangnya dessert dan jus telah jatuh, Ismalia memutuskan mengambil kembali ke tempat makanan yang telah tersaji. Hendak berjalan mendekati terdengar suara panggilan ponsel Ismalia dilihatnya Erika yang memanggil lalu menjawabnya.
"Assalamualaikum, Erika. Kamu dimana aku cariin gak ketemu-ketemu. Aku jadi takut ni sendirian." ujar Ismalia celengak celenguk.
"Wa'alaikumussalam, Is. Maaf ya baru gue Bales. Soalnya ponsel gue silent hehe."
Ucap Erika lagi "Sekarang lo dimana?" matanya yang sedang mencari.
"Aku sekarang dekat meja hidangan makanan."
"Oke, gue ke sana sekarang lo jangan kemana-kemana." memperingatkan Ismalia.
"Iya. Assalamualaikum." Menutup panggilan.
"Wa'alaikumussalam."
Erika akhirnya berjalan menuju meja hidangan makanan menemukan Ismalia sedang berdiri disana sambil memegang ponselnya kemudian menghampiri.
"Is, Sorry ya sekali lagi." Ujar Erika rasa bersalah sambil menangkupkan telapak tangan.
"Eh... gak papa." sedikit senyum menghilangkan rasa kesal.
"Udah yuk. Kita ke nenek, nenek sudah gak sabar berkenalan ama lo." Sambil menarik tangan Ismalia mengajaknya.
Terlihat sang nenek tengah mengobrol tiba-tiba suara Erika memanggil. Sang nenek menoleh Erika lalu melirik Ismalia.
"Erika. Darimana saja kamu." Tanya sang nenek.
"Ini loh nek. Barusan lagi cari sahabat Erika. Oh ya nek kenalin sahabat Erika namanya Ismalia." bergantian melirik sang nenek dan Ismalia. "Is, kenalin ini nenek gue yang paling cantik namanya nenek Rita."
"Hello nyonya saya Ismalia. Sahabat Erika di sekolah." menyalami mencium tangan nenek Erika dengan sopan.
"Hello. Cantik dan sopan sekali. Panggil nenek saja samakan kayak Erika. Ya sayang" tersenyum sambil mengelus tangan Ismalia.
Kemudian diangguki oleh Ismalia dan mengulas senyum di bibirnya.
Tanya sang nenek lagi "Nak Is, Sudah makan atau belum."
"Sudah tadi nek. Hanya mengambil sebagian saja." ujar Ismalia.
"Kalau masih kurang ambil aja. Jangan sungkan." ujar sang nenek lalu menyuruh Erika menemani Ismalia.
"Erika kamu temanin Ismalia tuh ambil makanan."
"Eh.. gak usah nek. Tadi udahan sekarang udah kenyang." tolak Ismalia dengan senyum menampilkan gigi putih.
"Ya udah deh. Kalau mau ambil aja ya nak." ucap sang nenek tersenyum ke Ismalia.
"Iya nek." ujar Ismalia menganggukkan kepala.
"Ya udah, Is. Kita duduk disana yuk. Capek berdiri mulu." ajak Erika.
Melirik bangku kosong tidak jauh dari tempat mereka berdiri lalu menganggukkan kepala.
"Nek kita ke sana dulu ya." menunjuk meja.
"Iya sayang."
Senyum dan melanjutkan kembali obrolan sang nenek dengan rekan arisannya.
Mendekati dan menarik kursi lalu duduk. Mereka hanya terdiam tanpa mengobrol hanya memperhatikan para tamu di sekitar. Pandangan Ismalia kemudian tertuju seorang pria yang barusan di tabraknya tadi. Masih terbayang gimana ekspresinya tadi bak patung.
Karena jaraknya tidak terlalu jauh dan sedikit berhadapan dengan meja tempat Erika dan Ismalia duduk. Mandala tengah asik mengobrol tanpa sengaja memperhatikan sang anak sedang duduk dengan seorang gadis yang menabraknya.
Dalam hatinya sedikit bertanya, bagaimana bisa sang anak mengenal gadis itu. Ia sedikit was-was kalau masalah pergaulan sang anak. Setelah ia mengetahui teman Erika sebelumnya yang suka memanfaatkannya.
Mata binar terus memandangi meja mereka. Ismalia merasa mendelik nyeri dan salah tingkah dilihat tatapan pria itu persis seperti kejadian tadi. Tetapi Erika tidak menyadari bahwa ia sedang di diperhatikan oleh sang ayah dari kejauhan.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ismalia yang tidak menyadari ternyata sudah larut malam. Akhirnya pamit ke Erika dan nenek untuk pulang. Namun nenek Rita menawarkan untuk menginap di rumah Erika.
Ismalia menolak dengan sopan tawaran nenek Rita. Erika tetap bersikeras memaksa Ismalia menginap dirumahnya dikarena sudah larut malam khawatir jika pulang sendirian.
Ismalia dilanda kebingungan karena ia tidak mengabari ibu dan ayahnya di rumah.
Ucap Erika langsung karena tahu apa yang dalam fikiran sang sahabat.
"Tenang aja ntar gue yang hubungin nyokap dan bokap lo nanti."
Tampak berfikir akhirnya setuju menginap di rumah Erika. Cukup lama berada di acara pesta raut wajah sang nenek terlihat lelah. Sang kakek pun menyuruh nenek untuk pulang bersama Erika dan Ismalia yang juga terlihat lelah.
Biar sang kakek nantinya akan pulang bersama sang ayah Mandala. Karena masih melayani beberapa tamu dari rekan bisnisnya. Erika, Ismalia, dan nenek Rita memutuskan pulang dengan dikendarai oleh sopir pribadinya.
Suasana didalam mobil begitu sepi karena Erika dan sang nenek tertidur tampak dari raut wajahnya yang kelelahan setelah melayani beberapa tamu disana. Sedangkan Ismalia hanya terdiam memandangi jalan dari kaca mobil dengan fikirannya entah kemana.
...Bersambung.......
Terdapat kalimat yang typo
Harap maklum 😁
seharusnya is ituh lebih periang sedikit lebih agresif ..kalau begitu terus mau sampai kapan sampai cerita ini selesai juga tidak akan tertrik dan tidak akan mencair kekakuanya thorrrr......