Semua bermula ketika si kecil Aiden lepas dari penjagaan pengasuhnya dan pengawalnya.
Atas dasar tidak sengaja, ternyata bisa membuat Aletta si gadis biasa mendapatkan antara keberuntungan atau terjebak dalam hal yang tidak semestinya.
Penasaran dengan alur ceritanya? yuk cari tahu lebih dalam agar tidak tertinggal kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#31
Setelah dirasa cukup selesai untuk hari ini, mereka memutuskan untuk pulang dan didalam mobil Ayden tertidur dikursi anak yang ada dikursi penumpang. Sedangkan Aletta duduk dikursi depan sebelah kursi pengemudi.
CUP!
Tanpa aba - aba sebelum menancap gas, Zayn dengan beraninya mengambil kecupan pertama Aletta.
Aletta yang tidak tau dan tidak sempat menolak hanya bisa berdiam sebentar. Kemudian memukul lengan kekar Zayn setelah sadar dengan aksinya barusan, untung saja Ayden sudah tertidur. Kalau saat dia bangun bisa bingung nanti jelasinnya bagaimana.
"Kamu!" pekiknya, namun setelahnya dia sadar dan menutup mulutnya kalau Ayden sedang tidur.
"Bisa bisanya kamu ambil ciuman pertamaku, untung saja Ayden tidur kalau tidak kan bisa bingung menjelaskan padanya" ucapnya pelan dan masih ada rasa kaget setelah serangan mendadak itu.
"Itu baru permulaan sayang, masih belum ada apa - apanya dan itu tidak seberapa ketika Ayden lebih memilih kamu daripada aku" balasnya santai sambil menancap gas keluar dari parkiran.
Aletta menoleh menatap Zayn sekilas dan Ayden yang tertidur dengan pulasnya.
"Lagipula Ayden mendukungku kenapa kamu terlihat seperti cemburu pada Ayden, lucu sekali. Baru kali ini lihat ayahnya yang takut dan cemburu pada anak sendiri" kekehnya sambil geleng geleng kepala.
"Masih mending, daripada sama cewek lain. Emang salah cemburu sama calon istri sendiri?" Zayn secara terang terangan menjawabnya.
Entah sudah mulai ada rasa atau belum tapi mungkin masih diusahakan olehnya dan Aletta juga. Tapi kalau Aletta dia memilih rasa egonya, karena malu kalau dia sudah mulai ada rasa lebih dulu sedangkan Zayn tidak ada rasa sama sekali padanya.
Apalagi ini hanya sebatas perjodohan, bagaimana mungkin Zayn mampu berpaling dari istri pertamanya yang pernah dia lihat sekali saja. Ralat kalau cukup mustahil kalau Zayn tidak berpaling dari mantan istrinya karena wanita itu terlihat cantik dan lebih dewasa.
"Kenapa diam? Apa yang kamu pikirkan?" tanya Zayn saat dia tau ekspresi Aletta berubah seperti ada yang mengusik pikirannya.
"Eh? Tidak ada, hanya memikirkan supaya acara perkemahan bisa berjalan lancar saja" elak Aletta karena sebenarnya bukanlah hal itu yang dia pikirkan.
"Benar karena hal itu dan bukan karena yang lain?" balasnya ingin memastikannya kembali dan Aletta mengangguk saja sebagai tanda jawabannya.
Percakapan mereka sampai disitu saja karena mereka sudah tiba dirumah Aletta.
"Terima kasih untuk hari ini, Ayden kakak pulang dulu ya. Bye bye" ucapnya setelah berterima kasih pada Zayn dan berpamitan pada Ayden meskipun dia sudah tidur.
"Hanya terima kasih saja? Tidak ada salam perpisahan seperti Ayden juga?" Aletta mendengarnya hanya tertawa kecil.
"Baiklah calon suami aku yang paling tampan, royal dan kaya raya dinegara ini. Aku pulang dulu ya terima kasih juga untuk traktir an malam ini" jawab Aletta sambil mengedipkan satu matanya.
Entah keberanian dari mana sampai dia bisa segenit dan secentil itu pada Zayn, sedangkan Zayn telinganya sudah memerah menahan saltingnya dan mencoba memalingkan wajahnya.
"Sudah cukup untuk salamnya" ucapnya yang masih memalingkan wajahnya.
"Kenapa tidak dibalas salamnya? aku juga mau mendengarnya dari bibir calon suamiku yang tampan tiada tara ini" ucap Aletta tanpa sadar dengan apa yang dia ucapkan.
"Kapan kapan saja, kamu masuklah saja karena ini sudah malam dan cepat beristirahatlah untuk sekolah besok" ucapnya berusaha terlihat baik baik saja.
"Emm baiklah kalau begitu, aku masuk dulu" balasnya dan hendak membuka pintu mobil tapi dia urungkan.
"Kenapa?" Zayn yang melihatnya pun bingung.
Ternyata Aletta membalas ciuman Zayn tadi tapi bedanya itu mendarat di pipinya dan bukan di bibirnya. Justru hal itu semakin membuat wajah dan telinganya sangat memerah.
"Kamu sakit? Kenapa wajahmu memerah?" tanyanya polos seperti tidak tau karena semua itu akibat ulahnya.
Zayn takut kelewat batasan, karena perjanjian awal kalau mereka bisa melakukannya setelah menikah saat Aletta sudah lulus dari bangku sekolahnya.
Zayn pun menyingkirkan tangan Aletta yang ada didahinya dan berkata bahwa dia tidak apa - apa.
"Kalau begitu aku masuk dulu ya" ucapnya terakhir kali sebelum benar benar pergi masuk kedalam rumahnya.
•••
Didalam kamar bahkan setelah Aletta membersihkan diri, dia masih terngiang ngiang dengan tindakannya pada Zayn. Apalagi sampai mencium pipinya sekilas, bukankah dia cukup berani mengambil tindakan itu secara terang terangan pada Zayn.
Bahkan yang dia pikirkan bagaimana kalau Zayn merasa jijik pada tindakannya yang tadi. Kalau dipikir pikir cukup memalukan untuk diingat tentang hal tadi.
"Ah sudahlah betapa bodohnya hal yang aku lakukan tadi, entah apa yang dia pikirkan tentangku aku sudah tidak peduli lagi. Lebih baik aku tidur dan menganggap tidak terjadi apa apa pada kita" gerutunya merutuki apa yang sudah dilakukannya tadi.
Betapa malunya ketika mengingatnya, tapi tidak masalah dan bukankah akan jadi lebih bagus kalau hubungan mereka semakin dekat.
•••
Saat disekolah, setiap perwakilan kelas yang mengikuti acara perkemahan diberi tahu tentang barang barang yang sekiranya perlu untuk dibawa. Seperti hal yang memang dirasa tidak perlu dibawa maka tidak usah dibawa daripada memberatkan diri sendiri.
"Oke, nanti kalian datangnya sesuai tanggal ya. Aku ga nebeng soalnya aku sama anggota lain harus udah disana sebelum acara, ya buat persiapan juga sih sebenernya" ucap Aletta setelah sedikit membahas tentang acara kemah.
"Oh oke, gapapa Al kita paham kok kalo lo emang anggota inti kayak ekstra lain sebelum ada acara pasti harus nyiapin sesuatu atau persiapan yang lain juga pasti perlu" balas Matthew.
"Iya pengennya sih nebeng tapi lupa kalo kita berangkatnya beda 1 hari meskipun tujuannya sama" ucapnya sambil tertawa kecil mengakhiri ucapannya.
Percakapan mereka tak berlangsung lama karena guru kembali ke kelas setelah mengambil barang yang tertinggal di ruang guru.
"Udah sambung nanti aja ngobrolnya" timpal Noah dan semua murid kembali ke pembelajaran yang sempat terjeda.
Pelajaran berlangsung seperti biasa sampai akhirnya bel istirahat berbunyi dan satu per satu murid mulai keluar dari kelasnya masing masing.
Hari ini Aletta dan yang lain tidak pergi ke kantin seperti biasa, karena mereka sudah membuat janji akan makan dikelas dengan membawa bekal saja.
Terlihat mereka membawa makanan sederhana seperti sandwich, nugget dan berbeda beda lauk pauknya.
"Sebenernya gue ga yakin Ayden bisa ditinggal atau enggak, soalnya kemarin waktu gue bilang bakal ada kemah 3 hari dia kayak ga mau ditinggal. Padahal ada daddy nya yang nemenin, tapi kayak ga mau lepas gitu" ucap Aletta disela sela mereka saat sedang makan.
"Selengket itu dia sama lo al?" tanya Ethan penasaran.
"Iya makanya itu, kan ga lucu kalo dia rewel pas hari-h mau berangkat kan" raut wajahnya terlihat bingung ketika bercerita dengan teman temannya.
"Semoga aja enggak ya Al" balas Luna yang sedari tadi hanya mendengarkan teman temannya mengobrol.
*
*
*