NovelToon NovelToon
Gadis Belia Istri CEO Duda

Gadis Belia Istri CEO Duda

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:16M
Nilai: 4.5
Nama Author: Dhessy

Yang kemarin nungguin Gilang, ada di sini tempatnya. 🥰🥰

♥️♥️♥️

Banyak wanita yang menginginkannya. Tapi mengapa harus jatuh pada Belva yang masih belia?

Usianya dua puluh sembilan tahun dan berstatus duda. Tapi memiliki seorang istri yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya.

Gadis yang belum lama lulus sekolah menengah atas. Dia lebih memilih menjadi seorang istri ketimbang mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi.

Redynka Belva Inara.

Gadis cantik keturunan Belanda itu lebih memilih menikah daripada harus bermain-main seperti kebanyakan gadis seusianya.

Namun sayang, cintanya ditolak oleh Gilang. Tapi Belva tak berhenti untuk berjuang agar dirinya bisa dinikahi oleh Gilang.

Sayangnya, Gilang yang masih sulit untuk membuka hati untuk orang lain hanya memberikan status istri saja untuk Belva tanpa menjadikan Belva istri yang seutuhnya. Memperistri Belva pun sebenarnya tak akan Gilang lakukan jika tidak dalam keadaan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Belva dilanda keresahan di saat tidak mendapat kabar dari Gilang. Sudah dua hari kepulangan Gilang ke Jakarta, tapi Gilang belum juga mengabarinya.

Permintaan Belva untuk dikabari setelah Gilang sampai di Jakarta nyatanya hanya dianggap angin lalu. Jangankan ketika sudah sampai di Jakarta. Bahkan sudah dua hari pun Gilang belum juga menghubunginya.

Entah sedang sibuk. Atau memang lupa jika Belva sudah menjadi istrinya.

Belva juga tak berani menghubungi Gilang lebih dulu. Alasan Gilang menikahinya membuat Belva tak berani lagi untuk bersikap agresif seperti saat mengejar Gilang dulu.

Belva tak tahu harus apa dengan pernikahannya ini. Benar apa yang dikhawatirkan Vita. Anaknya yang baru genap usia sembilan belas tahun saat pengumuman kelulusan sekitar dua bulan yang lalu itu belum paham soal pernikahan.

Akan lebih baik dia kuliah, bermain, belanja bersama teman-temannya.

Tapi Belva tak menyesali apa yang telah menjadi keputusannya. Kuliah dengan status menikah juga tidak masalah, bukan?

Belva membuka situs halaman sebuah kampus tempat dia mendaftarkan kuliah, tanpa sepengetahuan orangtuanya pula. Hal itu dia lakukan sebulan setelah kelulusannya. Juga sudah melalui serangkaian tes untuk masuk ke universitas tersebut.

Itupun hanya iseng saja sebenarnya. Otaknya yang pas-pasan membuatnya merasa malas untuk kembali sekolah.

Tapi siapa sangka kalau dia justru diterima di salah satu universitas ternama di Surabaya? Belva jadi bingung sendiri. Tetap kuliah atau mengabdikan seluruh hidupnya untuk menjadi seorang istri. Seperti keinginannya sejak awal.

"Kuliah-lah, Belva. Udah, deh, mikirin nikahnya nanti-nanti aja. Nikmatin dulu masa mudanya. Kuliah, jalan-jalan, jajan, belanja. Masa anaknya Pak Darmawan pendidikannya cuma sampai SMA doang?"

Belva mengedipkan kedua matanya dengan cepat, membuatnya terlihat begitu lucu. Tidak tahu saja si Eliza, sahabatnya, kalau Belva sudah resmi menjadi seorang istri.

Pernikahannya yang sengaja tidak dipublikasikan bahkan digelar dengan sangat private tak membuat orang-orang mengetahui hal tersebut. Bahkan sahabat Belva sendiri. Entah apa jadinya nanti jika Eliza tahu soal pernikahan Belva.

"Emang jadi anaknya Pak Darmawan harus kuliah, ya?"

"Ya kalau Lo nggak ada bekal pendidikan siapa yang akan jadi penerus harta Papa Lo yang nggak ada batasannya itu?"

"Lebay, ah. Masa duit nggak ada batasnya."

"Habisnya kaya banget. Sayang anaknya rada-rada sangklek."

"Apa, sih, El? Ngeselin!"

Eliza tertawa melihat Belva terlihat kesal. "Jangan disia-siakan tuh kesempatan. Cepetan daftar ulang. Waktu Lo nggak lama."

"Iya, bawel!"

🌻🌻🌻

Gilang tersenyum tipis melihat Belva masih tertidur lelap di balik selimut tebalnya.

Untuk menyelesaikan pekerjaannya di Surabaya, Gilang tak lagi harus menginap di hotel. Ibarat pulang, dia sudah ada rumah untuk dituju. Yaitu rumah kedua orangtua Belva.

Mendatangi Belva karena sekarang Belva adalah istrinya.

Rasa bersalah di hati Gilang terasa membesar saat menyaksikan wajah polos Belva yang tertidur lelap. Bukan dia lupa untuk tidak mengabari Belva setibanya di Jakarta tiga hari yang lalu.

Hanya saja Gilang belum terbiasa untuk melakukan hal tersebut. Gilang terbiasa sendiri tanpa ada yang harus dikabari selain Mama dan papanya. Itupun akan Gilang lakukan jika Yunita sudah mengomel sepanjang rel kereta.

Gilang masih menatap wajah Belva saat Belva menggeliat dan membuka matanya secara perlahan. "Kak Gilang?" tanyanya dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Nggak ah, cuma halu." Belva berbalik badan membelakangi Gilang dan menutup wajahnya dengan selimut.

"Eh, kok, malah tidur lagi? Udah sore, bangun!" kata Gilang membuat kedua mata Belva terbuka sepenuhnya.

"Loh, beneran Kak Gilang? Aku pikir aku cuma halu aja tadi. Maaf, Kak."

Gilang tertawa kecil. "Nggak apa-apa."

"Kak Gilang kapan sampainya, kok, aku nggak dengar?"

"Belum lama. Kamu tidur nyenyak banget jelas nggak dengar saya datang."

Belva mengangguk membenarkan. "Kak Gilang udah makan?"

Gilang menggelengkan kepalanya. "Belum."

"Ya udah ayo makan dulu. Budhe udah masak banyak tadi."

Budhe adalah panggilan untuk asisten rumah tangga di rumah Belva.

"Ada acara apa kok, masak banyak? Bukannya Papa dan Mama lagi ke Denpasar?"

Belva tersenyum lebar. "Aku udah feeling, sih, Kak Gilang mau datang. Biasanya juga tiga hari sekali kakak ke Surabaya. Jadi aku minta tolong budhe untuk masak yang agak banyak. Turun, yuk."

Tanpa menunggu Gilang, Belva segera keluar dari kamar menuju meja makan. Dimana sudah tersedia banyak macam lauk pauk dan sayuran yang Belva minta untuk dimasakkan guna menyambut kedatangan Gilang.

"Nasinya jangan banyak-banyak, Bel," ucap Gilang pada Belva yang sedang menyendokkan nasi ke piring Gilang.

"Oke. Mau sup sayurnya?"

"Boleh."

"Pakai ayam goreng sama tempe. Ditambah sambal bawang enak banget, Kak. Cobain, deh."

"Sambalnya jangan banyak-banyak. Saya nggak terlalu suka makanan pedas."

"Oh, oke. Noted. Lain kali bikin sambalnya nggak perlu banyak-banyak kalau gitu. Selamat makan, Kak Gilang."

Belva full senyum saat memberikan sepiring nasi yang sudah lengkap dengan sayur dan lauknya pada Gilang.

Gilang sempat terpana. Namun segera menepisnya. Takut rasa itu hanya sementara dan terlanjur membuat Belva bahagia. Jika hanya sesaat, Gilang takut Belva merasa sakit hati atas sikap Gilang.

"Kamu nggak makan, Bel?"

"Belum lapar, Kak. Tadi udah makan di luar sana temen aku."

"Oke."

***

Gilang duduk di pinggir kolam renang, menunggu Belva selesai berenang. Gadis belia yang menjadi istri Gilang itu terlihat begitu piawai bermain di dalam air.

Berenang kesana kemari tanpa lelah. Bahkan bisa tahan menyelam di dalam air selama lebih dari lima menit.

Tentu saja. Belva sendiri sudah terlatih renang semenjak dia berusia lima tahun.

Gilang segera mengulurkan handuk saat Belva naik ke permukaan dan duduk di pinggiran kolam. Handuk kimono untuk menutupi lekuk tubuh sintal milik Belva yang mendadak membuat Gilang menelan ludah.

"Udah berenangnya. Udah sore takutk kamu masuk angin terlalu lama main air."

Belva terkekeh kecil. "Udah biasa, kok, renangnya lama begini."

Gilang mengulurkan tangannya untuk membantu Belva untuk berdiri. Tanpa ragu Belva menerima uluran tangan tersebut.

"Maaf, ya, Bel," ucap Gilang tiba-tiba. Membuat Belva menoleh dan memandang Gilang dengan lekat.

"Maaf untuk apa, kak?"

"Kemarin saya nggak ngabarin kamu. Saya_"

"Nggak sempat, ya, Kak? Atau malah lupa karena nggak biasa." Belva tertawa kecil menutupi rasa sedihnya. Belva tak ingin terlihat menyedihkan di hadapan Gilang.

Gilang tersenyum canggung. Merasa tak enak hati atas apa yang dia lakukan. Lagi pula, kenapa juga bisa tepat sekali tebakan Belva. Gilang tak terbiasa akan hal tersebut.

"Kakak nggak harus ngabarin aku kalau kakak keberatan. Atau nggak biasa melakukannya. Yang terpenting kakak baik-baik aja di sana. Itu udah cukup buat aku. Aku ke kamar dulu buat mandi, ya, Kak."

"Iya, Bel."

***

Meskipun sudah lima hari menikah, tapi ini adalah malam kedua mereka berada di dalam kamar yang sama sebagai suami istri.

Belva tak berharap lebih lagi karena Gilang sudah membaringkan tubuhnya di atas sofa.

"Kak?" Belva bersuara.

"Ya?" Gilang menjawab tanpa melihat Belva.

"Aku keterima di universitas xxx."

Gilang yang semula sudah merebahkan diri kini kembali menegakkan tubuhnya setelah mendengar ucapan Belva. "Keren tuh. Kenapa baru bilang?"

"Baru kemarin aku taunya. Aku juga baru ngomong ke kak Gilang. Belum ngomong sama Papa Mama."

"Terus kenapa kayak sedih gitu? Bukannya seneng, ya, mau kuliah?"

"Padahal aku daftarnya cuma iseng, kak. Taunya malah keterima."

"Rejeki itu namanya. Jadi harus dimanfaatkan dengan baik, ya. Kuliah yang bener."

Belva menganggukkan kepalanya. Belva pikir Gilang akan mengatakan, "kalau kamu kuliah di sini, saya nggak bisa bawa kamu ke Jakarta."

Tapi ternyata itu hanya ekspektasinya saja. Realitanya justru Gilang terlihat bahagia mendengar Belva diterima di universitas di Surabaya.

***

Tadi aku udah browsing pemirsa. dan ternyata beberapa universitas masih membuka pendaftaran sampai bulan Agustus. bahkan ada juga yang sampai bulan Oktober. nggak pernah kuliah. semua modal browsing. 😅😅

1
SumiNem
terlihat dah cemburunya.
Runik Runma
udh murah murahan lgi
Runik Runma
aduh bencana lgi
Runik Runma
wah udah otw nih jabang bayi
Runik Runma
sabar bel
Runik Runma
kasihan
Runik Runma
sabar
dillaaa
ngakak woyyyyy,disaat lagi tegang"nya malah?😂😂😂😭😭😭😭
Endang Werdiningsih
kesalahan yg slalu diulang oleh gilang..
membohongi belva..
Endang Werdiningsih
gilang punya anak dr wanita yg oernah tidur dengan'a,,begitukah???
Endang Werdiningsih
sepupu boleh dinikahi tp dr pihak mana dulu,,kalo sepupu dr pihak ibu memang boleh tp kalo dr pihak ayah ga boleh,,misal rey anak dr adik atau kakak darmawan yg cowok,,karena jika ada apa" yg jd pengganti sbg wali nikah belva ya ayah'a rey..itu setahu sy...
Endang Werdiningsih
rey sepupu belva dr pihak mana nih,,darmawan atau vita
Endang Werdiningsih
belva tdk pernah sekakipun kamu membatalkan pertunanganmu gilang,,lu aja yg memaksakan diri menjd dewa penolong buat belva,,lu umur lebih tua dr belva tp lu ga bisa menjaga oerasaan belva dgn berbohong ke istri hanya untk menyenangkan mantan istri... kesalahan lu lebih fatal,,kebohongan belva ga sebanding dgn kebohongan lu...
Endang Werdiningsih
kalo hanya soal kuliah kan bisa pindah ke universitas yg ada dijakarta drpd LDR-an ampe 4thn..
LDR-an ujung"a bnyk pelkor dan pebinor,,apalagi pernikahan belva-gilang msh disembunyikan
Fitriani Month
Luar biasa
s
Gilang kembali ke Jakarta Thor.
Echa Maricha Hehe
tidak bertele2 dan muter2
Tavia Dewi
y tuhan,,,,saya ja hamil 2 x ja badan seperti ne pa gi banyak anak bisa melar badan,,,,suami kan klo istri badan melar suka lihat cewek seksi
Sukma Wati
mana ada orang bahagia melihat orang yg dicintai bahagia dgn orang lain yg ada itu sessek tp bukan asmah
Sukma Wati
benar.. perempuan klo lagi pms gak ada lawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!