NovelToon NovelToon
ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:705
Nilai: 5
Nama Author: Miss Flou

Arshaka Beyazid Aksara, pemuda taat agama yang harus merelakan hatinya melepas Ning Nadheera Adzillatul Ilma, cinta pertamanya, calon istrinya, putri pimpinan pondok pesantren tempat ia menimba ilmu. Mengikhlaskan hati untuk menerima takdir yang digariskan olehNya. Berkali-kali merestock kesabaran yang luar biasa untuk mendidik Sandra, istri nakalnya tersebut yang kerap kali meminta cerai.
Prinsipnya yang berdiri tegak bahwa pernikahan adalah hal yang sakral, sekeras Sandra meminta cerai, sekeras dia mempertahankan pernikahannya.
Namun bagaimana jika Sandra sengaja menyeleweng dengan lelaki lain hanya untuk bercerai dengan Arshaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Flou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CERAI & PULANGKAN AKU!

“Kamu kenapa?” Arvhi bertanya menggunakan bahasa isyarat yang tidak Sandra mengerti. Gadis tuna wicara itu terdiam, dia lantas menepuk jidat ketika Sandra menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Sesaat kemudian, ia menulis pertanyaan pada note yang selalu dibawanya kemana-mana.

Sandra menggeleng. “Nggak kenapa-napa. Cuma bosen nggak ada kegiatan,” jawabnya berkelit.

“Cerita saja, tidak apa-apa. Apakah Kak Shaka menyakitimu sampai kamu menangis? Aku melihat kebohongan dari matamu.” Arvhi kembali bertanya melalui tulisan. “Anggap saja aku sahabatmu, kamu bebas cerita apapun denganku.”

Arvhi terus berusaha membujuk Sandra untuk bercerita karena dia yakin penyebabnya adalah sang kakak. Jika Sandra sampai menangis seperti ini, ada sesautu yang Arshaka lakukan dan itu di luar batas. Ia perlu mendengar cerita keduanya agar tidak salah menyimpulkan sesuatu. Namun, Sandra tetap kukuh tidak ingin bercerita.

“Aku berharap kamu bisa sabar menghadapi kemarahannya. Bukan aku bermaksud menyudutkanmu, hanya saja kakakku tidak pernah marah jika tidak ada sesuatu yang mengusik miliknya, Sandra.”

“Belajar menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan maunya kita, ya? Allah tahu maunya kita, tapi Allah lebih tahu kita butuhnya apa. Semangat, jangan pernah merasa sendiri, kami menyayangimu! Ayo masuk, matahari sudah tinggi, sebentar lagi makan siang lalu jamaah di rumah.”

“Seberapa tinggi ilmu yang kakak kamu punya sampe berani meninggikan suara sama perempuan?” Setelah beberapa menit Sandra hanya menggelengkan kepala, ia menuturkan pertanyaan yang membuat Arvhisa terpengkur. “Yang aku tau laki-laki berilmu bakal selalu memuliakan perempuan dan selalu sabar.”

Tidak hanya Arvhisa yang tertegun mendengarnya, tetapi Arshaka yang sejak tadi berdiri memandangi keduanya pun turut terdiam seribu bahasa. Hatinya tersentil bukan main. Dia merasa ditampar oleh sesuatu tak kasat mata dengan sangat kencang hingga membuatnya merasa bodoh.

“Dia membentakmu?” Arvhi menaikkan sebelah alisnya tinggi.

Sandra mengangguk lalu memalingkan wajah ke arah lain. “Aku nggak sengaja memecahkan lampu tidur di kamar.”

Arvhi mengerti dan memahami bahwa benda tersebut sangatlah berarti bagi Arshaka. Ada darah dan air mata yang pernah menjadi saksi saat lampu tidur itu Arshaka dapatkan. Namun, di sisi lain perempuan tuna wicara itu pun tidak bisa membenarkan apa yang diperbuat Arshaka hingga membuat air mata Sandra berjatuhan.

Ia mengusap punggung kakak iparnya tersebut seraya menebarkan senyum lembut lalu menuliskan sesuatu di note.

“Maafkan kakakku. Lampu tidur itu memang sangat berarti untuknya. Bahkan di antara kami pun tidak ada yang boleh menyentuhnya. Kumohon maafkan dia agar lega hati dan pikiranmu. Ayo, istirahat di kamarku jika kamu tidak berani istirahat di kamar kalian,” ajak Arvhi.

“Masuk.”

Keduanya terperanjat kaget manakala Arshaka tiba-tiba berdiri di belakangnya dengan kedua tangan menyilang depan dada. “Masuk, Vhi!” titahnya lagi.

Malas melihat wajah Arshaka, Sandra berdiri, menarik pergelangan tangan Arvhi. Baru dua langkah kakinya memijaki tanah, Arshaka kembali berucap, “Saya tunggu kamu di kamar. Sekarang!”

“Aku mau pulang ke rumah orang tuaku. Di sana jauh lebih nyaman walau cuma berdua sama Mama!” balas Sandra penuh penekanan.

“Siapa yang memberimu izin?”

“Aku nggak butuh izin dari kamu!”

“Saya suamimu!”

“Kamu suami yang buruk. Sangat buruk! Lebih buruk dari ayahku walau beliau adalah orang yang sangat baik.”

“Benar! Sebab itu masuk, kecuali kamu mau saya menjadi suami yang lebih buruk lagi!” timpal Arshaka kemudian meninggalkan keduanya dengan raut wajah yang sangat sulit untuk diartikan.

Sandra mengentakkan kakinya. Mulutnya mencebik berkali-kali seraya menilik kesal punggung Arshaka yang semakin mengecil dari pandangannya. “Kakakmu nyebelin!” serunya pada Arvhi yang terkekeh-kekeh.

“Kalian lucu,” balas Arvhi.

“Lucu apanya? Darah tinggi iya!” Sandra berseru geram membaca tulisan Arvhi.

Sandra masuk ke dalam kamar Arshaka dengan perasaan gondok. Wajahnya tertekuk, bibirnya membentuk lengkungan ke bawah sembari komat-kamit entah bicara apa.

Di sana, Arshaka duduk di atas sofa sembari membaca buku. Penampilannya masih sama seperti tadi, tidak ada yang berubah, dan itu memang menjadi kebiasaan Arshaka jika di rumah yaitu memakai sarung.

Sesaat dia menilik ke dekat pembaringan, lantai sudah bersih, tidak ada serpihan pecahan lampu tidur yang artinya Arshaka sudah membereskan itu. Sandra tidak ingin ambil pusing walau dia yang salah, toh dirinya sudah meminta maaf.

Merasakan kehadiran Sandra, Arshaka menutup buku dan meletakkan di atas meja seraya manik hitamnya menilik wajah masam Sandra. Lalu dia berdiri, mendekati Sandra yang bergeming di sudut kasur.

“Berikan tanganmu!” titahnya mempertahankan suara yang tanpa nada itu.

Sandra yang tadinya menunduk, kini perlahan mengangkat kepalanya lalu menukikkan kedua alisnya tidak mengerti dengan maksud Arshaka.

“Julurkan tangan kananmu,” ucap Arshaka lebih panjang.

“Apa?” tanya Sandra kebingungan.

Arshaka berdecak. “Kamu tidak mengerti bagaimana menjulurkan tangan?!”

“Ya ngerti. Tapi buat apa?”

“Turuti saja!”

“Nggak mau. Nanti kamu aneh-aneh. Aku masih mau terus mimpi punya suami Siddarth Malhotra!” ketus Sandra menyembunyikan kedua tangan di belakang tubuhnya.

Sudah datar, semakin datar lagi wajah Arshaka. “Siapa dia?!” Manik hitam Arshaka menatap dingin Sandra yang terkesiap.

“Pacarku. Kenapa?!”

“Oh!” Arshaka tidak peduli. “Cepat, julurkan tangan kananmu!”

Sandra mendengus. Ia menjulurkan tangan kanannya di depan wajah Arshaka. “Nah! Buat apa? Mau dipakein rantai biar aku nggak buat ulah?” deliknya.

“Tampar saya sampai hilang sakit hatimu!”

“Hah?” Membulat biji mata Sandra mendengarnya. Otaknya masih mencerna maksud Arshaka.

“Cepat!”

“Aku nggak ngerti,” balas Sandra masih belum paham situasinya.

“Kamu sakit hati sebab saya meninggikan suara?” Sandra menyenggut tak ingin berbohong, dia memang sangat sakit hati. “Tunaikan! Tampar saya sampai lega perasaanmu!”

Bibir gadis itu membulat. Ia mulai paham maksud pria berstatus suaminya itu. “Mau aku tampar?”

“Ya. Lakukan, sekarang.”

“Oke.”

Arshaka tidak merasa harga dirinya terluka ketika Sandra benar-benar mengangkat tangan, kemudian melayangkan tamparan kencang di pipinya hingga merah berjejak. Mata hitam legamnya menatap wajah yang kini tampak puas setelah melakukan itu. Mungkin Sandra menamparnya dengan sekuat tenaga, tetapi sebagai lelaki yang dididik keras tubuhnya tidak goyah sedikitpun.

“Sudah lega?”

Pertanyaan itu meluncur datar dari bibir Arshaka, seolah tamparan kencang barusan hanyalah sentuhan ringan. Pipi kirinya memerah, bekas jejak telapak tangan Sandra terlihat jelas.

Sandra menghela napas pendek, dadanya terasa lebih ringan. Masih ada bekas amarah, tetapi tidak lagi sesesak beberapa menit lalu. Ia menurunkan tangannya pelan.

“Sedikit,” jawabnya lirih.

Arshaka mengangguk. Tak ada amarah, apalagi tersinggung kemudian membalas tamparan istrinya. Yang ada dalam dirinya kini hanya penerimaan.

“Lakukan lagi sampai hatimu benar-benar lega.”

Ini gila. Sandra tentu tidak mau melakukannya. Suara tamparan itu terdengar nyaring, meski yakin bahwa orang di lantai bawah takkan mendengar sebab ada peredam suara. Namun, siapa yang tahu kan kalau Narestha atau yang lain sedang melintas di depan kamar mereka?

“Sakitku nggak akan sepadan dengan tamparan yang kamu dapat kalo aku melakukannya, Kak!” Sandra membuang wajah ke arah lain.

“Baik. Apa yang bisa saya lakukan untuk menyembuhkan lukamu?”

Arshaka berucap dengan tulus. Suaranya mulai melembut seperti ia bicara dengan Arvhi dan Deeba. Pun tatapannya perlahan menghangat.

“Ceriakan dan pulangkan aku!”

1
Marlina Selian
haha lucu banget
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat 🥰🥰🥰🥰
Marlina Selian
ikutan hayut dalam cerita ya hati ku teriris jugak
윤기 :3
Gila aja nih cerita, bikin gue baper dan seneng banget!
Miss Flou: Hallo, terima kasih sudah mampir, Kak. Semoga betah ya di sini sampe ending🥰
total 1 replies
Miss Flou
Annyeong, selamat datang😍
Ini novel pertama saya, semoga kalian suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar, Sayangku🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!