Bagi Aditya, Reina bukan sekadar kekasihnya tapi ia adalah rumahnya.
Namun dunia tak mengizinkan mereka bersama.
Tekanan keluarga, perjodohan yang sudah ditentukan, dan kehormatan keluarga besar membuat Aditya terjebak di antara tanggung jawab dan juga cinta.
Dalam keputusasaan, Aditya mengambil keputusan yang mengubah segalanya. Ia nekat menodai Reina berkali kali demi bisa membuatnya hamil serta mendapatkan restu dari orang tuanya.
Cinta yang seharusnya suci, kini ternodai oleh ketakutan dan ambisi. Mampukah Aditya dan Reina mengatasi masalah yang menghalang cinta mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sebelum mengendarai mobilnya menuju ke rumah Reina, Aditya terlebih dahulu mampir ke toko jus buah untuk membelikan jus alpukat kesukaan Reina. Setelah berhasil mendapatkan jus alpukat itu, Aditya langsung mencampur jus alpukat itu dengan obat kesuburan yang ia beli di apotek tadi. Tak hanya itu, Aditya juga memasukkan obat perangsang yang juga ia beli di apotek ke dalam jus alpukat yang akan ia berikan kepada Reina.
Setelah memastikan kalau obat penyubur dan obat perangsang itu larut dalam jus alpukat itu, Aditya pun langsung mengendarai mobilnya menuju ke rumah Reina.
Langit malam terlihat semakin gelap oleh awan hitam, pertanda bahwa tak lama lagi akan turun hujan. Aditya menambah kecepatan mobilnya agar ia bisa sampai ke rumah Reina.
Sesampainya disana, Aditya langsung mematikan mesin mobilnya, membawa jus alpukat yang sudah dicampuri nya dengan obat, keluar bersamanya.
Tok, tok, tok.
Aditya mengetuk pintu rumah Reina dengan sabar, udara malam yang terasa dingin sama sekali tidak menyurutkan niat Aditya untuk melakukan rencananya itu. Setelah menunggu beberapa saat, Reina akhirnya datang dan membukakan pintu untuk Aditya.
"Aditya? Kau kemari?" ucap Reina yang sedikit terkejut dengan kedatangan Aditya.
"Iya sayang, aku kemari untuk membelikan mu jus alpukat kesukaan mu. Aku pikir, minuman ini bisa membuatmu rileks setelah kejadian pagi tadi yang menimpamu." ucap Aditya yang terlihat biasa saja agar tidak memancing kecurigaan Reina.
"Aditya, kenapa kau harus repot-repot melakukan ini untukku. Kau sudah terlalu banyak melakukan semuanya untukku." ucap Reina yang merasa tidak enak karena sudah membuat Aditya repot repot membelikannya jus buah kesukaannya.
"Sayang, ayolah. Kau tidak perlu merasa tidak enak seperti itu padaku. Ini hanya jus buah. Ayo terimalah." ucap Aditya sembari menyodorkan jus alpukat itu kepada Reina yang akhirnya gadis itu terima dengan penuh sukacita.
Setelah menerima jus alpukat itu, Reina segera mempersilahkan Aditya untuk masuk ke dalam rumahnya. Di ruang tamu kecil yang hanya berisikan kursi yang terbuat dari bambu, Reina akhirnya menyuruh Aditya untuk duduk disana, sementara ia kembali masuk ke dalam untuk membuatkan secangkir kopi untuk Aditya.
Tak butuh waktu lama, Reina pun akhirnya keluar dari dalam sembari membawa nampan yang berisi secangkir kopi dan menghidangkan nya di hadapan Aditya.
"Silahkan diminum Aditya. Maafkan aku, hanya ini yang bisa aku berikan padamu." ucap Reina dengan sedikit menyesal.
"Tidak apa-apa, Reina. Ini sudah lebih dari cukup untukku." ucap Aditya sembari meminum secangkir kopi buatan Reina.
Seusainya ia meminum kopi buatan Reina, Aditya tak lupa menyuruh Reina untuk meminum jus alpukat yang sudah dibawanya untuk gadis itu. Melihat ketulusan Aditya yang telah repot repot membelikannya jus alpukat, Reina pun akhirnya meminum jus alpukat pemberian Aditya itu sampai setengah gelas, namun Aditya yang merasa kalau itu masih belum cukup, akhirnya meminta Reina untuk menghabiskan jus alpukat itu, yang langsung Reina habiskan tanpa berpikir panjang.
Aditya tersenyum, ketika ia melihat Reina yang sudah menghabiskan jus alpukat itu. Sekarang yang perlu ia lakukan adalah menunggu obat perangsang itu bereaksi di tubuh Reina.
Sembari menunggu obat itu bekerja, Aditya mencoba mengulur waktu dengan mengajak Reina mengobrol sekaligus menanyakan keadaannya setelah kejadian kurang menyenangkan yang ia alami pagi tadi.
Beberapa menit akhirnya berlalu, perlahan namun pasti, tubuh Reina mulai menunjukkan reaksi setelah ia meminum jus alpukat yang sudah dicampur obat perangsang oleh Aditya. Entah mengapa ia merasa kepalanya sangat pusing dan berat tanpa alasan yang jelas, tak hanya itu, Reina juga merasakan tubuhnya sedikit gerah dan pandangannya yang mulai kabur.
"Reina, are you okay?" tanya Aditya penasaran yang membuat Reina menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu Aditya, tiba tiba saja kepalaku terasa sangat pusing dan juga berat. Hhhh, panas. Aditya, panas." gumam Reina sembari mengipasi tubuhnya yang terasa gerah dengan tangannya sendiri.
Aditya yang merasa kalau obat perangsang itu sudah bekerja, akhirnya segera bangun dari tempat duduknya, melangkah ke arah pintu rumah dan mengunci pintu rumah Reina rapat rapat. Setelah mengunci pintu rumah Reina, Aditya kemudian menghampiri Reina dan menggendong tubuh gadis itu ke dalam pelukannya untuk kemudian ia bawa masuk ke dalam kamar.
"Aditya, panas. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi, enghhh...." keluh Reina dengan putus asa sekaligus dalam kondisi yang mulai setengah sadar karena pengaruh obat perangsang itu.
"Iya sayang, aku tahu. Bertahanlah sebentar lagi." ucap Aditya dengan lembut sembari membaringkan tubuh Reina dengan hati hati ke atas ranjang.
Sesudahnya membaringkan tubuh Reina ke atas ranjang, Aditya segera melangkah untuk menutup pintu kamar Reina, menguncinya rapat rapat, lalu mengambil kunci itu untuk ia simpan ke dalam saku jasnya.
"Maafkan aku Reina, aku terpaksa melakukan ini padamu karena aku tidak mau kita berpisah. Kau boleh membenciku sesukamu setelah ini, aku akan menerimanya. Aku hanya perlu membuatmu hamil, agar aku bisa membawamu masuk ke dalam keluargaku sekaligus bisa menjadikanmu sebagai menantu dari keluarga Wiranegara." ucap Aditya dengan lirih sembari melepaskan semua pakaian yang dikenakannya satu persatu hingga membuat semua pakaian itu terlepas dan jatuh ke lantai.
Setelah membuat dirinya polos tanpa menggunakan pakaian yang menutupi tubuhnya, Aditya kemudian mendatangi Reina ke ranjang. Dengan hati hati, ia mulai menanggalkan daster serta pakaian dalam yang dikenakan oleh Reina hingga membuat tubuh gadis itu sama polosnya dengannya.
"Hhhhhh.... Panas..... Tolong aku Aditya..... Panas...." desah Reina dengan putus asa dan membuat Aditya segera membelai wajahnya menggunakan tangannya dengan lembut.
"Iya sayang, aku akan menolong mu. Reina, mari kita buat anak kita sendiri, agar tidak ada lagi orang yang akan memisahkan kita, sekalipun orang itu adalah orang tuaku. " ucap Aditya yang kemudian menaiki tubuh Reina, menindih tubuh mungil kekasihnya itu dengan tubuhnya yang besar dan gagah hingga menekan ke permukaan ranjang yang
empuk dan halus.
Hujan akhirnya turun, mengetuk jendela kamar Reina pelan-pelan seperti denting penyesalan yang datang terlambat. Aroma tanah basah menyelinap lewat celah-celah ventilasi, bercampur dengan hawa lembab yang menekan dada.
Dibawah tindihan tubuh Aditya, Reina menggeliat pelan, mengerang lirih sambil mengerutkan kening. Nafasnya berat, matanya bergerak di balik kelopak seolah berusaha membuka, tapi terlalu lemah. Sementara Aditya terus terusan meminta maaf atas apa yang akan ia lakukan kepada gadis itu sebentar lagi.
"Reina, aku janji… Aku akan menebus semua ini. Aku akan menikahi mu, dengan atau tanpa izin siapa pun. Aku akan bertanggung jawab penuh atas apa yang kulakukan saat ini kepadamu." ucap Aditya yang mulai melakukan hubungan suami istri kepada Reina layaknya istrinya sendiri.
/Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/