"Aku tidak butuh uangmu, Pak. Aku hanya butuh tanggung jawabmu sebagai ayah dari bayi yang aku kandung!" tekan wanita itu dengan buliran air mata jatuh di kedua pipinya.
"Maaf, aku tidak bisa!" Lelaki itu tak kalah tegas dengan pendiriannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan sungkan
Sofia mengangguk patuh. Tak ada pilihan lain, ia terpaksa menerima tawaran dari pasangan itu. Karena kondisinya yang sedang lemah begini, maka ia belum bisa untuk tinggal sendirian.
"Terimakasih ya Bu, maaf jika aku sudah merepotkan ibu dan bapak," ujar wanita itu merasa sangat sungkan.
"Jangan berkata seperti itu, kami sama sekali tidak merasa di repotkan. Kebetulan kami tidak punya anak perempuan, kami senang jika nanti kamu mau tinggal selamanya bersama kami," jawab Bu murni tersenyum tulus.
Setelah di observasi beberapa jam, akhirnya Sofia di izinkan pulang oleh dokter. Tentu saja dokter murni yang bertanggung jawab, sehingga dokter memberi izin. Sebenarnya Sofia memang harus menjalani ranap beberapa hari hingga kondisi Sofia sudah membaik, tetapi dokter murni minta izin agar perawatan Sofia di rumah saja, ia yang akan memantau.
Di perjalanan pulang Bu murni berusaha membawa Sofia ngobrol, agar wanita hamil itu tidak merasa canggung dan lebih nyaman.
"Jika nanti kamu merasa ada keluhan, kamu jangan sungkan ngomong sama ibu ya. Apapun yang membuat kamu tidak nyaman, segera ngomong. Biar ibu segera periksa dan ambil tindakan," ujar wanita itu mengingatkan.
"Baik,Bu," jawab Sofia patuh.
Hanya menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah mewah. Tak heran bila mereka di kenal keluarga yang cukup kaya. Bu murni seorang dokter spesialis anak, sedangkan pak Asyarie adalah pengusaha yang memiliki beberapa PKS( pabrik kelapa sawit) yang ada di kota tempat mereka tinggal, maupun di luar kota.
Sofia menatap rumah mewah itu penuh ke kaguman. Ternyata pasangan ini orang yang cukup kaya.
"Ayo masuk, Nak!" seru Bu murni demi melihat Sofia yang masih bengong.
"Ah ya." Sofia tersenyum malu.
Bu murni dan pak Asyarie membawa Sofia masuk kedalam rumah. Kedatangan mereka di sambut oleh Seno.
"Tumben mama dan papa baru pulang jam segini?" sapa lelaki itu pada kedua orangtuanya.
"Iya, tadi mama dan papa ke RS dulu."
"Siapa yang sakit? Dan ini siapa?" tanya Seno menatap Sofia yang di bimbing oleh sang mama.
"Ayo duduk dulu, Nak." mama memapah Sofia untuk duduk di sofa terlebih dahulu.
"Namanya Sofia," ucap mama memperkenalkan pada putra keduanya itu.
Mama dan papa ikut duduk, lalu menceritakan insiden yang terjadi sehingga mereka membawa Sofia pulang ke rumah.
"Jadi bagaimana hasil pemeriksaannya, Ma? Apakah dokter sudah memastikan bayinya baik-baik saja?" tanya Seno.
"Sudah, dokter sudah memastikan bayinya baik-baik saja, tetapi Sofia di minta untuk bedrest total," jelas mama.
Seno manggut-manggut. Paham apa yang di katakan oleh mama. Mama yang juga seorang dokter, tentu saja sangat memperhatikan keselamatan Sofia.
"Abangmu belum pulang?" tanya pak Asyarie, karena tak melihat mobil anak sulungnya itu ada di depan.
"Tadi udah pulang, Pa. Tapi dapat telpon dari kantor, katanya ada tugas keluar kota malam ini," jawab Seno memang begitu.
"Kok tumben dia nggak telpon mama?" timpal mama.
"Mungkin lagi buru-buru Ma. Palingan nanti kasih kabar."
"Yasudah, kalau begitu ibu minta bibik siapin kamar untuk kamu dulu ya. Kamu disini di temani sama Seno bentar," ucap Bu murni pada Sofia.
"Baik Bu," jawab Sofia dengan anggukan.
Pak Asyarie juga mengikuti langkah istrinya untuk masuk ke kamar. Sementara itu Seno masih di sana menemani Sofia.
"Nanti jika kamu ada keluahan, kamu jangan sungkan untuk ngomong sama aku ya. kebetulan aku juga dokter spesialis obgyn," ucap Seno membuka percakapan.
"Benarkah? jadi mas Seno dokter kandungan?" ujar Sofia.
"Ya, aku praktek di RS xxx, tetapi aku pindah tugas ke kota xxx," urainya.
"Oh begitu ya, kenapa pindah Mas? Kenapa tidak disini saja?"
"Di utus dari RS pusat, katanya RS cabang di sana kekurangan dokter kandungan. Aku nggak enak untuk menolak, tapi mau coba dulu, jika nyaman aku teruskan."
"Semoga betah dan nyaman di sana ya, Mas," ucap Sofia tulus.
"Terimakasih ya, Sof. Oya, apakah kamu udah pernah USG?"
"Tadi waktu di periksa udah USG sekalian," jelasnya memang begitu.
"Ya ya, aku lupa bahwa kamu baru saja dari RS. semoga nggak ada masalah lagi. Kamu harus benar-benar istirahat total ya. Ikutin semua saran dokter agar baby-nya sehat."
"Baik Mas, terimakasih sudah mengingatkan."
"Permisi, Mbak. Kamarnya sudah bibik siapkan. Mari bibik anter," ucap bibik memutus obrolan mereka.
"Yasudah, sekarang kamu istirahat ya. Jika kamu butuh sesuatu kasih tahu bibik. Jangan banyak bergerak, karena saat ini kamu sedang rawan pendarahan," ujar Seno sangat pengertian.
Sofia mengangguk paham.Dengan di bantu bibik Sofia menuju kamar tamu yang telah di sediakan untuk dirinya.
Bersambung....
