NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Tanda Lahir itu

Hana merenung selesai sujudnya dalam sholat Fardhu. Mukenahnya belum dibuka. Dengan bersila di atas sajadah andalannya, Hana merenungkan kemunculan Maheswara.

Satu hal yang sangat dia sadari, sejak bertemu Maheswara, hatinya menjadi semakin tenang. Tangannya yang sempat bergetar terhenti perlahan ketika disentuh Maheswara.

"Apakah saatnya aku membuka hatiku untuk seorang pria, ya Allah," gumam Hana.

Hp nya berdering. Hana menjangkau hp di nakas dengan tangannya tanpa beranjak. Nama kontak 'Bunda' memanggilnya. Kali ini Hana memiliki keberanian untuk me-reject panggilan ibunya. Dia tidak ingin ter-trigger lagi ketika mendengar suara ibunya. Dia ingin menikmati ketenangan hatinya saat ini. Bayangan Maheswara berputar-putar dalam pikirannya, mengalahkan keberadaan Kala, Sena, Kio.

Sementara itu, di bawah langit yang sama di tempat yang berbeda, Maheswara berdiri di balkon apartemen yang disewanya. Tangannya memegang segelas anggur putih.

Pikirannya benar-benar kacau. Bayangan Hana, wajahnya, senyumannya menguasai otaknya. Dia sama sekali tidak bisa beralih. Naluri kelaki-laki-annya muncul.

Maheswara ingin memeluk tubuh Hana. Merasakan wangi parfum khas melati yang tercium di hidung Maheswara saat dua kali bersentuhan kulit dengan Hana.

Ingin merasakan bibir ranum warna pink alami itu. Kelaki-laki-annya memberontak. Sesuatu yang delapan tahun ini tidak pernah dia rasakan pada wanita manapun.

Maheswara meneguk minumannya sedikit. Jakunnya bergerak ketika anggur putih itu melewati tenggorokannya.

Maheswara membuang napas kasar.

Tubuhnya bertopang di besi pembatas balkon.

"Aku pikir hanya dikhianati cinta yang akan terasa sakit. Ternyata, ingin memilki tapi tidak bisa menyentuhnya itu juga sangat sakit," gumam Maheswara pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba Maheswara tersenyum,

"Kalau memang dia gadis di malam itu artinya aku adalah laki-laki beruntung. Aku sudah mendapatkan kegadisan wanita yang saat ini membuatku tergila-gila,"

Maheswara meneguk minumannya lagi.

**

"Aku membawa makan siang untuk Ustadzah," Fadlan menghampiri Hana yang sedang membaca di perpustakaan. Hana mengangkat wajahnya.

"Kenapa repot-repot, Ustadz?,"

"Tidak merepotkan sama sekali. Itu buatan ibuku, saya jamin rasanya enak," Fadlan tersenyum memunculkan lesung pipinya.

Hana tertawa kecil,

"Ustadz sepertinya sangat mengagumi ibunya Ustadz. Beberapa kali saya dengar Ustadz menyebutnya dengan bangga," ucap Hana.

Fadlan menarik kursi di depan Hana dan duduk di sana, berhadap-hadapan dengan Hana.

"Iya. Saya sangat menyayangi ibu. Wanita nomor satu bagi saya,"

Hana menatap haru pada Fadlan.

"Untuk sekarang ibu belum ada bandingannya. Mungkin akan jadi sedikit beda ceritanya kalau saya sudah menikah,"

Hana membuang pandangannya dari Fadlan. Dia paham arah pembicaraan Fadlan.

"Kita makan sama-sama, Ustadzah. Mumpung belum bel masuk istirahat," Fadlan membuka kotak makanannya. Diikuti Hana yang juga membuka kotak makanan pemberian Fadlan.

Dari arah rak buku yang tak jauh dari keduanya, Zahra mengepalkan tangannya melihat Fadlan dan Hana menikmati makan siang bersama.

**

"Maaf, Zahra. Saya tidak ingin cari gara-gara. Kenapa kamu tidak langsung pulang saja dan berbicara dengan Ustadz Fadlan," ujar Hana memundurkan badannya melihat Zahra yang semakin maju. Zahra mencegatnya di jalan pulang.

"Caramu benar-benar licik, Ustadzah. Kamu tahu aku mencintai Fadlan tapi kenapa kamu terus mendekatinya?," Zahra maju satu langkah.

"Saya tidak mendekati ustadz Fadlan. Ustadz sendiri yang sering mendekatiku," bantah Hana mundur selangkah lagi.

"Oh, jadi kamu mau bilang Fadlan kegatalan, begitu? Laki-laki tidak akan bersikap implusif kalau tidak ada api dari wanita. Bagaimana dia tidak seperti itu, Anda selalu tersenyum padanya,"

Hana tertawa kecil sambil menutup tangannya dengan tangan kanan,

"Zahra, saya senyum pada semua orang. Termasuk pada kamu. Apa artinya saya menyukai kamu? Tidak kan,"

"Jangan sok bijak begitu, Ustadzah. Suatu saat kesempurnaan mu ini akan rusak dengan aibmu," ancam Zahra.

Raut wajah Hana berubah.

"Apa? Kenapa berhenti tertawa? Kurang senang? Anda pikir saya tidak bisa mengetahui kelemahan Anda? Anda tidak sesempurna itu, aku yakin,"

Hana menatap Zahra dengan wajah datar,

"Zahra, siapa yang membongkar aib seseorang maka aibnya akan dibongkar oleh Allah," lanjutnya, "Sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. Surat An-Nur ayat 19,"

Zahra menelan ludahnya, tatapannya buyar. Ayat yang disebutkan Hana menyentuh hatinya.

"Hana," seseorang membunyikan klakson dan menepikan mobil tepat di samping trotoar tempat Hana dan Zahra berdiri.

Mereka berdua menoleh. Maheswara membuka kacamatanya,

"Naik, biar gak jalan kaki,"

Hana menoleh ke Zahra,

"Iya," Hana tersenyum pada Maheswara, "Saya duluan ya Ra, sudah dijemput. Oh ya, maaf ya, kamu jadinya pulang sendiri karena repot-repot mau mencegatku di sini. Ustadz Fadlan sudah pulang ya. Hati-hati di jalan," Hana sumringah, melambaikan tangan, dan masuk ke dalam mobil.

Zahra mematung. Matanya terus mengikuti arah mobil itu hingga tak terlihat lagi

Di mobil, tangan Hana bergetar hebat, napasnya tersengal-sengal. Tiap kali ada ancaman atau tekanan maka itu yang akan terjadi.

Maheswara melirik sedikit ke tangan Hana.

"Saraf tanganmu kambuh, Han?,"

Hana tidak menjawab. Hana sibuk mencari udara sembari berusaha menahan getaran tangannya.

Maheswara panik melihat itu.

Dia segera menepikan mobil.

Maheswara membuka seat belt nya agar mudah menghadap Hana.

"Hana, ada apa? Apa yang sakit," Maheswara memegang pundak Hana dengan hati-hati.

Hana menggeleng dengan tersengal-sengal.

"Kita ke rumah sakit ya,"

Hana menggeleng lagi.

Maheswara semakin panik dan bingung.

"Hana mau minum?," Maheswara sudah bersiap mengambil botol minumannya di pintu mobil.

Hana menggeleng. Maheswara tidak jadi mengambil.

Maheswara menatap tangan Hana yang bergetar. Dengan mengumpulkan keberanian yang ada saat itu, Maheswara memegang tangan Hana. Menggenggam tangan mungil itu dalam genggaman tangannya.

Maheswara membawa tangan Hana ke dadanya. Maheswara mendekap tangan Hana di dadanya.

"Hana atur napas dulu. Tarik satu..dua,"

Hana mengikuti aba-aba Maheswara.

"Buang napasnya. Lagi...,"

Perlahan getaran tangan itu berkurang. Maheswara bisa merasakannya.

Maheswara menarik tangan itu dari dadanya, menatapnya. Tepat pada pergelangan tangan. Tepat pada tanda lahir itu. Maheswara terperanjat.

Dia. Ya, dia gadis itu. Gadis yang sudah aku perkosa delapan tahun lalu itu. (Maheswara).

Hana menarik kuat tangannya dari genggaman Maheswara. Dia melihat raut wajah Maheswara berubah setelah melihat tanda lahirnya. Hana malu tanda lahirnya dilihat orang lain.

Raut wajah Maheswara berubah. Maheswara menatap ke bawah, mengatur napasnya.

Aku menemukannya. Menemukan gadis itu. Aku menemukannya. (Maheswara).

Tanpa tedeng aling, Maheswara mengangkat wajahnya kembali, menghadapkan badannya pada Hana. Gerakan tangannya reflek menarik kepala Hana dalam pelukannya.

Mata Hana terbelalak. Dia benar-benar tidak menyangka Maheswara akan memeluknya.

Maheswara menutup matanya. Pelupuk matanya sudah basah, air mata nya tinggal menunggu untuk tumpah,

"Mulai sekarang, jangan takut lagi. Aku di sini. Aku akan menjagamu. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi," bisik Maheswara dalam pelukannya dengan Hana.

Hana mematung. Tangannya terdiam. Hana tidak tahu harus berbuat apa.

Maheswara mengencangkan pelukannya.

Hana mengatur napas agar bisa mengeluarkan suara.

"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Tidak akan," Maheswara membelai kepala Hana.

"Ma..Mahes..maaf..Jangan..Jangan begini," Hana terbata.

Maheswara membuka matanya. Sebulir air mata jatuh di pipinya. Dia kembali menguasai dirinya. Maheswara menarik badannya dan melepaskan pelukannya dari Hana perlahan.

Maheswara berdehem,

"Maaf Hana. Aku terbawa emosi karena tidak tega melihat kamu kambuh,"

Hana memperbaiki hijabnya yang sedikit meleyot karena Maheswara membelai kepalanya tadi,

"Tidak apa-apa," Hana sedikit tersipu.

Maheswara menyeka bulir air matanya,

"Kita cari makan dulu ya," Maheswara mengusir kecanggungan itu dengan menjalankan kembali mobilnya.

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!