Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah satu wanita kriteriaku
Seperti yang Bu Dewi bilang untuk sementara Candy bisa tinggal di kos an nya. Pagi itu Candy sudah terlihat rapi dengan setelan kaos dan celana training. Dengan rambut di kucir atas Dia terlihat beda dari biasanya.
"Bismillah... semoga hari ini aku dipertemukan dengan keberuntungan." kata Candy sebelum melangkahkan kakinya untuk joging.
Begitu Candy membuka pintu kamarnya, muncul di hadapannya sosok Farhan dengan kaos dan celana cargo pendeknya.
"Kamu sengaja ngotori depan kamar aku dengan sampah ya?" tanya Farhan dengan muka yang tidak enak di pandang.
"APA!?" teriak Candy sambil mendorong Farhan yang menutupi pintunya.
Diapun menoleh ke depan kamar Farhan. Banyak bungkus makanan yang berserakan di sana.
"Huhh... Han, aku mohon jangan fitnah aku lagi!" Candy menahan amarahnya.
"Lalu kalau bukan kamu siapa?" tanya Farhan
"Mana aku tahu?" jawab Candy membela diri.
"Tapi kejadian ini ada setelah kamu jadi tetanggaku, kemaren-kemaren juga gak!" kata Farhan tidak mau kalah.
"Menurut kamu apa penting nya buat aku, HEM!" kata Candy sambil mendekat ke arah Farhan.
Farhan terdiam dan melihat Candy tanpa berkedip.
"(kenapa pagi ini Dia terlihat beda, lebih cantik dari biasanya)" batin Farhan
"Kenapa bengong... minggir aku mau refreshing, biar pikiran aku jadi seger gak liat kamu!" bentak Candy.
Melihat Candy berlalu dengan lari kecilnya, Farhan hanya bisa mengamati dan mengaguminya sesaat.
"(Sadar Han... sadar, jangan sampai kamu terpesona dengan Candy si wanita jadi-jadian itu)"
Mau tidak mau Farhan mengambil sapu dan serok untuk membersihkan sampah di depan kamarnya. Kebetulan hari itu tidak ada kelas di kampus. Biasanya kalau tidak ke kampus, Farhan selalu meluangkan waktu untuk main keluar.
Setelah selesai merapikan kamarnya Dia bergegas untuk mandi.
Tidak perlu waktu lama, hanya tiga puluh menit Candy barlari memutari kampung itu. Dengan pelan Dia berjalan menuju kamar kos sambil mengelap keringat nya dengan handuk kecil.
"Can , sudah pulang joging?" tanya Bu Dewi.
"Iya , Ibu kenapa di sini?" tanya Candy balik karena melihat Bu Dewi yang berdiri di depan kamar Farhan.
"Ibu cari Farhan." jawab Bu Dewi.
"Oh..., tapi ada kan Bu orangnya?" tanya Candy sambil membuka pintu kamarnya.
"Harusnya ada, tapi dari tadi Ibu panggil belum ada jawaban." kata Bu Dewi dengan wajah cemas.
Candy kembali menutup pintu kamarnya dan bergeser ke depan kamar Farhan. Dia memegang gagang pintu dan berusaha membukanya.
"Terkunci dari dalam Bu!" kata Candy
"Can, Ibu sudah dari tadi panggilnya malah hampir tiga puluh menit nunggu di depan pintu tapi gak ada jawaban sama sekali." jelas Bu Dewi.
"Coba Candy yang panggil Bu." kata Candy
TOK... TOK... TOK...! Candy mengetuk pintu Farhan dengan keras.
"Han... kamu lagi ngapain di dalam?" teriak Candy.
Berulang kali mengetuk pintu dan memanggilnya tapi tetap tidak ada jawaban sama sekali.
"Gimana Can, gak ada suara kan?" tanya Bu Dewi memastikan.
"Selain pintu ini apa gak ada jalan lain Bu?"
"Setiap kamar pasti ada jendela yang menghadap ke sawah luar itu Can, seperti kamar mu!" Bu Dewi menjelaskan.
Candy masih berusaha mengutak atik gagang pintu kamar Farhan.
"Ibu takut Can, kalau ada apa-apa sama Farhan." kata Bu Dewi panik.
"Bu, biar Candy coba masuk dari jendela." Candy berusaha menenangkan Bu Dewi.
Candy masuk ke kamarnya , Dia berusaha mencari jalan dengan melompat keluar jendela. Dengan membawa obeng yang Dia punya, Dia berusaha mencongkel dan masuk ke jendela Farhan dengan melompat.
KLEK..! "(Yes terbuka)" batin Candy
Dengan lincah Dia melompat dari luar.
BLUK....! Menggunakan ilmu meringankan tubuhnya, sampai tak begitu terdengar jelas lompatan Candy.
Dia juga sedikit curiga karena tidak menemukan Farhan di tempat tidurnya. Dia pun berjalan menuju kamar mandi.
"(kalau ada di dalam kenapa gak terdengar suara airnya, masak sih Dia pingsan)" batin Candy.
Begitu penasarannya, Candy menempelkan kupingnya di pintu kamar mandi. Semakin dekat, semakin dekat lagi tiba-tiba
"Kreeeeeekkkk... Farhan membuka pintu tersebut dan Candy yang hilang keseimbangan badannya doyong ke arah Farhan yang hanya berbalut handuk.
" Ooppsss..... Hap!" tangan Farhan berhasil menahan Candy.
Tapi apa di kata tidak sesuai harapan tangan Farhan yang salah mendarat tiba-tiba mendapat bogem mentah dari Candy.
"Kurang ajar...!" teriak Candy
Plak... Bug... ! Candy Wanita jagoan mulai beraksi.
Terlihat seru karena Farhan juga bisa menangkis dan menahan serangan Candy.
Merasa Candy semakin brutal, Farhan berusaha keluar dari ruangan kecil itu.
Sreeeettttt...! Candy berusaha menarik tangan Farhan, tapi seakan salah alamat yang tertarik malah handuk yang mambalut tubuh Farhan.
"CANDYYYYY....!!! teriak Farhan Keras
Candy tersadar dan menghentikan aksinya.
" OH... Farhan Kamu mesum!" gantian Candy berteriak sambil menutup matanya dengan kedua tangan.
Farhan mengambil handuknya yang tergeletak di lantai, Dia mendekati Candy. Sambil menahan tanduk yang hampir keluar dari kepalanya. Farhan membuka kedua tangan Candy.
"Apa kamu penasaran dengan ukuran segitiga yang ku pakai?!"
"Kamu.....!" Candy menahan ucapannya
"Sini duduk!" Farhan menyuruh Candy mendekat dan duduk di sampingnya.
"Gak!" jawab Candy sambil melengos
"Lalu buat apa kamu masuk ke kamarku diam-diam?" tanya Farhan
Candy berbalik ke arah Farhan.
"Bukan mau aku untuk masuk ke kamarmu!" kata Candy.
"Hee... kamu mau ngeles, kalau bukan kemauanmu sendiri karena penasaran sama aku, mana mungkin kamu bela-belain masuk sampai lompat jendela!" kata Farhan sambil menunjuk pintu jendela yang terbuka.
Eh... kamu pikir aku wanita apaan, kalau kamu ingin bukti buka saja pintunya, nanti kamu juga akan tahu!" sentak Candy.
Farhan berdiri untuk membuka pintu, sebelum pintu dibuka, Dia mendekat ke Candy.
"Awas kamu kalau mainin aku, akan aku buat perhitungan nantinya." kata Farhan dengan nada pelan.
"KLEK... Kreeekkkk.....! Candy PD sekali saat Farhan membuka pintu, Dia merasa Bu Dewi akan membelanya.
DEG... GLEK...! jantung Candy berdetak kencang seakan mau copot Dia pun sampai susah menelan ludahnya sendiri.
"(mampus... ke mana Bu Dewi?)"
"Can... kamu cuma cari alasan kan, apa lagi yang mau kamu katakan?"
"A.. tadi aku di suruh Bu Dewi, karena kamu di panggil gak keluar-keluar!" kata Candy sambil berlari menuju pintu mencari Bu Dewi.
"Sudahlah jangan banyak alasan lagi, keluar dari kamarku." antara marah dan malu Farhan menyuruh Candy keluar dari kamarnya.
Dengan cemberut Candy keluar sambil ngomel. "ngapain aku kepo sama ukuran segitiga nya, Gak penting. Benar-benar tadi aku di suruh Bu Dewi koq"
BRAKKKK....! Candy menutup pintu kamarnya dengan kasar.
Dia menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur dan memandang langit-langit kamar
"(Ya Tuhan kenapa setiap aku bertemu manusia satu itu gak pernah akur... salah apa aku ini)" batin Candy sambil memejamkan matanya.
Sedang Farhan di dalam kamar, setelah memakai baju Dia merapikan kamarnya kembali dan membenahi jendela yang sudah di congkel Candy.
"Candy memang bukan wanita biasa, melawan ku saja yang karate sabuk hitam, masih bisa bertahan. Sebenarnya Dia termasuk wanita kriteria ku, kalau di lihat-lihat Dia juga cantik... Haaaa...!"
Farhan tertawa geli mengingat kejadian tadi dengan Candy