NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:46.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ebez

Setelah Mahesa Sura menemukan bahwa ia adalah putra seorang bangsawan yang seharusnya menjadi seorang raja, ia pun menyusun sebuah rencana untuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik nya.


Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya menjadi modal awal bagi nya untuk membangun kekuatan dari rakyat. Intrik-intrik istana kini mewarnai hari hari Mahesa Sura yang harus berjuang melawan kekuasaan orang yang seharusnya tidak duduk di singgasana kerajaan.




Akankah perjuangan Mahesa Sura ini akan berhasil? Bagaimana kisah asmara nya dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati ataupun Putri Bhre Lodaya selanjutnya? Temukan jawabannya di Titisan Darah Biru 2 : Singgasana Berdarah hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengumpulkan Kekuatan

Wajah Nyai Landhep berkerut mendengar omongan Jinggawati. Dia sedikit tak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh gadis muda yang kembali menutup wajahnya setelah memperlihatkannya pada dirinya.

"Kau mau ikut? ", ulang Nyai Landhep seolah olah tak percaya dengan omongan Jinggawati baru saja.

" Tentu saja. Aku sudah menunggu kedatangan orang yang berjanji akan bertemu dengan ku disini, tetapi dia masih belum juga menampakkan batang hidungnya dari perjanjian kami.

Barangkali ini juga merupakan sebuah cara bagiku untuk berjumpa lagi dengan orang yang ku cari ", sahut Jinggawati enteng seraya melangkah menjajari sang bekas pimpinan Padepokan Bukit Rawit ini.

" Kau ini benar-benar polos.. ", tanggapan Nyai Landhep sambil menggelengkan kepalanya.

" Apa kau tidak khawatir dia akan menipu mu? ", lanjut perempuan paruh baya itu sembari terus menapaki jalan berbatu yang menghubungkan antara wilayah Kotaraja Anjuk Ladang dan Pakuwon Sekar Putih.

" Aku percaya Kakang Mahesa Sura tidak akan menipu ku, Nini..

Jikalau dia tidak datang tepat waktu, pasti ada sesuatu yang sedang mengganggu nya. Aku hanya perlu bersabar sedikit saja. Dan jika kesabaran ku sudah habis, maka aku tinggal mencarinya saja. Sesederhana itu bukan? ", Jinggawati tersenyum penuh arti.

Nyai Landhep segera menghentikan langkah nya mendengar nama Mahesa Sura disebut. Jinggawati pun ikut berhenti di sebelah nya.

" Mahesa Sura? Orang yang kau tunggu itu namanya Mahesa Sura? ", tanya Nyai Landhep segera.

" Benar Nini. Kenapa Nini seperti terkejut begitu? Apa Nini mengenalnya? ", Jinggawati menatap wajah Nyai Landhep lekat.

" Orang yang aku dukung sekarang juga bernama Mahesa Sura. Apa jangan-jangan dia adalah orang yang kau cari, Jingga? "

Ucapan Nyai Landhep sontak membuat Jinggawati terkejut. Dia sungguh-sungguh tidak akan pernah menduga bahwa akan ada sebuah kebetulan seperti ini terjadi pada penantian nya. Tetapi ia tidak mau berandai-andai pada sesuatu yang belum jelas. Lebih baik menanyakan soal orang bernama Mahesa Sura itu secara rinci daripada salah orang, batin Jinggawati.

"Apa kah orang yang bernama Mahesa Sura itu masih muda, Nini? ", tanya Jinggawati segera. Nyai Landhep segera menganggukkan kepalanya.

" Masih, sepantaran dengan mu kira-kira. Kalaupun lebih tua, mungkin sekitar 1 atau 2 tahun lebih tua darimu.

Tampan dan berwibawa, mirip dengan seorang bangsawan. Dan satu hal yang paling penting adalah dia seorang pendekar berilmu tinggi yang kondang dengan sebutan Si Iblis Wulung .. "

Mata Jinggawati langsung melebar mendengar kata terakhir disebut oleh Nyai Landhep. Ini adalah kabar baik yang ia tunggu-tunggu selama satu purnama lebih ini.

"Iya, orang yang aku cari adalah orang itu, Nini. Dimana aku bisa segera menemuinya? Aku sangat merindukannya", ujar Jinggawati segera.

" Dari ucapan mu, kau ini seperti kekasih nya saja. Padahal di sisi Mahesa Sura jelas ada seorang perempuan cantik yang juga merupakan gadis dari Lembah Seratus Pedang yang sangat dia lindungi ", kata Nyai Landhep yang membuat Jinggawati langsung tersenyum.

" Cempakawangi maksud Nini?

Ah itu bukan masalah besar. Aku tak keberatan dengan adanya wanita lain di samping Kakang Mahesa. Bahkan aku dengan Cempakawangi sudah seperti saudari kandung, kami sudah berbagi suka duka sebelum akhirnya aku harus memisahkan diri. Ayo kita percepat langkah kita ke tempat Kakang Mahesa, Nini. Aku sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan nya.. "

Keduanya mengerahkan tenaga dalamnya pada ilmu meringankan tubuh. Langkah kaki mereka begitu cepat menapaki jalan yang membelah hutan di kawasan barat wilayah Kertabhumi itu.

*****

Persiapan untuk memberontak terhadap Bhre Kertabhumi dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh Mahesa Sura dengan bantuan penuh dari Rakai Pamutuh.

Hari demi hari, ada orang baru yang datang dan bergabung dengan kelompok ini. Yang terbanyak adalah orang suruhan Akuwu Gumarang yang berjumlah 200 orang prajurit bersenjata lengkap dibawah pimpinan Bekel Candramawa. Selain orang, Akuwu Gumarang juga memberikan 100 ikat padi, 50 kati daging kering, dua pedati penuh singkong dan 4 meriam cetbang.

Dari Pakuwon Caruban, 60 orang jagoan pemanah dikirim. Mereka mengawal barang barang bantuan seperti beras, jagung dan persenjataan dari pandai besi terbaik. Mereka dipimpin oleh Ki Menjangan Rajegwesi. Berbarengan dengan mereka, beberapa puluh orang bekas murid dari Padepokan Bukit Rawit juga datang dan mengucapkan sumpah setia untuk membantu tujuan Mahesa Sura.

Hari ini saat matahari sepenggal naik ke langit timur, 100 orang dari Lembah Seratus Pedang juga datang ke Kampung Widas, termasuk Dewa Pedang Lembu Peteng sendiri. Mereka adalah para murid dari Lembah Seratus Pedang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata orang.

Kedatangan mereka cukup mengejutkan bagi Mahesa Sura dan Cempakawangi yang sedang mengajari para pemuda Kampung Widas ilmu silat. Cempakawangi langsung menghormat pada pimpinan Lembah Seratus Pedang itu.

"Sembah bakti saya, Kanjeng Romo.. ", ucap Cempakawangi segera.

" Hemm jangan banyak adat. Bangunlah anak ku.. ", ujar Dewa Pedang seraya menepuk-nepuk pundak Cempakawangi.

" Salam hormat ku, Dewa Pedang. Aku belum sempat berterimakasih atas bantuan mu tempo hari. Karena itu, aku Mahesa Sura mengucapkan terimakasih banyak atas pertolongan yang kau berikan ", Mahesa Sura sedikit membungkuk pertanda hormat.

" Hei, Iblis Wulung jangan sungkan. Itu semua aku lakukan untuk putri ku ini, jadi jika kau merasa terbantu dengan tindakan ku maka kedepannya kau harus memperlakukan nya dengan baik", Lembu Peteng sang Dewa Pedang tersenyum penuh arti.

"Itu sudah pasti, Dewa Pedang.. ", sahut Mahesa Sura segera.

" Romo jangan bicara sembarangan. Aku kan jadi malu.. ", Cempakawangi memegang ujung baju Dewa Pedang dan menggoyangkan nya sambil sedikit menunduk.

" Hahahaha.. Tentu saja aku harus terus terang, Cempaka. Aku tidak mau putri kesayangan ku ini menderita di kemudian hari.

Ini juga merupakan salah satu alasan ku untuk datang langsung membantu tujuan Si Iblis Wulung ini. Sempani sudah menceritakan semuanya, dan menurut ku jalan terbaik untuk semuanya adalah dengan memaksa Bhre Kertabhumi agar mau memberikan hak yang seharusnya dimiliki oleh Mahesa Sura ini", tutur Dewa Pedang Lembu Peteng dengan gamblang.

Mahesa Sura manggut-manggut senang sementara Cempakawangi pun akhirnya memahami cara berpikir ayah angkatnya ini.

"Sejauh ini ku lihat kau cukup berhasil mengumpulkan anak buah. Tadi waktu masuk kesini, tak kurang 500 orang sudah berkumpul di sini. Di tambah 200 orang dari Lembah Seratus Pedang, jumlah prajurit mu sekarang 700 orang.

Bagaimana dengan persiapan makanan mereka, apa sudah cukup? ", tanya Dewa Pedang kemudian.

" Masalah itu, Dewa Pedang tak usah risau. Kami sudah mengumpulkan ribuan ikat gabah, ratusan kati daging kering dan palawija lainnya dalam jumlah besar. Ini cukup untuk memberi makan 1000 orang prajurit dalam kurun waktu 1 purnama peperangan terus menerus ", sahut Rakai Pamutuh yang datang dari belakang.

" Ini adalah... "

"Saya Rakai Pamutuh, bekas abdi dalem Dyah Mahisa Rangkah ayahanda Raden Dyah Mahisa Danurwenda ini yang sekarang saya menjadi kepala kampung ini. Hormat saya untuk Dewa Pedang.. ", potong Rakai Pamutuh yang membuat Lembu Peteng tak sempat menyelesaikan apa yang ingin ia katakan.

" Jadi benar kau putra Dyah Mahisa Rangkah? ", tanya Lembu Peteng seolah tak percaya.

" Begitulah adanya, Dewa Pedang", ucap Mahesa Sura membenarkan kata-kata Rakai Pamutuh.

"Kau tahu, Iblis Wulung. Alasan lain mengapa aku mau turun tangan adalah kau anak sahabat ku Dyah Mahisa Rangkah. Waktu Sempani bercerita, aku sempat ragu apakah kau benar-benar anak Si Pangeran Berwajah Dewa itu, tetapi kesaksian bekas abdi dalem nya pasti bukan sesuatu yang bisa dipalsukan.

Ah sudahlah. Aku sudah cukup letih dengan perjalanan jauh ini. Apakah ada tempat yang bisa aku gunakan untuk beristirahat? "

Mendengar apa yang dikatakan oleh Sang Dewa Pedang, Rakai Pamutuh langsung angkat bicara.

"Dewa Pedang tenang saja, saya akan mengatur sebuah tempat peristirahatan yang nyaman untuk orang orang Lembah Seratus Pedang.

Kuruwelut, antar Dewa Pedang ke dalam balai tamu. Layani beliau dengan sebaik-baiknya", perintah Rakai Pamutuh yang membuat abdi setianya itu mengangguk cepat tanda mengerti.

Belum sempat Lembu Peteng beranjak, dari arah luar Tunggak berlari tunggang langgang seperti dikejar setan. Dengan nafas ngos-ngosan, dia menatap ke arah Mahesa Sura sembari berkata,

"Su... Sura, uh uh ahda yang mencari muh.. hooss"

1
Ali Gilih
kayaknya mulai tersendat sendat nih kang ebeezz yg mau update..😁
Thomas Andreas
nah hayam wuruk sdh turun tangan
Thomas Andreas
sempet²nya buka jendela
Thomas Andreas
sempet²nya buka jemdela dl
Thomas Andreas
pesona penari cantik memang bikin runyam
Thomas Andreas
dapat doping kah
Was pray
pengulangan bab ya bang ebez, ini bang ebez terhipnotis sama aktifitas sura dan tiga singa betina nih ... 🤣🤣🤣
Was pray
sura nambah porsi biar burung empritnya gemuk dan bisa berubah jadi rajawali... 😄😄😄
Tarun Tarun
kirain Doble up haduuuuuhh
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Pada kemana penghuni Pakuwon Wilangan 🤔 masa ada suara gaduh gak ada yang dengar 😇
OldMan
apakah ada dari kembang istana Majapahit yg akan kepincut juga dng Mahesa sura ?
sepertinya trah Mahesa sura ini yg kemudian melahirkan raja2 Islam di kemudian hari yah kang ebez
saniscara patriawuha.
mantapppp kopi cleng nya
Mujib
kok muncul 2 bab isinya sama kang Ebez
Rafly Rafly
tau tau dah 2 bab saja Nongol /Tongue/
Rafly Rafly
busyeet... three in one masih ngatasi.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Mujib: kan horang sakti mandraguna, perkasa dalam pertempuran kanuragan, juga perkasa dalam pertempuran ranjang....
jossss pokoke
total 1 replies
Ali Gilih
heleh..knapa pendek kali chapter kali ini bang..tau tau dah slesai ja..

up terus kang ebeezz..
Ebez: hehehe author gak kuat nulis yang begini an bang Ali 🤭🤭
total 1 replies
Windy Veriyanti
kucing sialan belum makan whiskas 😀
Ebez: mungkin juga begitu Kak Windy🙏🤣
total 1 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾 🏡s⃝ᴿ
Bukan kucing nya yg sial tapi Utari yg sial 😅 datang disaat yg tidak tepat, mengganggu suasana hati para macan betina yg lg hot 🔥😂😂
Ebez: wkwkwk iya juga sih kak Pandanwangi🙏🙏🤭🤭
total 1 replies
Aifa 2 Jeddah
kucing garong liar.....
Ebez: timpuk aja kak Aifa,😁😁🙏🙏
total 1 replies
Aifa 2 Jeddah
hadiah terindah dari mertua tersayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!