Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05. Ciuman Pertamanya
*Apa yang ingin dia lakukan? Kenapa aku jadi bergetar seperti ini*....
Jelas Ariel panik, laki-laki itu mendekatkan wajahnya. Dia coba mendorong tapi Alfred semakin kuat menahan tengkuknya.
"Apa bedebah itu pernah melakukan hal seperti ini padamu?" Tanya Alfred, suaranya begitu tertahan seperti menahan marah beruntung Ariel tidak melihat langsung seperti apa ekspresi wajahnya saat ini, tapi hembusan nafas laki-laki itu menyapu seluruh wajahnya. Sontak bulu kuduk Ariel ikut merinding.
"Tidak tuan, sungguh saya tidak pergi dengan adik ipar." Sudah berulang kali Ariel mengatakan ini seharusnya Alfred percaya.
Alfred menyeringai, "Tidak pergi dengan adik iparmu! Lalu, apa kau pergi dengan laki-laki lain?"
Laki-laki lain.... kenapa dugaannya semakin tidak terkendali seperti ini? Apa seperti ini jika dia marah? Tapi... kenapa harus berpikir akan laki-laki lain? Apa dia takut jika wanita itu bersama laki-laki lain?
Ariel memang sempat bersama pria lain, tapi itu pria yang tinggal di Hutan belakang Kastil, pria itu menolongnya dari bayah. Tapi... Ariel tidak bisa menceritakan keberadaan laki-laki itu pada Alfred.
"Ti... tidak! Saya sendiri," ucap Ariel kembali, sembari menggelengkan kepalanya dengan susah payah.
"Kau... berbohong!" Cetus Alfred.
"Tidak, tuan... Tolong lepaskan saya, setelah ini saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama." Ariel kembali mendorong badan Alfred, tapi tubuh itu sudah seperti pohon beringin yang tidak mungkin bisa digeser dengan tangan kecil Ariel.
Alfred yang kesal, dengan menggunakan sebelah tangannya dia menangkap kedua tangan Ariel yang coba menjauhkan dirinya, kurang dari satu 5 detik dia kembali menarik tengkuk wanita itu semakin mendekat pada wajahnya yang hanya berjarak beberapa sentimeter saja.
Entah dalam keadaan sadar atau tidak, Alfred mendekatkan bibirnya pada objek yang sejak tadi dia incar, bibir Ariel.
Dalam pandangan samar-samar, Ariel merasakan dinginnya bibir laki-laki itu, dia yang cepat sadar langsung memalingkan wajahnya. Laki-laki itu lancang menyentuh, seharusnya ini tidak boleh terjadi.
Ingin sesuatu yang lebih tubuhnya kembali menuntun Alfred untuk melakukan hal serupa. Dia memutar tangan wanita itu kebelakang hanya dengan satu tangan, dan kembali menyentuh bibir merona wanita itu dengan cara menciumnya.
*Dia... benar-benar menciumiku*.
Merasa belum sepenuhnya dan kekesalannya kembali memuncak kala wanita itu terus memberontak ingin memalingkan wajahnya, Alfred kembali memperdalam ciumannya seakan ingin menelan wanita itu hidup-hidup.
Seharusnya bukan wanita ini yang kau cium Tuan Muda, Cinta pertamamu sudah menunggu di sana, bagaimana kalau dia tahu kau mencium wanita lain? Bukankah hati Milea akan hancur.....
Alfred memekik dan spontan melepaskan cengkeramannya, saat Ariel dengan kuat mengigit bibirnya.
Nafasnya masih menderu tapi Ariel segera bangkit menghindari laki-laki itu. Matanya penuh marah menatap Alfred, dia hampir mati kehabisan nafas karena kelancangannya.
"Tuan, Anda sudah melanggar perjanjian yang telah kita sepakati bersama." Protes Ariel, yang nafasnya masih naik turun.
Alfred diam memperhatikan wanita itu dalam gelap, pikiran dan hatinya saat ini berkecamuk. Dia tahu kalau ini salah dan tidak seharusnya terjadi, tapi, hati, otak, dan jiwanya berkhianat, menuntun Alfred untuk melakukan tindakan tidak terduga ini.
Lalu, apa Alfred akan menyesal?
BUG!
Dengan sekuat tenaga Ariel menendang kaki Alfred, Alfred kembali memekik, tidak percaya dengan apa yang dilakukan Ariel, tapi dia masih tidak mengatakan apapun.
Dalam amarah tertahan karena tidak bisa diungkapkan secara spontan, Ariel pergi meninggalkan kamar Tuan Muda yang sudah merampas ciuman pertamanya.
Saat didepan pintu, Ariel berpapasan dengan Arthur yang ingin mengetuk pintu, "Nona, apa sudah selesai?"
"Diam! Aku tidak ingin bicara denganmu, dan tuanmu yang kurang ajar itu!" Sentak Ariel, sambil menajamkan mata ke arah Arthur.
Arthur terkejut! Wanita itu membentaknya dan berani mengatai Tuan Muda, *sungguh Anda lancang dan berani sekali, nona*...
"Minggir!" Usir Ariel mendorong Arthur yang menghalangi langkahnya.
Arthur mematung tanpa bisa berkata-kata sambil menatap kepergian Ariel yang tergesa-gesa sambil mengepalkan kedua tangannya.
*Apa yang terjadi, kenapa Nona semarah ini*?
Arthur kembali berbalik melihat pintu kamar Alfred, Taun muda!
Cepat-cepat Arthur masuk kedalam kamar, "Tuan! Semua baik-baik saja?" Arthur menyalakan lampu kamar.
Alfred masih duduk di kursi rodanya sambil memegangi bibirnya yang terluka.
Ini tidak baik, pikir Arthur saat melihat cairan merah diujung jari Alfred yang sebelumnya ia gunakan untuk mengusap bibir.
"Apa yang nona lakukan pada Anda? Dia melukai Anda? Dia melakukan kekerasan?" Tanya Arthur tanpa jeda.
Alfred diam, dia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Arthur menghela nafas, lalu matanya tertuju pada tanah yang berserakan di lantai, "Apa Anda melakukannya lagi tuan? Seharusnya saya membersihkan ini terlebih dahulu sebelum ada yang menyadarinya," ucap Arthur dan keluar kamar, mengambil sapu dan beberapa alat kebersihan lainnya.
"Apa benar, dia pergi bersama Jonas?"
Arthur meletakkan sapu saat Alfred bertanya, apa soalnya ini yang membuat Anda diam?
Arthur mendekat, "Tuan, nona Ariel tidak pergi bersama tuan muda ketiga atau siapapun yang ada di kediaman tuan besar."
Alfred menatap Arthur penuh tanya, jika dia tidak pergi dengan Jonas, lalu dengan siapa sampai kembali larut malam?
"Ada beberapa saksi mata yang mengatakan, dan saya sudah memastikannya sendiri dari CCTV kediaman utama, jika siang itu nona Ariel pergi sendiri."
Alfred menyadarkan kepalanya, dia begitu kalang kabut kala mendapati Ariel berbicara dengan Jonas dan terlihat ingin pergi bersama. Seharian pikirannya dipenuhi Jonas yang sedang bersama dengan Ariel, tapi nyatanya tidak seperti apa yang dia pikirkan, "Lalu, ke mana Jonas pergi?"
"Ke Bar Biru."
Alfred memijat pelipisnya, tapi laki-laki ini cepat menyadari sesuatu. Tidak mungkin Ariel pergi seharian tanpa mengatakan apapun jika tidak ada sesuatu yang penting, Alfred tahu wanita itu tidak pergi menemui ayah dan kakaknya. "Kau tahu, ke mana wanita itu pergi?"
Urusan Ariel sangat tidak penting, ini yang sering Alfred katakan, hingga Arthur pun mengabaikan selalu apapun soal Nona Ariel, "Tidak, tuan!"
"Cari tau sekarang, ke mana dia pergi dan menemui siapa?"
Mencari tahu..... Arthur sedikit bingung, untuk apa melakukan ini? Apa tuan muda mulai peduli dengan apapun yang dilakukan nona? Atau ini hanya bentuk rasa penasarannya saja.
"Kau dengar! tidak!" bentak Alfred yang melihat Arthur hanya diam saja.
"Maaf tuan, saya mendengarnya. Tapi... apa benar Anda ingin mengetahuinya?"
Alfred memicing, "Apa wajahku ini menunjukkan ketidak seriusan?"
"Ha... sangat serius, baiklah! Saya akan segera memberikan laporannya pada Anda. Tapi, tuan, soal perjanjian Anda dengan nona...."
"Bawakan lembaran sebelumnya padaku."
sehat selalu untuk mu kak author💪💪