NovelToon NovelToon
Revano

Revano

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sari Rusida

"Revano! Papa minta kamu menghadap sekarang!"

Sang empu yang dipanggil namanya masih setia melangkahkan kakinya keluar dari gedung megah bak istana dengan santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Rusida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

•••

"Aku pulang dulu, Ris."

Risya menganggukkan kepalanya menjawab ucapan Dita. Gadis itu memilih menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil, memejamkan matanya.

Mobil yang dikendarai Revano mendadak hening. Jika tadi masih sempat ada kebisingan karena Dita tidak berhenti mengomel tentang Risya --yang mau-maunya bersama lelaki seperti Alex-- sekarang mobil itu diselimuti keheningan.

Risya tidak berniat mengajak ngobrol Revano. Selain karena dia yakin tidak akan ada respon seperti sebelumnya, moodnya yang hancur juga menjadi penyebabnya.

Mobil itu berhenti di bagasi rumah yang bernuansa cream, rumah Risya. Tanpa banyak bicara, Risya segera turun dan berjalan dengan gontai menuju kamarnya.

"Bagaimana hari ini, Van? Risya masih bertemu dengan pacarnya itu? Alex?" tanya Putra yang keluar dari dalam rumah dan langsung menyapa Revano.

Revano hanya menjawab dengan anggukan. Tetap berdiri di sisi mobil sambil menatap majikannya, Putra. Tanpa berniat menceritakan kejadian di kafe tadi.

"Duduk sini, Van. Saya ingin membicarakan sesuatu," ucap Putra sambil menunjuk kursi yang berada di sebelahnya. Kursi yang berseberangan dengannya dan dibatasi dengan meja bundar kecil.

Revano mengangguk, dan langsung berjalan menuju Putra. Duduk seperti yang Putra inginkan.

"Sebenarnya saya tidak mau Risya dikawal denganmu, Revano. Selain Risya yang jelas menolaknya, juga karena saya tidak mengenal kamu, tidak mengetahui asal usul kamu. Siapa kamu, dari mana, keluargamu, semua tentangmu saya tidak mengerti."

Revano tidak menjawab, hanya menatap Putra dengan tatapan datar.

"Tapi naluri saya sebagai Ayah mengatakan kamu orang baik." Putra tersenyum menatap Revano. "Saya yakin Risya bisa mengubah tabiat buruknya bersama Alex bila denganmu."

Revano mengalihkan pandangannya. Dia menatap pagar yang menjulang tinggi, setinggi lelaki dewasa.

"Saya hanya memperkerjakan kamu sampai saya bisa kembali menghandle Risya. Untuk saat ini, saya masih membutuhkan kamu. Saya yakin, kamu juga memiliki masalah dengan keluarga kamu. Terbukti saat kamu mengantarkan Risya kemari tanpa beban, juga mengatakan sengaja menjauhi kota kamu. Mencoba kabur."

"Biar saya ceritakan mengenai Risya sedikit-sedikit, agar kamu mengenal tabiatnya dan bisa mengubahnya menjadi lebih baik." Putra memperbaiki posisi duduknya, menghadap ke depan.

Revano menyimak.

"Risya itu gadis yang manja. Dia anak ketiga dari empat bersaudara --satu-satunya anak perempuan di keluarga ini. Kedua Kakaknya laki-laki, begitu pun adiknya. Kakak pertamanya sudah menikah dan memilih mengembangkan bisnis saya yang saat ini mengalami penurunan."

"Kakak keduanya seumuran kamu, dua puluh lima tahun. Berapa umur kamu kalau saya boleh tahu?" tanya Putra sambil menatap Revano.

"Dua puluh dua," jawab Revano singkat.

"Masih terlalu muda kalau menjadi bodyguard," gumam Putra yang masih bisa didengar oleh Revano.

"Saya akan segera melepas kamu setelah berhasil mengubah Risya. Kamu memiliki keahlian bisnis? Saya juga bisa memperkerjakan kamu di kantor saya selama di sini, selama kamu masih bergantungan dengan saya," ucap Putra sedikit antusias.

"Saya lulusan perkuliahan bisnis," ucap Revano yang membuat senyum Putra semakin mengembang, "Tapi saya tidak berniat untuk ikut kerja sama dengan anda."

Lanjutan yang membuat senyum Putra luntur. Sedikit lancang memang, tapi Revano tidak menyukai basa-basi. Jujur adalah yang pertama dan utama dalam kamus hidupnya.

"B-baiklah. Mari kita lanjutkan pembahasan sebelumnya. Untuk urusan bisnis, biar menjadi urusan saya." Putra kembali mengembangkan senyumannya.

"Karena Risya adalah putri kami satu-satunya, itu membuat kami sangat memanjakannya. Bahkan setelah kehadiran adiknya --anak keempat saya-- itu membuat kami tidak berhenti memanjakannya."

Putra terlihat menghela nafas perlahan. "Kebebasan Risya terlihat saat dekat dengan Alex. Sering pulang malam, sering membantah, keras kepala, suka semaunya, dan itu membuat saya cukup frustasi."

"Titik tertinggi di mana rasa kecewa saya pada Risya adalah tadi malam." Putra menghela nafas pelan, memijat pangkal hidungnya. "Saat saya memberitahu dia akan saya jodohkan dengan teman kecil saya. Dia marah, berteriak, dan bahkan kabur dari rumah."

"Untunglah teman saya mengerti. Atau mungkin ada hal lain? Entahlah. Yang jelas, saat saya mengatakan Risya butuh waktu untuk menerima perjodohan ini, putra sahabat saya itu juga sepertinya membutuhkan waktu untuk mengerti. Dia --sahabat saya-- memberikan waktu beberapa bulan sampai kami bisa membujuk anak-anak kami."

Putra menatap Revano lamat-lamat. "Saya memang masih mengenal kamu sehari, tapi keyakinan saya akan sifat baik kamu seperti kita sudah kenal sangat lama. Dalam diri kamu seperti terlihat seseorang, namun saya lupa siapa."

"Bisakah kamu mengubah sifat Risya, bahkan membujuk Risya untuk menerima perjodohan itu? Tidak! Untuk kali ini, saya mohon jauhkan dulu Risya dengan Alex. Jujur, saya sangat tidak suka dengan lelaki itu."

Revano mengangguk, tegas. Dia akan berusaha. Bukan untuk Risya, tapi untuk dirinya yang dekarang memiliki tanggung jawab terhadap majikannya.

Putra berdiri dari duduknya, memukul pelan pundak Revano. "Saya memiliki keyakinan yang besar, kamu pasti bisa. Saya masih memiliki banyak urusan. Seperti yang saya katakan tadi, kantor lagi banyak masalah. Saya harus segera menyelesaikannya."

Revano mengangguk patah-patah. Seperti ingin mencegah langkah Putra, namun suaranya tercekat di tenggorokan. "P-pak?"

"Ya?" Putra membalikkan tubuhnya yang hampir menghilang di balik pintu, menatap Revano.

"Boleh saya tahu masalah kantor Anda? Untuk yang satu ini, sepertinya saya akan coba bantu."

Putra tersenyum, mengangguk semangat.

***

"Cepet jalan! Kafe melati. Ingat! Kafe melati!" Risya memerintah galak. Memukul dashboard di depannya dengan kesal.

Revano menghidupkan mesin mobilnya. Berjalan dengan kecepatan rata-rata. Lagi-lagi tanpa menjawab omelan Risya.

"Aduh! Cepet sedikit dong. Nanti Alex kelamaan nunggu," ucap Risya sambil sesekali memeriksa jam di pergelangan tangannya.

Revano tidak menjawab --tidak juga menuruti keinginan Risya. Pandangannya masih fokus ke jalan.

Risya menggeram kesal, menoleh pada Revano dengan tatapan galak. "Kalau bukan karena Papa ngancem bakal stop uang jajan aku, udah nekad aku bawa kabur nih mobil sebelum kamu naik! Lama bangeet ...!"

Revano melirik Risya sekilas. Kemudian kembali lagi ke jalanan. Setengah jam kemudian mereka baru sampai di kafe yang Risya minta. Tanpa menunggu waktu lama, Risya segera turun dan berjalan tergesa memasuki kafe.

Revano ikut turun dan ikut memasuki kafe. Seperti tugasnya sebelumnya, ia tidak akan membiarkan Risya dan Alex berduaan.

Langkah Revano sedikit patah-patah kala pandangannya tertuju pada segerombolan orang tak asing yang berada di sana.

Beberapa orang lelaki bertubuh tegap dengan pakaian berwarna hitam tengah berkeliling dengan sebuah kertas di tangan mereka. Mirip brosur, atau apalah.

Revano kenal mereka. Bodyguardnya di Jakarta. Sangat. Ia sangat mengenali mereka.

Tanpa membuang waktu, Revano cepat berjalan masuk ke dalam kafe. Mencari sosok Risya.

Dapat.

Risya tengah berdiri di sebuah meja yang di sana sudah berada Alex. Saat Risya ingin duduk, tangannya segera di sambar oleh Revano, dibawa lari.

"Heh! Lo bawa ke mana cewek gue!"

"Tuan Muda, jangan lari!"

•••

Bersambung

1
Roxanne MA
keren thor aku suka
Roxanne MA
lucu banget jadi cemburuan gini
Roxanne MA
bagus banget ceritanya ka
Nami/Namiko
Emosinya terasa begitu dalam dan nyata. 😢❤️
Gohan
Bikin baper, deh!
Pacar_piliks
iihh suka sama narasi yang diselipin humor kayak gini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!