NovelToon NovelToon
Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:473
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Pertemuan singkat yang tak disengaja itu yang akhirnya menyatukan Nabilla dan Erik, tanpa rencana apa pun dalam pikiran Nabilla tentang pernikahan namun tiba-tiba saja lelaki asing itu mengajaknya menikah.
Lamaran yang tak pernah dibayangkan, tanpa keramaian apapun, semua serba tiba-tiba namun membawa kebahagiaan.
Pertemuan menyebalkan itu telah membuat Nabilla dan Erik terikat seumur hidup, bahagia hanya itulah yang mereka rasakan.
Merangkai kisah rumah tangga yang bahagia meski selalu ada saja masalah, Erik dan Nabilla menciptakan kisah bahagianya sendiri di tengah gangguan menyebalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagi-bagi

Hari minggu ini Nabilla diajak ke kediaman Erik, sebenarnya sudah sejak tiga hari lalu Erik meminta waktu hanya saja Nabilla menolak dengan alasan Laundrynya. Sekarang hari libur tidak ada alasan lagi karena Laundry pun tutup, Nabilla sempat terpaku melihat megahnya rumah keluarga Erik.

Kedatangan Nabilla disambut baik oleh kedua orang tua Erik di sana, mereka langsung menggiring Nabilla ke ruang tamu dan menyuguhkan hidangan kecil. Kedatangan Nabilla tak lepas dari permintaan Farhan dan Ferni tentunya, mereka ingin lebih mengenal calon menantunya sebelum nanti benar-benar tinggal serumah.

"Erik bilang kamu selalu sibuk di Laundry, kamu ikut kerja?"

"Hanya bantu-bantu saja, tempat laundry hanya satu jadi Alhamdulilah selalu ramai. Aku suka sedih aja kalau mereka harus lelah sendiri, jadi kalau aku bisa ya aku bantu."

"Mereka kerja, ya pasti lelah."

Nabilla mengangguk paham, itu memang benar adanya tapi bukankah setiap hari Nabilla hanya diam saja, tidak ada salahnya membantu. Farhan terlihat hanya diam sembari memperhatikan Nabilla, Farhan merasa jika Nabilla begitu berhati-hati saat ini, mungkin karena masih canggung.

"Sejak kapan kamu punya usaha?"

"Sudah empat tahun ini."

"Baru satu tempat usaha saja?"

"Baru satu, aku fokusnya sama Ibu dan Bapak di kampung. Aku sedang berusaha membuat mereka nyaman dengan kehidupan, jadi belum terpikir untuk buka yang lain soalnya itu perlu biaya lagi."

Ferni mengangguk, Erik memang sudah menceritakan keadaan orang tua Nabilla disana, rumah orang tuanya bagus tidak seperti rumah Nabilla disini. Sepertinya memang Nabilla begitu mengutamakan orang tuanya, baguslah dengan begitu mungkin Nabilla juga akan bersikap sebaik itu juga pada mereka.

"Maaf Bu, tapi-"

"Kok Ibu?" Sela Ferni.

"Hem?"

"Jangan Ibu, Ibu itu kan buat Ibu kamu. Panggil Mami saja sama seperti Erik."

Nabilla merapatkan bibirnya seraya melirik Erik, bagaimana bisa seperti itu mereka belum jadi keluarga sekarang. Erik justru mengangguk tanpa melontarkan komentar apa pun juga, apa salahnya dengan panggilan itu mungkin mereka akan lebih dekat dengan panggilan itu.

"Tidak apa-apa Nabilla, kalian kan akan segera menikah. Bukankah sebaiknya beberapa hal kecil seperti itu mulai dibiasakan."

"Menikah?"

"Loh kenapa, Erik belum katakan apa pun sama kamu?"

Nabilla kembali melirik Erik, memang pernah membahasnya tapi Nabilla tidak terlalu meresponnya dengan serius. Apa tidak lebih baik jika mereka saling mengenal dulu, Nabilla tidak mau menyesal di akhir nanti atau membuat Erik dan mereka semua menyesal juga.

"Aku sudah katakan Mi, tapi dia gak bisa percaya sama aku. Makanya aku bawa ke sini biar Mami sama Papi saja yang bilang, dengan begitu Nabilla tidak akan anggap aku pembohong."

Sigap Nabilla mencubit perut Erik hingga membuat lelaki itu meringis sakit, kenapa harus mengatakan hal semacam itu, apa Erik sedang berusaha membuat Nabilla medapat nilai jelek sekarang. Erik tersenyum dan mengusap kepala Nabilla sekilas, itu memang benar adanya jika bukan karena persetujuan orang tuanya maka lamaran malam itu tidak akan terjadi.

"Nabilla, Erik itu anak kami dan kami tahu seperti apa dia. Dia itu orangnya yang konsisten, kalau sudah A maka akan tetap A."

"Susah ngasih tahu dia, memang muka aku gimana sih Mi?"

"Muka kamu ya tampan, lalu harus gimana?"

"Ya harus muka gimana agar bisa mudah dipercaya."

Kali ini Nabilla justru memukul lengan Erik, Nabilla merasa seperti dipojokan oleh lelaki itu, jangan mentang-mentang ada orang tuanya terus Nabilla tidak berani. Erik menghembuskan nafasnya pasrah, terserahlah yang penting Nabilla lihat sendiri jika Erik tidak main-main dengan ucapannya.

"Kemarin Papinya Erik sudah bicara sama Bapak kamu."

"Bapak?"

"Kemarin Erik telepon mereka, jadi sekalian saja kami bicara semuanya. Tentang pernikahan kalian, Bapak kamu bilang kalau mereka menyerahkan segala sesuatunya pada kami."

Nabilla mengernyit, kenapa tidak ada obrolan itu pada Nabilla sampai saat ini, bahkan sampai tadi pun Nabilla gak bisa menghubungi mereka. Kenapa Nabilla jadi merasa asing sekarang, bukankah itu pernikahannya dan seharusnya Nabilla juga diberikan ruang untuk mempertimbangkan.

"Kamu mau kan menikah sama Erik, Mami janji Mami akan jaga kamu. Kalau sampai Erik macam-macam biar Mami yang hukum dia, tapi sebaliknya, Mami juga jamin kalau Erik tidak akan macam-macam."

"Dia itu tidak galak Nabilla, bahkan marah pun sepertinya tidak bisa. Erik selalu sabar dalam segala hal, apa lagi mungkin terhadap istrinya nanti."

Nabilla mendelik ketika Erik mengedipkan sebelah matanya, ah lelaki itu pasti besar kepala karena pujian orang tuanya. Lihatlah wajahnya begitu tampak menyebalkan, manis yang sempat jadi penilaian Nabilla sepertinya sekarang pudar dan terganti dengan wajah menyebalkannya.

Nabilla mengerjap ketika Ferni meraih dan menggenggam tangannya, sesaat Nabilla juga membenarkan posisi duduknya yang mulai tidak nyaman. Berada ditengah mereka rasanya seperti sedang dipersidangan saja, mendebarkan dan bahkan mengerikan.

"Mau ya, Mami akan minta kamu untuk menikah sama Erik."

"Tapi-"

"Tidak perlu jawab sekarang, kalian bicara saja dulu tapi harus serius juga. Pokoknya Mami gak mau kalau pada akhirnya Erik cuma akan melepaskan kamu, Nabilla sejak pertama lihat kalau malam itu Mami langsung merasa kamu Mami akan senang punya menantu seperti kamu."

Erik tersenyum seraya mengangguk-anggukan kepala, tentu saja karena itu juga yang dirasakan Erik, segala yang ada pada Nabilla sepertinya akan cocok dengan Erik dan keluarganya. Berbeda dengan Kia yang sempat diterima Ferni untuk jadi istri Erik, Nabilla tentu jauh dari itu, sederhana ditambah dengan tekadnya yang mereka lihat.

*

Sama dengan Nabilla yang ada di tempat Erik, Tyas juga sedang ada di tempat Daniel, Tyas sedang kumpul dengan mereka semua sekarang. Namun lihatlah topik pembicaraan mereka justru tentang Nabilla dan Erik, Daniel mengaku sudah mendapatkan informasi jika Erik akan sesegera mungkin menikahi Nabilla.

"Tapi bagus dong, soalnya aku akan ngamuk kalau dia cuma main-main sama Nabilla." Jelas Tyas

"Ya iya makanya itu."

"Kalau dia jadi nikah ya, gue yang akan cari pendor terbaik pokonya." Ucap Nizar.

"Gue yang akan buatkan undangan cantiknya." Tambah Anggi.

"Gua yang carikan gedung paling aestetik pokonya." Sahut Revan tak mau kalah.

Tyas justru kebingungan sendiri, lalu apa tugas untuknya jika semua sudah mereka penuhi, Tyas tersenyum seraya menggeleng. Nabilla akan jadi wanita beruntung menikah dengan Erik, selama Tyas mengenal mereka memang Erik yang paling menunjukan nilai plus dalam segala hal.

Tyas melirik Daniel yang tampak asyik berbincang dengan teman-temannya, bahkan kekasihnya sendiri pun jauh berbeda dengan Erik. Tyas kembali berpaling, tapi bagaimana pun Daniel, Tyas tetap memilih lelaki itu menjadi pasangannya.

"Kamu kenapa?" Tanya Daniel.

"Gak apa-apa, aku mikir aja nanti aku bantu apa untuk nikahan Nabilla."

"Kamu cukup ada di samping dia aja udah cukup, itu akan jadi hal terbaik dari kamu untuk dia."

"Benarkah?"

Daniel mengangguk pasti, bukankah biasanya memang seperti itu, sahabat akan merasa bahagia jika sahabatnya yang lain bersamanya. Nabilla pasti bukan wanita yang royal, Nabilla tidak akan meminta apa pun yang tidak diberikan padanya.

Tyas mengangguk dan mengeluarkan ponselnya, sebaiknya Tyas tanya langsung saja Nabilla mau apa untuk pernikahannya nanti. Tyas akan berikan apa pun permintaannya bahkan meski harus memaksakan, setidaknya Tyas akan ikut membahagiakan sahabatnya itu sesuai dengan permintaannya.

"Mereka dimana sekarang?" Tanya Nizar.

"Nabilla bilang, dia dibawa ke rumah Erik." Sahut Tyas.

"Pertemuan keluarga?"

"Bukan, hanya pertemuan biasa saja. Si Erik udah berulang kali ajak Nabilla ke sana, tapi selalu ditolak dan hari ini baru berhasil."

Nizar menghembuskan nafasnya sekaligus, kenapa jauh berbeda dengan Kia dulu, wanita itu bahkan selalu agresif meminta dibawa ke rumah Erik. Pantas saja Erik tidak suka, bukankah sahabatnya itu cukup suka dengan tantangan, dan Nabilla mungkin mampu mengujinya.

"Pesta ah sebelum mereka menikah!" Pinta Revan.

Mereka kompak setuju dengan itu termasuk juga Tyas, sepertinya akan menyenangkan jika mereka kumpul sambil pesta. Nabilla harus tahu seperti apa pertemanan calon suaminya itu, agar nanti Nabilla tidak kaget jika sudah resmi menjadi istri Erik.

Tyas kembali berkutat dengan ponselnya, perihal. kado pernikahan dan juga usulan pesta langsung disampaikan Tyas. Lebih cepat lebih baik karena sepertinya Erik tidak main-main dengan rencana pernikahannya, setelah menikah Erik pasti akan jauh lebih sibuk dan waktunya bersama mereka akan sulit didapatkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!