NovelToon NovelToon
Aku Bukan Penggantinya!

Aku Bukan Penggantinya!

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Pengganti / Cerai
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Banyak yang bilang orang baru akan kalah dengan orang lama. Nyatanya nasib Zema sangat berbeda.

Menikah dengan sahabat masa kecilnya justru membuat luka yang cukup dalam dan membuatnya sedikit trauma dengan pernikahan.

Dikhianati, dimanfaatkan dan dibuang membuat Zema akhirnya sadar. Terkadang orang yang dikenal lebih lama bisa saja kalah dengan orang baru yang hadir dihidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Sesampainya di kantor, Zema langusng mendatangi ruangan firma hukum milik kantornya.

Di sana memang ada kuasa hukum pribadi milik kantor yang sudah bekerja sama dengan firma hukum ternama.

Adalah Intan, teman semasa kuliahnya yang kini menjadi tujuannya.

Intan bukan sahabat baik Zema, mereka hanya teman semasa kuliah tapi sedikit akrab semenjak Intan bekerja di perusahaan yang sama.

"Pagi Tan," sapa Zema setelah dipersilakan masuk oleh Intan.

Mata Intan berbinar saat melihat keberadaan Zema.

"Kapan balik? Aku tadinya pikir kamu langsung liburan, harusnya kemarin kamu udah sampai kan?" cecar gadis bertubuh 155cm itu.

"Ya aku emang pulang dari kemarin—"

"Ada apa?" sebagai pengacara. Meski menangani masalah bisnis diperusahaan, dia sedikit banyak tahu jika seseorang tengah mengalami masalah dan terlihat butuh bantuan.

"Kenalin aku sama pengacara perceraian Tan," jawab Zema langsung.

Intan mengernyit bingung. Meski tidak dekat, tapi Intan tahu rumah tangga Zema terlihat baik-baik saja dan harmonis.

Namun dia sadar, tak mungkin tiba-tiba temannya ini meminta pengacara jika dia tak mengalami masalah dalam rumah tangganya.

"Masalah besar apa yang sampai buat kamu berubah begini? Kamu kaya dulu waktu kuliah, cantik dan terlihat segar Zem," kekeh Intan berusaha mencairkan suasana.

"Jangan bilang kalau kamu kepincut sama rekan kerja di tempat proyek—" sambung Intan.

"Justru aku curiga kalau Atta kembali menjalin hubungan dengan Kenzie."

"Hah! Apa? Kamu yakin Zem?"

Intan juga mengenal Kenzie, gadis cantik yang populer di kampus mereka dulu. Sama seperti Zema dia juga tak kenal akrab dengan Kenzie hanya tahu saja gadis itu.

"Aku lihat mereka di bandara kemarin. Bahkan anak aku—" Zema yang sejak kemarin berusaha menutupi perasaannya kini pecah sudah.

Dia menangis menahan rasa sesak di dadanya. Intan yang syok hanya mampu menenangkan Zema dengan memeluknya.

"Kamu yang tenang, coba ceritain pelan-pelan sama aku," pinta Intan yang kini mulai menanggapi serius ucapan Zema.

Zema kemudian menceritakan semua yang dia tahu dari suami, anak, sahabatnya Luthfi bahkan orang tua dan mertuanya.

Intan yang memang merupakan seorang pengacara jiwa pengacaranya langsung keluar dan menyimak cerita Zema seakan dia kliennya.

Dirinya lalu menarik napas begitu Zema selesai bercerita.

"Begini Zem, setahu aku proses perceraian tak bisa begitu saja kamu lakukan hanya karena dasar asumsi. Kamu harus mencari bukti, kalau memang Atta berselingkuh. Ya undang-undang kita memang ada pasal perzinahan, tapi kamu harus yakin dulu. Takutnya, mereka hanya sekedar bertemu saja."

"Selama ini nafkah yang kamu terima lancarkan?"

Zema menggeleng, "dari awal menikah, aku yang membiayai semua kebutuhan rumah tangga kami. Uang Atta hanya untuk kebutuhan keluarganya yang memang saat itu ayahnya sering sakit-sakitan. Kamu tahukan kita ini staf biasa yang gajinya ngga seberapa?"

"Wah gila, itu sih udah salah dari awal. Gimana kalau kita selidiki dulu?" tawar Intan tiba-tiba.

"Selidiki gimana Ntan? Kamu tahu kerjaku dilapangan, aku sering berada diluar kota dari pada di rumahku sendiri."

Intan mencebik, merutuki kebodohan Zema yang padahal dia itu pintar.

"Zaman udah modern Zem! Kamu kan bisa minta orang menyelidiki suami atau siapa pun yang kamu curigai-lah!"

Zema menghela napas, dia tahu jika itu, hanya saja dirinya tak tahu harus meminta tolong pada siapa.

"Aku tuh ngga punya kenalan mata-mata."

"Kamu tenang aja, nanti aku kenalin sama kamu. Kira-kira kamu butuh berapa orang?"

"Apa bayarannya mahal? Bagaimana kalau satu orang tapi dia menyelidiki semua orang di dekatku?"

"Kamu gila? Bakalan tambah lama dong! Paling enggak 2 orang-lah, gimana?"

"Bayarannya?"

"Udah tenang aja, kalau kamu miskin aku yang tanggung. Aku juga penasaran sama kisah kamu ini—"

"Kamu bisa aku percaya 'kan Tan?"

"Astaga, kita memang baru dekat sekarang-sekarang ini, tapi apa aku pernah bocorin cerita-cerita tentang teman-temanku semasa kuliah sama kamu? Tenang aja, aku pakai sumpah pengacaraku!"

Zema bisa bernapas lega sekarang. Jadi dia memang harus mengumpulkan bukti terlebih dahulu baru bisa lanjut ke sidang cerai.

Setelah menuju ruangan kerjanya, ponselnya kembali berdering, tertera nama Luthfi di sana.

Apa kekhawatirannya membuat lelaki itu tak tenang, hingga menerornya sepanjang hari?

"Iya Luth, ada apa?" tanya Zema malas.

"Zem, kamu sehat? Kata Atta tadi kamu agak pucat, apa kamu mau periksa ke dokter?" cecarnya.

"Aku baik, kecapean aja mungkin. Kamu mau tanya itu aja? Kalau iya, aku tutup ya, mau revisi laporan dari bos," elaknya.

"Bisa kita makan siang bareng Zem?" ajak Luthfi tiba-tiba.

Zema sedang berpikir, sejak kemarin dia berusaha bersabar pada kebohongan mereka. Ia dekat dengan Luthfi lebih dari pada Atta suaminya. Dirinya khawatir tak bisa lagi menahan kemarahannya.

"Maaf luth, aku ada rapat sama bos," tolaknya.

"Begitu ya, baiklah. Kapan kamu ada waktu?" Zema merasa jika Luthfi benar-benar berusaha ingin bertemu atau berbincang dengannya, entah apa yang ingin lelaki itu bicarakan.

Biasanya, dirinyalah yang bersusah payah menemui Luthfi yang berprofesi sebagai dokter kandungan.

"Kamu ini kenapa Luth? Biasanya juga aku yang cari-cari kamu, kamu aneh," sindirnya.

"Kita udah lima bulan ngga ketemu, bahkan kita juga jarang mengirim pesan, apa salah kalau aku rindu sahabatku?"

"Kurang-kurangi bergaul dengan istri orang Luth, kamu harusnya udah cari pacar. Umur kamu udah lebih dari kepala 3 ini!"

"Kamu kaya mamahku," keluhnya yang terlihat lega.

Zema tahu Luthfi pasti merasa risau, oleh sebab itu dia berusaha bersikap biasa pada sahabatnya itu.

"Baiklah kalau begitu. Serius, sebelum kamu balik ke Semarang lagi, kita ketemu dulu ya?"

"Ya."

Setelah panggilan teleponnya berakhir ruangan Zema kembali terbuka. Kali ini Intan yang masuk setelah tadi asistennya.

"Aku udah dapat, mereka orang-orang terpercaya. Jadi, kamu mau minta mereka selidiki dari mana dulu?"

Zema menatap dua foto di ponsel yang intan sodorkan.

Inta benar-benar mengenalkan dua orang padanya.

"Salah satu dari mereka adalah Hacker, jadi kamu bisa mencari tahu lebih detail lagi."

Zema memicing, meski tidak bekerja di Firma hukum, jelas dia tahu jika bukti itu harus di dapatkan secara legal. Jika melalui meretas data seseorang, bukankah itu ilegal.

Melihat tatapan Zema, Intan tahu keresahan temannya itu.

"Kamu tenang aja. Dia cuma buat bukti kongkret supaya orang-orang itu tak bisa mengelak, bukan buat bukti persidangan."

"Baiklah, aku pakai mereka."

.

.

.

Lanjut

1
November
laanjut
aulia13
tidak bosan di baca karna alur cerita yang tidak berbalik belit
Lia
keren
Triutama Bdg
alur ceritanya bagus
Triutama Bdg
lanjut thor semangat yah nulisnya
Triutama Bdg: yah gitu zem sat set dan tepat
total 1 replies
Hafizah Aressha R
lnjutt k..
jgn lma* up nya y k
Merryati Sakoi koi
lanjutanx kapan ,,,LBH suka sprt ini crtx
Adinda
semangat Thor
Anggun Sriwahyuni
terlalu lama up thor jadi lupa alur critanya
Thea_noni
Alhamdulillah... akhirnya up
terimakasih Thor ...
makin seru dan bikin penasaran ceritanya.
semangat buat up lagi ya Thor ...💪
Anggun Sriwahyuni
dobel up thor?
Arga Putri Kediri
ayo Thor sat set q suka
dwinita adriani
jd penasaran
Thea_noni
baru awal ceritanya dah bikin naik darah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!