Mengisahkan Roberto, mantan seorang agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, bergerak dengan diam-diam di dalam rumah besar yang megah dan terbengkalai untuk mencari beberapa barang berharga. Dengan mata yang tajam dan refleks yang cepat, ia dapat menghindari setiap perangkap dan jebakan dengan sangat mudah. Senjata andalannya, sebuah pisau lipat yang tajam, tersembunyi di dalam sakunya, siap digunakan kapan saja. Namun, misi kali ini tidak seperti biasanya. Ketika ia memasuki sebuah ruangan yang gelap, ia menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diikat dengan rantai di kakinya, mata yang besar dan takut memandang ke arahnya.
Apa yang akan dilakukan Roberto? Apakah ia akan menjalankan misi nya atau membantu anak itu? Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, Roberto harus membuat keputusan yang tepat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Noval, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 pertarungan yang sengit
Pria itu mulai berjalan ke arah Roberto sambil menyeret sabitnya
"Salam kenal sang pencuri yang terkenal didunia, Roberto, atau perlu ku sebut sang Night thief" kata pria itu
Roberto mengeluarkan Pisau dari saku bajunya dan bersiap untuk melawan.
"Siapa kau?..... Mengapa kau bisa ada dirumah ini?...." tanya Roberto
"Kau tidak perlu mengetahui siapa diriku" Pria itu langsung menerjang Roberto dan mengayunkan sabitnya dengan gerakan yang kuat dan ganas, Roberto langsung menghindar dengan cepat. Namun, pria itu terlalu kuat dan Roberto terhuyung ke belakang.
"Sial..... Aku hampir saja terbunuh oleh nya" kata Roberto dalam hati'
Roberto mencoba untuk mengumpulkan kekuatan dan fokus, ia tahu bahwa ia harus mengalahkan pria itu jika ingin selamat.
"Tidak ada celah sedikitpun.... Bagaimana caraku untuk mengalahkan nya" Roberto berbisik
"Oy!!..... Apa kau tidak akan menyerang? Kalau begitu biarkan aku yang menyerang mu duluan" Pria itu langsung menerjang Roberto dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Roberto berusaha menghindari serangannya namun ia terkena bagian ujung sabit itu.
"Apa kau hanya bisa menghindar? Membosankan!" kata pria itu dengan sombong
Roberto terhuyung ke belakang, darah mengalir dari luka di lengannya. Ia tahu bahwa ia harus mengalahkan pria itu jika ingin selamat.
"Aku tidak bisa terus menghindar," kata Roberto dalam hati. Ia membidik titik lemah pria itu dan menyerang dengan pisaunya.
Pria itu terkejut dan terhuyung ke belakang, tapi segera mendapatkan keseimbangannya. "Kau pikir bisa mengalahkan aku dengan serangan itu?" kata pria itu dengan sombong.
Roberto tidak menyerah, ia terus menyerang dengan pisaunya, mencoba mencari celah untuk mengalahkan pria itu. Namun, pria itu terlalu kuat dan Roberto semakin terdesak.
Tiba-tiba, Roberto mendengar suara dari lantai atas. "Raven, apa kau baik-baik saja?" suara itu tidak terdengar jelas, tapi Roberto tahu bahwa Raven pasti sedang menghadapi masalah juga.
Roberto semakin bertekad untuk mengalahkan pria itu. Dengan serangan yang semakin ganas, Roberto terus bertempur dengan pria itu.
Roberto terus menyerang dengan pisaunya, tapi pria itu tidak terkalahkan. Ia menghindari serangan Roberto dan membalas serangan Roberto dengan sabitnya, Roberto terhuyung ke belakang lagi.
"Aku tidak bisa terus seperti ini," kata Roberto dalam hati. Ia perlu strategi baru untuk mengalahkan pria itu.
Tiba-tiba, Roberto melihat kesempatan. Pria itu terlalu fokus menyerang, dan tidak memperhatikan sekitarnya. Roberto memanfaatkan kesempatan itu, ia melempar pisaunya ke arah lampu yang tergantung di langit-langit.
Lampu itu jatuh dan pecah, membuat ruangan menjadi gelap. Pria itu terkejut dan terhuyung ke belakang, tidak bisa melihat apa-apa.
Roberto memanfaatkan kesempatan itu, ia menyerang dengan pisaunya. Kali ini, pria itu tidak bisa menghindar, dan Roberto berhasil menusukkan pisaunya ke arah dada pria itu.
Pria itu terjatuh ke lantai, dan Roberto berdiri di atasnya, napasnya terengah-engah. "Aku berhasil," kata Roberto dengan lega.
Tiba-tiba kaki Roberto dipegang oleh pria itu "Tertangkap kau" pria itu terlihat senang dan ia melempar Roberto ke arah dinding hingga punggungnya menghantam dinding dengan keras. Ia merasa pusing dan napasnya terengah-engah.
"Tidak mungkin" kata Roberto dalam hati. Ia pikir sudah mengalahkan pria itu, tapi ternyata pria itu masih memiliki kekuatan.
Pria itu bangkit berdiri, sabitnya masih tergenggam kuat di tangannya. "Kau pikir bisa mengalahkan aku dengan trik itu?" kata pria itu dengan senyum sinis.
Roberto tahu bahwa ia harus berhati-hati. Ia tidak bisa mengalahkan pria itu dengan mudah. Ia perlu strategi baru untuk mengalahkan pria itu.
Roberto memandang sekeliling, mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mengalahkan pria itu. Tapi, pria itu tidak memberinya kesempatan. Ia langsung menyerang Roberto dengan sabitnya.
Roberto harus berjuang keras untuk menghindar dan membalas serangan pria itu. Pertarungan antara mereka semakin sengit, dengan Roberto berusaha untuk mengalahkan pria itu dengan segala cara.
Sementara itu, Raven masih bertempur dengan pria berpedang itu. Raven terus menyerang nya dengan agresif dan tanpa henti.
"Kau tidak akan pernah meninggalkan tempat ini hidup-hidup Vincent!! " kata Raven dengan suara yang dingin.
Vincent tersenyum sinis. "ke...ke...keh..keh Ku pikir kau sudah melupakan namaku Raven, aku sangat senang loh kau masih mengingat diriku."
"Namun kau tidak akan bisa mengalahkan ku Raven, diriku sudah bukan yang dulu lagi, jadi aku akan membunuhmu agar kau bisa bertemu Luna disana ke..ke..ke.." Vincent terus memprovokasi Raven
Raven tidak peduli dengan ancaman Vincent. Ia terus menyerang dengan pistol dan belatinya, mencoba mencari celah untuk mengalahkan Vincent.
"Cih.... Dia semakin gesit saja, kalau seperti ini aku akan kehabisan amunisi" Raven mulai berfikir cara yang efektif untuk mengalahkan nya sembari menembak nya dengan pistol.
Pertarungan antara Raven dan Vincent semakin sengit, dengan keduanya berusaha untuk mengalahkan lawannya.
Tiba-tiba, Raven mendengar suara pertarungan dari lantai bawah. "Apa Roberto sedang bertarung? Aku seperti mendengar suara dibawah sana" kata Raven dalam hati.
Raven dan Vincent terus bertarung hingga mereka berpindah ke area dapur, disitu Vincent terus memojokkan Raven.
"Apa yang harus aku lakukan?" kata Raven dalam hati. Ia melihat sekeliling, mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mengalahkan Vincent.
Tiba-tiba, Raven melihat sesuatu yang menarik perhatian. Ia melihat sebuah tabung gas. Raven tersenyum sinis.
Raven mengambil gas itu dan melemparkan nya ke arah Vincent kemudian ia menembak kan tabung gas itu dengan pistolnya, dan tabung gas itu meledak, menyebabkan api menyebar ke seluruh ruangan. Vincent terkejut dan terpental karena ledakan hingga membuat nya jatuh dari ketinggian.
Raven terengah-engah "Apakah aku berhasil membunuhnya? Kuharap begitu....." Raven merasa lega
"Aku harus segera menemui Roberto kuharap dia baik-baik saja" Raven langsung bergegas menuju lantai bawah untuk membantu Roberto