Seorang wanita cantik dengan rambut pirangnya yang menjadi ciri khasnya harus berakhir dengan tragis karena berkerja di dunia gelap. Namun tuhan masih berbaik hati gadis cantik yang bernama Abhaya agrata balini di berikan kesempatan kedua untuk hidup kembali di dunia namun kesempatan kedua itu harus dia lakukan di tubuh wanita yang sepantaran dengan dirinya. Terasa aneh baginya tapi nyata untuk di lewatinya, Abhaya harus menjadi dua orang sekaligus membuat dirinya kesusahan untuk berkerja kembali di dunia gelap untuk membalas dendam keluarganya kepada salah satu keluarga yang membuatnya kehilangan kehangatan keluarga nya.
Tapi balas dendam itu terhalang sebuah perasaan yang rumit di jelaskan dengan kata kata membuat kacau rencana awal abhaya lalu apakah balas dendam yang ingin di lakukan abhaya akan berhasil?? atau justru tidak sama sekali??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MOVE 06
Di sisi lain Ishan duduk di depan seorang pria paruh baya yang tengah mengepalkan tangannya seraya mengisyaratkan betapa marahnya dirinya kepada pemuda di hadapannya.
"lalu katakan siapa pelaku dari pembunuh cucu ku"
"itu masih kami cari tau oppa, ada banyak musuh perkerjaan dia masih sama seperti dulu terlalu gegabah"jawab ishan
"temukan pelakunya dan seret dia di hadapanku,pergilah"
"baik oppa"
Ishan pergi dari ruangan dan segera menelepon seseorang dengan nada yang serius namun telepon tak kunjung di angkat membuat ishana kesal dan memukul tembok di dekatnya
"kemana anak satu ini bodoh sekali di saat penting ini dia tak angkat telepon dariku"
Ishan yang kesal segera menaiki motor dan pergi ke suatu tempat. Ishan terus menancapkan gas motornya ke sebuah tempat yang cukup jauh dari kota tempat tinggalnya.
Ishan menghentikan gas motornya ketika melihat seseorang pria yang tak asing untuknya dan segera turun dan menghampirinya dengan rasa emosi yang membara.
Brukkkk brukkk
"gila lu ya"ucap pria yang pipinya kena hantam oleh ishan
"lu yang gila kita punya tugas penting lu malah enak enakan di sini dimana otak lu"
"ikut gw sekarang" sambung ishan dengan tatapan tajam dan berjalan menuju motornya
"aman lu bro"tanya salah satu kawannya
"aman aman gw cabut dulu thnks bray" ucapnya sembari pergi meninggalkan kerumunan dan mengikuti motor milik ishan
Tak cukup waktu lama mereka sampai di sebuah rumah yang hawanya layaknya rumah horor. Ishan masuk terlebih dahulu dan duduk di ruang tamu di susul oleh pria yang tak sengaja dirinya temui tadi
"lu udah daftar di sekolah itu"tanya ishan
"besok masuk"
"lu pantau terus kondisi di sana dan ingat tujuan awal kita,cari tau mengenai keluarga sangga putri mereka sekolah di sana, ingat jangan bodoh johan"ucap ishan dengan penuh tekanan dan tatapan tajam
"iya iya gw tau cuman nih ya gw udah 22 tahun harus masuk sekolah lagi?? Tugas banyak siapa yang mau"
"jangan bodoh johan lu bisa bayar orang untuk ngerjain perkerjaan itu cukup jadi orang tolol"potong ishan dengan nada yang mulai emosi
"okey lah terus kenapa gw di panggil? Lu bisa kabarin gw via messenger??"tanya Johan dengan nada yang jengah
"selain itu cari informasi tentang seseorang yang mestinya lu udah tau siapa yang gw maksud"jawab ishan dan di anggukan oleh Johan
"soal itu gw paham"
Kata johan sembari bangkit dari duduknya dan segera pergi menemui seseorang sedangkan Ishan hanya menatap foto gadis di hadapannya.
...----------------...
Keesokan harinya gaura bangun lebih pagi dengan penampilan yang berbeda biasanya gaura dulu memakai kacamata super tebal dan rambut yang terkepang dua kini gaura lebih memilih menggunakan soflen min dan rambut yang terurai panjang dengan gaya seragam yang tidak sepenuhnya ia kancing dan dasi yang tidak terlalu mencekek lehernya.
"ginikan cantik,lu tuh gak jelek jelek banget gaura"ucap gaura dan tersenyum mengambil tas dan turun ke bawah
"wi wi wi cantik banget my little sun kakak"sapa daivan yang baru keluar kamar bersamaan dengan gaura
"thanks"jawab gaura sambil berjalan menurunin tangga.
Gaura dan daivan pergi ke meja makan untuk sarapan bersama dengan pandita yang sudah menunggu di meja makan.
"kenapa penampilan putriku berbeda dia seperti bukan dia,setau ku ketika orang lupa ingatan hanya akan lupa dengan peristiwa atau orang orang di sekitarnya di masa lampau bukan mengubah penampilannya dan sifatnya. Seperti orang lain yang meminjam raga anakku"batin pandita yang melihat gaura dari atas sampai bawah.
"pagi yah"sapa daivan membuat pandita buyar dari lamunannya.
"eh iya ayo kita sarapan ema sayang nanti biar ayah yang antar kamu ya sampai kamu punya kendaraan sendiri"ucap pandita dan di anggukan oleh gaura.
Masing masing sibuk dengan sarapan di hadapannya ketika sudah selesai seperti yang di ucapkan gaura berangkat di antar oleh pandita sedangkan daivan pergi untuk mencari pekerjaan.
Sesampainya di sekolah gaura turun dan salim kepada pandita dan segera masuk kedalam sekolah. Sepanjang gaura masuk mata semua siswa yang melintasinya menatap kagum dan heran kepada gaura namun yang menjadi topik penglihatan hanya diam dan jalan.
"emaa"
Ema melihat dua gadis cantik di hadapannya dengan tatapan yang aneh dan bingung karena tak pernah sama sekali abhaya melihat kedua orang ini termasuk gaura ya selama sekolah di sekolah ini tidak pernah sama sekali melihat gaura dan sahabatnya
"ema ini ema kan?"panggil queta sambil memeluk gaura
"sumpah kita kaget banget kamu bisa berubah sampe kaya gini kamu cantik kita yakin gak ada yang bisa ngebully kamu lagi"kata pramita sambil memutar badan sahabat nya itu
"udah ayo kita masuk"kata queta sambil menggandeng tangan gaura dan pramita
"alay ouh tuhan,pertemanan macam apa ini? Zishya seumur umur dia gak pernah kaya gini,ngomong ngomong Dimana dia?"batin gaura sambil melihat ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan zishya.
"ouh iya kamu udah tau belom ma, soal kak abhaya yang katanya meninggal itu?"tanya queta dan di gelengkan oleh gaura
"kasian deh meskipun kak abhaya terkenal misterius bahkan sampe sekarang kita gak pernah melihat wajahnya cuman denger denger beritanya cuman kasian banget dia anak yatim piatu terus gak ada siapa siapa kas"
"stop gak usah bahas dia"ucap gaura yang emosi dan membuat queta dan pramita terkejut.
"sorry ema"
"gw mau ke kamar mandi"ucap gaura melepaskan gandengan queta dan berjalan menjauh ke kamar mandi
"ema kok jadi berubah ya ta,kaya buka ema yang kita kenal"ucap queta dengan nada yang sedih
"kan dia amnesia mungkin dia butuh waktu jadi udah pelan pelan ya udah ayo kita masuk"kata pramita dan di anggukan oleh queta
Di kamar mandi gaura membasuh wajahnya dan menatap ke arah kaca di hadapannya dengan tatapan tajam dan emosi
"gw gak perlu di kasihani,gw gak perlu di kasihani"ucap gaura berulang kali dan memukul wastafel dengan nada yang emosi.
Samar samar terdengar suara orang menangis di dalam kamar mandi gaura menatap kamar mandi yang paling ujung yang tertutup rapat perlahan lahan dirinya mendekat.
"hiks hiks hiks tata kenapa kamu tinggalin aku hiks hiks hiks kamu bahkan tau aku gak punya siapa siapa selain kamu sekarang kamu udah pergi tapi aku berantakan di sini tata"
"tata aku berharap ada seseorang yang sama seperti kamu aku aku kangen kamu tata"
"aku cape nangis tiap malem aku cape aku mau ikut kamu ajah"
"zishya"lirih gaura sambil menutup mata
Tak lama bel berbunyi gaura segera menjauh dan berpura pura mencuci tangannya di wastafel hingga zishya keluar dan menatapnya dengan tatapan tajam dan tak suka
"apa lu liat liat mau gw colok"ketus zishya sambil melirik gaura di cermin
"sorry deh"ucap gaura pergi meninggalkan zishya yang bingung melihat tingkah gaura.
"tata?"ucap zishya dengan nada yang gemetar dan segera berjalan menuju kelas.
Sesampainya di kelas gaura memilih tempat duduk di belakang di depan queta dan pramita. Guru masuk dengan murid baru membuat riyuh suasana kelas
"ganteng banget kaya bule"
"aaaaa selain antares ada juga yang ganteng"
"kalo gak bisa dapet antares dapet ini juga gak papa "
"tenang semuanya tenang,baik kenalkan nama kamu"kata guru sambil mempersilahkan pemuda di sampingnya memperkenalkan diri
"perkenalkan nama saya arta wara saya pindahan dari amerika salam semuanya"
"halo arta"
"baik kamu boleh duduk di bangku yang kosong "kata bu guru yang mempersiapkan arta duduk
Arta pergi ke bangku paling belakang ya tepatnya di samping gaura,gaura yang tengah asik menatap luar jendela sembari memikirkan sesuatu terkejut mendengar suara desikan kursi di sampingnya berbunyi.
"hay"sapanya sambil tersenyum ke arah gaura membuat gaura terkejut dan membulatkan matanya ke arah arta.
"boleh gw gabung duduk di sini?"tanya arta sambil senyum di wajahnya.
"kenapa ada dia di sini kenapa? Ada apa sebenernya ini"batin gaura sambil menatap wajah arta
"ini cewe kenapa natap gw ke begitu tapi tunggu tatapannya kaya tatapan siapa ya? Apa dia tau siapa gw sebenernya aduh gawat kalo sampe tau"batin arta sambil menatap gaura.
"siapa yang nyuruh lu duduk sini"
"gak ada soalnya dah penuh semua cuman ini yang tersisa"kata arta sambil melihat ke semua arah
"di depan masih ada 1 kosong" jawab gaura dengan tatapan yang lurus ke depan
"iya sih cuman entah kenapa gw like duduk di sini gimana? Udahlah ya cuman duduk doang gaura heema Pandita"
"se te rah"ucap gaura malas dan memilih untuk mengeluarkan buku dan mendengarkan guru menjelaskan pelajar.
BERSAMBUNG...