NovelToon NovelToon
Naik Ranjang

Naik Ranjang

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:8.5M
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

ADRIAN PRATAMA. Itu nama guru di sekolah gue yang paling gue benci. Karena apa? Karena dia udah membuka aib yang hampir tiga tahun ini gue tutup mati-matian.

“Dewi Mantili. Mulai sekarang kamu saya panggil Tili.”

Nyebelin banget kan tuh orang😠 Aaarrrrggghhh.. Rasanya pengen gue sumpel mulutnya pake popok bekas. Dan yang lebih nyebelin lagi, ternyata sekarang dia dosen di kampus gue😭

ADITYA BRAMASTA. Cowok ganteng, tetangga depan rumah gue yang bikin gue klepek-klepek lewat wajah ganteng plus suara merdunya.

“Wi.. kita nikah yuk.”

Akhirnya kebahagiaan mampir juga di kehidupan gue. Tapi lagi-lagi gue mendapati kenyataan yang membagongkan. Ternyata guru plus dosen nyebelin itu calon kakak ipar gue😱

Gue mesti gimana gaaeeesss???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bromance

Adrian Pov

Namaku Adrian Pratama, usiaku sekarang 24 tahun. Aku anak sulung pasangan Toni Suganda dan Ida Kartika. Papaku orang Bandung asli, sedang mamaku berasal dari Magelang. Jadi aku ini keturunan Jawa dan Sunda. Teman-temanku sering menyebutku keturunan JanDa alias Jawa – Sunda.

Sejak kecil aku dikaruniai otak yang encer. Saat di sekolah aku sempat mengikuti program akselerasi dan menyelesaikan pendidikan dasar hanya empat tahun saja. Aku juga mengambil dua jurusan sekaligus saat kuliah dan semua dapat diselesaikan tepat waktu. Dan kini aku sudah resmi mendapat gelas sarjana strata dua di bidang komunikasi.

Aku memiliki seorang Adik laki-laki yang usianya terpaut empat tahun dariku. Adit, itu panggilan singkat dari Aditya Bramasta. Hubunganku dengannya sangat baik, kita layaknya dua sahabat, yang tak sungkan berbagi cerita, suka maupun duka. Kami memiliki sifat yang agak berbeda sebenarnya. Aku yang cenderung pendiam, sedang dirinya lebih aktif dan supel.

Namun karena kedekatan kami, tanpa disadari kami saling mempengaruhi satu sama lain. Aku mulai berkembang menjadi pribadi yang ceria dan aktif dan dia sudah mulai bersikap mandiri dan dewasa dalam memikirkan sesuatu. Namun, belakangan ini kami jarang dapat bercengkerama. Bukan karena ada masalah di antara kami, tapi lebih kepada pilihan yang dijalani adikku atas keinginan Papa kami.

Papaku adalah seorang pegawai negeri sipil di dinas perhubungan. Posisinya saat ini pun sudah lumayan baik. Oleh karenanya, Papa selalu menekankan pada kami pentingnya memiliki pendapatan tetap sebagai seorang laki-laki. Papa menginginkan kami menekuni bidang pekerjaan yang dapat menjamin hidup kami kelak. Akan lebih baik jika bekerja di belakang meja.

Tapi satu yang Papaku lupa, tidak semua anak memiliki sifat, kepintaran dan bakat yang sama, walaupun lahir dari benih dan rahim yang sama. Sejak dulu aku memang senang mempelajari sesuatu yang baru, rajin belajar dan memiliki ambisi tersendiri untuk menjadi yang terbaik di bidang akademik. Tanpa harus dipaksa, aku sudah memiliki keinginan belajar dengan sendirinya. Namun tidak dengan Adikku.

Adit, dia kebalikan dari diriku. Belajar, berkutat dengan buku bukanlah passionnya. Kalau menurut kinerja sistem otak, Adikku itu lebih banyak bekerja menggunakan otak kanan, berbeda dengan aku yang lebih dominan otak kiri. Darah seni mengalir kuat di dirinya, mungkin itu menurun dari almarhum buyut dari Papa yang seorang dalang wayang golek terkenal. Selain itu, ada Paman dari pihak Mama yang sukses menjadi artis di daerahnya.

Itulah mungkin sebabnya kepribadian Adit lebih santai, sedang aku sedikit serius. Tapi seperti kubilang tadi, kami saling mempengaruhi satu sama lain. Dari Adit aku belajar bagaimana bersenang-senang dan menikmati hidup. Tidak melulu berkutat dengan buku pelajaran. Sedang Adit, sedikit demi sedikit terpompa semangatnya untuk belajar dan mampu menyelesaikan sekolahnya dengan baik walau nilainya hanya sedang-sedang saja.

Konflik mulai terjadi ketika Papa memaksakan Adit untuk kuliah. Sejak awal dia mengatakan tak ingin melanjutkan sekolah, dan ingin mengembangkan bakat seninya. Dia pandai bermain gitar dan drum serta memiliki suara yang merdu. Kadang dia juga menciptakan lagu, yang menurutku cukup komersil jika masuk dapur rekaman.

Namun sayang, Papaku sama sekali tak mendukung bakat seninya. Dengan sangat terpaksa, Adit mengikuti keinginan )apa melanjutkan pendidikan formal ke tingkat kuliah. Tapi itu semua tak berlangsung lama. Dia hanya mampu bertahan selama setahun, dan kemudian menyerah.

Melihat Adikku yang sepertinya kehilangan semangat, bahkan senyum pun jarang kulihat menghiasi wajahnya. Akhirnya aku mendorongnya untuk menjalani apa yang menjadi pilihannya, walaupun dia harus keluar rumah sebagai kompensasi atas pilihannya. Dan sudah setahun ini aku berpisah dengan Adikku. Dia memilih tinggal di luar rumah dan mengikuti kata hatinya dalam menjalani hidup.

Sebagai Kakak yang baik, tentu saja aku mendukung semua keputusannya dan membantunya dari belakang. Kami selalu berkomunikasi, dia tak pernah sungkan untuk meminta bantuan dariku. Aku pun akan melakukan apapun untuk mendukungnya meraih apa yang diinginkannya.

Sore ini, aku sengaja meninggalkan muridku di café temanku, karena aku harus bertemu dengan Adit. Rutinitas yang biasa aku lakukan, bertemu dengannya di waktu senggangku. Dengan kecepatan sedang, aku memacu kendaraan menuju daerah Burangrang, di mana Adikku bekerja di salah satu counter ponsel yang ada di sana.

Adrian Pov End

🌸🌸🌸

Adrian memarkirkan motornya tepat di depan counter di mana Adiknya bekerja. Melihat kedatangan sang Kakak, Aditya bangun dari duduknya. Disambarnya tas ransel yang diletakkan di bawah etalase. Jam kerjanya sudah berakhir dan sudah waktunya pulang. Adrian masih duduk di atas motornya, menunggu sang Adik mendekat.

“Sudah beres?” tanya Adrian.

“Sudah bang.”

“Mau makan dulu?”

“Boleh hehehe…” Aditya mengusap perutnya seraya melemparkan cengiran khasnya.

Adrian memberikan helm pada Aditya kemudian memutar balik kendaraannya. Aditya segera duduk di belakang sang kakak. Tanpa menunggu lama Adrian segera memacu kendaraannya menuju tempat makan untuk mengisi perut.

Honda Vario yang dikendarai Adrian berbelok memasuki rumah makan Sunda yang cukup populer. Setelah memarkirkan kendaraannya, mereka memasuki rumah makan yang terkenal dengan aneka sambalnya. Keduanya langsung mengambil piring dan mengisinya dengan aneka lauk yang hendak dijadikan teman makan nasi.

Usai memilih lauk untuk dihangatkan dan menunggu pesanannya datang, keduanya segera menuju meja panjang dan mendudukkan diri di bangku yang terbuat dari kayu. Adrian memperhatikan Aditya yang terlihat kurusan.

“Kamu makan ngga sih?”

“Ya makan, Bang. Kalo ngga makan sudah mati aku,” jawab Aditya sekenanya. Dan sebuah toyoran mendarat di kepalanya.

“Kamu sekarang tinggal di mana?”

“Nebeng di kost-an Deni.”

“Ck.. nebeng mulu. Pindah, cari kost-an sendiri.”

“Nanti lah Bang, duitku belum cukup kalo ngekost sendiri. Nanti kalau sudah dapet kontrak nyanyi di café, baru deh.”

“Abang yang bayarin kost-an kamu.”

“Ngga ah. Malu, bang. Keluar dari rumah tapi masih dimodalin sama abang.”

Adrian terkekeh mendengar cerocosan sang adik. Sejak keluar dari rumah, Adrian memang selalu rutin memberikan uang bulanan untuk Adiknya itu. Walau kerap menolak, namun pria itu tetap saja memberikannya.

Walau belum bekerja secara resmi, namun sejak masih di bangku kuliah Adrian sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Dia sudah diangkat menjadi sit assisten dua orang dosen di dua jurusan berbeda. Dan saat menempuh pendidikan S2, dia sering diminta untuk membuat project proposal oleh teman-teman kuliahnya.

“Berapa gajimu kerja di counter?”

“Ya gitu deh, Bang. Tapi lumayanlah buat makan sehari-hari sih ada.”

“Makan yang benar, jangan mie instan terus. Lambung kamu nanti bisa rusak.”

“Siap Bos. Mie instan itu pilihan terakhir saat isi dompet pria bergolok semua,” Aditya terkekeh.

Percakapan keduanya terhenti ketika pelayan membawakan makanan untuk mereka. Keduanya segera menyantap hidangan yang sudah tersaji di meja. Aditya nampak lahap memakan makanannya. Tidak setiap hari dia bisa makan dengan menu kesukaannya. Sejenak Adrian memandangi sang Adik. Ada rasa iba melihat kondisinya sekarang. Namun mengetahui Adiknya itu hidup lebih bebas dan tidak tertekan, cukup menghibur dirinya.

“Abang sudah punya pacar?”

“Uhuk.. uhuk..” Adrian segera menyambar gelas ketika terbatuk mendengar pertanyaan sang adik.

“Ck.. jomblo mulu, kapan gue dapet keponakan gini caranya. Atau jangan-jangan masih ngarep Ara? Ngga usah diharap lagi, kang PHP model dia.”

“Sembarangan.”

“Ya kalau sudah ngga ngarep, move on dong. Cari yang lain, cewek kan stoknya banyak. Atau aku cariin deh.”

“Urus aja dulu hidupmu. Sok mau ngurusin orang lain.”

Aditya terkekeh mendengar nada keki sang kakak. Ara adalah teman Adrian sejak SMA. Sudah lama Adrian memendam rasa pada Ara, namun gadis itu tak pernah menyadarinya. Sampai akhirnya Aditya mengatakan tentang perasaan sang Kakak pada Ara, namun sayang, Ara bukannya memberikan respon balik, malah menggantung perasaan Kakaknya itu. Dia menjalin hubungan dengan lelaki lain, tapi tak mengijinkan Adrian dekat dengan perempuan lain.

“Abang sudah mulai ngajar?”

“Masih pemanasan.”

“Maksudnya?”

“Abang diminta gantiin salah satu guru di sekolahnya Om Nurman.”

“Ngajar anak SMA? Serius Bang?”

“Hem..”

“Cantik-cantik ngga, Bang? Kenalin dong.”

“Cantik tapi bikin bengek.”

“Hahahaha… nanti kapan-kapan aku main ah ke sekolah tempat Abang ngajar.”

Aditya mengangkat bokongnya kemudian menuju wastafel untuk mencuci tangan setelah menghabiskan makannya. Baru saja dirinya duduk kembali, ponselnya berdering. Melihat nama sang pemanggil adalah teman satu band-nya, pemuda itu segera mengangkatnya.

“Halo..”

“…”

“Serius? Terus gimana?”

“…”

“Ya sudah. Kalau sudah dapat, kabarin gue.”

Aditya mengakhiri panggilan lalu meletakkan ponsel ke atas meja. Wajahnya terlihat sedikit muram setelah menerima panggilan dari teman satu band-nya.

“Kenapa?”

“Anto, bassis di band-ku tiba-tiba pindah ke Surabaya, ikut sama orang tuanya.”

“Terus?”

“Kayanya harus cari personil lain. Ya, ngga jadi tanda tangan kontrak deh.”

“Sabar. Nanti juga ada waktunya kamu dan band-mu bisa tampil. Oh iya, kamu mau pindah kerja ngga?”

“Kemana bang?”

“Di Amarta Hotel. Ya belum jadi staf, masih DW (daily worker). Kalau mau, nanti Abang minta tolong sama Yulita.”

“Memang Kak Lita sudah balik ke Indo?”

“Hem.. Sudah sekitar dua bulan. Dan langsung kerja di sana jadi staf HRD.”

“Widih keren. Boleh Bang, lumayan kan DW di hotel, sekarang berapa ya honornya per hari?” Aditya nampak berpikir sejenak.

“Terakhir sih seratus ribu, mungkin saja sudah naik.”

“Boleh, Bang. Aku mau.”

“Posisi apa saja mau?”

“Mau, Bang. Memang kapan sih aku milih-milih kerjaan.”

“Ok, deh. Nanti Abang hubungi Lita.”

Aditya mengangkat kedua jempolnya. Kakaknya ini memang bisa diandalkan, selalu ada untuknya dan tak pernah bosan untuk membantunya.

🌸🌸🌸

**Walau dianggap Devil Teacher sama Tili, tapi Adrian kakak yang baik, kan. Hayo siapa yang udah mulai kepincut sama pak Adrian🙋

Ini penampakan Aditya**

1
Maulana ya_Rohman
bolqk balek baca kok ya madih aja ada bawang nya.... 😭...
kanebo nya masih gak thor.. aku mau 1 aja...😞
Maulana ya_Rohman
bolqk balek baca kok ya madih aja ada bawang nya.... 😭...
kanebo nya masih gak thor.. aku mau 1 aja...😞
Maulana ya_Rohman
nangkring comend lagi...
dari bab awal dak comed...
krn mengulang baca dan gak ada bosen nya yang ada malah bikin kangen😍😍
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Maulana ya_Rohman
mampir lgi yang ke skian kali nya thor...
lagu "bring me to life" teringat karya mu thor🙈
Herlambang Lutvi
kemana saja diriku sampai novel sebagus baru Akau baca,,ini cerita cinta segitiga yg paling natural dah kaya film ini mah
sherly
dr sekolah sampai dah punya anak eh anaknya pada ngumpul buat Genk... novelmu emang seruuu Thor tp kenapa kisah anak2 mereka ngk di NT?
sherly
tiba2 JD melowwww
sherly
baca novelmu tu buat bahagiaaa.... awalnya senyum2 eh ujung2nya ngakak...
sherly
hahahahha rejeki si Budi
sherly
tq Thor untuk novelmu yg rasanya tu kayak nano nano... baru baca satu novelmu kyaknya bakalan lanjut ke novel yg lain...
sherly
lengkap sudah kebahagian Adrian dan dewi
sherly
jadi pengen liburan jugaaaaa
sherly
kalo soal pede emang si Budi nih juaranya.... maju terus bud
sherly
hahahahahha nasib duo B si jomblo sekarat
sherly
hahahah muslihat preman pensiun
sherly
Doni dah dapat satu restu... semangkaaaa
sherly
Hahahhaa masih kurang tu.. sibudi buluk mesti di kasi 20 sks biar bisa cari cewek yg bener ke depannya...
sherly
hahahha Mila sampai sewa satpam buat jd pasangannya... emang teman si Dewi smuanya kelakuannya diluar prediksi BMKg...
sherly
aku kira lagu Ari lasso malaikat tak bersayap ternyata ciptaan othor TOP dah
sherly
mulai pasang spanduk, umbul2 don... hehehehhe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!