NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 5 : Jangan mendekati keluargaku

Lucianna tiba di sekolah anak kembar itu tepat pukul tiga sore. Ia tahu dari seragam yang mereka kenakan bahwa anak-anak itu bersekolah di sana dan juga mengikuti program penitipan anak hingga jam tersebut. Dengan sabar, ia menunggu di depan gerbang sekolah, berharap dapat bertemu dengan si kembar.

Beberapa menit kemudian, anak-anak itu keluar dari kelas mereka. Lucianna segera menghampiri mereka dengan senyum cerah.

"Hai, anak-anak!" serunya dengan riang.

Si kembar yang mendengar sapaan itu segera menghampiri Lucianna. Devan, dengan tatapan menyelidik, bertanya, "Kenapa kau datang ke sini? Bukankah seharusnya kau sudah pergi?"

Rehan menimpali dengan nada curiga, "Iya, tadi pagi kau juga pergi secara tiba-tiba tanpa memberitahu kami. Papa pasti marah jika tahu."

Lucianna merasa sedikit bersalah, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang. Sambil menggaruk lehernya, ia mencari alasan yang masuk akal. "Maafkan aku, anak-anak. Tadi pagi, aku ada urusan mendadak yang tidak bisa ditunda. Aku sudah menghubungi Papa kalian dan menjelaskan semuanya," ujarnya berbohong. Ia berharap Daniel tidak akan membongkar kebohongannya di depan anak-anak.

"Aku datang ke sini untuk menjemput kalian hari ini," Lucianna segera mengalihkan pembicaraan, berharap anak-anak itu tidak bertanya lebih jauh. Ia tidak ingin mereka curiga terhadapnya.

Revan, dengan mata berbinar, berseru, "Sungguh? Ini pertama kalinya kami dijemput oleh seorang pengasuh! Biasanya, Papa selalu menjemput kami sendiri." Lucianna melihat anak-anak itu tampak sangat bahagia dengan kehadirannya.

'Apa selama ini Daniel selalu menyempatkan diri untuk menjemput mereka sendiri?ternyata dia masih perhatian di sela kesibukannya. Siapa wanita tidak beruntung itu yang melepas pria sebaik ini.' batin Lucianna. Ia merasa sedikit tersentuh dengan perhatian Daniel terhadap anak-anaknya.

Dari kejauhan, Lucianna melihat seorang guru menatap mereka dengan tatapan sedikit curiga. Ia menyadari bahwa ini mungkin pertama kalinya si kembar dijemput oleh orang lain selain ayah mereka.

Dengan sigap, Lucianna meminta si kembar untuk berpamitan kepada guru mereka. "Ayo, anak-anak, kalian harus berpamitan dulu kepada Ibu Guru. Kalian harus bersikap sopan," ujarnya sambil tersenyum.

Hal ini dilakukan agar guru itu tidak merasa curiga dan khawatir terhadap mereka. Lucianna tidak ingin menimbulkan masalah yang tidak perlu.

Guru itu sempat menanyakan siapa yang menjemput si kembar. Dengan ramah, si kembar menjawab bahwa Lucianna adalah pengasuh baru mereka.

Setelah berpamitan, Lucianna langsung membawa anak-anak itu menuju mobilnya. Ia juga tidak lupa mengirimkan pesan singkat kepada Daniel, memberitahukan bahwa ia telah menjemput anak-anaknya.

"Aku sudah menjemput si kembar. Kita akan segera pulang," tulisnya dalam pesan tersebut.

Selama perjalanan, mereka saling mengobrol tentang banyak hal. Lucianna berusaha untuk membuat suasana menjadi menyenangkan dan akrab. Namun, saat Lucianna menanyakan tentang ibu mereka, raut wajah anak-anak itu tiba-tiba berubah menjadi murung.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuat kalian sedih," ucap Lucianna dengan nada menyesal.

Oleh karena itu, Lucianna segera mengalihkan topik pembicaraan. Ia tidak ingin membuat anak-anak itu terus-menerus bersedih.

Tiba-tiba, anak-anak itu mulai bertengkar tentang sesuatu hal yang tidak jelas. Mereka berteriak dan saling memukul di dalam mobil.

Lucianna yang sedang fokus menyetir merasa terganggu dengan kebisingan itu. Ia hampir saja menabrak seorang pengendara motor yang muncul secara tiba-tiba di depannya. Dengan sigap, ia mengerem mendadak.

Akibat pengereman mendadak itu, anak-anak itu terjatuh ke depan dan membentur kursi di hadapan mereka.

Lucianna merasa sangat marah dan menghampiri mereka di kursi belakang untuk membantu si kembar yang terjatuh.

"Kenapa kalian tidak memakai sabuk pengaman?! Kalian tahu betapa bahayanya jika terjadi sesuatu?! Dan kenapa kalian berteriak dan berkelahi di dalam mobil?! Karena kalian, aku hampir saja menabrak orang tadi! Apa kalian tidak mengerti betapa khawatirnya aku?!" bentak Lucianna dengan nada tinggi. Ia tidak bisa menyembunyikan kemarahannya lagi.

Anak-anak itu terlihat sedih dan merasa bersalah atas perbuatan mereka. Lucianna yang merasa tidak enak hati karena telah membentak mereka akhirnya memutuskan untuk membawa mereka ke sebuah kafe es krim. Ia membelikan mereka es krim dengan berbagai rasa untuk mencairkan suasana yang tidak kondusif tadi.

"Maafkan aku karena sudah membentak kalian tadi. Aku hanya khawatir dengan keselamatan kalian," ucap Lucianna dengan nada lembut.

Saat sedang menyantap es krim, Lucianna menerima panggilan telepon dari Daniel yang menanyakan keberadaan anak-anaknya.

"Di mana kalian sekarang? Kenapa kau membawa anak-anakku tanpa izin?" tanya Daniel dengan nada kesal.

Lucianna memberitahukan lokasi mereka. "Kami sedang berada di kafe es krim di kota. Aku hanya ingin menghibur mereka setelah kejadian tad–" jawab Lucianna terpotong.

Daniel langsung mematikan teleponnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Beberapa menit kemudian, Daniel akhirnya tiba di kafe es krim. Ia melihat anak-anaknya sedang duduk dengan tenang sambil makan es krim dan mengerjakan tugas sekolah mereka.

Daniel ingin memarahi Lucianna karena telah membawa anak-anaknya tanpa izin. Namun, ia menyadari bahwa ini adalah tempat umum. Selain itu, ini adalah pertama kalinya ia melihat anak-anaknya belajar dengan tenang dan fokus.

Biasanya, anak-anaknya selalu gaduh dan tidak fokus saat belajar. Tetapi saat mereka belajar bersama Lucianna, mereka terlihat tenang dan menikmati kegiatan tersebut.

"Kalian mengerjakan soal nomor berapa sekarang?" tanya Daniel dengan nada lembut. Ia berusaha untuk tidak menunjukkan kemarahannya di depan anak-anak.

"Aku nomor lima, Rehan nomor tujuh, dan Revan nomor sembilan," jawab Devan dengan semangat.

"Coba sini, Papa lihat," Daniel menghampiri anak-anaknya dan melihat buku tugas mereka.

"Bagus, kalian mengerjakan soal-soal ini dengan benar. Kalian harus terus rajin seperti ini," puji Daniel.

"Ini semua berkat dia," Rehan menunjuk Lucianna dengan senyum lebar.

"Dia mengajari kami dengan sabar dan telaten, walaupun sedikit pemarah." timpal Revan, menambahkan pujian.

Sampai akhirnya, si kembar selesai mengerjakan tugas sekolah mereka dan kembali fokus menyantap es krim mereka dengan lahap.

Inilah saatnya bagi Lucianna dan Daniel untuk berbicara secara pribadi.

"Kenapa kau menjemput anak-anakku tanpa memberitahuku? Apa maksudmu dengan semua ini?" tanya Daniel dengan nada dingin dan menusuk.

"Aku hanya ingin membantu. Aku tahu kau sibuk dengan pekerjaanmu, dan anak-anakmu membutuhkan seseorang untuk menemani dan menjaga mereka. Aku menyukai anak-anak, dan aku merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama mereka," jawab Lucianna dengan nada lembut dan tulus. Ia berharap Daniel dapat memuji niat baiknya.

Lucianna memberanikan diri untuk mengajukan diri sebagai pengasuh anak-anaknya. "Aku tahu mungkin ini terdengar aneh, tapi aku ingin menawarkan diri untuk menjadi pengasuh si kembar. Aku berjanji akan menjaga dan merawat mereka dengan baik," ucap Lucianna dengan penuh harap.

Namun, Daniel dengan tegas menolak tawaran Lucianna. "Aku tidak membutuhkan bantuanmu. Aku bisa mengurus anak-anakku sendiri. Aku tidak ingin kau ikut campur dalam urusan keluargaku," balas Daniel dengan nada dingin dan tanpa kompromi.

Saat mereka hendak pulang, Daniel meminta anak-anaknya untuk masuk ke dalam mobilnya, bukan ke mobil Lucianna. Ia ingin menjauhkan anak-anaknya dari wanita itu.

"Ayo, anak-anak, kita pulang sekarang. Sudah sore," ajak Daniel dengan nada lembut.

"Tapi, Pa, aku ingin naik mobilnya." rengek Revan sambil menunjuk Lucianna dengan tatapan memohon.

"Tidak. Papa sudah berjanji akan mengajak kalian bermain di rumah. Ayo," Daniel bersikeras. Ia tidak ingin anak-anaknya terlalu dekat dengan Lucianna.

Saat si kembar sudah masuk ke dalam mobil, Daniel mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan Lucianna sejumlah uang yang sangat banyak. Nominal uangnya sangat banyak dibandingkan bayaran klien Lucianna yang lain.

"Ini, ambillah uang ini. Aku tidak tahu apa tujuanmu mendekati anak-anakku, tapi aku mohon, jangan pernah menemui aku atau anak-anakku lagi. Aku tidak ingin kau mencampuri urusan keluargaku. Aku bisa memberikan apa pun yang kau inginkan, asalkan kau menjauhi kami," ucap Daniel dengan nada dingin dan tegas. Ia berharap Lucianna akan mengerti dan menjauhi keluarganya.

Daniel kemudian pergi dengan mobilnya.

Sayangnya, hal itu tidak membuat Lucianna menyerah untuk mendekati Daniel dan anak-anaknya.

"Ternyata hatinya jauh lebih keras dari sifatnya.Tenang saja, aku hanya butuh waktu." Lucianna masuk ke mobilnya dan pulang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

1
Cut syifa
biarlah soal profesi, yg penting hatinya baik
Cut syifa
dasar lucianna benar benar 😄😄, meresahkan sekali kmyyuuuu🤭
mama Al
jangan bilang Luci nekat bawa anak anak ke kebun binatang. 😁
mama Al
berasa ibunya anak-anak 🤭
mama Al
si Daniel antisipasi takut para emak emak smake down lagi
Dewi Ink
Daniel kuat bgt imannya 😂😂
Dewi Ink
wadduuuww di tepi kolam loh itu 😭
Dewi Ink
di rumah kan ada kolam renang
Istri Zhiguang!: anggap aja liburan bersama kak😭
total 1 replies
Cut syifa
untung bukan ramadhan dasar kamu lucianna 🤣🤣🤣
Drezzlle
ayo ajak ke Zoo Lucianaa kasihan mereka
Drezzlle
ya pasti anak-anak pilih kamu lah Lucianaa
Nurika Hikmawati
mantaaaap... kamu masih kuat iman aja Niel. padahal Luci udh mengerahkan semua skillnya tuh /Facepalm/
Nurika Hikmawati
Beda tenaga ya Luc... kalau utk yg gini mah tenaganya gak akan prnh habis
Rosse Roo
aah dasar bocahhh🤣🤦‍♀️
Rosse Roo
yeeeey aku juga ikutt senang.... 😌😄
Rosse Roo
tidak akan ada waktu untuk mengulang kebersamaan dengan anak-anak pak Daniel... nanti kalau mereka udah dewasa. menyesal lah kau, tak pernah menyenangkan mereka.
mama Al
wkwkwkwk kalah telak
mama Al
tetap saja harus berusaha keras, Luci.
mama Al
Daniel ini gengsinya gede ya.
padahal dalam hati 🤭
Cut syifa
gak semua pelacur benar2 niat jadi pelacur🥺😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!