NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kirain Lamaran

Hujan turun tipis-tipis malam itu di kota Balikpapan, seperti langit ikut larut dalam kebingungan Lovy.

Ia duduk di kursi rias kamarnya, menatap pantulan dirinya di cermin. Bibirnya yang biasanya tersenyum lebar kini merona pahit, dan mata cokelatnya terlihat letih.

"Perjodohan konyol itu nggak akan pernah terjadi. Aku akan terus menolak keputusan sepihak wasiat nenek! Dan William— yang akan melamarku." bisiknya, seolah meyakinkan bayangan dirinya sendiri. "Yah... Dia harus…"

Di meja rias, ponselnya bergetar. Nama itu muncul di layar.

William 💖.

Jantung Lovy berdegup cepat. Ia meraih ponsel itu dan langsung menjawab, "Will! Akhirnya kamu telepon!"

Suara William terdengar datar. "Lov, kita ketemu besok. Aku ada waktu buat makan malam bareng kamu."

Lovy mengerutkan kening. "Besok? Oke! Aku booking restoran, yang paling romantis, yang ada lilin-lilinnya! Kita harus bicara serius."

William hanya menggumam singkat. "Hmm."

Sebelum Lovy sempat berkata lebih banyak, panggilan ditutup.

Lovy menatap ponsel itu. "Huh? Dia matiin teleponku lagi?! Tapi ya sudahlah, mungkin dia memang sesibuk itu dengan perusahannya."

Ia mengibaskan rambutnya, lalu berdiri. "Besok aku harus tampil sempurna. Dia harus melamarku. Dan aku yakin."

Ia meraih dress merah marun favoritnya dari lemari dan menempelkannya di depan tubuhnya di cermin. "Besok aku bukan Lovy si cegil sejati. Besok aku Lovy calon istri CEO William Arkenzi!"

****

Keesokan malamnya.

Restoran Prancis di pusat kota Jakarta itu berkilauan oleh lampu gantung kristal. Meja-meja dihiasi lilin putih tinggi dan setangkai mawar merah. Musik jazz lembut mengalun di udara, membuat suasana terasa mewah tapi juga… menegangkan bagi Lovy.

Ia masuk dengan langkah percaya diri, gaun merah marun membalut tubuhnya dengan elegan. Rambutnya disanggul anggun, lipstiknya merah berani, dan tumit sepatunya mengetuk lantai marmer dengan bunyi ritmis. Malam ini, dia bertekad membuat William takluk.

Di meja pojok, William sudah menunggu.

Pria itu tetap tampan dengan setelan jas abu-abu, wajah tegas, dan senyum tipis yang dulu membuat Lovy jatuh cinta delapan tahun lalu.

"Will!" Lovy langsung duduk di depannya, matanya berbinar. "Kamu kelihatan lelah, tapi tetap ganteng."

William tersenyum samar. "Kamu juga… cantik malam ini."

"Of course," Lovy tersenyum lebar, lalu mencondongkan tubuh. "Dan kita harus bicara serius. Aku pengen to the point aja sih."

William menatapnya, ekspresinya sulit dibaca. "Tentang apa?"

Lovy langsung meraih tangan William yang di atas meja. "Will, kita sudah pacaran delapan tahun," Lovy memulai, nada suaranya penuh harap. "Aku pikir… mungkin sudah saatnya kita naik ke tahap berikutnya."

Mata William sedikit melebar, tapi segera kembali tenang. "Tahap berikutnya?"

"Ya," Lovy tersenyum manis, tangannya mengelus lembut tangan William di atas meja. "Aku bicara soal pernikahan."

Keheningan jatuh di antara mereka.

William menatap Lovy lama, lalu perlahan menarik tangannya. "Lov…"

Suara itu membuat Lovy merasa tak enak. "Apa, Will? Ada apa?"

"Aku… belum siap," jawab William akhirnya.

Seperti ada batu besar menimpa dada Lovy. Matanya membola tidak percaya. "Belum siap? Setelah DELAPAN tahun?!"

William menghela napas. "Aku banyak proyek, Lov. Perusahaan sedang sibuk. Aku nggak bisa memikirkan pernikahan sekarang."

Lovy menatapnya, matanya mulai memerah. "Aku… aku kehilangan nenekku, Will. Dia ingin aku menikah. Kamu tahu aku cuma punya kamu. Jadi kalau bukan kamu… siapa lagi?"

William terdiam, menatap meja.

"Jawab aku, Will!" suara Lovy pecah, penuh emosi. "Kamu sayang aku, kan? Kamu ingin aku jadi istrimu, kan?"

William menatap Lovy, tapi kali ini ada jarak di matanya. "Lov, aku peduli sama kamu. Tapi…"

"Tapi apa?!"

"Aku nggak yakin kita… cocok untuk menikah."

Kata-kata itu menghantam Lovy seperti pisau. Menghancurkan semua harapan yang selama delapan tahun ia bangun. Ia terdiam, mulutnya terbuka tapi tak ada kata keluar. "Will… apa maksudmu?"

William memandangnya dengan wajah serius. "Aku nggak mau menikah hanya karena kamu dikejar warisan atau… karena kamu panik soal usia."

Lovy menarik napas tersengal, lalu berdiri. Kursinya bergeser keras. "Jadi selama ini… DELAPAN tahun ini… cuma pacaran buang-buang waktu?!"

Beberapa pengunjung restoran menoleh. William tetap duduk, wajahnya tenang tapi tegang. "Lovy, tenang."

"Jangan suruh aku tenang!" Lovy menatapnya dengan mata berair. "Aku pikir kamu akan melamarku malam ini. Aku pikir kamu orang yang akan menggenggam tanganku saat semua orang meninggalkanku. Tapi ternyata…" suaranya serak, "…ternyata aku salah."

William mencoba bicara, "Lovy, aku—"

"Jangan!" Lovy mengangkat tangan. "Aku nggak mau dengar alasan kamu. Aku cukup dengar satu kata tadi: kamu belum siap. Dan aku yakin, ini ada hubungannya dengan wanita di telepon kemarin kan?"

William berdiri menggenggam tangan Lovy. "Apa yang kamu bicarakan! Ini tidak ada hubungannya dengan hal itu! Kemarin aku memang sedang bersama rekan kerjaku dan sekretarisku. Dan kebetulan mereka memang wanita, Lovy. Tolong mengerti dan percaya aku!" ucapnya dengan tegas dan nada tinggi.

Lovy menghentakkan tangannya dan segera meraih tasnya. Ia menatap William dengan senyum getir. "Ya, aku akan selalu percaya. Itu kan yang kamu mau? Terima kasih, Will. Kamu baru saja mematahkan hatiku."

Ia berbalik dan berjalan keluar dari restoran, gaun merahnya berkibar, air mata jatuh satu per satu di lantai marmer.

Setelah sampai di parkiran, Lovy langsung masuk dan duduk di mobilnya, menatap kemudi dengan mata sembab. Tangannya gemetar saat meraih ponsel.

Di layar, nama "William 💖" masih terpampang di daftar kontak. Tapi malam itu, hati Lovy sadar.

Cinta delapan tahunnya mungkin sudah berakhir.

Ia menghapus air matanya kasar. "Kalau bukan William… lalu siapa?"

Pikirannya terlempar pada satu nama di kertas warisan itu.

Adrian Kaelith Evander.

Nama yang tadinya hanya terdengar asing dan mengganggu… kini mulai terdengar seperti ancaman nyata.

Atau… takdir yang tak bisa ia hindari.

****

Besok paginya.

Lovy bangun dengan mata bengkak. Ia mencoba menutupi dengan make up, tapi tetap terlihat seperti panda dengan concealer mahal.

Di meja makan, Samuel sudah duduk rapi. Saat Lovy turun, ia hanya mengangkat alis. "Apa yang terjadi sama wajahmu?"

"Jangan mulai, Sam," Lovy meraih roti, suaranya serak. "Aku lagi patah hati."

Samuel menatapnya tanpa reaksi berlebihan, hanya menyesap kopi. "William?"

Lovy menatapnya tajam seraya bergerak duduk di depan Samuel. "Jangan sebut namanya. Aku alergi."

Samuel mengangkat bahu. "Aku sudah bilang dia tidak serius."

Lovy langsung menepuk meja. "JANGAN BILANG 'AKU SUDAH BILANG!'"

Samuel tetap kalem. "Sekarang kamu mengerti kenapa nenek memilih jalan perjodohan kan?"

Lovy memelototinya. "Jadi kamu senang aku patah hati?"

Samuel menatapnya lurus. "Aku hanya realistis."

Lovy menutup wajah dengan tangan dan langsung menundukkan kepalanya di atas meja makan. "Aku nggak siap. Aku nggak siap nikah sama orang asing."

Samuel menghela napas. "Tapi kamu juga nggak akan siap kehilangan segalanya, Lovy."

Kalimat itu membuat Lovy terdiam.

Lovy menatap sepupunya dengan tatapan lesu. "Aku benci hidupku, Sam. William ninggalin aku. Warisanku di ujung tanduk. Dan aku…" dia berhenti, menarik napas, "…aku nggak punya pilihan."

Samuel bergerak berjalan mendekat. Ia duduk di kursi sebelah Lovy. "Lovy… sebaiknya kamu mulai mempertimbangkan…"

Lovy menatap kosong ke meja. "Perjodohan dengan Adrian Kaelith Evander."

Samuel memelototi Lovy. "Nama itu akhirnya keluar dari mulutmu juga? Jadi, kamu… bener-bener akan mikirin perjodohan itu kan?"

Lovy meneguk air dalam sekali teguk. "Aku nggak tahu, Sam. Aku nggak cinta dia. Aku bahkan nggak tahu mukanya. Tapi kalau aku nggak nikah sama dia…"

Samuel melanjutkan kalimatnya pelan. "Kamu kehilangan segalanya."

Lovy mengangguk lemah. "Aku Lovy si cegil kebanggaan keluarga Luwiys… tapi ternyata cinta dan duit bisa bikin aku setenang batu nisan."

Dan setelah itu, saat Lovy kembali ke kamarnya, ia kembali menatap secarik kertas dari neneknya. Nama itu tertera di sana—

Adrian Kaelith Evander.

Bukan lagi sekadar nama asing di atas kertas.

Kini terasa seperti pintu yang harus ia buka… suka atau tidak suka.

Dan di balik pintu itu, ia tidak tahu akan menemukan kebahagiaan… atau malapetaka.

Sekilas matanya melirik ke ponselnya. Berpikir untuk membujuk William. Mungkin berubah pikiran? Atau justru bertambah sakit hati?

.

.

.

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!