NovelToon NovelToon
Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit di seluruh dunia kini hanyalah kanvas retakan. Malam tanpa bintang. Dua puluh tahun yang lalu, peradaban manusia berubah selamanya. Sebuah lubang dari retakan dimensi yang menganga seperti luka di angkasa, memuntahkan makhluk-makhluk dari mimpi buruk.

Mereka datang dari dunia lain, tanpa nama dan tanpa belas kasihan. Mereka menghancurkan gedung pencakar langit, meratakan jalan, dan menyebarkan kepanikan di mana-mana. Separuh populasi musnah, dan peradaban manusia berada di ambang kehancuran total.

Namun, di tengah-tengah keputusasaan itu, harapan muncul. Beberapa manusia, entah bagaimana, mulai bangkit dengan kekuatan luar biasa.Mereka menjadi Pemburu. Dengan kekuatan yang setara dewa, mereka berjuang, jatuh, dan bangkit kembali.

Namun, di balik layar, rumor mulai beredar. Retakan-retakan kecil yang seharusnya stabil mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Seolah-olah mereka adalah mata-mata dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang sedang menunggu di sisi lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Pencarian Informasi dalam Kehampaan

Arka duduk di sebuah bangku tepi jalan yang sepi, tidak jauh dari lokasi kehancuran. Ia menarik napas panjang, mencoba mencerna semua yang terjadi. Kemarahan yang dalam, namun tidak bisa diungkapkan, membuncah di hatinya. Arka mengingat kembali hidupnya yang sebatang kara, kedua orang tuanya tewas oleh monster. Teman baiknya, Rangga, hampir meninggal. Dan kini, pemilik kedai kopi tempatnya bekerja juga menjadi korban. Perasaan hampa kembali menyelimutinya, diselingi gambaran penderitaan manusia yang hidup dalam ketakutan, tidak pernah tahu kapan tragedi akan menimpa mereka.

Lamunannya terhenti. Rasa penasaran yang mendalam terhadap dunia Pemburu dan monster mulai menguasai dirinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan mencari informasi seputar Pemburu dan monster di internet. Arka menemukan banyak sekali informasi.

Tidak semua orang bisa memiliki kekuatan Pemburu, tetapi ada juga yang mendapatkannya secara kebetulan, seperti anugerah. Kekuatan ini tidak dapat ditingkatkan secara artifisial, kecuali melalui kesempatan kedua atau peningkatan alami. Di sisi lain, monster yang keluar dari retakan dimensi tidak dapat diperkirakan jenis dan kekuatannya. Namun, ada satu hal yang pasti: sebelum retakan dimensi melebar, akan ada serpihan retakan kecil yang muncul lebih dulu, memberikan waktu sekitar 20 menit hingga 1 jam.

Ia juga menemukan informasi tentang Lembaga Pusat Pemburu Indonesia, sebuah lembaga di bawah pemerintahan yang mengatur segala hal tentang Pemburu. Lembaga ini menetapkan aturan, seperti kualifikasi, pembagian wilayah, dan penjualan bagian tubuh monster yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti pakaian, senjata, atau ramuan. Perkelahian antar Pemburu dan menyakiti warga sipil dilarang keras.

Di Indonesia, terdapat banyak organisasi Pemburu, tetapi ada enam yang terbesar dan memiliki Pemburu kualifikasi S. Organisasi-organisasi itu adalah: Organisasi Pemburu Harimau Sumatera, Organisasi Pemburu Besi Putih, Organisasi Pemburu Gadjah Mada, Organisasi Pemburu Kesatria Garuda, Organisasi Pemburu Pandawara, dan Organisasi Pemburu Bambu Kuning. Saat ini, Indonesia hanya memiliki delapan Pemburu kualifikasi S dan tidak ada yang memiliki kualifikasi SS atau di atasnya. Hal ini menempatkan Indonesia dalam kategori terlemah di antara negara lain di dunia Pemburu.

Arka beralih ke informasi global. Ia menemukan bahwa ada lima organisasi Pemburu terkuat di dunia, yang masing-masing memiliki kekuatan tempur yang mampu menghancurkan satu benua dengan mudah. Membaca semua informasi ini, Arka menyadari betapa kecilnya dirinya dan seberapa besar dunia yang ia hadapi.

Arka bangkit dari tempat duduknya, melangkahkan kaki menuju rumah sakit khusus Pemburu. Hatinya tergerak untuk melihat kondisi Rangga. Setibanya di dekat rumah sakit, ia melihat Rangga sedang berjalan-jalan di area taman, ditemani keluarganya. Melihat temannya sudah membaik, Arka merasa lega. Namun, ia tidak jadi menemuinya. Ia berbalik arah, berjalan tanpa tujuan di jalanan kota dengan perasaan yang semakin hampa.

Saat berjalan, Arka merasakan tubuhnya terasa lebih ringan, seolah-olah terjadi suatu perubahan di dalam dirinya. Pandangannya menjadi lebih fokus dan jelas, ia bisa melihat detail-detail kecil yang sebelumnya tidak ia sadari. Ia terus berjalan hingga menaiki atap sebuah gedung. Dari sana, ia menatap kota Jakarta yang megah, dipenuhi gedung-gedung tinggi. "Sayang sekali jika semua ini harus dihancurkan oleh monster," gumamnya dalam hati. Arka berdiri di sana, mengamati kota hingga matahari hampir terbenam.

Ketika ia hendak pergi, sebuah perasaan aneh muncul. Perasaan itu familiar, seolah-olah pernah ia rasakan sebelumnya, tapi ia tidak tahu apa itu. Dengan rasa penasaran, Arka mengikuti perasaan aneh itu, berjalan terus hingga malam tiba. Tanpa sadar, ia sudah berada di bagian kota yang berbeda, cukup jauh dari rumahnya.

Perasaan itu semakin kuat. Arka tiba di sebuah persimpangan jalan di bawah jalan tol. Di dekat lampu lalu lintas, ia melihat cahaya kebiruan berkedip. Setelah mendekat, ia menyadari itu adalah sebuah serpihan retakan dimensi yang menempel di tiang lampu lalu lintas. Orang-orang yang berlalu lalang tidak menyadarinya. Arka mencoba menyentuh serpihan itu, tetapi kali ini tidak ada reaksi apa pun.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, perasaan hampa, dan keanehan yang bercampur aduk, Arka memutuskan untuk tidak pergi. Ia duduk di trotoar, menunggu.

Waktu berlalu begitu cepat. Serpihan retakan dimensi yang tadi hanya seukuran telapak tangan tiba-tiba membesar dengan cepat, membentuk lubang seukuran dua kali tubuh manusia. Arka, yang semula duduk di trotoar, kini berdiri di hadapan retakan itu, menatapnya dengan seksama. Perasaannya hampa, tak ada lagi ketakutan seperti sebelumnya. Ia bahkan merasa ada ketenangan aneh yang menyelimuti dirinya.

Tidak lama kemudian, puluhan monster keluar dari retakan tersebut. Mereka adalah makhluk-makhluk gemuk berwarna biru dengan kuku hitam panjang dan telinga yang menjuntai. Melihat Arka berdiri di hadapan mereka, para monster langsung menerjang. Arka menghindar dengan refleks, mundur beberapa langkah. Total ada sekitar dua puluh monster, dengan satu yang lebih besar dari yang lainnya, seolah menjadi pemimpin.

Tiba-tiba, kekesalan mendalam Arka kembali membuncah. Ia teringat kembali semua penderitaan yang ia alami: orang tuanya, Rangga, dan pemilik kedai kopi. Kemarahan itu menggerakkan tubuhnya. Arka mengepalkan tangannya dan menyerang lebih dulu, menerjang ke arah monster terdekat.

Satu pukulan telaknya berhasil menumbangkan satu monster dengan mudah, membuatnya terpental jauh. Arka terkejut dengan kekuatannya sendiri. Dengan penglihatan yang semakin tajam, ia bergerak lincah, menghindari setiap serangan monster. Satu per satu, ia membuat monster-monster itu tumbang. Efek dari setiap pukulannya meninggalkan bekas asap, dan tangannya terasa panas, seolah darahnya mendidih.

Hanya monster pemimpin yang tersisa. Arka mengambil posisi, bersiap untuk menghadapinya. Saat ia menerjang, monster itu bereaksi dengan cepat, melayangkan pukulan yang jauh lebih cepat dari ukurannya. Arka berhasil menghindar, tetapi ia terpojok. Serangan-serangan monster itu begitu cepat hingga akhirnya ia terkena pukulan. Ia sempat menahan serangan itu dengan kedua lengannya, sehingga lukanya tidak fatal.

"Kenapa monster ini sangat cepat?" gumam Arka.

Ia melompat, melakukan pemanasan singkat, lalu kembali menerjang. Pertarungan sengit dimulai, Arka dan monster itu saling beradu pukulan. Meskipun sempat terjatuh, Arka dengan cepat bangkit dan terus menyerang. Akhirnya, monster pemimpin itu tumbang, penuh dengan bekas pukulan. Arka juga mendapat banyak luka, tetapi tidak ada yang fatal.

Di balik kemenangan pertamanya, Arka merasa aneh dengan kekuatannya yang meningkat drastis. Ia merasa setiap pukulan yang ia berikan menjadi semakin kuat seiring berjalannya pertarungan. Saat melihat para Pemburu sudah hampir tiba, Arka segera meninggalkan lokasi, berlari kembali ke rumahnya.

Namun, di atap sebuah gedung, seseorang telah mengamati seluruh pertarungan itu. Itu adalah wakil ketua Organisasi Pemburu Pandawara, seorang wanita bernama Arini Prameswari, bersama lima rekannya.

1
muhamad andri
Baru baca di noveltoon liat ini penasaran, bagus juga, biasa ada dimashwa korea alus kek gini.
jangan dikasih kendor thor😁🔥
Yusi Yustiani
Baru baca, kebanyakan tema pemburu sama monster dari alam lain itu latar tempatnya dari negara luar. ini keren authornya ngambil dari Indonesia. aplikasi pertarunganya juga enak dibaca, semangat Thor🔥🔥🔥
Yusi Yustiani
Next Thor dipercepat 👌
Nafa Nafila
Keren nih latarnya dari Indonesia.Tentang retakan dimensi sama pemburu monster, nama nama organisasi pemburu nya juga khas banget👏🔥
Nafa Nafila
Ditunggu updatenya Thor 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!