Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat kerja baru.
Ingin rasanya Gra mengakui bagaimana sebenarnya sikap buruk Yogi padanya selama ini, namun Gra tidak yakin Gilang akan percaya padanya, sehingga Gra hanya bisa menelan kenyataan pahit itu seorang diri.
Tubuh Gracia lemas, lunglai ke lantai. Gadis itu duduk meringkuk di samping tempat tidur berukuran king size milik Gilang.
"Daripada kau membuang-buang energi dengan terus menangis seperti ini, akan lebih baik kau melayaniku!." kata Gilang yang tengah duduk di sofa sambil menatap penuh arti pada Gracia.
"Baiklah, Aku tidak akan memaksamu jika kau memang tidak ingin, tapi_." Gilang sengaja menggantung kalimatnya, berganti dengan sebuah seringai yang kini terbit di sudut bibir pria itu.
Gra sontak saja mengarahkan pandangannya pada Gilang.
"Jangan salahkan aku, jika besok kau jadi artis dadakan."
"Tunggu..."
Gilang yang telah beranjak dari posisi duduknya, hendak memutar handle pintu kamar lantas menghentikan langkahnya dan menoleh kembali pada Gracia.
"Lakukan apa yang anda inginkan dariku, tuan!."
"Aku sudah tidak berselera." Gilang hendak melanjutkan langkahnya namun Gracia segera mencegahnya dengan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang pria itu.
Sebuah seringai kembali terbit di sudut bibir Gilang. Situasi seakan berbalik, kini terlihat seperti Gra yang memohon ingin disentuh olehnya. Ya, Dengan berat hati Gracia melakukan hal itu agar Gilang tak sampai membeberkan Foto-fotonya yang hanya mengenakan dala-man.
Untuk kedua kalinya Gra harus menguatkan hati ketika tubuhnya disentuh oleh Gilang, Pria yang menjadikan dirinya sebagai sarana untuk membalaskan dendamnya.
Jangan pikir Gilang kembali melakukannya karena ketagihan atau merasa ca-ndu dengan tubuh Gracia, karena faktanya Gilang melakukannya untuk menginjak-injak harga diri Gracia.
Pukul setengah enam pagi, Gra terbangun dari tidurnya, ia menatap punggung Gilang yang kini tidur dengan posisi telungkup. Sesaat kemudian Gra mencari keberadaan pakaiannya yang semalam dilempar sembarangan oleh Gilang. Gadis itu memungut satu-persatu pakaiannya yang teronggok tak berharga dilantai, sama seperti dirinya yang kini tak punya harga diri lagi dihadapan Gilang. Setelah mengenakan pakaian lengkapnya, Gra merapikan posisi rambutnya kemudian berlalu pergi. namun sebelum benar-benar berlalu, Gra menulis pesan pada selembar kertas dan meninggalkannya di tempat tidur
Gra berlalu meninggalkan apartemen Gilang, hingga Gilang yang setengah jam kemudian terjaga dari tidurnya tak lagi menemukan keberadaan Gra di sisinya. Gilang merubah posisinya, kini pria itu duduk bersandar pada headboard ranjang, kemudian meraih lembar kertas yang tergeletak di atas tempat tidur.
"Maaf saya pergi tanpa menunggu anda bangun dulu, tuan. Pagi ini saya akan mulai bekerja di tempat baru, jika saya menunggu anda bangun takutnya saya telat berangkat kerja." batin Gilang saat membaca tulisan di kertas tersebut. Gilang mengusap wajahnya dengan sedikit kasar, entah apa yang ada di pikiran pria itu saat ini.
Tujuan Gra meninggalkan pesan tersebut tak lain agar tidak memancing kemarahan Gilang. Gra takut jika Gilang kembali tersulut emosi, pria itu akan benar-benar menyebarkan foto-foto syu-rnya ke khalayak ramai. Entah apa jadinya jika itu sampai benar-benar terjadi, mungkin Gra tak akan sanggup lagi menjalani hidup saking malunya.
Gilang beranjak turun dari tempat tidur dan berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sebelum nanti kembali ke rumah.
*
"Maaf...apa aku telat?." Gra merasa tidak enak hati pada sahabat baiknya itu. Sahabat yang sudah susah payah mencarikan pekerjaan untuknya. Setelah meninggalkan apartemen Gilang tadi, Gra langsung menuju ke tempat kerja. Karena, jika ia kembali ke rumah lebih dulu untuk ganti pakaian bisa dipastikan ia harus menghadapi Omelan serta kata-kata buruk dari ibu serta saudara tirinya.
"Hampir, tapi belum benar-benar telat kok. Oh iya, sebaiknya sekarang kita mulai bekerja sebelum mendapat teguran." ajak Ola dan Gra mengiyakannya.
Dihari pertamanya bekerja Gra merasa cukup nyaman karena hampir semua rekan seprofesinya baik dan ramah pada Gracia. Hingga waktu makan siang tiba, Gra dan Ola pun istirahat sejenak.
"Kamu nggak makan, Gra?." tanya Ola ketika melihat Gracia hanya duduk berdiam diri di bangku ruangan staf yang diperuntukkan bagi para pegawai kebersihan.
Gra tersenyum kecut. "Aku lupa bawa bekal tadi, buru-buru soalnya." Gra beralasan. Ola yang tahu betul bagaimana kehidupan Gracia setelah ayahnya menikah lagi, lantas membagi makanannya pada Gra. "Makanlah..! Kamu juga pasti lapar kan?."
Gracia tertegun, Ola memang sahabat terbaiknya.
"Terima kasih banyak, La. Terima kasih banyak sudah menjadi sahabat terbaik untukku." Ungkap Gra. ia merasa Ola sudah begitu banyak membantunya di saat tersulit sekalipun.
"Tidak perlu berterima kasih Gra, itulah gunanya sahabat!." Kedua gadis itu pun makan siang bersama.
Sore harinya, tepatnya pukul lima sore, Gra meninggalkan gedung tempatnya bekerja sebagai seorang cleaning service. Sebenarnya Gra ingin sekali menyelesaikan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak di masa depan nanti, tetapi kondisi keuangan serta dirinya yang baru saja tersandung kasus yang dialamatkan kepadanya, Gra terpaksa harus mengambil cuti hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
Gra menatap nanar pagar besi yang menjulang tinggi dihadapannya.
"Semoga mama tidak marah aku baru pulang jam segini." batin Gracia. meskipun besar kemungkinan apa yang diharapkannya itu tidak akan terjadi, tetap saja Gra berdoa demikian. Mana tahu hari ini ibu tirinya kerasukan roh ibu peri sehingga tidak merundung ataupun menghukumnya kali ini.
Perlahan Gra membuka pintu gerbang, kemudian mengayunkan langkah masuk. Semua masih berjalan dengan aman terkendali, hingga di depan pintu masuk utama Gra dikejutkan dengan tindakan ibu tirinya yang melempar semua pakaian Gra keluar.
"Dasar anak tidak tahu diuntung, bisa-bisanya pergi dari rumah semalam dan baru kembali jam segini. Sudah berapa lelaki yang kamu layani sampai baru pulang jam segini, hah?." Sudahlah pakaian dilempar keluar, disusul pula dengan kata-kata menyakitkan.
"Semalam Gra menginap di rumah teman, mah. Maaf nggak sempat mengabari." Gra kembali beralasan, karena tak mungkin ia jujur dan mengaku jika semalam ia memang melayani seorang pria di ran-jang. Gadis itu memilih memohon dan berlutut agar ibu tirinya berubah pikiran dan mengurungkan niatnya untuk mengusirnya. Lagipula kalau ia pergi dari rumah, hendak ke mana? Sementara di ibukota Gra tidak punya keluarga, selain ayahnya. Ya, ayah dan ibu kandung Gra berasal dari pulau Sulawesi dan merantau ke ibukota sejak menikah, sehingga Gra lahir dan disebarkan di kota metropolitan tersebut.
"Sebagai hukuman atas kesalahan kamu, malam ini kamu nggak boleh masuk ke dalam rumah."
"Tapi, mah."
"Nggak ada tapi-tapian. Terserah, kamu mau tidur di kandangnya moci, atau di mana saja itu urusan kamu." Dengan berkacak pinggang ibu tirinya itu memarahi Gracia. Moci adalah kelinci kesayangan Yogi, masa iya Gracia di suruh tidur dikandang kelinci. congkak betul memang, sangat jauh berbeda dengan sifat yang ditunjukkan wanita itu sewaktu pertama kali ayahnya Gracia memperkenalkannya sebagai calon istri dihadapan putri semata wayangnya, Gra.
Jangan lupa dukungannya ya sayang-sayangku..... Vote dan ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya......😘😘🥰🥰. Komentar juga jangan lupa ya, karena setiap komentar kalian pasti aku baca dengan segenap jiwa dan raga 😅😅
sehat2 kak, cuacanya lg kyk gini.
justru itu mau mu Gilang...
😝😆😆😆😆😆
acara ultah dclub. bukan berti OG
enggak boleh ngerayain ultah dclub
dulu sama adik tirimu
sekarang kasar terhadap Gracia
terkadang aku ingin kabur saja, jika jadi Gracia sungguh hidup melelahkan
tertekan batin,
bagaimana carannya membawa ayah yg sakit
pergi ke kampung pelosok Bila perlu,,
jika punya uang kabur ke Singapur
kerja sambil again ayah berobat
ya
jangan sampai Gracia berjumpa dengan Yogi...
Kalau pun Yogi menumbalkan Gracia ke Gilang bagus juga,biar Yogi di hajar Gilang...
makasih udah up banyak hari ini kk othor Selvi 💕