Di era teknologi yang melesat bak roket, manusia telah menciptakan keajaiban: sistem cerdas yang beroperasi seperti teman setia. Namun, Arcy, seorang otaku siswa SMA kelas akhir, merasa itu belum cukup. Di puncak gedung sekolah, di bawah langit senja yang memesona, ia membayangkan sistem yang jauh lebih hebat—sistem yang tak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kekuatan energi spiritual, sebuah sistem cheat yang mampu merajut takdirnya sendiri. Mimpi itu, terinspirasi oleh komik-komik isekai kesukaannya, membawanya ke petualangan yang tak terduga, sebuah perjalanan untuk mewujudkan sistem impiannya dan merajut takdir dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evolved 2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Jawaban
Arcy melayang dalam kegelapan tak berujung dengan posisi terlentang. "Apakah aku... sudah meninggal?" gumamnya, menatap langit hitam pekat.
Sebuah aroma samar, harum seperti wewangian wanita, tercium. Ia menghirupnya pelan, "Hm… wanginya..."
Saat ia masih menikmati aroma itu, tangannya merasakan sesuatu. "Hm?”
Dalam gelap, ia tak melihat apa pun, namun tangannya seakan merangkul pinggang seseorang; sentuhannya lembut dan nyaman.
Kepalanya terasa bersandar pada sesuatu yang empuk dan harum. Ia tersenyum, menikmati kenyamanan dan aroma tersebut. Satu pertanyaan terbersit, "Mengapa surga begitu gelap?”
Saat Arcy membuka mata, ia melihat samar-samar warna putih dan kancing baju. "Hm?" Ia mengerutkan dahi, lalu menengadah, betapa kagetnya ia mendapati dirinya tertidur dipangkuan seorang gadis.
Arcy segera bangkit. Melihat penampilan gadis itu, ia sangat terkejut; gadis ini adalah gadis yang ditemuinya di optical shop kemarin.
Arcy teringat perilakunya yang kurang sopan sebelumnya. Ia menunduk, meminta maaf.
Gadis itu terkejut, "Tidak apa-apa, s-saya… tidak keberatan."
"Hah?" Arcy bingung.
Gadis itu buru-buru menjelaskan, "Maksud saya, anda tidak sengaja, saat itu anda belum sadar, jadi tidak apa-apa. Anda tidak salah, ya... anda tidak salah."
Arcy terdiam, lalu menjawab dengan kaku, "...O-oh, terima kasih."
Arcy kemudian menyadari sesuatu; tubuhnya terasa lebih baik.
"Tubuhku... bukankah aku dipukuli preman? Kenapa aku baik-baik saja?"
Arcy memperhatikan sekeliling, ia tidak dirumah sakit, tapi masih berada di gudang terbengkalai itu.
Gadis itu tersenyum, "Sepertinya anda sudah sembuh."
"Apakah kamu yang menyembuhkan saya?"
"Um," jawabnya sambil mengangguk.
Arcy terkekeh, "tidak mungkin, kamu pasti bercanda... kamu bercanda kan?"
"Saya tidak bercanda," jawabnya dengan serius.
"B-bagaimana mungkin?"
Gadis itu tersenyum. "Rahasia."
Arcy yang kebingungan masih tak percaya lukanya sembuh begitu cepat.
Gadis itu bertanya, "kenapa anda dipukuli?"
Arcy terdiam sejenak, lalu menjawab, "Saya menyinggung seseorang. Saya tak menyangka dia sampai menyewa preman."
Gadis itu bertanya lagi, "kenapa? Kenapa anda menyinggungnya?"
"Dia dan teman-temannya membuli siswi lain. Saya tidak bisa tinggal diam melihat orang lain ditindas.”
"Jadi... anda terluka karena siswi itu?"
Arcy terdiam. Gadis itu tampak merasa bersalah melihat Arcy terluka.
Arcy menjawab, "Tidak masalah. Saat menolong gadis itu, saya telah membuat pilihan, dan siap menerima risikonya."
Senyum lembut terukir di wajah gadis itu. Ia mengulurkan tangan, "Perkenalkan, nama saya Alicia, panggil saja Elis.”
Arcy terdiam sejenak, kemudian dengan wajah yang masih tampak bingung membalas, "n-nama saya Arcy."
Genggaman tangan Elis terasa hangat dan lembut, Arcy sedikit tersipu.
Elis bertanya, "Boleh minta nomormu?”
"N-nomor?" Arcy kaget, dan bingung, tapi karena telah jatuh cinta pada gadis ini, tanpa pikir panjang langsung memberikan nomornya.
"Terimakasih," balas Elis dengan senyuman manis, membuat jantung Arcy berdebar-debar.
Elis pamit, "Kalau begitu, saya pergi dulu. Saya akan menghubungimu nanti, angkat ya?"
Arcy hanya mengangguk pelan.
Elis tersenyum, "Dah."
"Dah.." jawab Arcy yang masih terpesona.
***
Arcy pulang dengan pakaian compang-camping. Ibunya yang melihatnya langsung naik pitam.
"Arcy! Ya ampun, kamu kenapa lagi?! Berkelahi lagi, hah?!" bentaknya sambil berkacak pinggang.
Arcy hanya bisa menunduk, merasa bersalah. "Maaf, Bu," ucapnya lirih.
"Maaf, maaf! Setiap kali kamu bilang maaf, tapi selalu diulangi lagi! Kamu ini kenapa sih, suka sekali berkelahi?! Apa kurang Ibu didik?!"
Arcy terdiam. Ia tahu ibunya sangat marah, tapi ia tidak bisa menjelaskan alasan sebenarnya mengapa ia berkelahi.
"Kamu tahu nggak, dulu waktu kamu masih baru masuk, Ibu sampai dipanggil guru BK karena kamu berkelahi dengan temanmu! Malu-maluin tahu nggak?!"
Arcy teringat kejadian itu. Dulu, saat ia masih siswa baru, ia sering menjadi sasaran bully. Ia yang pendiam dan introvert selalu menjadi bahan ejekan teman-temannya. Hingga suatu hari, kesabarannya habis. Ia melawan, dan terjadilah perkelahian yang membuat orang tuanya dipanggil ke sekolah.
"Ibu nggak mau kejadian itu terulang lagi! Kamu harus janji sama Ibu, nggak akan berkelahi lagi!"
Arcy menghela napas. "Iya, Bu. Arcy janji," ucapnya, meskipun ia tahu, janji itu mungkin akan sulit ditepati.
***
Malam itu, dikamar, Arcy duduk termenung, ia penasaran dengan Elis. "Bagaimana gadis itu bisa menyembuhkan lukaku? Gadis itu terasa familiar. Siapa dia sebenarnya? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Kehidupannya terasa aneh, seakan sesuatu yang besar akan terjadi. Ia menghela napas, menatap dua peti kecil di atas meja, mungkin ada jawaban di sana.
Arcy menuju dinding, meminta META membuka pintu basement. Seketika dinding terbuka, menampakkan tangga menuju ruang rahasia. Ia menuruni tangga, dan lampu menyala otomatis seakan menyambutnya.
Di depan pintu baja, ia meminta META membukanya. Pintu terbuka, menampilkan lorong server yang modern dan futuristik. Lorong itu dipenuhi rak server, diterangi cahaya biru yang menyala di sepanjang dinding dan bagian bawah rak server. Arcy terus berjalan, berhenti di depan pintu.
Pintu terbuka otomatis.
Di dalam, terlihat tabung besar yang menampilkan visualisasi teknologi digital.
Arcy mengamati layar interaktif yang menampilkan informasi digital rumit. Ia memulai pemugaran, kemudian membuka kaca tabung, dan membuka salah satu peti berisi kristal ungu gelap dengan desain yang unik, ia meletakkan kristal itu ke dalam tabung.
Alat itu tampak melayang seolah ada daya dorong dari bawah.
Arcy kembali ke konsolnya, mulai melakukan pemrograman, dan perlahan mulai terlihat reaksi pada benda tersebut, dan tiba-tiba mata dan telinganya terasa sakit, akibat lensa sistem yang ia pasang.
Telinganya berdengung, ia berteriak kesakitan, kaca tabung tiba-tiba pecah, dan alarm berbunyi.
Arcy tak tahu apa yang terjadi sambil berteriak kesakitan.
"Aaa!!!"
Kristal itu bergetar, menunjukan reaksi yang aneh. Arcy berusaha mengeluarkan benda itu, tapi perlahan kesadarannya mulai memudar, dan ia pun jatuh tak sadarkan diri disertai alaram sistem yang masih terus berbunyi.
Kristal itu semakin bergetar dan menunjukan keretakan disertai cahaya ungu gelap.
Sementara itu, di sebuah apartemen, tampak Elis sedang berdiri sambil menatap langit malam, tiba-tiba lampu apartemennya mati.
Lapu di seluruh kota padam!
Dari kejauhan, terlihat cahaya ungu gelap menjulang tinggi menembus langit, disertai gelombang energi yang kuat.
Elis terkejut melihat fenomena itu, tiba-tiba ia melihat seorang pria berpakaian hitam melesat cepat melewati gedung-gedung tinggi.
Elis yang penasaran juga meloncat dari ketinggian, dan mendarat diatas gedung, ia bergerak cepat menuju asal cahaya.
Ia meloncat dari gedung satu ke gedung lain dengan sangat cepat, ia melihat beberapa orang juga berlari kearah yang sama, seakan mereka sedang berburu harta.
Fenomena seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, namun mereka meyakini satu hal, sesuatu yang besar telah terjadi.
Sementara itu, dirumah Arcy, terlihat lubang besar ditanah.