NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Playboy

Suamiku Seorang Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Putri prisella

Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!

"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.

"Saahh"

"Sahh"

Teriak para tamu undangan, termasuk

teman-teman nya.

"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.

********

Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.

Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab : 5 POV : Arjuna Geofino

Plakk

Bima mengepelak kepala belakang Vano yang sedang asik mengelus dadanya itu.

"Sakit, bang*at!" Pekik Vano.

"Alvano kamu kenapa teriak-teriak!" Tegur guru itu.

"Kepala saya di geplak bu sama Bima!" Adunya.

"Sudah selesai belum kamu?" Tanya guru.

Vano sontak menggeleng dengan cengengesan, membuat guru ingin mencabik-cabik wajah nya saja.

"Cepat kerjakan! Atau nilai kamu saya bikin nol!" Ancam guru itu.

Geo dan Dion yang sudah mengumpul kan kertas jawaban itu bersamaan dengan murid yang lain, karena mereka berdua termasuk murid yang tergolong pintar.

Bima dan Vano serta beberapa siswa lainnya yang belum selesai mengerjakannya pun langsung berbisik heboh meminta contekan, harap-harap mereka mengasih jawabannya nyata nya sangat tidak sesuai ekspektasi.

"Lima menit kemudian," Waktu kalian sudah habis! Selesai ngga selesai harap kumpulkan!" Pinta guru itu.

"Tapi saya belum selesai gimana, bu?" Tanya Bima.

"Ya itu salah kamu, yang lain pada kerjakan kenapa kamu berisik sekali dengan bangku samping mu itu!" Jawab guru itu, acuh tak acuh tangannya sambil merapihkan kertas jawaban dari murid-murid.

"Anj*r lah," gumam Bima, akhirnya mau tak mau ia juga ikut mengumpulkan jawaban tersebut. Dari lima puluh soal ia baru menjawab tiga puluh lima saja.

"Yang sabar, Ki" ledek Vano.

"Akh, ta* lo juga sama aja" gerutu Bima.

"Baik, jumpa ibu lagi di minggu depan!" Setelah guru tersebut mengatakan itu, ia langsung pergi dari Geo berada.

Baru Geo berdiri dari kursinya, guru lain sudah memasuki kelasnya lagi.

"Mau kemana kamu berdiri, Geo?" Tanya guru laki-laki itu.

"Saya mau ijin ke kamar mandi, Pak!" Alasan Geo.

"Oh yasudah sana, jangan lama-lama" setelah guru mengatakan itu, Geo berjalan ke arah keluar kelas namun sebelum itu ia melirik kedua sahabatnya dengan tatapan seperti meledek.

"Anj*r, pasti mau nyebat dia!" Gumam Bima.

"Awas aja, bakalan gue susul!" Gumam Vano.

Sedangkan Dion tak beraksi apapun, dia memang jarang ikut-ikutan temannya itu. Tapi kalau di ajak ya Dion tak menolak.

Kini, Geo sedang berjalan kearah warung belakang sekolah. Ia berjalan, sambil menggoda siswi siswi yang lewat.

"Psstt, cewek kenalan dong!" Goda Geo.

"Awww, mimpi apa gue di godain lo. Kak" balas Siswi itu.

"Mimpiin gue pasti" canda Geo, kaki nya terus melangkah ke tempat tujuan. Saat sudah sampai di tembok belakang, ia segera memanjat tembok tersebut.

Bugh

Kaki Geo jatuh dengan sempurna, ia langsung pergi ke warung itu takut jika ada suruhan anak buah ayahnya melihat.

"Bu, biasa ya!" Pesan Geo.

"Eh, ada abang ganteng" balas ibu penjual itu, tangan nya sambil membuat kopi hitam untuk Geo. Sudah seperti bapak-bapak pada umumnya.

"Tumben sendirian aja, mana tiga curut nya lagi?" Tanya penjual itu dengan sedikit bercanda, tangan nya sambil menaruh pesanan Geo.

"Biasa, paling lagi nyari alasan dulu" jawab Geo.

"Haha, kalau gitu ibu kebelakang dulu ya" pamit penjual itu.

Setelah kepergian ibu itu, Geo membuka layar ponsel nya. Mata ia terbelalak saat melihat chat dari Vano mengatakan jika.

''lo dimana?''bokap lo tadi ke kelas'' Belum lagi chat dari Bima.

''mampus lo, bokap lo kesono!''sini buruan balik ege''Dion pun juga sama mengirim pesan padanya.

''masih ada waktu 5 menit buat balik kesini!'' ini gue lagi anterin bokap lo, cepet!''

Mau tak mau Geo pun berlarian keluar sambil teriak.

"Bu nanti bayar ya!"Geo berlarian ke tembok semula ia memanjat, saat hendak turun karena ia sudah kepalang panik. Tiba-tiba ada suara bariton yang sangat ia kenali, siapa lagi kalau bukan Reynald Alfarizi Mahendra -ayah Geo.

"Mau kemana?"

Geo pun sontak menoleh ke bawah dengan melihat jika Vano, Bima dan Dion sudah berada di sana semuanya dengan raut wajah yang tidak di artikan.

"Turun" pintahnya, akhirnya mau tak mau Geo pun turun dengan sangat terpaksa.

"Ikut!" Setelah itu Reynald pun pergi meninggalkan tempat itu disusul oleh ketiga sahabat Geo dan beberapa pengawal.

Langkah kaki Geo menyusul ketiga sahabatnya itu, ia langsung berbisik pada mereka apa yang terjadi.

"Tadi..." Ucap Bima lalu menceritakan.

****

Tok

Tok

Pintu di ketuk oleh salah satu pengawal Reynald, lalu di buka oleh guru laki-laki yang mengajar di kelas Geo.

"Maaf saya ganggu, apakah ada Geo?" Ucap Reynald tanpa basa basi.

"Geo sedang ijin ke kamar mandi, Pak" jawab guru itu.

"Tolong periksa seluruh kamar mandi" titahnya pada pengawal, Bima, Vano, dan Dion pun ketar ketir Ya jawabannya pasti tidak ada.

"Dion, bisa temani saya berkeliling!" Pintah Reynald saat melihat Dion, seketika Dion pun bangkit takut kena damprat nya Reynald.

"Aduh, gimana ini Van?" Tanya Bima panik.

"Sama aduh, gue juga bingung. Lo telpon dah dia!"Tanpa banyak bicara lagi Bima segera menelpon Geo sampai 10 kali, namun tak ada sahutan apapun dari temannya akhirnya mau tak mau ia mengirim pesan pada Geo.

Begitu pun juga Vano, berharap sahabatnya ini tidak ketahuan jika sedang bolos pelajaran dan nongkrong di warung belakang.

***

"Gitu, ceritanya! Makanya gue di bolehin keluar dari kelas soalnya di awasi sama pengawal yang botak" bisik Bima.

"Terus lo kemana aja, yon?" Tanya Geo.

"Tadi gue... " Gantian kini Dion lah yang bercerita.

****

Kini, Dion dan Reynald sedang berjalan entah kemana.

"Kamu tahu kan, kenapa saya pilih kamu untuk dampingi saya. Berkeliling sekolah ini?" Tanya Reynald.

Sontak Dion menggeleng, padahal ia sudah tahu jawabannya.

"Ya, karena diantara kedua teman mu yang paling jujur hanya kamu!" Jawab Reynald.

"Sekarang tunjuki dimana Geo biasanya tak mengikuti pelajarannya!" Pinta Reynald.

"Biasanya Geo bolos kalau ngga di rooftop, di warung belakang!" Jawab Dion dengan nada menyakinkan.

"Bagaimana kalau kita langsung ke warung belakang dulu?" Tawar Reynald, seketika Dion memikirkan alasan yang tepat untuk mengalihkan Reynald.

"Om, aku ijin bentar ke kamar mandi boleh?" Tanya Dion ragu-ragu.

"Ngapain?" Tanya Reynald.

"Mau makan saya, Om. Ya mau buang air lah" balas Dion.

"Haha, oke waktu mu lima menit. Om tunggu di luar jangan coba-coba kabur kamu!" Ancam Reynald. Mau tak mau Dion mengiyakan saja takut nanti berabe.

Dion pun ke kamar mandi hanya ingin menelpon sahabatnya itu, namun tak ada jawaban dari Geo. Akhirnya dengan berat hati ia hanya mengirim pesan, ia sudah memutuskan untuk mengantarkan Reynald ke rooftop terlebih dahulu.

Klek

"Sudah?" Tanya Reynald, Dion hanya mengangguk saja.

"Bagaimana kita ke rooftop dulu, Om? Dia biasanya kalau masih pagi begini berada disana!" Alibi Dion.

"Baik, tolong kamu antarkan saya kesana!" Ucap Reynald, ia masih belum menaruh kecurigaan pada Dion.

Lima menit akhirnya mereka tiba, disana sangatlah sepi tak ada murid apapun yang berada disana. Hening,, namun tiba-tiba Reynald mendapatkan telpon dari pengawal, pengawal itu mengatakan jika Geo sedang berada di warung belakang dan sedang mero*ok.

"Kamu tipu saya kah, Dion?" Tanya Reynald, setelah sambungan dari pengawalnya terputus. Seketika Dion memasang wajah terkejutnya. Jujur, didalam hati sudah takut melihatnya.

"Antarkan saya ke sana sekarang! Telpon kedua temanmu itu, untuk menyusul kesana! Kalau tidak kaki dan tangan kalian akan menjadi taruhannya untuk saya kasih ke Gery!" Ancamnya tak main-main.

Glek

Hanya mendengar nama Gery saja Dion, sudah takut setengah mati. Akhirnya mau tak mau ia menelpon kedua sahabatnya yang di kelas untuk menyusul ke tempat biasa mereka bolos.

Gery sendiri adalah hewan buas yang sudah sangat tua, Buaya! Ya nama Gery itu sebutan untuk Buaya peliharaan Reynald yang sudah di asuh dari ia masih kecil hingga dewasa seperti,

***

"Anj*r lah, siap-siap besok kita pindah dari sini!" Frustasi Geo.

"Pindah di sekolah milik bokap lo itu?" Tanya Vano.

"Ck, iya lah! Apalagi disana banyak pengawal dia buat ngawasin kita!" Kesal sudah Geo, padahal Reynald seperti ini kerena ulahnya sendiri. Tapi dia sendiri yang kesal.

* Bersambung*

* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*

* Salam manis dari AUTHOR 🤭*

*Semoga kalian suka yah sama cerita aku.Tapi maaf kalau masih banyak yang kurang dalam cerita aku🙏*

*ig @vera_miceela

@putri488241.*

1
Diah Susanti
terlalu kasar cwenya thor
Putri Anggraini: iya tapi baik karakter cewek nya😊
total 1 replies
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!