NovelToon NovelToon
Skandal Dengan Adik Ipar

Skandal Dengan Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: diamond ice

Yasmin merasa ada ikatan kuat terhadap keponakannya. Layaknya Dejavu, Yasmin merasa anaknya hidup kembali meskipun kenyataannya hal tersebut tidaklah mungkin.
Dibalik suasana hatinya yang selalu sedih ketika merindukan anaknya, ada adik iparnya yang terus menggoda Yasmin. Esther yang melihat suaminya lebih memihak kepada kakaknya, timbulah perasaan cemburu yang kini menyelimuti nya.
Akankah diantara mereka terlibat cinta segitiga? Akankah ada korban, dari rumitnya hubungan asmara mereka? Simak selengkapnya hanya di cerita ini.

Kuy, tak baca tak suka. Sudah baca baru suka❤️. Jangan lupa vote dan komen ya guys. Happy reading!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden kehamilan

" Mama nggak habis fikir sama kamu Vin," sore ini kedua orang tua Arvin sengaja menemui anaknya di kantor.

Arvin sangat susah dihubungi, terlebih mereka menuntut penjelasan perkara perceraian Arvin dan Esther. Mereka tidak mengerti dengan jalan pikiran anaknya. Mungkin efek dari anak tunggal atau memang Arvin yang sulit diatur, rasanya kedua orang tua Arvin ingin mengganti anak.

" Mama sama papa kalau kesini cuma mau marahin Arvin, mending nggak usah deh. Arvin hari ini sibuk banget,"

" Nggak usah begitu kamu Vin. Pekerjaan ada yang ngebantuin gitu kok. Kamu pikir selama ini papa tidak tahu bagaimana kinerja kamu selama di kantor,"

" Arvin, pernikahan kamu belum genap 40 hari. Bagaimana bisa kamu menceraikan Esther? Apa salah Esther nak?"

" Kita ngga cocok ma. Esther bawel banget jadi istri. Arvin pusing dengar ocehannya,"

" Astaga Arvin," kesal mamanya mendengar jawaban Arvin.

" Esther lagi hamil, dia hamil anak kamu. Bagaimana nanti nasib penerus keluarga Dhananjaya?"

Dalam hati Arvin menggerutu. Jelas-jelas Esther mengandung anak yang bukan darah dagingnya. Jadi tidak mungkin anak Esther mendapatkan gelar sebagai penerus keluarga Dhananjaya.

" Arvin," ucap mama Joyce menyadarkan Arvin yang malah melamun.

" Arvin belum berencana punya anak ma. Arvin selalu pakai pengaman sekalipun itu dengan Esther istri Arvin sendiri,"

" Kenapa bisa begitu? Dapat pemikiran darimana kamu?"

" Ya karena punya anak ribet ma. Arvin jadi tidak bebas. Dengan menikah saja sudah membatasi jadwal main Arvin apalagi dengan punya anak nanti,"

" Kalau memang kamu selalu pakai pengaman, lalu Esther hamil anak siapa?"

" Entahlah,, yang pasti seingat Arvin setiap berhubungan dengan wanita selalu memakai pengaman kecuali,,,,,,,,,," kata-kata Arvin terpotong mengingat kejadian tempo lalu.

Ulahnya terhadap sang kakak ipar di luar prediksi Arvin. Ia tidak terkontrol waktu itu. Tidak ada persiapan dan tidak ada niat sebelumnya untuk menodai Yasmin. Arvin terlalu terbawa emosi, entah emosi marah atau emosi nafsu yang menyelimutinya. Yasmin berhasil membuat pengalaman baru untuknya selama menjelajahi dunia perempuan. Untuk pertama kalinya Arvin begitu menikmati malam panas dengan seorang wanita. Yasmin berbeda, bahkan bisa dikatakan jika Arvin lebih menyukai malam panas bersama Yasmin ketimbang bersama Esther sang istri.

...****************...

Delapan bulan kemudian.......

Hari demi hari berlalu. Komunikasi diantara Esther dan Arvin seolah putus. Arvin sibuk dengan pekerjaan dan sepertinya laki-laki itu juga enggan mencari tahu kabar istrinya. Baik Esther maupun Arvin sama-sama tidak ingin saling menganggu. Sejenak mereka melupakan urusan perceraian karena hal tersebut sudah diputuskan akan diurus kembali setelah anak Esther lahir.

" Kak andai kita bisa lahiran barengan ya?" ucap Esther kepada Yasmin. Saat ini kedua kakak beradik tersebut sedang menikmati udara sore di desa.

Udaranya sangat segar, berbeda dengan udara di kota yang tercemar polusi. Sudah delapan bulan mereka menempati rumah peninggalan kakeknya. Suasananya sangat nyaman, baik Yasmin maupun Esther sama-sama betah. Mereka merasa lebih tenang, semua masalah seolah terlupakan karena suasana desa yang nyaman. Hal tersebutlah yang membuat mereka merasa lebih baik sehingga kandungan mereka sangat sehat.

" Ya tidak bisa Esther. Usia kandungan kamu lebih tua. Bisa dipastikan kalau kamu akan melahirkan dulu,"

" Iya juga sih. Kata dokter bayi yang aku kandung sangat sehat. Aku nggak sabar pingin cepet-cepet ketemu anak ku,"

Kondisi kandungan kedua kakak beradik tersebut sama-sama sehat. Mereka dijanjikan persalinan normal oleh dokter karena baik fisik ibu maupun calon bayi tidak ada masalah.

" Gimana hubungan kamu sama Arvin?" tanya Yasmin sekedar ingin tahu. Garis bawahi Yasmin hanya sekedar ingin tahu tidak ada maksud lain, ia ikut merasa sedih ketika adiknya itu sedang menggalaukan Arvin. Berbeda dengan dirinya yang menikmati masa kehamilannya, Esther sering kali terlihat murung.

Berbicara nasib anaknya nanti, Yasmin tidak akan menuntut apapun kepada Arvin. Bahkan ia akan memilih bungkam selamanya tentang identitas anaknya ini. Biarlah ini menjadi rahasia Yasmin, ia harap kelak anaknya akan mengerti alasan mengapa ia tidak memiliki ayah.

" Aku masih berharap tidak berpisah dengan Mas Arvin kak. Aku cinta banget sama dia,"

" Apapun masalah kamu dan Arvin, kakak doakan supaya cepat kelar. Kasihan anak kalian nanti,"

" Emmmmm iya kak,"

" Ya sudah kakak mau angkat jemuran dulu" pamit Yasmin kemudian beranjak meninggalkan Esther di teras rumah.

Selama di desa mereka hanya hidup berdua. Pak Abuzer dan Bu Dini tinggal di kota dan akan menilik anaknya satu bulan sekali. Bu Dini lah yang menyiapkan semua kebutuhan anak-anak dan calon cucunya. Meskipun ada banyak masalah, ia tetap antusias menyambut calon cucunya.

Yasmin sudah berlalu dan Esther kembali asyik menyantap camilan sorenya, namun tiba-tiba ia mendengar suara jeritan sang kakak. Esther bergegas menuju ke halaman belakang untuk melihat kakaknya. Ia merasa khawatir kakanya terjadi sesuatu.

" Esther tolong. Tolong selamatkan anak aku," Yasmin berbicara terbata-bata. Wanita itu sedang meringkuk di tanah sembari memegangi perutnya yang sakit.

Ia merasa khawatir akan terjadi sesuatu kepada calon buah hatinya. Esther yang melihat itu seketika menjadi histeris dan berteriak minta tolong.

@@@@@@@

Pak Abuzer mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia mendapat kabar jika kedua anaknya akan segera melahirkan. Sungguh ini di luar prediksi. Jika Esther akan melahirkan dua minggu lagi tiba-tiba saja wanita itu mengalami ketuban pecah dini. Mau tidak mau Esther harus dilakukan operasi Cesar secepatnya menyusul sang kakak yang melakukan operasi cesar karena pendarahan.

Jatuhnya Yasmin, membuat kandungannya lemah sehingga terjadi pendarahan. Hal yang ditakutkan adalah kondisi calon bayinya, maka operasi cesar harus segera dilakukan. Pak Abuzer tidak tahu bagaimana Yasmin bisa terjatuh di belakang rumah. Bukankah wanita itu selalu berhati-hati, jantung Pak Abuzer berdetak lebih cepat karena mengkhawatirkan anak-anak beserta calon cucu-cucunya.

" Bagaimana kondisi anak kami dokter?" tanya Bu Dini ketika sudah sampai di rumah sakit. Ia menangis sejak tadi namun sekarang ia hentikan karena ia berusaha tegar demi anak-anaknya.

" Kondisi Bu Esther dan anaknya selamat. Sekarang Bu Esther sedang berada di ruang pemulihan. Anaknya sedang diobservasi di ruang bayi,"

" Lalu bagaimana dengan Yasmin?"

" Kondisinya agak mengkhawatirkan. Dia masih koma belum sadarkan diri. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk kesembuhan Bu Yasmin,"

" Lalu dengan cucu saya anaknya Yasmin?"

" Di ruang perawatan intensif khusus bayi. Meskipun prematur, tetapi kondisinya sangat bagus. Insyaallah besok bisa pindah ke ruangan bayi biasa," jelas dokter.

" Kapan anak saya Yasmin siuman dok?"

" Belum bisa dipastikan Bu. Sebaiknya bapak sama ibu lebih memanjatkan doa lagi,"

Dokter berlalu meninggalkan Pak Abuzer dan Bu Dini. Tangis mereka pecah melihat kondisi Yasmin. Tidak mungkin saat ini anaknya sedang koma. Sebenarnya apa yang dialami Yasmin? Mengapa hanya karena jatuh terpeleset harus membuat nya koma . Mereka menyesal karena tidak mendampingi anak-anaknya. Mereka menyalahkan mereka sendiri akibat kelalaiannya sebagai orang tua.

" Pa, sebaiknya kita melihat Esther. Dia sudah selesai menjalani operasi. Pasti saat ini Esther membutuhkan kita,"

Memang operasi cesar Esther berjalan lancar. Kini gadis yang telah resmi menjadi ibu tersebut sedang merasakan kesakitan efek obat bius yang sudah habis. Esther menggerutu mengapa hamil semenyakitkan ini? Jika tahu begini ia gugurkan saja anak dalam kandungannya waktu itu.

" Esther bagaimana keadaan mu?" Pak Abuzer dan Bu Dini sudah sampai di ruangan pemulihan Esther. Mereka bersyukur Esther baik-baik saja. Bu Dini menghujani Esther kecupan yang begitu banyak. Tak henti-hentinya ia mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan Esther berjuang untuk melahirkan.

" Sakit ma, nyeri banget perut Esther"

" Sabar ya nak, ini memang sudah menjadi resiko seorang ibu. Selamat untuk kamu, mama bangga banget sama kamu" ucap Bu Dini dan Esther hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia tengah fokus mengalihkan rasa sakitnya. Entah sampai kapan nyeri itu akan bertahan di tubuhnya.

" Kondisi Kak Yasmin gimana ma, pa?"

" Mengkhawatirkan Esther. Kakak kamu sekarang koma. Dia juga tidak bisa ditemui karena berada di ruangan intensif,"

" Kok bisa begitu?"

" Entahlah papa juga tidak tahu. Kita harus berdoa untuk kesembuhan kakak mu "

" Sebenarnya apa yang terjadi dengan kakak kamu Esther? Mengapa dia bisa terjatuh?" tanya Bu Dini.

" Aku tidak tahu ma. Kak Yasmin lagi angkat jemuran di belakang terus tiba-tiba teriak minta tolong. Pas aku samperin posisi Kak Yasmin lagi tiduran terus keluar darah dari jalan lahirnya," jelas Esther.

" Astaga harusnya papa yang jagain kalian,"

" Memang separah itu kondisi Kak Yasmin pa?" tanya Esther balik.

" Kritis kakak mu Esther,"

" Harusnya Esther bisa cepat-cepat nolong kak Yasmin. Waktu itu Esther panik banget ma, Esther teriak-teriak minta tolong. Untungnya bibi sama tetangga langsung datang. Esther nggak bisa berfikir jernih ma, karena saking fokusnya sama kak Yasmin Esther nggak sadar kalau ketubannya udah merembes. Tadinya Esther mau lahiran normal tapi sudah nunggu lama belum ada pembukaan juga. Sakit banget ma kemarin pas nungguin pembukaan," Esther bercerita tentang yang ia alami sebelumnya.

" Iya sayang mama paham. Kamu hebat nak,, sekarang kamu sudah menjadi ibu. Kamu berhasil Esther,"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!