NovelToon NovelToon
TRAPPED OBSESSION

TRAPPED OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance
Popularitas:60.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Hulya Millicent harus terjebak dalam obsesi cinta seorang bos mafia. Dia bahkan tidak tahu kalau dirinya telah dinikahi oleh sang mafia semenjak usianya baru 18 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Tersulut Emosi

...•••Selamat Membaca•••...

Butik Hulya yang ada di Indonesia ditutup permanen oleh Marchel, dia tidak ingin istrinya kembali ke sana dan bertemu dengan Aarav lagi. Marchel memberikan sebuah butik besar di pusat kota untuk Hulya sehingga wanita itu bisa menjalankan bisnis sesuai dengan keinginannya.

Malam ini Hulya duduk termenung di tepi kolam renang, kakinya mengayun di dalam air dengan tatapan kosong ke depan. Marchel menghampiri istrinya dan berjongkok di samping Hulya.

“Jangan terlalu lama merendam kakimu di air, nanti kamu masuk angin Hulya, ini juga sudah malam,” tegur Marchel, Hulya menatap suaminya sekilas lalu mengeluarkan kaki dari air kolam, kaki itu terlihat pucat karena kelamaan di dalam air.

“Kamu sedang memikirkan apa? Dari tadi aku perhatikan kamu murung dan banyak pikiran.”

“Tidak ada, aku hanya ingin sendiri aja.”

“Jangan bohong Hulya, aku tahu kamu sedang memikirkan sesuatu.” Hulya memang tidak bisa berbohong pada Marchel.

“Jangan dibahas lagi, aku mau istirahat.” Hulya berdiri dan hendak pergi, lengannya dicekal oleh Marchel.

“Kau memikirkan pria bajingan itu?” Hulya menatap tajam suaminya itu, tidak terima ketika Aarav dikatakan seorang bajingan.

“Dia bukan pria bajingan, dia pria yang baik dan penyayang, kau tidak bisa seenaknya begitu mencerca orang,” bentak Hulya dengan sorot mata penuh amarah.

“Kau berani membentakku hanya karena dia? Wah, hebat sekali.” Marchel tertawa namun tersirat rasa tidak terima.

“Kau yang mulai duluan, kenapa bilang Aarav begitu, kau tidak mengenalnya, jadi jangan menilai dia seperti itu. Aarav itu pria baik, lembut, penyayang dan juga sangat mencintaiku, aku sangat bersalah padanya karena sudah meninggalkan dia tanpa sepatah katapun. Kau tidak mengerti akan hal itu karena kau tidak pernah berada di posisiku.” Hulya melepaskan cengkraman tangan Marchel lalu menghentakkan kaki menuju kamarnya.

Marchel yang sudah tersulut emosi langsung mengejar Hulya dan menahan Hulya di tangga, mereka kembali ribut di sana.

“Aku suamimu Hulya dan kau berani memuji pria lain di depanku,” murka Marchel dengan wajah yang sudah merah padam.

“Aku hanya tidak suka kau menghina Aarav, itu saja.” Kali ini Hulya sudah mulai merendahkan suaranya.

“Sialan.”

Plak!

Hulya kaget, dia memegang pipi kirinya yang terasa begitu panas karena tamparan Marchel, tubuhnya sedikit terhuyung. Pria itu menjambak kuat rambut Hulya dan berdesis tepat di telinga istrinya itu.

“Jadi bagimu yang lembut dan penyayang hanyalah Aarav hm? Kau sudah membangunkan sisi burukku, Hulya, kau tidak pernah bisa melihat apa yang telah aku lakukan dan berikan padamu sialan.” Hulya menahan egonya, mencoba untuk tidak takut pada Marchel karena dia paling benci dikasari dan ditekan.

“Lalu kau mau apa? Membunuhku? Membunuh Aarav? Silakan, aku tidak peduli, kau hanya pecundang rendahan yang suka memanipulasi keadaan. Kau itu bukan seorang pria Marchel, kau banci, kau brengsek dan kau pembunuh,” tekan Hulya dengan suara menggelegar, Marchel semakin murka, kemudian mendorong tubuh Hulya ke lantai dasar sehingga tubuh itu menggelinding ke bawah melalui sepuluh lebih anak tangga.

“Aakkhh,” erang Hulya ketika dirinya sampai di lantai dasar sambil memegangi kepalanya yang berdarah karena terbentur, tangan serta kakinya juga terkilir.

Marchel dengan tenang menghampiri Hulya tanpa rasa bersalah, lalu menekan wajah Hulya dengan lututnya sehingga wanita itu kembali mengerang kesakitan, dia menangis saat ini tapi tidak dipedulikan oleh Marchel.

“Kau bilang apa hah? Aku bukan pria? Aku akan tunjukkan padamu bagaimana seorang pria.” Marchel berdiri lalu menyeret tubuh Hulya ke lantai atas dengan menarik kuat rambutnya, kepala Hulya sangat sakit ketika mendapatkan tarikan begitu.

“Sakit Marchel, kau ini sudah gila ya, lepaskan aku,” teriak Hulya sambil meronta dari pegangan suaminya.

Marchel mendorong Hulya ke dalam kamar lalu mengunci pintu dan berjalan mendekati wanita itu.

Marchel kembali menarik Hulya dengan kasar dan mendorong istrinya ke tempat tidur, mengoyak pakaian yang dikenakan istrinya hingga pakaian itu sobek tak berbentuk, menampakkan tubuh Hulya yang sempurna.

Marchel membuka pakaiannya juga lalu mencumbu Hulya dengan kasar, tidak peduli dengan kondisi Hulya yang sedang sakit saat ini.

“Marchel sakiittt,” jerit Hulya ketika pria itu menggigit dadanya dengan kuat sehingga meninggalkan bekas memar, Marchel yang sudah gelap mata menampar kuat kedua pipi dan dada Hulya.

“Berani kau menghinaku hah? Kau pikir kau ini siapa? Aku sudah berlaku baik padamu tapi kau malah membandingkan aku dengan pria sialan itu,” geram Marchel, Hulya hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang diberikan oleh suaminya itu.

Marchel yang kepalang emosi langsung menyetubuhi Hulya dengan kasar tanpa peduli teriakan kesakitan Hulya. Dia terus menghujamkan miliknya dengan brutal dan liar sehingga Hulya begitu menderita, sekitar setengah jam Marchel melakukan seks kasar pada istrinya, ia meninggalkan Hulya begitu saja.

Hulya terisak dengan pakaian yang robek, dia meringkuk menahan sakit di selangkangan serta dada yang memar akibat digigit dan diremas kuat oleh Marchel tadi.

Pria itu keluar dari kamar mandi tanpa mempedulikan Hulya, mengenakan pakaian lalu menarik kuat istrinya ke kamar mandi.

“Marchel, lepas, ini sakittt,” teriak Hulya ketika Marchel menarik dan mendorongnya ke bathub.

Tanpa peduli dengan kesakitan itu, Marchel membenamkan kepala istrinya ke dalam bathub yang penuh dengan air. Kemudian mengangkat kepala istrinya, lalu membenamkannya lagi hingga berkali-kali sampai Hulya hampir kehabisan oksigen di paru-parunya.

“Sekali lagi kau menghinaku, nyawamu tidak akan selamat brengsek,” geram Marchel lalu memaksa Hulya untuk berdiri, dengan kejamnya Marchel memukulkan ikat pinggang ke punggung istrinya.

“Ampun, sakiiiittt.”

Marchel berhenti ketika punggung itu sudah memerah sempurna. Dia keluar dari kamar mandi tersebut dan menyambar kunci mobil lalu pergi begitu saja dengan penuh amarah tanpa pamit.

Setelah Marchel pergi, Hulya membuka seluruh kain yang menempel di tubuhnya, menatap tubuh itu dengan air mata berlinang.

Kening, pelipis, rahang serta dadanya memar, punggungnya luka. Lengan dan kakinya sakit akibat jatuh dari tangga tadi dan sepertinya terkilir, dengan terpincang dia berjalan ke arah shower. Hulya menyiram tubuhnya dengan air, merenung di bawah kucuran air dan kembali terisak.

Ada rasa bersalah menyeruak di hatinya pada Marchel, selama ini pria itu menyayangi dan meratukan dia tapi terkadang dia malah menyulut emosi Marchel seperti tadi.

“Aku yang salah, coba saja kalau tadi aku tidak membela Aarav di depan dia,” sesal Hulya sambil terisak.

Selesai mandi, Hulya mengenakan piyama tidur dan membaringkan tubuhnya, mengabaikan rasa sakit di kaki dan tangannya itu.

...***...

Marchel datang ke markas utamanya, dia akan melampiaskan kekesalannya hari ini pada tawanan yang telah mencuranginya dalam bertransaksi minggu lalu.

“Di mana bajingan itu?” tanya Marchel pada anak buahnya.

“Di ruang penyiksaan bos, dengan anak dan istrinya.” Marchel bergegas ke sana.

Tanpa basa-basi, dia langsung menghajar pria yang telah mencuranginya dengan membabi buta. Anak dan istrinya berteriak meminta ampun tapi tidak diindahkan oleh Marchel.

Karena pusing mendengar teriakan itu, Marchel menembakkan beberapa peluru ke tubuh pria itu lalu pada anak dan istrinya sehingga peluru yang ada di dalam pistol miliknya habis.

Kemudian Marchel mengisi peluru lagi dan menembakkan kembali hingga habis, Marchel frustasi, darahnya mendidih mengingat Hulya begitu membela dan memuji Aarav di depannya.

Marchel terduduk di lantai sambil memegangi kepalanya, hatinya sakit dan emosinya juga belum mereda. Jika dia terus bersama dengan Hulya, mungkin nyawa wanita bisa melayang di tangannya sekarang.

Mayat-mayat itu diurus oleh anak buahnya, Marchel duduk di sebuah kursi dengan kaki terangkat ke atas meja dan kepala menengadah ke atas.

Membayangkan kembali bagaimana dia menyiksa Hulya sebelum pergi, buliran bening mengalir di sudut matanya lalu meluncur ke telinga, Marchel menangis tanpa suara sampai ponselnya bergetar di dalam saku celana.

Dia menghapus air mata itu dan melirik nama yang tertera di layar. Marchel segera mengangkat panggilan, mendengar suara lemah dan serak dari istrinya di seberang sana.

“Kamu di mana? Maafkan aku Marchel, aku tidak bermaksud membuatmu marah begini,” tangis Hulya yang membuat Marchel tertegun, dadanya sesak mendengar wanita yang sangat dia cintai menangis begitu sambil minta maaf.

“A-aku...di markas, sebentar lagi aku pulang,” jawab Marchel setenang mungkin walau ada rasa sesak dalam nada bicaranya dan sedikit terbata.

“Nanti pulang belikan aku minyak urut dan obat ya, tangan dan kaki aku sakit, kepalaku juga pusing,” keluh Hulya yang membuat Marchel mengusap kasar wajahnya sendiri.

“Aku akan pulang sekarang, sepuluh menit lagi aku sampai.”

“Kau tidak marah lagi kan? Aku minta maaf ya, aku butuh pijatan, tubuhku sakit,” keluhnya lagi, air mata Marchel seketika menetes begitu saja mendengar nada manja di suara istrinya.

“Aku pulang, tunggu ya. Aku jalan sekarang.”

Marchel mematikan sambungan telepon itu dan bergegas pulang, kali ini dia akan membawa Hulya ke rumah sakit, bukan ide yang bagus jika dia hanya memijat Hulya saja.

“Marchel, ada masalah sedikit di organisasi kita, ada yang mencoba berkhianat dengan memberikan bocoran data pada musuh,” lapor Louis ketika Marchel hendak pergi.

“Kau urus saja, aku ada urusan penting kali ini.”

“Ini sangat serius bos.”

Marchel tidak bisa pulang dulu, dia ke ruangan kendali untuk memantau organisasinya dan melihat Justin yang sibuk dengan komputer sambil menunjukkan beberapa data yang telah diamankan.

...•••BERSAMBUNG•••...

1
Adhisty Madrie
cerai aja hul
Ciyoxi Radelly
Marchel ini anomali macam apa ya? (Bertanya dgn nada lemah lembut)
Julia Anjani
Padahal Hulya segitu cintanya sama Marchel dan udah benar2 bergantung secara mental ama suaminya, eh malah disakitin sedemikian rupa. Nangis banget aku tuh, berharap Dexter nikahin Hulya dan bawa deh ke Sisilia
Emilie Sopyan
Nikahin aja si hulya dexter, kasian banget liat dia tersiksa mulu sama si Marchel ini
Dewi Dejiya
Aku sampai speechless loh sama Marchel ini, kok ya sampai hati menyiksa hulya segitunya, padahal dia tahu kalau istrinya gak bersalah sama sekali bahkan Hulya udah memohon dengan air mata tapi dia gak peduli. Betul kata hulya dulu, cinta macam apa sih yang dikasih Marchel ke dia?
Dinda Kirana
Segitu benci atau gimana sih kamu ini marchel? Apa saat mukulin Hulya gak terbesit sekalipun dalam benakmu untuk merasa iba sama dia?
Khadijah Jaelani
Terlambat sudah kamu menyesal Marchel, anakmu dah lahir dan Hulya udah baik di tangan Dexter
Iguana Scrub
Ngerti kok sama dendam dan sakitmu Marchel, tpi dgn merencanakan utk menyiksa istrimu sendiri terlalu to much dan kamu sendiri kehilangan kebahagiaan bersama anak dan istri
Iyun Aini
Padahal rumah tangga mereka udah bahagia dan adem ayem loh. Tapi rencana balas dendam Marchel justru merusak dan menghancurkan rumah tangga dia sendiri, nyesel gak tuh anaknya lahir tapi yang menyambut malah pria lain
Queen Syalla
Iya emang benar, salut sama Dexter. Dia gak mengusik apa yg bukan ranah dia bahkan dia gak ngehalangin marchel nyakitin Hulya karena mereka ada perjanjian dan untuk mempersingkat penyiksaan Hulya dia langsung tebas si Amar. Udahlah sama Dexter aja kamu Hulya, si Marchel the real sakit jiwa dia
Yuri Gunawan
Gak guna lagi sesalan kamu Marchel
Delly Weliru
Jangan mau balik lagi sama Marchel ya Hul, dia sakit jiwa
Kasang Indah
Mending kamu pergi ajalah Marchel, gak guna kamu itu jadi suami. Bikin beban si Hulya aja kamu mah
Weni Safir
Nyesal ya Marchel? Kek nya udah telat deh, Hulya juga udah aman tuh sama Dexter dan jangan harap kalau dia bakalan mau balik ama kamu, pria tempramental yg gak punya perasaan sama sekali/Panic/
Maryam Nushaibah
Percuma juga kamu menyesal sekarang Marchel, istrimu udah melewati masa kritis dan traumatik dalam diri dia, mending kamu jangan muncul lagi karena ada pria lain yang mencintai istrimu dengan tulus/Angry/
Veer Kuy
gk ngerti lgi sma pikiran marchel ini, enth terbuat dri apa hatinya, bahkan istri sebaik hulya di dera begitu
Anita Lare
Udah Dexter, jaga dan rawat saja hulya sama anaknya itu. Jangan biarin Marchel datang dan ambil mereka, dia udah sangat keterlaluan
Rina Meylina
Gak habis Thinking lagi sama Marchel ya Allah, dia yg seharusnya melindungi sang istri malah dia yg jadi ketua utk mukulin istri di depan banyak org😭
Annissa Riani
Hanya karna dendam sesaatmu itu kau kehilangan sosok istri yang dengan tulus mencintai dan menerima kamu Marchel, sungguh kejam betul hatimu pada istri yang berjuang untuk melahirkan anakmu sendiri
Yeyen Niri
Gak bisa berkata2 lagi sama kelakuan Marchel ini, dendam boleh tapi jangan sama Hulya juga dong dibalaskan. Kalau memang ingin Amar tersiksa, ya kamu siksa aja si amar, kenapa malah istri yg sedang mengandung anak kamu yg kamu hajar begitu. Gila ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!