Rudi seorang anak muda berumur 23 tahun, dari kota Medan.
Berbekal ijazah Diploma bertitel Ahli Madya, Dia berhasrat menantang kerasnya kota Batam.
Di kota ini, akankah dia menggapai cita, cinta dan masa depannya?
Karya ini terinspirasi dari kisah nyata seorang teman. Ditambah bumbu-bumbu imajinasi penulis.
Cerita tanpa basa-basi dan tanpa ditutup-tutupi. Hitam putihnya kehidupan anak manusia menjadi Abu-abu.
Ini bukan kisah seorang pahlawan tanpa cela dan juga bukan sholeh tanpa dosa.
Inilah realita kesalahan manusia yang diiringi sedikit kebaikan.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manik Hasnan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.35 Keakraban Ini...
Sore hari...
Sekitar pukul lima belas kurang lima menit, waktu yang biasanya digunakan Rudi house keeping atau bersih-bersih meja kerja. Kali ini Rudi masih asik mengerjakan Fail Board tak ada tanda-tanda akan segera pulang kerja.
Sepuluh menit yang lalu, Pak Agung menemui Rudi dan menginstruksikan untuk bekerja sesuai jam kerja Tim yaitu pulang jam sembilan belas malam. Dengan kata lain hari ini adalah hari pertama Rudi kerja lembur atau sering disebut over time.
Di ruangan Debug juga hanya tersisa tujuh orang personil termasuk Rudi. Enam orang yang lain adalah dua orang anggota Tim satu ditambah satu orang leader Tim dua yang lembur, sedangkan yang tiga orang lagi adalah anggota shift Quantum.
Ada tiga board yang sudah didiagnosa Rudi dimana memerlukan tindakan penggantian komponen. Sebagaimana yang dijelaskan pada saat training, setiap satu orang Debug Technician didampingi satu orang Rework Operator. Mengingat hal tersebut, Rudi lalu menghampiri meja kerja Lely yaitu Rework Operator Tim satu untuk penggantian komponen.
"Lely, tolong diganti komponen yang ini, ini, dan ini dengan komponen yang baru ya .." ucap Rudi sambil menyerahkan tiga pieces Fail Board dan menunjuk satu persatu komponen yang akan diganti.
"Eh, Bang Rudi .." sedikit kaget, " Untuk hal seperti ini," ucap Lely lalu menjelaskan bahwa dalam penggantian komponen ada tiga jenis stiker yang dipakai. Stiker kuning ditempelkan di atas komponen untuk tindakan penggantian atau replace, stiker biru digunakan jika penggantian komponen telah selesai atau dengan kata lain after rework, sementara untuk stiker merah digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu Board tidak layak dipakai lagi misalkan disebabkan Board tersebut patah atau retak.
"Hmm ... ternyata seperti itu ya, simpel jadinya" gumam Rudi pelan. Sementara Lely menempelkan stiker kuning ke semua komponen yang tadi ditunjukkan oleh Rudi.
"Dengan melihat stiker yang Abang tempel, aku tahu apa yang mesti aku kerjakan walau Abang hanya diam saja meletakkan Board di meja ini." Jelas Lely sambil tersenyum ramah. Kemudian mulai melakukan penggantian komponen dengan yang baru.
Sambil menunggu penggantian komponen baru, Rudi mencoba untuk lebih mengakrabkan diri dengan mengajak Lely bercerita. Dari obrolan tersebut Rudi tahu Lely gadis berumur dua puluh satu berasal dari Paya Kumbuh Sumatera Barat. Dari yang terlihat, Lely merupakan gadis yang lumayan lucu bukan karena fisiknya yang agak montok tapi dari cara bicaranya yang tak fasih dengan huruf R jadi terlihat lucu.
"Ehem ... ehem ..," terdengar suara Mbak Ani berdehem mengisyaratkan ingin diajak bicara juga.
"Eh, Mbak," ucap Rudi sedikit kikuk lalu menghampiri Mbak Ani.
"Bang Rudi ajak Mbak ngobrol juga donk," goda Mbak Ani sambil tersenyum.
Lalu Rudi mulai bertanya dari hal-hal umum yang ringan. Mulai dari tempat asal Mbak Ani, berapa lama bekerja di PT. Beyonics sampai kepada hal-hal di luar kerja. Dari obrolan tersebut Rudi dapat menyimpulkan bahwa sosok Mbak Ani adalah sosok wanita periang, suka bergaul, humoris dan lain-lain yang kesemuanya menunjukkan bahwa Mbak Ani adalah wanita yang patut untuk dijadikan teman.
Mbak Ani berkisar umur tiga puluh ini menurut tebakan Rudi, karena menurut yang Rudi tahu wanita dewasa biasanya tidak suka jika ditanya mengenai umur. Mbak Ani sudah menikah lebih dari empat tahun, tapi belum memiliki keturunan atau anak. Dia adalah salah satu karyawan eks Seagate yang masih bertahan. Bergabung dengan Seagate melalui jalur perekrutan karyawan langsung dari Yogyakarta sekitar pertengahan tahun sembilan puluhan.
"Bang Rudi, Mbak Ani Biduanita loh ..." ucap Lely setengah teriak dari meja sebelah.
"Mana ada, bohong itu." balas Mbak Ani sambil tersenyum penuh arti.
"Kalau tak percaya, coba deh Bang Rudi minta Mbak Ani nyanyi." Lanjut Lely sengit.
"Waduh Lely ... itu waktu muda," balas Mbak Ani lalu mulai menceritakan bagaimana gemerlapnya PT. Seagate pada masa itu. Setiap tahun tepatnya hari jadi PT. Seagate atau lebih dikenal dengan Anniversary Day, selalu mengudang artis dari Ibu Kota. Mayang Sari, Sahrul Gunawan adalah contoh kecil nama artis yang pernah meramaikan party PT. Seagate.
Banyak perlombaan diadakan dari pagi sampai pagi lagi. Mulai dari lomba nyanyi, tari, puisi, olahraga seperti sepak bola dan lain-lain.
Dari lomba yang diadakan perusahaan tersebut, Mbak Ani selalu juara di event nyanyi sehingga banyak yang menyebut Dia seorang Biduanita.
"Wahhh ... Mbak Ani ternyata keren" puji Rudi dengan apresiatif mengacungkan dua jempolnya.
"Itu masa lalu Rud." Balas Mbak Ani merendah terlihat sekilas mendung di wajahnya.
"Tapi sekarang sudah berbeda," lanjut Mbak Ani sambil menerawang.
"Beda bagaimana Mbak?" tanya Rudi dengan antusias.
Kemudian Mbak Ani melanjutkan ceritanya. PT. Seagate adalah sebuah perusahan besar berpusat di USA, dengan manajemen Amerika yang kental. Sangat menghargai dan mendukung para karyawan terutama yang berprestasi. Bukan hanya prestasi kerja, bahkan prestasi di luar kerja seperti olahraga, tarik suara mereka sangat mendukung. Sebagai contoh adalah sepak bola. Pada zaman itu, Seagate adalah salah satu lima besar Tim Sepak Bola di jajaran Muka Kuning Estate. Untuk latihan bola saja, perusahaan membebaskan karyawannya bahkan jika dalam keadaan masuk kerja lembur tetap dibayar.
Lalu Mbak Ani melanjutkan ceritanya sambil tidak lupa tetap mengerjakan Fail Board ICT.
Setiap tahun selalu diadakan Anniversary Day dengan megah menyewa satu hotel.
Dibanding dengan PT. Beyonics sekarang sungguh bagai langit dan bumi. Untuk Anniversary Day tergantung keuntungan yang diperoleh setiap tahun, jika keuntungan besar maka diadakan Anniversary Day dan itu juga hanya pesta seadanya tanpa mengundang artis untuk meramaikannya.
Kemudian menurut penuturan Mbak Ani hanya turnamen sepak bola saja yang masih rutin diadakan setiap tahun. Di mana setiap Departemen akan berebut untuk memperoleh juara.
"Wahh, kalau ini aku sangat tertarik," ucap Rudi dalam hati dan mulai membayangkan bagaimana nantinya dirinya dielu-elukan para gadis saat turnamen.
"Bulan berapa biasanya turnamen diadakan Mbak?" tanya Rudi semangat.
"Eh, kalau tidak salah bulan depan Rud," jawab Mbak Ani.
"Coba kamu tanya Sugeng Leader Quantum soal itu dia lebih tahu" lanjut Mbak Ani.
"Bang, R ... Rudi, Boardnya sudah siap" teriak Lely agak tergagap karena tidak fasih huruf R.
Lalu Rudi menghampiri meja Lely, terlihat tiga Board di atas tray dengan tiga stiker biru ditempel di atas komponen yang telah diganti.
"Terima kasih ya, Lely" ucap Rudi sambil membawa tray ke mejanya lalu memasukkan ketiga Board tersebut ke dalam box AW FT.
Ada sekitar 25 Board telah selesai dikerjakan oleh Rudi. Standar pengerjaan perharinya bagi Debug yang sudah senior adalah satu box penuh yaitu empat puluh board.
Jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam, waktu Maghrib pun tiba.
"Yuk Sholat," ajak Mas Rinto yang dari pagi kelihatan tidak banyak bicara, mungkin orangnya kurang suka bergaul atau mungkin juga lagi tidak semangat untuk ngobrol Rudi tidak tahu.
"Mari, mas." jawab Rudi mengikuti langkah Rinto dari belakang menuju Musholla yang terletak di belakang pabrik setelah melewati kantin.
Setelah berwudhu dan masuk ke dalam musholla, Rinto kemudian mengumandangkan iqomah menandakan akan dimulainya sholat Maghrib berjamaah. Entah bagaimana ceritanya ketika Rudi melihat kiri dan kanan hanya mereka berdua laki-laki. Sampai Rinto selesai mengumandangkan iqomah tak ada satu orang pun jamaah pria bertambah.
"Silahkan Rud," ujar Rinto memberi kesempatan kepada Rudi memimpin sholat.
Dengan canggung Rudi maju ke posisi imam dan mulai berdiri tegak seraya takbir.
"Allaaahu Akbar," ucap Rudi dengan lantang kemudian menyempurnakan semua rukun sholat hingga salam.
Setelah selesai sholat dan doa sendiri, Rudi melihat ke belakang ternyata semua shaf atau barisan laki-laki penuh.
"Seperti sedang mengerjai aku saja," gumam Rudi dalam hati.
Setelah kembali ke ruangan Debug, tiba-tiba terdengar suara wanita yang ternyata Lely.
"Wah ... wah ... ternyata Bang Rudi hebat jadi imam, padahal aku kira Bang Rudi dari tadi pagi non muslim loh," puji Lely sekaligus menyesal salah sangka disebabkan logat Rudi khas Medan yang kental dan juga wajah Sumatera Utara sejati.
"Waduh ..., aku masih belajar kok," ucap Rudi merendah padahal omongan pujian yang sama sudah terlalu sering Rudi dengar dari orang-orang.
Tepat pukul sembilan belas kurang sepuluh menit, Tim dua pun tiba yaitu dengan Leader Bang Amir. Setelah serah terima tugas dan ngobrol seadanya serta house keeping. Tepat pukul sembilan belas, Rudi ke luar dari ruangan untuk pulang.
Bersambung....