NovelToon NovelToon
Belenggu Gairah Semalam

Belenggu Gairah Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan rahasia / Pernikahan Kilat / One Night Stand / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Dew

Sebuah jebakan kotor dari mantan kekasih memaksa Jenara, wanita karier yang mandiri dan gila kerja, untuk melepas keperawanannya dalam pelukan Gilbert, seorang pria yang baru dikenalnya. Insiden semalam itu mengguncang hidup keduanya.
Dilema besar muncul ketika Jenara mendapati dirinya hamil. Kabar ini seharusnya menjadi kebahagiaan bagi Gilbert, namun ia menyimpan rahasia kelam. Sejak remaja, ia didiagnosis mengidap Oligosperma setelah berjuang melawan demam tinggi. Diagnosis itu membuatnya yakin bahwa ia tidak mungkin bisa memiliki keturunan.
Meskipun Gilbert meragukan kehamilan itu, ia merasa bertanggung jawab dan menikahi Jenara demi nama baik. Apalagi Gilbert lah yang mengambil keperawanan Jenara di malam itu. Dalam pernikahan tanpa cinta yang dilandasi keraguan dan paksaan, Gilbert harus menghadapi kebenaran pahit, apakah ini benar-benar darah dagingnya atau Jenara menumbalkan dirinya demi menutupi kehamilan diluar nikah. Apalagi Gilbert menjalani pernikahan yang dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Opat

Usai menghabiskan sisa sop ayam buatan Gilbert yang menghangatkan perutnya, Jenara melangkah pelan menaiki tangga marmer menuju lantai dua. Rasa lelah yang luar biasa membuat setiap anak tangga terasa berat, namun rasa penasarannya jauh lebih besar. Ia mulai mengamati desain interior rumah Gilbert, maskulin, minimalis, namun tetap elegan dengan sentuhan kayu walnut yang memberikan kesan hangat. Jenara harus mengakui, ia menyukai selera suaminya.

Kini ia berdiri tepat di depan pintu kamar tidur utama. Jantungnya berdegup sedikit lebih kencang. Ia ragu untuk memutar kenop pintu itu.

"Dia tidak mungkin merajuk hanya karena aku pulang terlambat, bukan?" gumam Jenara pada dirinya sendiri. "Aku pikir dia bukan pria kekanak-kanakan seperti itu. Tapi... awas saja kalau pintu ini dikunci. Lebih baik aku menyetir balik ke apartemenku malam ini juga."

Ceklek.

Pintu itu tidak dikunci. Jenara menarik napas lega. Ia melangkah masuk ke dalam kamar yang luas itu. Cahaya lampu tidur yang remang-remang memberikan suasana yang sangat tenang dan intim. Di atas ranjang besar berukuran king size, Gilbert tampak sudah terlelap dengan posisi memunggungi pintu.

Jenara meremas ujung baju tidur satinnya yang halus. Perasaan canggung tiba-tiba menyerangnya. Padahal, secara teknis, mereka sudah melewati "malam kedua" di Bali.

"Dasar bodoh, Jenara. Apa yang kau pikirkan?" batinnya mencerca diri sendiri. "Jangan berlagak seperti gadis remaja yang baru pertama kali masuk kamar pria. Come on, kau adalah Jenara Sanjaya."

Dengan gerakan yang sangat hati-hati agar tidak menimbulkan suara, Jenara naik ke atas ranjang. Ia merebahkan tubuhnya di samping Gilbert, menjaga jarak beberapa senti. Namun, rasa hangat yang menjalar dari tubuh Gilbert seolah memanggilnya. Entah karena rasa bersalah karena telah mengabaikan masakannya, atau karena dorongan hormon kehamilan yang membuatnya merindukan kontak fisik, Jenara perlahan mendekat.

Ia memeluk tubuh kokoh Gilbert dari belakang, melingkarkan lengannya di pinggang pria itu dan menyandarkan wajahnya di punggung lebar suaminya.

"Terima kasih... untuk makan malamnya. Maaf aku terlambat," bisik Jenara sangat lirih, hampir seperti embusan napas. Ia tidak yakin Gilbert mendengarnya, namun beban di hatinya sedikit terangkat setelah mengatakannya.

Pukul lima pagi, Gilbert terbangun. Ia merasakan beban di punggungnya dan sepasang lengan yang memeluknya erat. Aroma mawar dari lotion yang digunakan Jenara langsung menusuk indra penciumannya.

"Jenara?" batin Gilbert.

Ia melirik jam dinding. Jam berapa wanita ini pulang semalam? Gilbert berusaha melepaskan pelukan Jenara dengan sangat perlahan, tidak ingin membangunkan wanita hamil itu. Ia menatap wajah Jenara yang tertidur pulas wajah yang tampak sangat damai tanpa topeng "Ratu Es" yang biasa ia kenakan.

"Aku tak mengerti setiap sikap dan tingkah lakumu, Jen," ucap Gilbert pelan. Ia menunduk sebentar, mengecup kening Jenara dengan lembut. Sebuah kecupan yang lebih mirip sebuah salam perpisahan daripada ungkapan kasih sayang.

Kali ini, Gilbert memutuskan untuk berhenti menaruh harapan. Ia tidak ingin lagi menjadi pria yang menunggu dengan makanan hangat namun hanya dibalas dengan pengabaian. Ia akan kembali menjadi Gilbert yang dulu; profesional, dingin, dan berjarak.

Gilbert segera mandi dan bersiap. Sebelum berangkat ke kantor, ia turun ke dapur untuk mengambil kopi. Ibu Nurul yang sedang membersihkan meja dapur segera menyambutnya.

"Tuan ingin saya buatkan kopi?"

"Boleh, Bu. Tolong kopi hitam, gula satu sendok saja," jawab Gilbert datar.

Sambil mengaduk kopi, Ibu Nurul bertanya ragu-ragu, "Ingin sarapan apa, Tuan? Apakah Tuan ingin membuatkan sarapan lagi untuk Nyonya seperti semalam?"

Wajah Gilbert tetap datar. "Tidak. Saya sarapan di kantor saja. Untuk Nyonya, biarkan dia memilih sarapan sendiri. Sediakan apa yang dia mau."

"Ta-tapi Tuan... semalam masakan Tuan dimakan habis oleh Nyonya. Beliau bahkan tambah dua porsi. Sepertinya Nyonya sangat menyukai masakan Tuan," Ibu Nurul berusaha memberikan kabar baik, berharap wajah majikannya itu sedikit mencerah.

Namun, Gilbert tidak bergeming. "Saya ada rapat pagi, Ibu Nurul. Terima kasih kopinya."

Ia meletakkan cangkir kopinya dan melangkah keluar menuju garasi. Ibu Nurul menatap punggung Gilbert dengan sedih. "Apa mereka bertengkar semalam? Tapi kenapa Nyonya tidur di kamar atas? Ah, orang kaya memang sulit dimengerti," gumam Ibu Nurul.

Pukul setengah delapan pagi, Jenara terbangun. Hal pertama yang ia rasakan adalah sisi ranjang di sampingnya yang sudah dingin. Ia meraba bantal Gilbert, kosong.

"Kenapa dia tidak membangunkanku?" gumam Jenara dengan suara serak. "Jam berapa ini?"

Ia segera bersiap dan turun ke bawah, berharap menemukan Gilbert di meja makan atau setidaknya mencium aroma masakan pria itu lagi. Namun, yang ia temukan hanyalah Ibu Nurul yang sedang menata buah-buahan.

"Di mana Gilbert, Bu?" tanya Jenara sambil celingukan.

"Tuan sudah berangkat pagi-pagi sekali, Nyonya. Katanya ada rapat dadakan," jawab Ibu Nurul sopan.

Jenara merasakan secubit rasa kecewa di hatinya, namun ia segera menutupinya. "Oh, oke."

"Nyonya ingin sarapan apa? Biar saya buatkan," tanya Ibu Nurul.

Jenara terdiam sejenak. "Apakah... Gilbert tidak menyiapkan sesuatu untukku?"

Ibu Nurul menggeleng lemah. "Tidak, Nyonya. Mungkin Tuan terlalu buru-buru tadi. Tapi Tuan menyuruh saya untuk mengingatkan Nyonya agar jangan lupa meminum susu kehamilan. Kemarin Tuan sendiri yang berbelanja semua kebutuhan Nyonya, susu, vitamin, cemilan, bahkan buah-buahan segar ini semuanya pilihan Tuan."

Jenara duduk di meja makan dengan lesu. Ia menatap segelas susu hamil yang sudah disiapkan Ibu Nurul. Susu itu masih hangat, namun bagi Jenara, suasana rumah itu mendadak terasa dingin. Ia melamun, jarinya mengaduk-aduk susu tersebut sampai akhirnya cairan itu mendingin.

"Nyonya, jangan melamun. Nanti susunya dingin," tegur Ibu Nurul lembut. "Saya buatkan nasi goreng spesial ya? Bahannya dari sisa ayam goreng semalam yang Nyonya suka."

Jenara hanya mengangguk pelan. Tak lama, aroma nasi goreng yang harum memenuhi ruangan. Aroma bumbu yang tajam biasanya akan menggugah selera Jenara, namun pagi ini, indra penciumannya seolah mengkhianatinya.

Saat Ibu Nurul meletakkan piring nasi goreng itu di hadapannya, Jenara mencoba untuk menyuap. Namun, baru satu suapan menyentuh lidahnya, rasa hambar yang aneh memenuhi mulutnya. Padahal ia tahu masakan Ibu Nurul pasti kaya akan bumbu.

Ugh...

Tiba-tiba, perut Jenara bergejolak hebat. Rasa mual yang lebih kuat dari kemarin menyerang tanpa peringatan. Jenara segera menutup mulutnya, berdiri dengan tergesa-gesa, dan berlari menuju wastafel dapur.

Huekk... huekk...

Ia memuntahkan segala cairan yang ada di perutnya. Tubuhnya gemetar hebat, air mata mulai menggenang di sudut matanya karena rasa sakit dan sesak di dadanya. Ibu Nurul dengan sigap mendekat, memijat tengkuk Jenara dengan lembut.

"Sabar, Nyonya... tarik napas pelan-pelan," bisik Ibu Nurul khawatir.

Jenara mencengkeram pinggiran wastafel, napasnya memburu. Ia merasa sangat lelah secara fisik, dan secara emosional ia merasa diabaikan. Gilbert yang kemarin begitu perhatian, kini menghilang begitu saja di saat ia merasa paling tidak berdaya.

"Aku benci Gilbert!" pekik Jenara tiba-tiba, suaranya parau. "Kenapa dia harus pergi saat aku merasa seperti ini?"

1
Three Flowers
walo ke ujung dunia kau pergi, Gilbert akan menemukan mu, Jenara😄
Cahaya Tulip
masih syukur yg temui gilbert Jen, gimana kalau hari itu yg kamu temui pelayan hotel? yg menuntut lebih dr 5 miliar tp minta dinikahin juga😂
Bu Dewi
lanjut kak😍😍😍
Blueberry Solenne
Mr. Hans sudah tahu watak cewek kayak jenara ya, sabar banget hahah
Blueberry Solenne
wah ternyata pekerjaan Alexa tidak sesempurna itu, bakal kena ceramah keknya ni
@dadan_kusuma89
Kehidupanmu unik, Gilbert. Sampai seorang gadis kecil pun sangat menyukaimu, hingga bercita-cita ingin menjadi istrimu.
@dadan_kusuma89
Syukurlah, akhirnya kau bisa mengatasi permasalahan ini, Gilbert.
Muffin
Altafff kau malah mau punya ponakan hihi
PrettyDuck
nyonya lagi tahanin gemgsi bu nurul, gausah diharep 😐
PrettyDuck
hih kesel bener sama jenara ini, egois.
kesian anaknya kalo kenapa2 😭
PrettyDuck
wkwkwk alexa dikatain kayak emak2 komplek 🤣
btw jen, dia suamimu loo, bapak dari si bayi 😌
Muffin
Kejarrr gil. Kecebong luu jadiii
Muffin
Nah kan kecebong gilbelt 5m tembus 🤣🤣
Iyikadin
Jangan marah marah gitu ih nanti cepet tua. keriput keriput gitu dimukanya
Cahaya Tulip
wah mantaaap.. langsung gas akad nikah.. saya dukung👍👍😁
Three Flowers
ni orang berbakat jadi cenayang kayaknya...🤣
MARDONI
WOII GILBERT BANGUN DONG! JANGAN SAMPE EGOMU HANCURKAN SEGALANYA! 😭🔥
MARDONI
Jenara tuh cool banget ya, padahal lagi hamil dan morning sickness tapi tetep bisa langsung fokus handle krisis.
Blueberry Solenne
Wehhh Alexa pasti sering di puji Jenara ni, karena kerjaannya rapi dan sempurna
Blueberry Solenne
Bakal kepikiran terus sampe malam kedua keknya ni pa, awokwok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!