NovelToon NovelToon
ALIKA THE HACKER

ALIKA THE HACKER

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Sudah lebih dari 8 tahun Alika menunggu kesempatan untuk membalas kematian kedua orangtuanya yang dibunuh secara keji oleh Klan mafia Camorra dari Sisilia. Saat itu Alika masih berusia 12 tahun dan baru saja beberapa jam sebelumnya ia berulang tahun dan membuka hadiah dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba rumah yang mereka tempati didatangi tamu yang tak diundang. Ayahnya ditembak di tempat dan ibunya pun tak luput dari tembakan. Sedangkan Alika saat itu pingsan setelah tertembak dibagian perut. Untung ia bisa diselamatkan oleh tetangganya seorang mantan agent CIA yaitu Mr. Hamilton yang tanpa sengaja melihat gerombolan Camorra mendatangi rumahnya. Dan Mr. Hamilton pun mengadopsi Alika karena ia dan istrinya tidak memiliki anak.

Sungguh tragis ... diusianya yang masih muda Alika harus menjadi yatim piatu. Dan ia sendiri hampir meregang nyawa. Sejak saat itu Alika dilatih oleh ayah angkatnya men

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUO VICTOR

Namun, di balik senyum mereka, mereka berdua merasa tegang dan waspada.

Para agen CIA mengawasi mereka dari kejauhan, siap untuk bertindak jika terjadi sesuatu. Jodie, Isabella, Jave, dan Romeo berpencar di sekitar restoran, menyamar sebagai pelanggan biasa. Mereka semua memegang senjata dan siap untuk memberikan bantuan jika dibutuhkan.

Saat Nicky dan Liam sedang makan malam, mereka merasa ada yang mengawasi mereka. Nicky melihat sekeliling dan melihat beberapa pria mencurigakan yang menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Liam, aku merasa tidak enak" bisik Nicky. "Aku rasa mereka sudah tahu".

"Tenang, Nicky. Kita ikuti saja rencana" jawab Liam, dengan nada gugup.

Tiba-tiba, beberapa pria bersenjata masuk ke dalam restoran dan mulai menembak ke arah Nicky dan Liam. Para pelanggan berteriak dan berusaha menyelamatkan diri.

"Serang !" teriak Agent Sarah, melalui alat komunikasi.

Para agen CIA segera bertindak. Mereka menembak balik ke arah para penyerang dan berusaha melindungi Nicky dan Liam. Jodie, Isabella, Jave, dan Romeo juga ikut terlibat dalam baku tembak.

Restoran itu berubah menjadi medan perang. Peluru beterbangan ke sana kemari, pecahan kaca berserakan di lantai, dan darah membasahi dinding.

Nicky dan Liam berusaha mencari perlindungan di bawah meja. Nicky mengeluarkan pistol dari tasnya dan mulai menembak balik ke arah para penyerang. Ia bergerak cepat dan lincah, menghindari peluru yang beterbangan.

Liam, meskipun tidak memiliki pengalaman dalam pertempuran, berusaha melindungi Nicky dengan tubuhnya. Ia mendorong Nicky ke tempat yang lebih aman dan menembak ke arah para penyerang dengan pistol yang diberikan oleh Agent Sarah.

Baku tembak berlangsung sengit. Para penyerang jumlahnya lebih banyak dan lebih terlatih, tetapi Nicky, Liam, dan para agen CIA tidak menyerah. Mereka bertarung dengan gigih, melindungi satu sama lain dan berusaha mengalahkan para penyerang.

Tiba-tiba, seorang pria bersenjata mendekati Nicky dan Liam. Ia mengarahkan pistolnya ke arah Nicky dan menarik pelatuknya.

DOR !

Namun, sebelum peluru itu mengenai Nicky, Liam melompat dan melindungi Nicky dengan tubuhnya. Peluru itu menembus bahu Liam, membuatnya tersungkur ke lantai dengan erangan kesakitan.

"Liam !" teriak Nicky, dengan panik. Ia segera menghampiri Liam dan memeriksa lukanya.

"Aku tidak apa-apa, Nicky. Cepat, habisi mereka !" kata Liam, dengan suara lemah.

Nicky, dengan amarah yang membara, bangkit dan menembak pria bersenjata itu dengan brutal. Pria itu jatuh ke lantai dengan beberapa luka tembak.

Nicky kemudian melanjutkan pertempuran, menembak para penyerang dengan keahlian dan ketepatan yang luar biasa. Ia bergerak seperti penari, menghindari peluru dan melumpuhkan para penyerang dengan cepat.

Para agen CIA, Jodie, Isabella, Jave, dan Romeo juga bertarung dengan gagah berani. Mereka bekerja sama dengan baik, melindungi satu sama lain dan mengalahkan para penyerang.

Setelah beberapa menit yang menegangkan, semua penyerang berhasil dilumpuhkan atau dibunuh. Restoran itu sunyi senyap, hanya menyisakan suara erangan kesakitan dan bau mesiu yang menyengat.

Nicky segera menghampiri Liam dan membantunya berdiri. Luka di bahunya cukup parah, dan ia kehilangan banyak darah.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit" kata Nicky, dengan nada khawatir.

"Tidak, tidak ada waktu. Kita harus pergi dari sini" jawab Liam, dengan suara lemah. "Mereka mungkin mengirim lebih banyak orang".

Agent Sarah setuju dengan Liam. Ia tahu bahwa mereka tidak bisa tinggal di sana lebih lama lagi.

"Kita akan membawamu ke tempat yang aman, Liam" kata Agent Sarah. "Kita akan merawat lukamu di sana".

Mereka semua meninggalkan restoran dan menuju ke sebuah rumah persembunyian yang telah disiapkan oleh Alika. Di sana, Alika telah menyiapkan dokter untuk merawat luka Liam dan menyusun rencana selanjutnya. Alika saat ini sedang mempersiapkan senjata rahasia di rumah, sehingga tidak bisa menemani Nicky. Sedangkan Ethan sedang berada di kantor memantau pekerjaan Jova.

"Kita harus mencari tahu siapa yang berada di balik serangan ini" kata Nicky, dengan nada marah. "Kita harus membalas dendam."

"Aku setuju. Kita tidak bisa membiarkan hal ini berlarut-larut. Aku akan segera mencari tahu dalangnya" ujar Jave, raut wajahnya mengeras. "Aunty Isabella, apa yang Aunty ketahui tentang kelompok penyerang ini ?"

Isabella, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Mereka adalah bagian dari organisasi kriminal bernama 'Hydra'. Mereka dikenal kejam dan tidak segan melakukan apa saja untuk mencapai tujuan mereka."

"Hydra ?" Nicky bertanya, alisnya berkerut. "Apa tujuan mereka menyerang kita ?"

"Menurut informasi yang kudapatkan, Hydra mengincar teknologi enkripsi yang kalian berdua kembangkan" jawab Aunty Isabella. "Teknologi itu sangat berharga bagi mereka, karena dapat digunakan untuk menyembunyikan aktivitas ilegal mereka".

Liam, yang masih meringis kesakitan, menyela, "Teknologi itu tidak boleh jatuh ke tangan yang salah. Kita harus melakukan sesuatu"

"Kita akan melawan mereka" kata Nicky, dengan nada penuh tekad. "Kita akan membuat mereka menyesal telah berurusan dengan kita".

Agent Sarah mengangguk setuju. "Kita akan bekerja sama untuk mengalahkan Hydra. Jodie, Isabella, Jave, dan Romeo, kalian akan membantu Nicky dan Liam dalam misi ini."

Keempat nya mengangguk serempak. Mereka siap mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi Alika dan Jave, dan untuk mencegah teknologi enkripsi itu jatuh ke tangan Hydra.

"Kita akan mulai dengan mencari tahu siapa pemimpin Hydra" kata Agent Sarah. "Setelah kita mengetahui identitasnya, kita akan menyusun rencana untuk menangkapnya."

Mereka semua mulai bekerja sama, mengumpulkan informasi dan menganalisis data. Jodie dan Jave menggunakan keahlian mereka dalam teknologi untuk melacak jejak Hydra di dunia maya. Para agen CIA menggunakan jaringan intelijen mereka untuk mencari informasi di lapangan.

Tapi sebelum itu, mereka meluncur dulu ke villa untuk mengobati Liam. Karena dokter sudah standby disana. Dari hasil pemeriksaan luka Liam tidak terlalu dalam, tapi tetap saja membutuhkan 4 jahitan untuk menutup luka-luka tersebut.

Setelah beberapa hari bekerja keras, mereka akhirnya berhasil menemukan petunjuk tentang identitas pemimpin Hydra. Orang itu bernama Victor Martel, seorang mantan perwira militer yang dikenal kejam dan cerdas.

"Victor Martel adalah orang yang berbahaya,. Ia berkolaborasi dengan Victor Sterling untuk menjatuhkan perusahaan Ethan dan menghancurkan kita" kata Alika. "Kita harus berhati-hati dalam menghadapinya".

"Kita tidak punya pilihan," jawab Jodie. "Kita harus menghentikannya, sebelum ia menggunakan teknologi kita untuk tujuan jahat".

Agent Sarah mengangguk. "Kita punya petunjuk di mana Victor Martel atau Victor Sterling mungkin berada. Isabella dan Romeo, kalian berdua ikut denganku. Kita akan bergerak sekarang."

Isabella, dengan sigap, mengecek senjatanya. "Aku siap kapan saja." ujar Mommy Romeo, yang memiliki tatapan setajam elang, hanya mengangguk, menandakan kesiapannya.

"Jodie dan Jave, kalian tetap di sini bersama Nicky dan Liam. Lindungi mereka. Alika akan membantu kita dari jarak jauh, memberikan informasi dan dukungan teknis" perintah Agent Sarah.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!