NovelToon NovelToon
Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Romansa / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: SooYuu

“Anak? Aku tak pernah berharap memiliki seorang anak denganmu!”

Dunia seolah berhenti kala kalimat tajam itu keluar dari mulut suaminya.
.
.
Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.

Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.

Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.

Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35

Pria baya berusia enam puluh tahunan itu membalikkan meja di ruang rapat. Suasana kian mencekam kala kedua pria angkuh saling beradu tatapan tajam.

Erick yang sudah tersulut emosi langsung mengamuk tanpa memberi celah putranya untuk membela diri.

“Apa yang kulakukan di masa lalu, itu demi menjaga nama baikmu, Brengsek!” sungutnya sambil melotot.

“Itu hanya alibi Ayah saja. Aku tak pernah meminta untuk dibebaskan dari penjara! Ayah yang menyeretku keluar dari sana lalu membuat skenario — menjebak ayah Kayuna.” Niko sama melototnya.

“Apa yang dikatakan Niko itu benar?!” Vena menyela dari sisi pintu ruangan.

Safira — adik Niko, ikut terkejut di samping ibunya. “Menjebak ayah Kayuna?”

Kevin bergidik di sudut ruangan, tapi ia sigap menutup pintu dan tirai-tirai, untuk meredam para manusia kepo di luar ruangan.

‘Gawat ini ….’ Kevin berjaga di balik pintu.

Wajah Vena mengeras, tapi matanya jelas goyah. Di sampingnya, putrinya membeku — napasnya seakan tertahan di tengah dada. Ruangan mendadak terasa sempit setelah kalimat itu meluncur, menghantam mereka tanpa ampun.

“Jadi… selama ini kita hidup dalam kebohongan?” suara Safira pecah, nyaris berbisik.

Ibunya tak langsung menjawab. Ia hanya menatap lantai, jemari mengepal, seolah butuh waktu untuk berdamai dengan kenyataan yang baru saja terkuak. “Mama juga baru tahu,” ucapnya akhirnya, lirih tapi tajam. “Dan Mama sama terkejutnya sepertimu.”

Keheningan menggantung seperti beban. Keduanya saling memandang — terperangah, bingung, marah, takut, semua bercampur jadi satu. Dunia yang mereka kenal baru saja runtuh, dan tak ada yang tahu apa yang tersisa setelah badai besar ini.

“Jawab, Papa!” Vena naik pitam.

“Iya, Pa. Mana yang benar selama ini?!” Safira ikut menimpali.

(Panggilan Niko dan Safira ke Bapaknya memang beda, ya. Safira memanggil Erick — Papa, sementara Niko — Ayah.)

Niko meraup kasar wajahnya. “Sial!”

Sementara sang pimpinan berdiri kaku di sana. Tak tahu harus menjawab apa pada pertanyaan istri dan anak perempuannya.

“Pa ….” Safira kembali bersuara.

Erick menarik napas dalam-dalam. “Kalian tunggu di rumah saja. Papa akan memberitahu detailnya setelah di rumah.”

“Kevin!” panggil Erick pada pria muda kepercayaan keluarganya itu. “Bawa istri dan anak saya pulang, sekarang.”

Kevin lekas menunduk hormat. “Baik, Pak.”

Ia kemudian membawa sang Nyonya dan Nona mudanya itu keluar ruangan.

Mereka melewati beberapa departemen saat menuju lobi. Bisik-bisik bertebaran ke penjuru gedung, lebih cepat daripada email kantor. Di ruang pantry, tiga karyawan pura-pura sibuk mengaduk kopi, padahal telinga mereka terpasang rapat pada setiap potongan gosip yang lewat.

“Anak sulungnya itu, kan? Katanya ketahuan selingkuh sama sekretarisnya sendiri,” desis salah satu, menurunkan suara tapi jelas menikmati dramanya.

“Belum lagi bapaknya…,” sambung yang lain, sambil mencondongkan tubuh. “Ada rumor masa lalunya nggak bersih. Barusan aku dengar saat keluar dari ruang rapat. Katanya, ada kasus yang dulu ditutup rapat.”

Yang ketiga mengangkat alis tinggi. “Pantas suasana kantor tegang. Kalau dua-duanya pecah ke publik, habis sudah citra keluarga itu.”

Kasak-kusuk itu bergerak dari meja ke meja, seperti angin kotor yang tak pernah berhenti. Dan meski semua pura-pura fokus pada layar komputer masing-masing, satu hal pasti — reputasi keluarga bos sedang digerus dari dalam gedung kantor sendiri.

Vena dan Safira mendengar jelas bisik-bisik itu, keduanya mengatupkan bibir rapat, lalu mempercepat langkah — menahan malu.

***

Hari ini, Kayuna menepati janjinya pada Adrian. Untuk melanjutkan terapinya yang sempat tertunda.

“Dokter Adrian menunggu Anda di Unit Rehabilitasi Psikiatri. Mari, saya antar ke sana, Bu Kayuna,” ucap salah satu perawat yang menghadang Kayuna di depan meja resepsionis.

“Unit Rehabilitasi? Bukan ruang konsultasi?” tanya Kayuna.

Sang Suster menggeleng sambil tersenyum. “Dokter Adrian tidak ada praktek hari ini, beliau tengah fokus memantau para pasien di bangsal Rehabilitasi.”

Wanita berlesung pipi itu hanya manggut-manggut seolah paham. “Baiklah.” Kemudian mengikuti langkah suster yang memimpin jalan.

Keduanya berjalan pelan menyusuri koridor rumah sakit. Akhirnya tiba di depan Unit Rehabilitasi Psikiatri.

“Silakan, Bu Kayuna. Dokter Adrian ada di dalam, saya izin pamit.” Si suster pun meninggalkan Kayuna di sana.

“Terima kasih, Suster,” ucap Kayuna.

Lalu ia menoleh sekilas, pandangannya langsung tertuju pada satu dokter muda yang tengah menenangkan pasien.

Dia mundur selangkah, lalu mengendap — mengintip di sisi pintu. Matanya berbinar, sudut bibirnya terangkat, senyum tipis muncul di wajahnya.

Adrian tengah membujuk pasiennya, tutur bahasanya lembut, suaranya terdengar menenangkan. Kayuna terhanyut dalam pesona hangat sang dokter.

“Anda mencari seseorang?” Suara dokter Alif pelan, namun membuat Kayuna terlonjak.

“Astaga!” Kayuna reflek mengucap.

Alif tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya. “Maaf, saya membuat Anda terkejut?” ujarnya. Mendadak ia mengernyit. “Tapi … sepertinya kita pernah bertemu?”

Kayuna mengerjap cepat. “Benarkah?”

Dokter muda berlensa transparan itu memicingkan mata. “Ah, saya tahu Anda ke sini mencari seseorang, ‘kan?”

Alif tahu, wanita di depannya adalah mantan pacar Adrian.

“Oh, itu ….” Kayuna mendadak tergagap.

“Dokter Adrian? Anda mencarinya?” tanya Alif lagi.

Sebelum Kayuna menjawab, Alif langsung melangkah masuk dan memanggil Adrian.

“Dokter Adrian, ada seseorang yang mencari Anda,” ucapnya.

“Siapa dokter itu … saya belum selesai bicara,” bisik Kayuna namun sudah tak terdengar oleh Alif.

Adrian melangkah mendekat ke arah pintu. Sambil tersenyum samar ia menyambut kedatangan Kayuna.

“Kamu sudah datang? Ayo masuk,” ajaknya — mempersilakan Kayuna masuk ke bangsal rehabilitasi.

Wanita berperangai anggun itu melangkah pelan di belakang Adrian. Tatapannya menyapu sekeliling, ini pertama kalinya ia masuk ke Unit Rehabilitasi Psikiatri.

Jauh dari dugaannya selama ini. Di dalam sana, tak semengerikan yang ada di bayangannya. Setiap sudut lorong di sana terasa hangat, tak ada suara kasar, tak ada aroma menyengat, hanya terdengar riuh tawa dari para penyintas gangguan psikis.

Kayuna tersenyum hangat menatap lekat-lekat dinding yang dihiasi lukisan tangan — karya salah satu pasien Adrian.

Sementara Adrian berdiri dengan tatapan yang sulit diartikan — mengarah pada seorang gadis bergaun putih polos, tengah duduk merenung di sudut dinding berwarna kuning pucat.

Gadis itu tampak cantik, kulit pucatnya sama sekali tak bisa menyembunyikan wajah jelitanya.

Kayuna ikut menatap. “Siapa gadis itu?”

*

*

Bersambung.

1
Sunaryati
Lanjut
SooYuu: siap mak 😍
total 1 replies
Sunaryati
Sifat iri dan ingin hidup enak dengan instan, membuat hidup Airin sengsara. Dulu menghina Sekarang berada di posisi yang dihina.
💕Bunda Iin💕
wah ada apa nìh...bokap nya niko + bokap nya adrian🤔
💕Bunda Iin💕
pede kali kau adrian🤭
💕Bunda Iin💕
hai danar apa yg kau sembunyikan🤔
SooYuu: masih menjadi misteri 👻
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
org kepercayaan nya niko si kevin masih misterius👻
💕Bunda Iin💕
keluarga niko musti di hukum dgn seberat²nya karna mereka begitu jahat dan tanpa belas kasih😡
💕Bunda Iin💕
klo airin tdk mempunyai sifat iri dan menganggap kayuna benar² sahabat semua itu tdk akan terjdi
💕Bunda Iin💕
kirain koit ga tau nya langsung diserang mental nya
💕Bunda Iin💕
benar kan si kevin...kyk nya kevin punya dendam jg sama si niko
💕Bunda Iin💕
niko membunuh airin...pas di kantor pula...
💕Bunda Iin💕
aaaa seru nih😅
💕Bunda Iin💕
apakah kevin yg bantu kayuna🤔🤔
💕Bunda Iin💕
siapa kah dia🤔
💕Bunda Iin💕
lah ga sadar diri nih org...dia yg lebih parah main dgn suami sahabat nya
💕Bunda Iin💕
wah masih terawat nya kayuna...klo airin benar² menjdi pembantu😁
💕Bunda Iin💕
hai danar jgn bilang kau ada udang di balik rempeyek...klo iya nti tak sentil ginjal kau ya danar
💕Bunda Iin💕
lah benar si iblis niko punya WIL
💕Bunda Iin💕
maaf ya airin kau benar² menjdi nyonya👏😅
💕Bunda Iin💕
tenang niko hukuman kau akan segera dtang😡👊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!