Langit di atas Lembah Seribu Pedang selalu berkabut, seolah-olah para roh pedang zaman kuno sengaja menutupinya dari mata dunia luar. Di balik kabut itu, terdapat sebuah lembah yang luas, terjal, dan dipenuhi bangunan megah terbuat dari batu hitam. Di puncak-puncak tebingnya, ratusan pedang kuno tertancap, bersinar samar seperti bintang yang tertidur. Konon, setiap pedang telah menyaksikan darah dan kemenangan yang tak terhitung jumlahnya sepanjang ribuan tahun sejarah klan ini.
Di tempat inilah, klan terbesar dalam benua Timur, Klan Lembah Seribu Pedang, berdiri tegak sebagai simbol kekuatan, kejayaan, dan ketakutan.
Klan ini memiliki struktur kekuasaan yang ketat:
Murid luar, ribuan pemula yang menghabiskan waktunya untuk latihan dasar.
Murid dalam, mereka yang telah membuktikan bakat serta disiplin.
Murid senior, para ahli pedang yang menjadi pilar kekuatan klan.
Murid elit, generasi terpilih yang berhak memegang pedang roh dan mempelajari teknik pamungkas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.14 Kematian Ketiga Tetua Klan Tengkorak Merah
Kematian Tetua Kelima Shi Luo benar–benar membuat Patriak Hong Ju (Patriak Klan Tengkorak Merah) murka. Matanya memerah penuh kebencian, suara menggelegar di seluruh alun-alun klan:
“Shi Long! Shi Zen! Shi Bao! Bunuh bocah itu! Hancurkan tubuhnya, cabik jiwanya! Jangan biarkan satu atom pun tersisa!”
Tiga tetua tersisa langsung melompat maju, aura mengerikan saling bertumbukan.
⚔️ PERTARUNGAN TIGA TETUA VS XIO LUN
1️⃣ Tetua Pertama – Shi Bao
Ranah: Raja
Artefak: Tulang Iblis Seribu Duri
Jurus:
Sumpah Darah Tengkorak
Duri Tulang Pemakan Roh
“Mampus kau brengsek!”
Tulang-tulang berduri hitam menembus udara seperti ribuan ular iblis melesat ke arah Xio Lun.
Namun Xio Lun hanya sedikit memiringkan tubuh. Bibirnya tersenyum tipis.
2️⃣ Tetua Kedua – Shi Zen
Ranah: Raja
Artefak: Lonceng Jiwa Neraka
Jurus:
Denting Pemutus Kesadaran
Kutukan Seratus Arwah
GONGGG!!!
Gelombang suara neraka mengguncang. Para murid yang mendengar dari jauh langsung muntah darah.
Namun Xio Lun bahkan tidak bergeming.
Matanya seakan mengejek.
3️⃣ Tetua Keempat – Shi Long
Ranah: Raja
Artefak: Kapak Kepala Tengkorak
Jurus:
Belahan Tulang Dunia
Hantaman Kepala Kematian
“DUARR!!”
Tanah pecah. Udara melengking. Kapak besar itu mengarah langsung ke kepala Xio Lun.
Tetapi…
BAGAI BAYANGAN GELAP
pedang hitam Xio Lun sudah menempel di tenggorokan Shi Long.
Satu gerakan, satu garis hitam.
CRAAAK!
Kepala Tetua Shi Long terbang ke udara…
Tubuhnya masih berdiri beberapa detik sebelum roboh.
Tetua Keempat: Mati.
Dari Dalam Aula Pertemuan – Tetua Tiandu
Mata tetua misterius itu menyipit, seolah menemukan permata langka.
“Bocah ini… menekan kultivasinya.
Tidak mungkin dia hanya di ranah Raja
Ia seperti melihat naga yang menyamar sebagai semut.
Di depan aula pertemuan
Patriak Klan tengkorak merah itu belum bertindak.
Meski wajahnya tenang, pikirannya bekerja cepat.
“Kekuatan pedang dan aura itu…
“Tapi tetap saja, dia cuma anak ingusan.”
Ia masih meremehkan.
PERTARUNGAN MEMUNCAK
Shi Zen dan Shi Bao maju bersamaan, mengaktifkan semua jurus mereka.
Arwah mengerang…
Tulang berduri menghujani…
Suara neraka mengguncang…
Namun Xio Lun melangkah santai melalui badai kehancuran itu.
Seolah semua serangan mereka hanyalah angin sepoi-sepoi.
Dalam hati… suara berat dan purba berbisik:
“Jurus Kedua… Pedang Kegelapan…”
“Benamkan dunia ke dalam malam abadi.”
Mata Xio Lun memancarkan cahaya hitam berkilat., seketika serpihan pedng kegelapan mengambil bentuk aslinya kembali,
☠️ Kematian Tetua Shi Zen
Sekejap kemudian, Shi Zen terdiam.
Ia baru sadar — kepalanya sudah tak lagi menempel pada tubuhnya.
Tubuhnya terjatuh tanpa suara.
Tetua Kedua: Gugur.
☠️ Kematian Tetua Shi Bao (Tetua Pertama)
Shi Bao mencoba kabur.
Ketakutan menghancurkan akal sehatnya.
Namun…
Langkah Xio Lun muncul di hadapannya.
“Bukankah kau ingin mencabik jiwaku?”
“Aku hanya mengembalikan rasa hormatmu.”
SLASH!
Pedang kegelapan menebas dari bahu ke pinggul.
Tubuh Shi Bao terbelah dua, jiwanya dikoyak habis oleh kegelapan.
Tetua Pertama: Mati.
Angin berhenti.
Semua murid klan membeku.
Tetua-tetua, pilar klan mereka…
habis hanya oleh seorang bocah.
Xio Lun memutar pedangnya perlahan.
Aura gelap mengepul bagai kabut neraka.
Sekarang giliranmu patriak Hong Ju......
Patriak Hong Ju yang mendapat ancaman dari Xio Lun begitu geram amarahnya memuncak
Seketika aura dari ranah Leluhu keluar merembes aura mengerika sorang yang telah mencapai ranah Leluhur benar-benar mengerika......
Dengan tatapan dingin mengarah ke xio lun, ....