cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
"Ganteng ya? Ibu ingin punya menantu seperti itu. " Ucap Ibu sambil tersenyum.
"Bu, mana mungkin dia suka sama aku yang jelek ini. " jawabku lalu masuk kedalam rumah.
Ibu ini ada ada saja. Dengan penampilan ku ini ibu mungkin tidak bisa dapat menantu seperti kak Erlan. yang ada dalam mimpi saja kak Erlan jadi menantu Ibuku.
ponselku tiba-tiba berdering, ada pesan dari Seli.
Seli: " Maaf Luna, tadi aku pulang mendadak soalnya ada perlu mendesak. maaf ya, ini terakhir kali aku ninggalin kamu sendirian deh, "
"Iya gak papa. " balasku pada pesan Seli.
Aku benar benar gak papa, toh tadi di anter pulang juga sama kakaknya Seli.
Seli: " mau gak di anter kakak ku lagi? besok aku suruh kakak jemput kamu. "
Ha? Seli ini kenapa seperti sengaja mendekatkan aku dengan kakaknya? gak mungkin kan? mungkin ada alasan tersendiri.
Luna: "aku takut ngerepotin. "
Seli: " enggak, kok. santai aja. "
Jadi kejelasannya apa? aku di anter Erlan ke sekolah nih?
Kalau seluruh sekolah tau, apa mereka akan membicarakan aku? Pasti penggemar kak Erlan akan membenciku.
keesokan paginya Luna dj bangunkan ibunya pagi pagi sekali.
"Luna, bangun!! itu ada Erlan nungguin di depan! "
Erlan?
Mendengar itu aku langsung mencoba terbangun dari tidurku dan buru buru masuk ke kamar mandi. Aku berganti pakaian sekolah dan keluar ke halaman. dan iya, Erlan ada di depan rumah menaiki montor kerennya.
"maaf nunggu lama. maaf ngerepotin kak Erlan lagi untuk mengantar aku ke sekolah, " ucapku sambil menundukkan kepala.
"santai aja, Ini pakai! " Erlan menyerahkan helm ke padaku.
Aku memakai helm yang di berikan Erlan namun aku kesulitan mengunci helm nya. Erlan yang melihat itu langsung membantuku.
Tatapan mata kami bertemu. aku segera memalingkan wajahku menghadap ke arah lain. bukan karena salting, karena kaget saja. biasanya aku tidak pernah menatap seorang pria, karena itu aku jadi memalingkan wajahku.
"Sudah."
Aku duduk di jok montor belakang Erlan dan Erlan duduk di depan.
"pegangan ya, " ucap Erlan sebelum melajukan montor nya.
Aku memeluk perut Erlan namun tidak seperti seseorang berpelukan saat berboncengan.
Erlan tersenyum dari balik helm. Akhirnya bisa menggunceng orang yang dia suka.
Sesampainya di sekolah montor Erlan terhenti di tempat parkiran sekolah dengan aku yang masih menggonceng Erlan. semua mata tertuju kepadaku dan Erlan.
"bisa buka Helm gak? " tanya Erlan.
Namun tiba-tiba saja Erlan membantuku membuka helm tanpa menunggu jawaban dariku.
"Cie Erlan, " goda Rangga teman sekelas Erlan.
"apasih? kalau bukan seli yang suruh aku juga ogah. " jawab Erlan sambil menahan kegembiraan.
"yang bener? "
" kak, makasih udah anter ke sekolah. aku mau ke kelas dulu, permisi kak. "
"iya sama sama. " jawab Erlan.
Teman teman sekelas Erlan senyum senyum dan ada yang mengejek Erlan juga.
Saat aku berjalan di parkiran menuju kelas aku melihat Raka menatap ke arahku. tatapan kami hampir bertemu namun Raka memalingkan wajahnya.
aku memasuki kelas dan duduk sebangku dengan Seli. seperti biasa, Seli sedang berbincang bincang dengan temannya di bangku orang lain.
"aku lihat kakak kamu boncengan sama Luna. kayaknya Luna bakalan jadi kakak ipar kamu nih. "
"iya, padahal Luna pendiam banget di kelas, gak taunya tiba-tiba deket sama kak Erlan. "
"enggak, kok. aku yang suruh kakak ku jemput Luna. " jawab Seli memperjelas.
lagi lagi seli membelaku, membuatku merasa jika Seli baik padaku. walau aku tidak tau alasannya mengapa Seli menyuruh kakaknya menjemputku ke sekolah.
bel masuk berbunyi, Seli duduk di sampingku.
"Luna, gimana tadi sama kakak ku? " tanya Seli.
Mangsud seli mengatakan itu apa?
"Mangsud aku, Apa kakak ku ngebut ngebut tadi? kalau iya aku akan marahi dia! " ucap Seli takut di curigai.
"Enggak kok. Kakak kamu baik, dia gak ngebut ngebut. "
ternyata gak seperti aku pikirkan. aku pikir tadi seli seperti sedang menjodohkan aku dengan kakaknya. namun pikiran ku segera aku hapus, tidak mungkin seorang Erlan yang terkenal di sekolah itu menyukai gadis pendiam seperti aku.
"nanti kita makan di kantin bersama, ya? jangan sendirian lagi. "
"iya."
Mungkin saja Seli kasihan melihat aku tidak punya teman di kelas ini, jadi Seli baik padaku sampai sampai kakak nya di suruh mengantarkan aku ke sekolah. Kak Erlan pasti tidak mau tapi terus di paksa Seli.
Padahal kenyataan nya Seli yang di paksa kakak nya untuk mengirimkan pesan. Namun itu menjadi rahasia Seli dan kakaknya saja.
Aku menatap ke arah bangku Raka, apa pandanganku saja Raka seperti menatap balik ke arahku?
tapi tatapan nya tidak seperti arti suka sama seseorang. apa yang harus aku lakukan, apa aku mencoba berbicara saja padanya?
Tapi dia gak pernah sendirian, pasti selalu ada teman yang bersama dia.
Waktu istirahat tiba, Seli mengajak ku ke kantin bersama. saat di perjalanan menuju kantin, Seli berpapasan dengan kakaknya, Erlan.
"Kak!! " ucap Seli sambil perlari ke arah Erlan.
Aku mengikuti Seli dan berjalan kearah kakaknya.
Seli seperti memberikan kode kepada Erlan lalu Erlan ikut berjalan bersama kami. Tiba-tiba temannya Rangga dan Radit temannya Erlan datang.
"gak ikut kita nongkrong? " tanya Rangga.
"enggak dulu, Nanti seli ngomel! "
"Alesan, padahal kemarin kemarin gak peduli tuh sama seli. Karena ada Luna ya? " goda Rangga.
"kiuw kiuw " goda Radit.
Erlan terlihat panik, dia menatap teman teman nya tajam seperti menyuruh mereka berhenti berbicara.
"gak usah di dengerin, mereka emang gitu. " ucap Erlan menjelaskan.
"Kelihatan banget lo, Erlan. " goda Rangga menjadi jadi.
"ah, udah ya aku mau ikut mereka aja, kalo gak malah ngomong sembarangan dia, " ucap Erlan panik
"ya kak. "jawab Seli mengiyakan kakak nya.
"aku pergi dulu ya, Luna. nanti pulang nya kita bareng. " ucap Erlan sambil melihat kearahku.
Erlan kemudian pergi mengikuti teman temannya.
Aku masih terkejut dengan perkataan Erlan. Erlan merespon ku? aku tidak penting baginya namun dia malah seperti sangat perhatian padaku.
Seli tersenyum senang dengan kelakuan kakaknya. Seli menatapku seperti sedang memikirkan sesuatu.
"udah gak usah dipikirin. ayo ke kantin bareng. "
Seli dan aku ke kantin bersama. Kami memesan makanan dan makan di bangku yang sama.
Hari ini kantin sangat penuh tinggal kursi kami berdua yang ada dua bangku. Raka dan Riyan (teman Raka) tidak mendapat kan tempat duduk. Mereka berdua berjalan mendekati bangku kami.
"boleh gabung gak? " tanya Raka.
melihat kehadiran Raka, Seli menatap ke arahku. aku pura pura sibuk dengan makananku yang aku beli. Seli menatap Raka balik, " tanya sama Luna, dia mau gak? "