NovelToon NovelToon
Istri Kejam Sang Mafia

Istri Kejam Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Perjodohan / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Romansa
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: Naelong

Aurelia Valenza, pewaris tunggal keluarga kaya raya yang hidupnya selalu dipenuhi kemewahan dan sorotan publik. Di balik wajah cantik dan senyuman anggunnya, ia menyimpan sifat dingin dan kejam, tak segan menghancurkan siapa pun yang berani menghalangi jalannya.

Sementara itu, Leonardo Alvarone, mafia berdarah dingin yang namanya ditakuti di seluruh dunia. Setiap langkahnya dipenuhi darah dan rahasia kelam, menjadikannya pria yang tak bisa disentuh oleh hukum maupun musuh-musuhnya.

Takdir mempertemukan mereka lewat sebuah perjodohan yang diatur kakek mereka demi menyatukan dua dinasti besar. Namun, apa jadinya ketika seorang wanita kejam harus berdampingan dengan pria yang lebih kejam darinya? Apakah pernikahan ini akan menciptakan kerajaan yang tak terkalahkan, atau justru menyalakan bara perang yang membakar hati mereka sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naelong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEO baru

Musik klasik mengalun lembut di aula megah Villa Valenza, menyatu dengan cahaya lilin yang berkilau di atas meja panjang berhias bunga mawar putih dan anggur merah. Di tengah kemegahan pesta ulang tahun ke-77 Giovanni Valenza, sang patriark keluarga, suasana berubah lebih hangat ketika Aurel dan Leonardo melangkah ke depan panggung utama.

Semua mata menatap mereka.

Pasangan itu tampak sempurna.

Aurel dengan gaun berhiaskan kristal yang memantulkan cahaya setiap kali ia bergerak, dan Leonardo dengan jas hitam berpotongan tegas yang menonjolkan aura karismatik sekaligus dinginnya. Seolah semua waktu berhenti ketika keduanya berhenti tepat di hadapan Giovanni.

Pelayan menunduk sopan, menyerahkan kotak hitam panjang yang dibungkus rapi dengan pita merah tua. Aurel menerima kotak itu, kemudian melangkah maju ke arah kakeknya.

“Kakek,” ucap Aurel lembut namun penuh wibawa, “aku dan suamiku membawa sesuatu untuk Kakek. Hadiah kecil untuk ulang tahun Kakek.”

Giovanni menatap cucunya dengan mata tajam yang mulai melembut. “Kau tak perlu repot-repot, Aurel. Cukup kau datang saja, itu sudah hadiah bagiku.”

Namun Aurel tersenyum kecil, lalu menunduk hormat. “Tapi ini… sesuatu yang Kakek pasti ingin lihat lagi.”

Ia menyerahkan kotak itu dengan kedua tangan. kakek Gio menerimanya perlahan. Ketika pita dibuka dan penutup kotak terangkat, ruangan seketika sunyi.

Sebuah jam saku antik tergeletak di dalamnya, berkilau lembut di bawah lampu kristal. Permukaannya terbuat dari perak tua, namun tetap memancarkan cahaya kuat. Di tengah jam itu terukir simbol naga bersayap, lambang kuno yang pernah menjadi penanda pendiri mafia pertama di Italia, sekaligus warisan berharga yang selama ini dipercaya hilang sejak puluhan tahun lalu.

Giovanni tertegun. Jemarinya yang gemetar menyentuh permukaan jam itu.

“Ini…,” suaranya serak, nyaris berbisik. “Ini… jamku.”

Semua orang menatap terkejut. Suara bisik-bisik langsung memenuhi aula.

“Bukankah jam itu hilang dua puluh tahun lalu?”

“Katanya terbakar bersama villa lama di Palermo.”

“Bagaimana cucunya bisa menemukannya?”

Giovanni masih menatap benda itu tak percaya. “Jam ini… tak pernah kutemukan lagi setelah perang antara keluarga Valenza dan keluarga Gionetti. Bahkan anak buahku di dunia bawah gagal menemukannya. Bagaimana kau bisa dapatkan ini, Aurel?”

Aurel menatap sekilas ke arah Leonardo yang berdiri di sampingnya.

“Sebenarnya… bukan aku, Kek. Tapi suamiku.”

Semua mata kini beralih ke arah Leonardo.

Giovanni mengangkat wajah, menatap menantunya dengan sorot tajam. “Kau yang mendapatkannya?”

Leonardo mengangguk kecil, tenang seperti biasa. “Ya, Kek Giovanni. Aku menemukannya di lelang dunia bawah Palermo kemarin bersama aurel, jam itu juga awalnya di lihat oleh Aurel. Aku hanya Menawarnya.”

Giovanni menatap Leo lama. Lalu perlahan, bibir tuanya melengkung sedikit.

“Terima kasih, Leo.”

Nada suaranya datar, tapi di baliknya tersimpan rasa hormat yang jarang ia tunjukkan.

Leo menunduk sopan, menjawab dengan nada yang sama datarnya.

“Sama-sama, Kakek Gio. Aku hanya ingin membahagiakan istriku.”

Seketika, suasana di meja utama berubah. Tatapan kagum dari para tamu mengarah pada pasangan itu. Sementara di sisi lain ruangan, Bianca menggenggam gelas anggurnya begitu erat hingga jemarinya memutih.

Selalu saja dia, pikir Bianca dengan kesal. Selalu Aurelia yang jadi pusat perhatian.

Ia menahan amarahnya agar tidak terlihat. Sementara di sampingnya, Marcella, ibunya, hanya menatap dengan senyum tipis.

“Tenang, sayang,” bisiknya lirih. “Biarkan saja mereka menikmati saatnya. Sebentar lagi… semua itu akan jadi milik kita.”

Dante yang berdiri di dekat mereka ikut bergumam rendah. “Betul, Bi. Lakukan saja sesuai yang Mama rencanakan.”

Bianca menatap panggung, matanya menyala penuh dendam.

“Baik,” gumamnya. “Aku akan pastikan setelah malam ini, Aurelia tidak akan berdiri setinggi itu lagi.”

Giovanni menatap sekeliling ruangan, lalu mengangkat tangannya memberi isyarat. Musik berhenti. Semua orang langsung diam.

“Terima kasih,” katanya lantang, suaranya masih berwibawa meski usia senja. “Terima kasih kepada semua tamu yang telah datang malam ini untuk merayakan ulang tahunku.”

Para tamu bertepuk tangan sopan. Giovanni menunggu beberapa saat hingga suasana kembali hening, lalu ia berbicara lagi—kali ini dengan nada yang lebih dalam.

“Malam ini bukan hanya tentang ulang tahunku. Aku sudah terlalu tua untuk sekadar menikmati kemewahan.” Ia berhenti sejenak, menatap wajah-wajah keluarganya satu per satu. “Malam ini aku juga ingin mengumumkan sesuatu yang penting. Sebuah keputusan yang sudah lama kupikirkan.”

Suara-suara kecil mulai terdengar dari para tamu.

“Keputusan apa?”

“Mungkinkah tentang pewaris perusahaan?”

“Mungkin dia akan memilih penerus Valenza Group.”

Giovanni mengangguk pelan, seolah mendengar bisik-bisik itu. “Benar. Aku akan mengumumkan siapa yang akan menjadi CEO baru Valenza Group.”

Sekejap ruangan menjadi tegang. Para tamu menatap satu sama lain. Para anggota keluarga Valenza saling melirik dengan napas tertahan.

Bisik-bisik semakin ramai.

“Pasti Dante,” ucap seseorang di pojok ruangan. “Dia cucu laki-laki satu-satunya.”

“Tidak mungkin,” sahut yang lain. “Dante bukan cucu kandung Giovanni. Bukankah dia anak dari Marcella sebelum menikah dengan Alessandro?”

“Kalau begitu pasti Alessandro sendiri. Dia putra tunggal Giovanni.”

Dante mendengar semuanya. Wajahnya memerah karena marah, dan ia mengepalkan tangannya erat-erat hingga buku jarinya memutih.

“Kurang ajar mereka,” gumamnya. “Aku akan..”

Namun sebelum ia melangkah, tangan Marcella menahan lengannya.

“Dante, mau apa kamu?”

“Mereka menghina aku, Ma!”

“Diam,” ucap Marcella tegas tapi lembut. “Biarkan saja mereka bicara apa pun. Setelah ini, kita yang akan berdiri di atas mereka.”

“Tapi Ma..”

“Sudahlah,” potong Marcella dengan nada dingin. “Percayalah padaku.”

Dante akhirnya menunduk, menahan emosi yang bergolak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu, di depan panggung, Giovanni berdiri tegak. Tangannya masih memegang jam saku antik pemberian Aurel, yang kini disimpan di saku jasnya.

“Inilah saatnya,” katanya tenang. “Valenza Group sudah berdiri lebih dari lima puluh tahun. Aku membangunnya dari darah dan keringat. Tapi aku tak bisa terus memimpin. Aku butuh penerus yang bisa menjalankan Valenza Group.”

Ia menatap satu per satu wajah keluarganya Alessandro, Marcella, Bianca, Dante—dan akhirnya berhenti pada sosok Aurelia.

Ruangan menjadi sunyi.

Bahkan orkestra pun tak berani memainkan satu nada pun.

Giovanni menarik napas panjang. “Dan malam ini… aku akan memperkenalkan kepada kalian semua… CEO baru Valenza Group.”

Detik terasa berjalan lambat. Semua orang menatap panggung dengan napas tertahan.

Tiba-tiba dari arah tangga megah di sisi kanan ruangan, terdengar langkah sepatu hak tinggi. Pelan tapi pasti, langkah itu terdengar semakin dekat, memantul lembut di lantai marmer.

Semua kepala menoleh.

Seorang wanita muncul dari balik pilar, anggun, tegak, dan berwibawa. Gaunnya memantulkan cahaya, dan matanya memancarkan keyakinan yang kuat.

Aurelia Valenza.

Giovanni mengangkat tangannya menunjuk ke arahnya.

“Inilah dia,” ucapnya lantang. “Cucuku, Aurelia Valenza, CEO baru Valenza Group.”

Ruangan meledak dengan suara kejut.

“Apa?”

“Aurelia?!”

“Tidak mungkin!”

Bahkan beberapa tamu berdiri dari kursinya, saling bertukar pandang dengan wajah tidak percaya.

Bianca terbelalak, gelas anggur yang digenggamnya terlepas dari tangan dan pecah di lantai.

“Tidak mungkin…” bisiknya. “Tidak mungkin dia!”

Dante bangkit dari kursinya, nyaris berteriak, tapi Marcella menahan lengannya dengan paksa.

“Tenang, Dante!”

“Dia menyingkirkan kita, Ma! Kita yang seharusnya”

“Diam!” sergah Marcella lagi dengan nada lebih tajam. “Belum saatnya. Biarkan mereka bersorak dulu.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu, Leonardo hanya berdiri tenang di samping Aurel, kedua tangannya di saku, pandangannya penuh kebanggaan. Ia tidak perlu berkata apa-apa. Tatapan matanya yang hangat pada istrinya sudah cukup menunjukkan betapa ia mendukung sepenuhnya keputusan itu.

Aurel melangkah maju ke panggung. Musik lembut kembali dimainkan. Ia menunduk hormat pada kakeknya, lalu menatap semua tamu dengan senyum tenang.

“Terima kasih Kakek, atas kepercayaan yang begitu besar,” ucapnya. “Aku tahu tanggung jawab ini bukan hal mudah. Tapi aku akan berjuang menjaga nama besar keluarga Valenza. Dunia mungkin mengira kekuasaan hanya dimiliki oleh mereka yang menakutkan, tapi aku akan tunjukkan bahwa kekuatan sejati ada di tangan mereka yang berani menjaga keadilan dan kehormatan.”

Para tamu bertepuk tangan. Sebagian dengan kagum, sebagian dengan terpaksa.

Giovanni tersenyum kecil. “Kau mengingatkanku pada ibumu, Aurelia. Tegas, tapi berhati emas.”

Namun di sudut ruangan, Bianca berdiri kaku, matanya menatap tajam ke arah Aurel di atas panggung. Dalam hatinya, kata-kata dendam berbisik dingin.

Tunggu saja, Aurelia. Kau boleh jadi CEO malam ini… tapi aku akan pastikan besok, kau jatuh lebih dalam dari siapapun.

Bersambung.....

1
Eka Putri Handayani
smngt kak ya klo bisa crazy up lah🥲
Naelong: maaf yaa, beberapa hari ini saya belum bisa update🙏 lagi sakit
total 1 replies
Karo Karo
tak semudah itu ferguso 😜 Readers Sepertiku Garis keras Leo Aurelia 😉
Naelong: ☺☺makasih sudah mampir🩵
total 1 replies
Karo Karo
👍👍👍👍👍
Karo Karo
buka pintu Aurel 🤭🤭🤣
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
hedeh pulu² msh aja gak ada kapoknya, mau bngt aku dia disiksa habis²an sm aurel dikira kyanya aurel tuh gadis lemah
Naelong: iyaa ni🤣☺
total 1 replies
Mom Yuzfan
wah si Bianca masih blom nyerah jg ya😏
sebaiknya di apain tuh org kaya si Bianca 🤔
di bunuh/di siksa secara perlahan-lahan
Eka Putri Handayani
kak knp up nya dkt coba double gtu biar puas bacanya🥲
Naelong: maaf ya kak, soalnya saya lagi nggak enak badan, kalau membaik insyaallah double2 upnya🙏☺🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
kak jngn sampai hal buruk terjadi pd mrk knp bisa ceroboh sih mrk berdua pdhl mafia seharusnya yg kya gni mrk lbh waspada
Naelong: mafia juga kan pasti buat sallah☺🙏
total 1 replies
restu s a
baru sadar...
Lhina Bright
🤣🤣🤣🤣🤣 benar benar gadis yang licik
Naelong: iyaa ni☺
total 1 replies
restu s a
mampir thor
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
katanya magia kok ceroboh
Naelong: makasi sudah mampir
total 1 replies
Lhina Bright
keren, suami istri sama-sama mafia.
king mafia dan Queen mafia,
Naelong: makasi🩵
total 1 replies
Lhina Bright
na ini keren suami istri sama2 badas 💪💪💪
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
hedeh medusa² mauknya aku coba aja km jatuhkan aurel plng jg km yg jatuh
Mom Yuzfan
org serakah seharusnya di musnahkan saja🙄
Naelong: makasi sudah mampir🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
uh dasar pulu² iri aja
Mom Yuzfan
org serakah hidupnya tdk akn pernah tenang 😏
Naelong: makasi sudah mampir 🩵
total 1 replies
Eka Putri Handayani
ah manisnya, cpt up kak
Naelong: besok ya baru aku up lagi☺🩵🙏
total 1 replies
Eka Putri Handayani
ttp smngt berkarya kak, jalan ceritanya bagus, smg kdpn makin bnyk pembacanya🥰shlt sll kak dan sy ttp mendukung mu
Naelong: amiinn🙏.. terimakasi, sehat selalu buat kamu 🩵
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!