NovelToon NovelToon
Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Dipaksa Menjadi Istri Kedua

Status: tamat
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Tamat
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Kata sah terdengar lantang dari dalam ruangan minimalis itu. Pertanda ijab kabul telah selesai dilaksanakan seiring dengan air matanya yang terus menerus menetes membasahi pipinya.

Apa jadinya jika, karena kesalahpahaman membuat seorang wanita berusia 25 tahun harus menjadi seorang istri secara mendadak tanpa pernah direncanakan ataupun dibayangkan olehnya.

Kenyataan yang paling menyakitkan jika pernikahan itu hanyalah pernikahan kontrak yang akan dijalaninya selama enam bulan lamanya dan terpaksa menjadi istri kedua dari suami wanita lain.

Mampukah Alfathunisa Husna menerima takdir pernikahannya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 35

Di dalam kamar, jarak antara Dianti dan Alif semakin memendek. Awalnya hanya bahu yang bersandar, lalu jemari mereka saling menggenggam erat.

Pandangan keduanya saling mengikat, penuh rahasia dan janji yang tak terucap.

Alif menatap Dianti lama, tatapan yang membuatnya semakin hanyut. Dianti pun menundukkan wajahnya, tetapi tangannya tetap menggenggam Alif lebih erat.

Ketika bibir mereka bertemu untuk kedua kalinya, ciuman itu tidak lagi sepintas; hangatnya semakin dalam, membuat udara kamar terasa berat.

Tanpa sadar, Dianti menyandarkan kepalanya di dada Alif, mencari perlindungan sekaligus menyerahkan diri pada perasaan yang ia pendam.

Alif membalasnya dengan pelukan erat, tangan yang semula hanya menepuk bahu kini membelai punggungnya. Tubuh mereka saling mendekat, hangat satu sama lain, hingga suasana kamar berubah senyap hanya napas mereka yang saling bertautan.

Dianti menutup mata, menyerahkan diri pada momen itu. Di luar pintu, dunia masih berjalan, tetapi di dalam kamar, mereka larut dalam kemesraan yang mereka sembunyikan.

“Baru seminggu Mas Azhar berangkat ke Lebanon…” bibir Nisa bergetar, suaranya pecah saat menahan air mata di depan pintu kamar lantai dua.

“Tapi Mbak Dian sudah berbuat dosa dengan teman kerjanya sendiri,” lirihnya, hampir tak terdengar.

Ia menempelkan telinganya ke daun pintu, pandangannya kosong. Jari-jari tangannya menggenggam kusen erat-erat, sampai buku-bukunya memutih.

“Ya Allah…” Nisa menutup mulutnya dengan telapak tangan, bahunya bergetar. Nafasnya pendek-pendek seperti orang tercekat, wajahnya pucat.

Hatinya seperti disayat-sayat. Ia memejamkan mata, air mata lolos dari sudutnya.

“Apakah karena Bilqis anak di luar nikah sehingga kelakuannya seperti itu? Apakah karena dia lahir dalam hubungan yang tidak sah, maka setiap kebaikan selalu ditentang?” suaranya patah-patah.

Air matanya mengalir deras. Jemarinya yang satu lagi meremas jilbab di dadanya, seolah mencari pegangan. “Ya Allah… jadi Bilqis bukan anaknya Mas Azhar?”

Di dalam kamar, Dianti bersandar di bahu Alif. “Abang tenang saja,” ucapnya lirih.

“Aku tak akan menyia-nyiakan anak kita. Aku sayang Bilqis lebih dari siapapun,” ucapnya kemudian mencium bibir Alif sepintas.

Alif mengangguk sambil menatap Dianti. “Cukup anak suamimu itu saja yang menderita,” katanya dingin. “Aku ingin Bilqis selalu bahagia. Jangan paksa dia mengaji. Zaman sudah berubah.”

“Benar, Bang,” Dianti menyahut lirih.

“Contohnya Mas Azhar. Hidupnya begitu-begitu saja padahal ngaji dan sholat juga…”

Nisa menggigit bibirnya keras-keras sampai terasa asin darah. Dada dan perutnya bergolak. Ia mundur setapak, punggungnya menempel ke dinding.

Tangannya menutupi wajah, namun air mata tetap lolos di sela jarinya. Napasnya terengah, pundaknya naik turun.

“Ya Allah, jadi mereka sudah lama menjalin hubungan di belakang Mas Azhar,” bisiknya serak.

“Kenapa Mbak Dian bisa setega itu dengan mudahnya selingkuh?”

Tangannya gemetar menahan emosi. Sekujur tubuhnya terasa lemas, lututnya nyaris goyah.

Meski ia tahu dirinya pernah salah, menikah diam-diam dengan Azhar, ia tidak pernah mengkhianati.

Sebuah senyum getir muncul sesaat di wajahnya, senyum yang lebih mirip luka daripada tawa sebelum ia menyeka air mata dengan punggung tangan.

Ia melangkah mundur pelan, hendak menjauh. Perutnya mendadak mual melihat adegan yang tak seharusnya ia saksikan.

“Pak Alif sudah punya istri dan Mbak Dian juga punya keluarga…” Nisa menahan tangisnya. “Apa yang mereka cari?”

Ia turun tangga perlahan, bersandar di pegangan kayu agar tak jatuh. “Ya Allah, ampunilah aku…” gumamnya.

Di kamarnya, Nisa menutup pintu pelan. Ia duduk di ujung ranjang, tubuhnya gemetar.

“Mas Azhar kasihan sekali kamu dikhianati. Bertahun-tahun hidup dengan wanita pembohong…”

Air matanya mengalir semakin deras. “Insha Allah, aku tidak akan menceritakan ini dulu. Biar keburukan terbongkar dengan sendirinya. Jangan sampai Berliana jadi korban.”

Tangannya mengusap perutnya yang mulai membuncit. “Ya Allah, pantesan Berliana diperlakukan tidak adil, ternyata dia anak kandung Mas Azhar…”

Nisa merapatkan mukena. Ia berdiri, melangkah ke kamar mandi untuk berwudhu. Selesai, ia bersimpuh di sajadah. Air matanya jatuh bersamaan dengan doa yang mengalir.

“Ya Allah… berikanlah anak-anak kami kesehatan dan kecerdasan. Jadikan mereka anak yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara…”

Air matanya jatuh ke telapak tangan. “Lindungilah mereka dari segala mara bahaya dan jauhkan dari kejelekan selamatkan mereka di dunia dan akhirat…”

Nisa terisak, menahan suara agar tak terdengar orang. “Ya Allah, bukakan pintu hati Mbak Dian agar bertaubat dan menyadari kesalahannya…”

Pintu kamar Nisa terbuka keras. “Astaghfirullah aladzim…” Nisa terjingkat, sajadahnya sampai sedikit tergeser.

Dian berdiri di ambang pintu, wajahnya merah, sorot matanya tajam.

“Kamu ya!” suaranya meninggi. “Dasar perempuan kampung sok suci! Baru numpang kerja di rumah orang sudah gaya-gayaan jadi ustazah! Kerjaanmu cuma shalat melulu, nggak tahu diri!”

Nisa menghela napas, menenangkan dadanya. “Maafkan saya, Nyonya Muda. Pekerjaan saya sudah selesai, jadi saya gunakan waktu saya untuk beribadah. Itu kewajiban saya kepada Allah.”

Dian melangkah masuk, menunjuk wajah Nisa. “Jangan banyak alasan! Kamu itu cuma pembantu. Jongos! Jangan pikir karena suami saya kasihan sama kamu, kamu bisa berlagak jadi orang penting di rumah ini!”

Nisa menatap pelan, sorot matanya teduh tapi dalam. “Saya memang pembantu, Nyonya Muda. Status saya rendah. Tapi justru karena itu saya harus menjaga diri. Kalau saya kehilangan ibadah saya, apa lagi yang bisa saya banggakan?”

Dian mendengus keras. “Cih! Dasar perempuan rendahan! Orang seperti kamu itu cuma numpang hidup, nggak punya harga diri!”

Nisa tersenyum tipis, suaranya tetap lembut tapi menohok. “Mungkin benar saya orang rendahan, Nyonya Muda. Tapi rendahan di mata manusia belum tentu rendahan di mata Allah. Orang kaya atau miskin, nyonya atau jongos, kalau meninggalkan ibadah ya tetap sama di hadapan-Nya.”

Dian terdiam sepersekian detik, sorot matanya bergetar karena tak menyangka Nisa membalasnya seperti itu.

Nisa menunduk hormat. “Saya mohon izin, Nyonya Muda. Makan malam sudah saya siapkan. Silahkan dinikmati bersama Tuan Alif.”

Dian menggigit bibirnya, lalu berbalik meninggalkan kamar. Bau parfumnya tertinggal bersama amarahnya.

Nisa menatap pintu yang menutup dengan keras. Bibirnya bergerak lirih. “Ya Allah, beri aku kesabaran dan kekuatan. Semoga Nyonya Muda suatu hari memahami…”

Dianti menutup pintu kamar Nisa dengan keras hingga bunyinya menggema ke lorong. Nafasnya naik-turun. Jemarinya mengepal.

“Kenapa aku selalu naik darah setiap kali melihat wajahnya itu?” batinnya bergemuruh.

Di ruang tamu ia mondar-mandir. Dia cuma pembantu. Cuma perempuan kampung. Tapi kenapa jawabannya bisa menusuk hatiku begitu dalam? Dianti memijat pelipisnya. Ia sendiri heran dengan dadanya yang terasa sesak.

Sejak datang ke rumah ini, semua orang memuji-muji dia. Mas Azhar selalu membela dia. Mertua juga sayang padanya.

Apa karena wajahnya yang kelihatan alim itu? Apa karena doa-doanya? Dianti menggigit bibirnya. Ada rasa iri dan takut bercampur.

Kata-kata Nisa tadi terngiang lagi di telinganya: “Rendahan di mata manusia belum tentu rendahan di mata Allah…” Kalimat itu seperti menampar wajahnya sendiri.

“Cih, sok suci!” desis Dianti keras-keras sambil menendang kursi kecil di depannya. “Dia pikir dia siapa?”

Tapi setelah beberapa detik, hatinya yang gelisah mengakui sesuatu yang tak ingin ia akui. Jawaban itu benar.

Aku memang sedang jauh dari Allah. Aku memang kesal karena dia mengingatkanku tanpa menggurui.

Dianti menghela nafas panjang, wajahnya tenggelam di kedua telapak tangannya.

“Aku kenapa jadi begini…?” gumamnya lirih.

1
Iis Dawina
waduh beneran tamat ini..pdhal bgus ceritanya
Shinta Ismayanti
luar biasa 👍🏼
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mampir baca novel baru aku kakak semoga aku bisa gajian bulan depan Amin ya rabbal alamin 😂🙏🏻🤗

judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama.
total 1 replies
Cookies
luar biasa
Cookies
kok tamat thor, azhar blom tau ank istriny msh hidup, semangat ditunggu lanjutanny
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: tamat karena gagal dapat cuan kak kalau lanjut ngenes kak😭😭😭

aku fokus novel baru aku kak judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama.
total 1 replies
Wien Daffa
lah...kok tamat Thor.
nanti bagaimana nasib anak2nya Pak Mayit.
semngat ya.....
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mampir baca novel baru aku kakak judulnya berbeda dari semua Novel aku Judulnya Air Mata Duka Dimalam Pertama
total 1 replies
Cookies
semangat thor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
Cookies
siapa yg tau ttg pernikahan nisa azhar, alif kah
Yensi Juniarti
maaf kak bukan menghujat tapi alurnya muter2..🙏🙏🙏
aku agak binggung bacanya 🙏🙏🙏
Yensi Juniarti: Alhamdulillah kalau begitu 🙏🙏🙏
total 2 replies
Yuliana Tunru
kadang binging baca penulisan mu thorr saat alur cerita x dan diulang kyk pov gitu berulang2 dgn ulasan yg sama jd bertele2..padahal sdh bahus eh malah terusik dgn pov x pengulangan kisah deh
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: iya yah kakak akan diperbaiki kedepannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Yuliana Tunru
wow dian ternyata selinkuh..klo mmg gitu knp msh bertahan dgn azhar cerai gih agar kakian sama2 bahagia dgn pilihan hati
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sama² pemain yah 😂🤭
total 1 replies
Eva Karmita
ya Alloh Nisa Azhar kalian berdua sudah di buatkan cinta ...sadar ngk sih nis ada hati yang lain terluka bilang mengetahui hubungan kalian berdua 💔😩
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Eva Karmita
maju terus Faris jgn gentar rebut hati Nisa ...

Nisa lebih baik menikah dengan duda dari pada jadi plakor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: oh ho duda semakin di depan dong 🤭😂
total 1 replies
Eva Karmita
itu konsekuensi yang harus kamu tanggung Nisa ,, menjadi istri bayangan tak seindah yang dibayangkan akan ada hati yang selalu terluka melihat kemesraan suami dan istri sahnya 💔😭...,, Azhar jangan egois lepaskan Nisa biarkan Nisa mencari kebahagiaan yang lain ,, tidak ada keadilan bagi orang yang berpoligami yang ada hanya luka dan luka yg menggerogoti batin yg penuh luka dan tekanan 💔💔💔💔💔💔
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah...
total 3 replies
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
ya Allah jgn sampai ini menjadi awal yang menyakitkan Nisa kamu sudah menyerahkan diri mu ...,, tidak ada rumah tangga yang baik" saja apalagi diawal dengan keterpaksaan ingat Azhar berstatus suami orang , semoga saja Nisa bisa menjalani hari-harinya dengan baik
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe
total 1 replies
Eva Karmita
😭 yg kuat Nisa.... Azhar plesss kalau kamu memang mencintai istri dan anak mu tolong jangan sampai kamu nyentuh Nisa kasihan Nisa anak yang baik kan kamu udah ngomong ngk bakalan jatuh cinta dengan Nisa
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pasti kuat lah KK
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!