NovelToon NovelToon
Janji Di Titik Surga

Janji Di Titik Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Selingkuh / Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Matabatin / Dunia Lain
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ema Virda

Selama lima tahun pernikahan, Asha dan Fajar memiliki hubungan yang harmonis, saling mencintai dan saling mengerti satu sama lain.

Pernikahan mereka mulai retak, anaknya yang berumur satu tahun meninggal tanpa sebab.
Ujian dan cobaan rumah tangga Asha dan Fajar tidak hanya dari keluarga tapi juga gangguan gangguan makhluk halus. Di tambah saat Asha keguguran anak ke dua yang lagi lagi tanpa sebab.

Apakah mereka bisa menemukan jalan kembali ke titik surga untuk mempertahankan rumah tangga dan cinta mereka ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ema Virda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#31

" Tapi sebenarnya ada apa, ko tiba tiba Abi minta di antar ke desa Jatijajar? Tapi maaf loh Abi. Saya jadi kurang sopan. Tapi saya sangat ... "

" Penasaran."

" Hahaha, iya. Penasaran sekali."

" Sebenarnya ... Ada sesuatu dengan Asha dan firasat Abi, akan menemukan petunjuk di desa Jatijajar. "

" Asha kenapa ?"

Abi mengambil napas dalam dalam, dan memilih bersandar di kursi mobil untuk merilekskan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

" Dalam mimpi, Abi melihat Asha menuju ke sebuah makam kuno. Abi menghalangi dan berusaha untuk menyelamatkan Asha dari makhluk yang jahat yang bersemayam di makam keramat itu. Lalu. Abi memberikan sebuah bungkusan Kain hitam untuk melindunginya."

"Astaghfirullah haladzim, " ucap Fahri tak percaya.

" Di dunia ini memang ada ilmu hitam dan ilmu putih. Jika kita menggunakan ilmu putih dengan baik, kita akan selamat dunia akhirat ... Semoga Allah membantu kita. Karena apa yang Abi pelajari juga mempunyai kelemahan dan keterbatasan."

" Abi tahu siapa orangnya. Apa dia di desa Jatijajar?"

Abi mengangguk, sekarang membenarkan pertanyaan yang terlontar dari Fahri. " Abi hanya memastikan. Apa benar mereka masih hidup apa sudah tewas sekeluarga."

" Astaghfirullah, mereka ! Berarti sekaluarga ?"

" Dulu di desa Jatijajar. Ada satu keluarga yang tewas mengenaskan karena amukan satu kampung yang berbuat anarkis. Karena kejadian itu satu keluarga tewas terpanggang oleh api."

" Astaghfirullah haladzim ... Astaghfirullah haladzim." tangan Fahri merinding saat mendengar cerita Abi.

" Di desa itu ada seorang dukun yang banyak sekali pasien datang dari desa ataupun kota. Karena banyaknya itu, para warga sangat curiga dengan kesaktian dukun itu sehingga mereka menghancurkan rumah dan pendopo tempat dia menyembuhkan orang. Tidak hanya itu saja, seluruhnya termasuk anak anaknya juga mereka bunuh dengan mengenaskan."

" Astaghfirullah haladzim."

" itu saat kami sekeluarga mau pindah. Dan kami melihat api yang sangat besar melalap rumah itu dan ... Aku berlari untuk melihatnya. Lalu ... Ada seseorang yang lari menghampiri para warga dengan kobaran api di dalam tubuhnya. Dan bilang 'Aku bakal mbales tumindak mu marang aku lan keluwarga ku Hahahaha, elinga, dendam bakal teka ( aku akan balas dendam dengan apa yang sudah kalian lakukan kepadaku dan keluarga. Hahaha, ingat ! Dendam bakal datang) "

Abi terdiam sejenak, kemudian berkata. Saat itu aku merasakan hal yang aneh, saat ucapannya kepada seluruh warga. Ada energi negatif yang sangat besar keluar dari dalam tubuhnya. Yang membuat ku terhuyung sejenak dan kepala ku menjadi sangat berat seperti ada besi yang memecahkan isi kepala ku."

Fahri yang mendengar cerita Abi berkali kali menelan ludah. Dia mengendarai mobilnya dengan hati yang gusar. " Lalu. Abi ke desa Jatijajar hanya memastikan semua tewas atau ada hal yang lain ?"

" Ada yang ingin aku tahu tentang desa Jatijajar yang sudah lama aku tinggalkan."

Pandangan Abi menatap lurus kedepan seakan jalan raya di depannya seperti medan pertempuran yang akan sangat panjang. Netranya yang terlihat gelisah mencoba untuk menangani semua yang terjadi. Firasatnya belum tenang sebelum dia memastikan kebenarannya. Dia merasa seperti di persimpangan jalan, tak tahu apa yang harus dilakukan untuk selanjutnya.

Lalu, sinar senja bersinar dengan warna ke oranye yang sangat terang yang menembus jendela kamar Asha dan menerangi ruangan yang gelap. Cahaya itu seperti membawa harapan yang baru untuk Asha tapi juga mengingatkan pada kenyataan pahit yang harus dihadapi.

Asha masih memperhatikan foto pernikahannya yang sudah berserakan di lantai. Netranya yang merah dan bengkak memandang ke arah foto dengan kesedihan yang mendalam. Dia Kehilangan segalanya, kehilangan cinta, kehilangan kepercayaan dan kehilangan harapan.

Asha membungkuk dan mengambil salah satu pecahan kaca itu. Memandangnya dengan netra yang berkaca kaca. Dia terjebak dalam lingkaran kesedihan yang tak ada habis habisnya.

Suara kunci pintu terdengar gaduh seperti mencari tempat yang pas untuk membukanya. Dengan suar yang lantang Dewi memanggil manggil Asha namun tak ada sahutan dari dalam.

Dari halaman depan terdengar suara langkah kaki yang dengan sigap menghampiri Dewi yang sedang memanggil. Langkah kaki itu berat dan menatap. Seperti langkah seseorang yang mempunyai tujuan.

" Apa yang terjadi kak ?"

Dewi menoleh, dan merasa sedikit tenang karena adiknya baru saja pulang.

" Aku tidak bisa membuka kunci ini Jar. Asha di dalam, aku kuatir terjadi apa apa sama dia. Karena aku dengar ada suara pecahan kaca dari dalam."

" Pecahan kaca ?"

Mendengar jawaban Dewi. Jantung Fajar langsung berdegup lemah, dan pikirannya mulai tak tenang. Dia berusaha membuka pintu dengan kunci yang dipegang Dewi. Namun, kunci itu tak berhasil membukanya.

Dengan rasa yang frustasi, dia mencoba lagi dan lagi, tapi tetap kuncinya tak bisa berputar.

" Ini beneran mbak kuncinya ? Ko tidak bisa di buka buka loh."

" Wis bener Iki Jar. Aku nyari kunci duplikat nya. Yang asli di bawah sama ibu. Dan ibu, ora eroh nang endi (Dan ibu tidak tahu kemana) ? "

'" ibu kenapa kunci Asha di kamar sih mbak ?" tanya Fajar dengan penuh keheranan.

" Mbak tidak tahu, Jar. Ibu juga aneh tadi ... Uminya Asha telpon malah di halangin sam ibu. Dan ... Tadi Asha muntah muntah karena ngidam. Terus di suruh ibu di kamar saja. Tapi ternyata pintunya terkunci."

"Ngidam ? Hamil ?" Fajar terkejut, sekilas ingatannya tertuju pada Laras yang dua hari selalu bersamanya dan Fajar berjanji akan menceraikan Asha dan menikahinya.

" Jar ... Jar, kerungu (denger) istrinya hamil ko malah bengong. Dobrak aja pintunya, Jar."

Sesuai saran dewi, Fajar mengambil napas dalam dalam lalu dengan kekuatan dan tenaga, akhirnya Dia mendobrak pintu kamar.

Suara pintu yang terbuka dengan paksa membuat Asha terkejut, dia menoleh ke arah pintu dengan netra yang merah dan bengkak.

Fajar dan Dewi terkejut. Melihat tangan Asha yang memengang pecahan kaca seolah olah siap untuk menyayat pergelangan urat nadi di tangannya.

" Asha ... Turunkan kacanya. Aku suamimu, aku Fajar ... Taruh kacanya ya." Dengan mencoba menenangkan Asha, Fajar juga mencoba melangkah pelan pelan untuk mendekat kepadanya. Dia tak ingin Asha merasa terancam, takut, dan melakukan tindakan impulsif.

"Asha. Aku di sini. Aku tidak akan meninggalkan mu. Maaf kan aku ... Sekarang, taruh kacanya ya. " Fajar memandang Asha dengan tatapan sedih dan kuatir. "Taruh kacanya ... Aku tidak ingin kamu terluka."

Asha tak menjawab, dia memandang Fajar dengan netra yang penuh kesedihan dan kekecewaan. Fajar merasa bersalah apalagi dia sudah tahu bahwa Asha sedang hamil. Sedangkan dia sedang asyik bersama dengan Laras bermain dan menghabiskan waktu bersama selama dua hari.

Fajar berhasil memengang pecahan kaca itu dan menaruhnya di atas nakas. Fajar memeluk tubuh Asha yang berdiri seperti patung, dengan air mata yang mengalir.

Fajar berkali kali meminta maaf kepada Asha dan berjanji akan selalu bersamanya. " Maaf, aku sudah meninggalkanmu, " ucap Fajar dengan suara lembut dan penuh penyesalan membuat Asha lebih tenang.

" Aku mencintaimu. Aku akan selalu bersamamu. Aku akan selalu melindungi mu."

Mendengar ucapan Fajar membuat air mata Asha mengalir deras tak bisa dihentikan. Fajar memeluknya lebih erat. Dia merasa tak enak hati, merasa bersalah.

" Aku mencintaimu, Asha. Aku akan selalu mencintaimu dan akan selalu bersamamu."

1
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
knp gak dtg aja langsung orang tuanya Asha gak usah pake nelpon
Ema Virda: jika langsung, konflik nya nanti kurang seru kak.
total 1 replies
Soraya
semangat thor lanjut
Soraya
apa orang tuanya asha gak merasakan sesuatu tentang Asha anak nya
Ema Virda: merasakan kak. tapi akan saya bahas di bab selanjutnya
total 1 replies
Soraya
fajar kena guna guna
Soraya
baca cerita seperti ini bikin bingung
Soraya
apa asha gak punya HP
Soraya
apakah musibah yang menimpa Asha krn balas dendam Arya kepada nya
Soraya
Oo ternyata mulut Asya tajem juga
Soraya
hadiah pertama dri q thor
Ema Virda: terimakasih kak
total 1 replies
leli siregar
cepat kali mau sholat, bukankah dia masih nifas?
Ema Virda: express kak seperti kereta 🤭🤭
total 1 replies
Soraya
ini cerita mistik ya thor
Soraya
mampir thor
Valentino (elle/eso)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
Ema Virda: terimakasih kak
total 1 replies
robleis_XD
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Ema Virda: terimakasih
total 1 replies
Victor
🤔😭😭 Akhirnya tamat juga, sedih tapi puas, terima kasih, author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!