Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mommy, Daddy kami kemana?
Devi terkejut karena tidak mendapati kedua anaknya yang tadi ia tinggalkan sebentar untuk membeli minuman di area taman. Jantungnya berdegup kencang, area taman sudah mulai sepi namun kedua anaknya tidak terlihat.
"Zoey, Zion," teriak Devi. Ia mulai panik berbagai macam praduga bersarang di kepalanya. Kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Zoey....Zion. Kalian dimana Nak?," teriak Devi. Kedua matanya mulai berkaca-kaca, bagaimana kalau kedua anaknya di culik?.
Tring
Mama on calling...
"Halo Ma. Ma....anak-anak hilang," ujar Devi dengan suara terdengar bergetar. Air mata mulai membasahi kedua pipinya.
"Mereka sudah ada di apartemen. Kamu ini kenapa meninggalkan mereka di tengah keramaian. Beruntung tadi ada orang yang mengantar mereka ke apartemen," omel sang Mama.
Devi mengusap air matanya dengan kasar."Aku pulang sekarang Ma," ucap Devi segara bergegas meninggalkan area taman setelah mematikan panggilan teleponnya.
Devi menghela nafas lega, ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika kedua anaknya benar benar hilang. Ia bergegas memasuki lift sesampainya di gedung apartemen. Jantungnya masih berdegup dengan kencang. Ia benar-benar tidak sanggup kehilangan kedua anaknya yang selama ini menjadi sumber kekuatannya untuk melanjutkan hidup setelah kehancuran hidup yang ia alami.
Keluar dari lift Devi langsung bergegas menuju unit apartemen nya. Ia mengetuk pintu apartemennya dan saat terbuka ia langsung bergegas masuk.
"Zoey... Zion," seru Devi.
"Mommy," Zoey berlari menghampiri Devi saat mendengar suara dang ibu menyerukan namanya. Ia langsung berhamburan memeluk sang ibu.
"Zoey... Mommy benar benar takut sayang. Maafkan Mommy meninggalkan kalian berdua terlalu lama," ucap Devi memeluk sang putri dengan begitu erat.
"Iya Mommy," angguk Zoey.
"Siapa yang sudah mengantar kalian ke sini?," tanya Devi saat Zoom berjalan mendekatinya.
"Daddy....," jawab Zoey dengan wajah polosnya.
"Daddy?," beo Diva dengan kening berkerut.
Zoey segara melarat ucapannya setelah mendapat tatapan tajam dari Kakaknya."Maksudnya, calon Daddy kami. Mommy aku dan Kakak sudah menemukan pria yang akan menjadi Daddy kami," ucap Zoey.
Devi menggeleng kecil mendengar ucapan sang putri."Jangan mengada-ada Zoey, Daddy kalian mau Mommy kemana kan?," jawab Devi.
"Mommy, sebenarnya Daddy kami kemana?," pertanyaan itu kini datang dari Zion.
Devi menatap sekilas pada sang Mama yang berdiri tidak jauh darinya tampak terkejut dengan pertanyaan Zion. Devi kembali menoleh kepada kedua anaknya, selama ini mereka tidak pernah menanyakan tengah Daddy mereka.
"Zion...Daddy kamu dan Zoey saat ini sedang bekerja dan belum bisa pulang," jawab Devi yang terpaksa berbohong. Ia tidak ingin kedua anaknya nantinya kecewa saat mendapati kalau Daddy-nya mungkin saja Daddy dari anak orang lain.
"Apakah selama itu?," tanya Zion.
Devi merasa tersudutkan oleh pertanyaan Zion."Daddy pernah pulang saat kalian masih bayi tapi setelah itu tidak lagi," bohong Devi.
"Mommy, teknologi sekarang sudah canggih. Dimana pun Daddy berada, kita bisa menghubunginya melalui telepon. Mommy tolong telepon Daddy untuk kami," ucap Zoey menyatukan kedua tangannya di depan dada bentuk permohonannya pada Mommy nya. Meski sebenarnya ia sudah tahu siapa Daddy-nya tapi ia ingin mendengar langsung siapa Daddy-nya dari mulut Mommy nya.
Devi segara berdiri dan melangkah pergi meninggalkan kedua anaknya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Jika ia jujur, ia takut keduanya anaknya terluka. Ibra bisa saja sudah memiliki anak seusia anaknya bersama istrinya.
"Zoey, Zion. Cucu Nenek, jangan bersedih ya. Nanti kita bicarakan ini lagu sama Mommy kalian. Jangan memaksa Mommy sekarang," ucap Rahma Mamanya Devi.
"Nenek pasti tahu siapa Daddy kami kan?," jawab Zoey.
Rahma terkejut mendengar pertanyaan Zoey, anak usia lima tahun seperti Zoey kenapa begitu sangat selektif seperti ini?.
"Zoey...Nenek tidak tahu dimana Daddy kalian. Hanya Mommy kalian yang tahu," jawab Rahma. Ia tidak memiliki hak untuk mengatakan pada Zoey dan Zion siapa Daddy mereka sebenarnya.
Zoey menundukkan kepalanya ke bawah menahan tangisannya. Meski ia sudah bertemu dengan Daddy-nya tapi tetap saja ia ingin Mommy nya mengatakan yang sebenarnya padanya. Ia melangkah pergi begitu saja dengan wajah murungnya menuju kamar nya dikuti Zion dari belakang.
Rahma mendesah berat, ia harus membicarakan hal ini dengan Devi dan suaminya. Ia tidak tega melihat wajah muram dari kedua cucunya.
***
"Kakak kenapa orang dewasa itu selalu saja suka berbohong?," tanya Zoey pada Zion sesampainya di kamar mereka.
"Entah lah Zoey," jawab Zion diikuti gelengan kecil.
"Daddy juga, kenapa dia tidak peka saat bertemu kita tadi. Padahal wajah Kakak begitu mirip dengan nya," ucap Zoey.
"Zoey, biarkan Daddy menyelidiki tentang kita dulu. Semuanya tidak semudah yang kamu bayangkan. Kalau Mommy tidak mau mempertemukan kita dengan Daddy maka kita yang akan mempertemukan mereka," jawab Zion.
"Kak, kamu bisa bicara sepanjang itu?," tanya Zoey yang sedikit terkejut Kakaknya bisa bicara panjang lebar seperti itu karena selama ini Kakaknya begitu sangat irit bicara.
Zion menatap tidak suka pada Zoey yang terlihat meledek nya. Ia segara membalikkan badannya dan melangkah menuju meja kecil nya dan mengambil ponselnya.
Sementara itu di unit apartemennya Ibra tampak serius menatap layar laptopnya. Ia memang sudah yakin kalau Zoey dan Zion adalah anaknya. Saat ia mengantarkan keduanya kembali ke unit apartemennya, ia mendapati Mamanya Devi di sana dan kedua bocah kembar itu menyebutnya Nenek. Tapi tetap saja ia harus menyelidiki yang sebenarnya.
Kalau memang keduanya anaknya, kenapa Devi tidak memberitahu nya dan meminta pertanggungjawaban darinya. Ibra terus menyelidiki akun Diva Marcia. Dari akun itu ia menemukan banyak foto-foto kebersamaan Devi bersama kedua anaknya termasuk foto saat kelahiran kedua anaknya.
Ia tidak bisa membayangkan hari-hari sulit yang dilalui Devi selama hamil kedua anaknya tanpa kehadirannya. Ia mengusap wajahnya dengan kasar merutuki kebodohannya. Kenapa ia tidak berpikiran kalau Devi bisa saja menyembunyikan identitasnya.
Tanpa melakukan tes DNA pun ia sudah sangat yakin kalau Zoey dan Zion adalah anaknya. Zion yang begitu mirip dengannya dan Zoey yang baru ia sadari begitu mirip dengan Devi.
"Kalian...maafkan Daddy," gumam Ibra. Sungguh ia tidak menyangka, jika hubungan satu malamnya dengan Devi bisa menghasilkan dua anak sekaligus. Padahal sampai hari ini ia masih belum sembuh dari penyakitnya namun saat berdekatan dengan Devi ia selalu merasa bergairah.
Dan saat malam menjelang, Ibra keluar dari apartemennya setelah hampir seharian bergelut dengan laptopnya menyelesaikan pekerjaannya yang kemarin tertunda.
Malam ini ia berencana untuk bertemu dengan Riu dan Lucky di salah satu kafe. Sebenarnya Lucky mengajaknya bertemu di Club namun ia menolak nya dengan tegas. Ia tidak mau lagi ke sana semenjak kejadian dimana ia dan Devi berakhir diatas ranjang. Ia tidak ingin kejadian itu terulang lagi meski tidak akan ada yang bisa membangunkan miliknya selain Devi.
Bisa saja ia malam ini membatalkan janjinya dengan kedua sahabatnya lalu menemui Devi di apartemennya tapi ia tidak ingin secepat itu. Devi, wanita itu sedikit keras kepala dan ia harus bisa meluluhkan hati wanita itu dulu. Mungkin kedua anaknya nanti bisa membantu tapi tidak sekarang. Masih banyak waktu untuk mendekati wanita itu dan meluluhkan hatinya.
...****************...
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎