Aluna Maharani dan Reza Mahesa sudah bersahabat sejak SMA. Mereka kuliah di jurusan yang sama, lalu bersama-sama bekerja di PT. Graha Pratama hingga hampir tujuh tahun lamanya.
Kedekatan yang terjalin membuat Aluna yakin, perhatian kecil yang Reza berikan selama ini adalah tanda cinta. Baginya, Reza adalah rumah.
Namun keyakinan itu mulai goyah saat Kezia Ayudira, pegawai kontrak baru, masuk ke kantor mereka. Sejak awal pertemuan, Aluna merasakan ada yang berbeda dari cara Reza memperlakukan Kezia.
Di tengah kegelisahannya, hadir sosok Revan Dirgantara. Seorang CEO muda yang berwibawa dari perusahaan sebelah, sekaligus sahabat Reza. Revan yang awalnya sekadar dikenalkan oleh Reza, justru membuka lembaran baru dalam hidup Aluna. Berbeda dengan Reza, perhatian Revan terasa nyata, matang, dan tidak membuatnya menebak-nebak.
Sebuah kisah tentang cinta yang salah tafsir, persahabatan yang diuji, dan keberanian untuk melepaskan demi menemukan arti kebahagiaan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqueena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KLIEN SEBELAH
Setelah waktu yang mendebarkan tadi, Revan kembali ke apartment nya. Begitu juga dengan Aluna, ia akhirnya naik ke unit apartment nya.
Pipi Aluna masih bersemu merah, senyum kecil tak lepas dari wajahnya. Jemarinya menyentuh bibirnya pelan, seolah masih menyimpan hangat dari ciuman tadi.
Begitu membuka pintu, Aluna terkejut melihat Farhan duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong ke arah TV yang menyala. Saat ia masuk, Farhan langsung berdiri, mengambil jaket, lalu menoleh cepat.
"Nuna! lain kali lakukan di tempat tertutup. Aku udah tiga kali muntah gara-gara itu." ucap Farhan
Aluna membeku, wajahnya langsung memanas. "Lakukan apa?" tanya nya, pura-pura tak tau.
Farhan mendengus. "Jangan pura-pura, Nuna. Aku lihat semuanya."
"Lihat apaan? Aku cuma ngobrol kok." Aluna melipat tangan di dada, berusaha menahan senyumnya.
Farhan menatapnya tajam, lalu mengerutkan alisnya. "Ngobrol? Seriusan? Ngobrol biasanya nggak pake acara tempel-tempel bibir, Nuna!"
Aluna langsung memalingkan wajah, pura-pura sibuk melepas sepatu. "Halah, kamu ngaco. Kebanyakan halu."
Farhan mendekat, setengah frustasi. "Nuna! Aku udah muntah tiga kali! TIGA kali! Nuna bilang aku halu?"
Aluna akhirnya tak tahan, senyum kecil lolos juga di sudut bibirnya. "Yaudah, salah sendiri ngeliatin."
Farhan menghela nafas panjang, frustasi dengan kakaknya itu. "Kan! Sekarang mataku yang salah, dasar perempuan."
Ia meraih kunci motor di meja. "Udahlah, aku pulang dulu. Jangan di bangku taman lagi." katanya sambil berlalu.
"Farhannn!!" teriak Aluna sambil tertawa kecil.
Begitu pintu tertutup, Aluna buru-buru masuk ke kamarnya. Ia menjatuhkan diri ke atas kasur, berguling ke kanan-kiri sambil menutupi wajah dengan bantal.
Senyumnya tak pernah hilang, pipinya masih panas, jantungnya terus berdetak kencang.
"AAKKHHHH... AHAHAHAH!!!!" teriak dan tawa girangnya pecah.
...****...
Keesokan harinya, Aluna turun kerja dengan aura berbeda. Wajahnya cerah, senyum kecil tak pernah lepas sejak ia duduk di mejanya.
Di sebelahnya, Reza menoleh sambil memegang ponsel di telinga. "Dia baru datang," ucapnya pada lawan bicara.
Mata Reza menyipit, memperhatikan Aluna yang sibuk menyalakan laptop. "Hmm... Ada yang beda dari dia hari ini. Dari tadi senyum-senyum sendiri." tambahnya kepada seseorang melalui telepon.
Tak lama kemudian, ponsel Aluna bergetar, satu pesan masuk dari Revan.

"Hah? Kok dia tau" gumamnya sambil menoleh ke kanan-kiri.
Pandangannya langsung terhenti ke arah Reza yang saat itu tengah pura-pura sibuk mengetik sambil berbicara melalui telepon.
"Pasti dia nelpon Revan kan?"
Tanpa ragu lagi, Aluna berdiri dan melangkah menuju mejanya. Reza yang melirik sekilas melalui ujung mata, mendadak gugup.
"Kita ketahuan, cepat matikan."
"Kamu teleponan sama siapa, Za?" tanya Aluna curiga.
Reza menaruh ponselnya di atas meja. "Sama... Klien lah, siapa lagi." jawab Reza mantap.
Aluna menyipitkan mata. "Klien mana yang nelpon jam segini, hmm?"
"Klien..." Reza terbata. "Klien pribadi! Sana ah, ganggu aja." tambah Reza cepat.
Aluna mengangguk sok paham. "Oh... Klien pribadi. Klien dari perusahaan sebelah kan?" tebaknya tiba-tiba.
"Ngawur, mana ada klien dari perusahaan sebelah!" bantahnya cepat.
"Oh ya? Yakin?" Aluna mendekat, menyeringai. "Coba sini, lihat. Siapa tau aku kenal sama 'klien pribadi' kamu itu." Aluna mengulurkan tangannya, meminta ponsel Reza.
Reza menahan ponselnya erat-erat. "Nggak bisa dong, ini privasi!"
"Privasi? Atau..."
"Aluna!"
Suara keras dari belakang menjeda perkataannya. Saat berbalik, ia mengernyit melihat Yuna berdiri di sana dengan wajah masam.
"Yuna?" Aluna mendekat. "Mukamu kenapa? Andika lagi yah?"
Yuna menatap sinis kepada Reza. Ia memberi isyarat kepada lelaki itu dengan dua jari yang di arahkan bolak-balik ke arah matanya dan ke arah Reza.
"Awas kamu." gumamnya.
Aluna menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Yuna. "Ternyata karena itu, ayo duduk."
"Kamu kenapa masih mau berteman dengan Reza." bisik Yuna.
Aluna menaikan bahunya santai. "Ya karena aku sudah baik-baik aja, aku sudah lupakan semuanya."
"Lupakan apanya?" Yuna mendengus. "Aku cuma nggak mau kamu punya perasaan lagi sama dia."
"Yun, ayolah. Jangan bahas itu lagi." balas Aluna.
Yuna melirik Reza yang tengah fokus pada komputernya. "Ah, sudahlah. Intinya, aku nggak mau kamu terluka lagi karena dia."
Aluna hanya tersenyum dan mengangguk, ia paham dengan kekhawatiran temannya itu. Namun yang Yuna tak tahu, mulai sekarang sudah tak akan ada lagi perasaan itu.
Lagipula mereka kini sudah memiliki pasangan masing-masing.
Dari mejanya, Reza menghela nafas lega.
"Huhhh, hampir aja ketahuan. Lagian Revan kenapa nggak langsung nelpon Aluna aja sih?" gumamnya.
...****...
"Tunggu!? Pasangan? Maksudmu Thor?"
^^^"Iya pasangan, emang ciuman semalam nggak berarti apa-apa bagimu?😆" ^^^
✒️Bersambung.
...----------------...
Aluna pura-pura nggak tau atau gimana sih? 🤣Mending tanya Mas Revan nya deh hihii.
Ikuti kisahnya sampai akhir yah.
GAMSAHAMNIDA 🌹 🙏🏻
kebanyakan nonton Drakor lu lun..
kali dia emang mau ngasih duit segepok,tapi nyuruh jgn ninggalin anaknya
abis....takut belok beneran
ini mumpung ada betina yg mau dan khilaf🤣🤣🤣
yg penting pasangan perempuan..
seenggaknya lega euy,anak gw ga belok
abis ga pernah ketawan gandeng cewek
di ga tau aja,udah kyk soang anknya maen nyosor Mulu🤣🤣