NovelToon NovelToon
Pelayan Seksi Pemikat Hati

Pelayan Seksi Pemikat Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

"tolong... tolongin saya, saya di bius!" kata seorang gadis pelayan Toko pada seorang pria tampan di depannya. Gadis itu tengah berusaha menyelamatkan diri dari pria tua yang gendut yang hendak melecehkannya.
"hey... anak muda. Jangan ikut campur. Gadis itu milikku, aku sudah membelinya dengan harga mahal." Teriak seorang pria yang baru saja menyusul gadis itu sebelum bertemu pria tampan itu.
Bagaima kisah selanjutnya? akan kah si pria tampan menyerahkan gadis pelayan itu pada pria tua itu? yook kepoin! jangan lupa Like, Subcrebs dan Komennya!
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana

Mal itu Yasmin tampak bingung, ia membeku di kursi cafe, setelah kepergian bu Endang. Bagaimana bisa ia harus menikah dengan putra bu Endang, sedangkan ia masih terikat dengan bramantyo. "aku hari bicara pada pak Bramantyo." gumam Yasmin.

Yasmin pun bangkit dan segera memanggil taksi, ia akan menemui Bramantyo malam ini.

Sesampainya di apartemen, ia sudah di sambut oleh Bramantyo.

"aku pikir kamu tidak akan datang." kata Bramantyo.

Yasmin tak menyahut, ia hanya menghujani pria itu dengan tatapan tajam.

Bramantyo pun akhirnya menarik Yasmin masuk, kemudian menarik pinggang gadis itu hingga menempel erat di tubuhnya. Bibirnya ia tautkan kemudian dengan lembut ia mencium bibir itu.

"andai kau tak hamil, maka aku menginginkan dirimu menemani aku di ranjang." ucapnya.

Yasmin menatap pria itu, ia kembali berpikir. Pria kaya dan mapan seperti Bramantyo, mana mungkin akan menikahinya. Sungguh ia dan pria ini bagaikan langit dan bumi. Tidak akan pernah bisa bersatu. "pak Bramantyo, apakah anda menginginkan anak ini?" tanyanya dengan suara sesak.

Bramantyo membalas tatapan Yasmin heran. "tentu saja. Bayi ini akan menjadi milikku." sahutnya.

"kalau begitu, apakah setelah bayi ini lahir, akankah kau membebaskan aku?"

Bramantyo perlahan merenggangkan tangannya. Ada raut kecewa yang terukir di wajahnya. "kenapa? apa kau tak menginginkan anak ini?"

Bukan seperti itu, pak. Karena selepas anak ini saya lahirkan. Saya akan menikah." sahutnya.

"apa? menikah?" Bramantyo terbelalak.

Yasmin mengangguk, "iya, pak. Setelah bayi ini lahir, saya akan menikah.

"tidak, aku tidak akan mengijinkan dirimu untuk menikah." sergah Bramantyo.

"Tapi kenapa pak?" tanya Yasmin heran.

"karena hanya aku yang boleh menjadi suamimu. Aku tidak mau anakku berbagi ibu dengan anak lain. Kau hanya akan menjadi ibu anak anakku." kata Bramantyo pelan namun tegas.

Terlalu sulit bagi Yasmin untuk menolak. Tapi, dia juga tidak bisa menerima. Mereka jelas beda kasta, Keluarga Bramantyo sudah pasti tak akan pernah menerimanya.

Bramantyo menatap tajam Yasmin, "jika kau menolaknya, maka kau harus melunasi semua hutang hutangmu padaku. Tapi sebaliknya, jik kau bersedia menikah denganku, maka aku akan bebaskan semua hutangmu padaku."

Yasmin terdiam, sebenarnya ini bukan masalah uang, tapi ini masalah kasta yang memberatkan Yasmin. Dia tidak ingin nantinya akan di hina ataupun di tolak oleh keluarga Bramantyo.

Bramantyo menatap Yasmin, ada ragu sekaligus rasa tak percaya. Dia tak pernah di tolak oleh wanita manapun, namun kali ini seorang pelayan toko terang terangan menolaknya. "kenapa kau menolak?"

"maafkan saya, pak. Tapi status kita sangat beda jauh. Bapak orang kaya sedangkan saya hanya orang miskin. Keluarga bapak pasti tidak ak@n menerima saya." kata Yasmin dengan mata yang berkaca kaca.

Bramantyo terenyuh, ternyata hanya masalah status. Ia pun akhirnya tersenyum. Hatinya merasa mantap dengan gadis ini. "jadi hanya masalah itu. Kamu jangan khawatir, aku bisa atur semuanya. Asalkan kau bersedia menikah denganku, maka semua akan baik baik saja." sahut Bramantyo berusaha meyakinkan.

Pria itu menggenggam tangan Yasmin erat, mencoba memberikannya ketenangan. "bagaimana? apa kau mau menikah denganku?" tanyanya lagi.

Yasmin mengangguk, jika tentu saja dia mau, apalagi nanti anaknya akan memiliki ayah dan ibu yang lengkap. Meski ia sebenarnya merasa ragu dengan ucapan Bramantyo.

"kalau begitu, besok kita akan menikah. Apa kau bersedia?" tanya Bramantyo.

"Besok?" Yasmin terperanjat kaget. "Secepat itu?"

Bramantyo mengangguk, "lalu kapan? apa nunggu anak kita lahir dulu baru kamu akan nikah sama aku?" Bramantyo mulai kesal. Yasmin gak nyambung nyambung saat di ajak serius.

"tapi aku harus beritahukan bapak dan ibu dulu." sahut Yasmin. Bagaimana bisa ia menikah jika kedua orang tua angkatnya tidak di beri tahu.

"boleh, tapi hanya bapakmu saja. Sedangkan ibu dan saudara angkatmu tidak boleh tahu. Mereka hanya akan membuat masalah saja. Sepertinya mereka sangat tidak suka sama kamu."

"Dengar, aku tidak mau ada kata penolakan lagi. Kau harus menikah denganku, ini demi anak kita." kata Bramantyo.

Yasmin mengangguk, ia kini jauh lebih tenang. Soal bu Endang, biar nanti dia bisa bicarakan. Setidaknya masalah Bramantyo sudah ada keputusan yang meyakinkan.

"Yasudah, sekarang kamu istirahat saja. Aku akan pesan kan makanan untukmu. Kamu pasti lapar."

Yasmin mengangguk, ia pun duduk di sofa dengan menyandarkan kepala.

Sementara Bramantyo mendapatkan panggilan, ponselnya tiada henti berdering membuat pria berjambang itu menjadi kesal. Dengan wajah merengut, Bramantyo pun akhirnya mengangkat panggilan yang tak lain dari ibunya. "halo, iya ma. Ada apa?"

"Bramantyo, sekarang kamu harus pulang. Ada yang ingin mama bicarakan padamu." kata mamanya di seberang.

Bramantyo hanya bisa mendengus, "ma, Bram lagi capek. Besok saja, ya?" ucapnya.

"gak bisa, pokoknya kamu harus pulang sekarang." suara bu Endang memaksa di seberang.

"sudahlah, ma. Besok saja. Aku lagi capek. Lagian cuma di tunda besok apa bedanya, sih..!!" Bramantyo kesal. ia tahu sang mama pasti ingin menjodohkan dirinya lagi dengan wanita pilihannya. Tak menunggu ijin, Bramantyo pun langsung mematikan ponselnya sepihak, membuat sang mama berteriak karena kesal.

Bramantyo kembali fokus pada Yasmin yang terlihat kelelahan. "Yasmin kamu pasti lelah. Tunggulah sebentar, nanti makanan pasti akan datang."

"hmm...!" Yasmin mengangguk. "Ia menatap Bramantyo yang terlihat kesal. " ada apa, pak? pasti dari ibunya ya?"

Bramantyo menoleh, "iya, mama Minta aku untuk pulang sekarang."

"kalau begitu pulanglah, pak. Biar saya juga akan pulang." kata Yasmin merasa tak enak.

"tidak bisa. Ini sudah malam. Kamu di sini saja. Biar besok saja aku pulang. Itupun jika aku dan kamu sudah resmi menikah."

"apa, pak? besok menikah?" Yasmin terperanjat kaget.

"iya, besok pagi. Besok kamu hubungi bapak kamu untuk ke KUA. Kita menikah di sana. Dan aku akan menghubungi bu indah untuk menjadi saksi atas pernikahan kita nanti." kata Bramantyo dengan tegas tanpa ada keraguan.

"Tapi, pak. Kenapa begitu cepat? Aku kan belum siap?!!"

"Yasmin, kamu jangan khawatir, ini hanya pernikahan untuk mendapatkan surat nikah secara sah. Setelah itu, kita akan menikah secara besar besaran dengan menghadirkan sebuah pesta. Besok kita harus sudah mendapatkan akte nikah, karena lusa, aku akan mengenalkan kamu di acara ulang tahun kakek sebagai istriku. Semua harus siap, karena aku tidak ingin kakek meragukan pernikahan kita, apalagi saat ini kamu sudah hamil anakku, semua keluarga pasti sangat senang, terutama mama. Dari dulu dia selalu memintaku untuk menikah karena sangat menginginkan seorang cucu sebagai penerus di keluarga Hermawan." kata Bramantyo penuh harap, berharap agar semua berjalan lancar di saat pesta ulang tahun kakeknya. Dan dia akan hadir dengan membawa Yasmin yang sedang mengandung pewaris sebagai hadiah kejutan.

1
Nadira Bugis
lanjutan mana kak 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!