NovelToon NovelToon
JURUS-JURUS TERLARANG

JURUS-JURUS TERLARANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Penyelamat
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

Dimana masih ada konsep pemenang, maka orang yang dikalahkan tetap ada.

SAKA AKSARA -- dalam mengemban 'Jurus-Jurus Terlarang', penumpas bathil dan kesombongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKSARA 35

Keadaan hening saat pasang kaki Saka dan Jill memasuki halaman belakang bangunan yang mungkin dulunya adalah sebuah rumah makan atau bisa jadi pabrik rumahan.

Banyak sampah industri serupa plastik dan kardus-kardus berserak di beberapa tempat. Ilalang meninggi di satu sisi, tidak terjamah.

Udara mendadak terasa semakin panas saat kedua anak itu menapaki ruangan yang dimasuki dari kusen tanpa pintu. Hanya menggeser sehelai asbes yang dipakai menghalangi setengah lawang. Ruangan itu kosong melompong dan sangat kotor.

Ada pintu lain yang daunnya terbuat dari logam lumayan kuat, Saka menghentikan gerak, wajahnya mendadak sok dramatis.

"Ada apa, Sak?" tanya Jill dengan suara rendah.

"Gua kayak dengar sesuatu deh," jawab Saka, telinga terpasang awas. "Coba lu dengerin."

Jill menuruti memasang telinga lebih dekat ke pintu, lalu .... "Iya. Suara tonggeret."

Jir!

"Lawak juga lu!" kata Saka.

Jill terkekeh kecil. "Jadi mau masuk nggak?" tanyanya.

"Masuklah, masak kagak!"

Bulat keputusan, ini sudah memasuki area.

Perlahan, handle pintu diputar Saka, namun .... "Dikonci, Jill."

"Masa?"

"Lu coba aja.”

Jill mencoba juga. “Iya, dikunci, Sak.”

“Kagak ada pintu lagi, ya?” Saka berkeliling badan.

Namun Jill ... “Bentar," katanya.

Saka menghentikan gerak, lalu memerhatikan Jill yang nampak sedang berancang-ancang, sepertinya mau mendobrak pintu.

DUAK!

Tendangan pertama si half-bule gagal.

DUAK!

Juga sama.

"Jirr, keras banget ni pintu!"

Sabuk hitam taekwondo pun tak bisa menaklukkan kokohnya pintu yang tingginya tidak biasa itu. Jill sampai terengah.

Salahnya mereka berakhir tapak di bagian belakang bangunan, sementara kedua sisi bangunan celahnya tertutup barang-barang berat yang sulit dilalu dan lebih parah tembok tingginya yang penuh ranjau.

"Kayaknya kita harus cari jalan laen deh, Sak."

Belum menanggapi saran yang diucapkan Jill, Saka malah menengok ponsel dalam genggaman. Ada pesan dari Pandu.

Titik GPS posisi Deja sudah tepat. Dia pasti di dalam.

Sebentar Saka berkeliling badan seraya memerhatikan setiap detail. Hanya ada tembok yang sama tinggi.

"Kita lewat depan aja," kata Jill lagi.

Saka melengak ke wajah si bule separo sembari berpikir.

Jika begitu, artinya mereka harus berputar. Setidaknya kembali mendekat ke posisi mobil Jill terparkir yang mana ada Alfa dan Pandu menunggu di sana, baru bisa berbelok ke bagian muka. Tapi sepertinya Saka masih penasaran dengan pintu logam yang dua kali gagal terbuka dengan tendangan Jill Ardian. Ditatapnya pintu itu dari bawah sampai ke atas.

"Gua coba dulu deh, Jill. Sapa tau rezeki kita beda."

Jill melengos sambil tersenyum miring. "Coba aja.”

"Pegang dulu."

Ponsel Saka berpindah ke genggaman Jill. Sekarang giliran, dia yang memerhatikan Saka sedang berancang-ancang.

DUAGGH!

Jill terkekeh, Saka gagal. “Apa gua kata, 'kan?”

“Lagi deh.” Saka tak tersurut.

Namun kening Jill sedikit berkerut di percobaan kedua Saka. Cara persiapan yang berbeda.

Jika barusan Saka memilih mundur lima langkah ke belakang untuk mengambil jarak untuk berancang-ancang, seperti dirinya tadi, sekarang Saka hanya mundur sedikit, memejamkan mata, lalu melotot ke pintu dan ....

“Haha!" Jill tertawa. “Kemat khodam luー”

BRAAKK!

?

Jill Ardian terpelongo.

Pintu berhasil terbuka hanya dengan satu tendangan keras Saka di jarak dekat. Keras daun lebarnya menampar lantai.

“Sak, elu ...."

Saka bergeming, dia juga terkejut sendiri. "Berhasil," gumamnya, takjub.

Adalah jurus terlarang kedua: JEJAG SAPU JAGAT, yang digunakannya barusan.

Saka berpikir, jika tendangan ringan bisa meretakkan pohon, maka tendangan yang lebih serius bisa digunakan untuk pintu logam yang sombong itu.

Dan berhasil.

"Jadi ini gunanya." Dia masih tidak percaya bisa menggunakan jurus warisan leluhurnya Faaz Wardani. Itu adalah kehormatan karena bukan dari leluhurnya sendiri.

"WOY! SIAPA KALIAN?!"

Teriakan itu mengentak perhatian dua anak yang awalnya sama-sama termehek dengan pintu yang sudah tumbang beberapa meter ke dalam.

"Hehe, Om. Kita lagi nyari temen nih." Saka menjawab sembari cengengesan dan garuk pelipis.

 Orang itu seorang pria dengan tubuh tinggi namun tak kekar, masih belum pas untuk disebut seorang anggota geng mafia dan gangster kelas eksklusif.

Dari matanya orang ini juga sangat terkejut melihat pintu yang penyok tercampak di hadapannya. "Apa yang lu lakuin sama pintunya, Bocah?!"

"Hehe, cuma pake kaki dikit, Om. Masih bisa diservis kok sama tukang," jawab Saka sekena lidah.

Jill melupakan rasa kagumnya terhadap tendangan super Saka, sekarang dia bergerak maju ke depan. "Jadi temen kami itu ... ada di dalam, 'kan?" tanyanya tak buang waktu.

"Temen kata lu?!"

Matanya orang itu menajam.

Walaupun badannya kecil, Saka dan Jill sama-sama tak bisa meremehkan. Bentuk fisik bukan tolak ukur seseorang bisa dinyatakan kuat ataupun lemah. Seorang yang sudah terlibat dengan kejahatan seperti itu, selain keberanian, pasti sedikitnya tahu bagaimana caranya memukul yang benar.

"GPS, Om. Gps di hapenya nunjukkin kalo dia ada di sini," jawab santai Saka sembari menunjuk ponsel yang ada di tangan Jill Ardian.

"GPS?" Wajah orang itu bertanya-tanya, tapi rautnya tetap di mode garang.

Lalu dengan tenang Saka melangkah mendekati pria itu. Dengan senyumnya dia berkata, "Itu dia. Buat mastiin dia bener-bener ada di sini sesuai GPS-nya, artinya kita harus cari ke seluruh tempat ini, kan, Om?"

Kedipan mata Saka menyadarkan lelaki itu bahwa dia sedang ditantang.

"BOCAH-BOCAH EDAN!!"

Akhirnya babak pertama dimulai.

Tidak buang waktu dan langsung ke bagian keras.

Orang itu maju sebat ke arah Saka dengan kepalan sudah ketat.

Namun Saka menghindari saat satu tonjokan ditujukan pada wajahnya, disambung cepat oleh Jill Ardian dengan tendangan di bagian pinggang. Langsung mementalkan lawan ke samping menimpa sebuah meja kosong yang sudah usang. Meja itu hancur dalam sekejap.

"Sialan!" geram orang itu sembari kembali berdiri, ngilu sedikit ditahannya saja.

"Ada apaan, nih?!"

Dua orang muncul dari arah dalam, langsung terkejut mendapati pintu yang ambruk. Lalu menoleh temannya yang akan maju kembali menyerang dua anak muda dengan seragam SMA yang sepertinya punya kekuatan cukup.

"Krucil-krucil ini siapa?" tanya salah satu.

BUG!

Satu pukulan Saka menumbangkan orang pertama tadi dengan penutup mata dibuat juling.

Mengejutkan dua rekannya yang baru datang.

"Waa, bocah-bocah gila ini dari mana datangnya?"

Saka tak bisa menunggu, dia lebih dulu maju menyerang pria yang cukup berisik itu. Jill sigap menghadapi satunya lagi.

Ruangan ini gaduh dalam sekejap, sampai mengundang lebih banyak pria lain dengan beragam postur.

Gerakan Saka yang seperti kincir cukup menyulitkan mereka, juga Jill yang cukup kuat dengan modal sabuk hitamnya.

Dua lawan banyak, tapi belum satu pun bisa menumbangkan Jill apalagi Saka.

Pergelutan sampai bergerak ke ruangan lain.

Napas Jill mulai terengah, namun kekuatannya masih cukup untuk melawan setidaknya dua orang lagi saja.

Sedang Saka, walaupun keringat bercucur dan rambutnya sudah kacau dari tatanan pomade, otot-ototnya masih ketat dan belum kelihatan kewalahannya.

Dalam dua menit kemudian, mereka yang jumlahnya mungkin 15 orang itu, habis terkapar.

"Cepet cari Deja, Sak!" seru Jill.

Saka mengangguk. Lalu keduanya menyebar ke arah berbeda untuk mencari keberadaan Deja.

Sampai ....

"JA!"

Suara Jill yang cukup keras didengar Saka, sebat dia melanting ke arah suara itu berasal.

Mata Saka terkejut melihat wajah yang hanya dikenalnya melalui foto, terkulai di satu sudut dalam posisi bonyok, itu Deja.

Namun yang lebih mengejutkan adalah: Jill yang sedang dalam posisi terancam.

1
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
up
Batsa Pamungkas Surya
saya tunggu kelanjutan kisah nya.. semangat.....
Batsa Pamungkas Surya
bikin deg deg plus
Batsa Pamungkas Surya
saka minta DP ternyata
Batsa Pamungkas Surya
mantaap lo sak
Batsa Pamungkas Surya
mmataaap
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: mantap dong, Kak. besok nikah🤣
total 1 replies
Batsa Pamungkas Surya
saka jangan buat mamamu khawatir
Batsa Pamungkas Surya
purple dpt salam olah raga juga
Batsa Pamungkas Surya
yah nunggu lagi dech
Be___Mei
masa masa kayak gini bakal jadi kenangan manis, asem, pedes kek masakan udang manis emak 🥺🤣
Elisabeth Santi Kris Andini
Ditunggu segera cerita lanjutannya ya Kak, penasaran kisahnya Saka Aksara gimana... Termasuk kisah percintaannya hehe..
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: 𝐒𝐢𝐚𝐩, 𝐊𝐚𝐤𝐚𝐤. 𝐀𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚 𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐤𝐨𝐤. 𝐃𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬, 𝐲𝐚 ...
𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐡𝐭𝐞𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮, 𝐊𝐚𝐤 𝐄𝐥𝐢𝐬𝐚𝐛𝐞𝐭𝐡 😍
total 1 replies
Machan
kagak bole terperosok ye, Saka
Machan
bikin jebol apa tuh
Machan
nyolong jambu tetangga aja digebukin
Machan
rakyatnya klo segepok berubah nominal jadi bapaknya ya😜
Machan
dia terkejot
Machan
eits, sekali gibeng mental dong pasti
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Tutung, Mak🤣
total 1 replies
Be___Mei
kwkwkwk Maren ditolak, hari ini begaye dikit gpp ya sak 😂😂
Be___Mei
Duilehhhh, apa lagi sih Sak 😭 ambil aja udaahh
Be___Mei: hilih, diambil orang ntar nageeesss 😂😂
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!